KABUPATEN KARAWANG
TAHUN : 2016 - 2020
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. Gambaran Kabupaten Karawang
Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107002’-107040’ BT dan 5056’-6034’ LS,
termasuk daerah dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0-1.279
meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0-20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan
suhu rata-rata 270 C.
Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72 %
dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Mil x 84,23 Km,dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang
Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi
Pada tahun 2016 Kabupaten Karawang memiliki 30 kecamatan yang terdiri dari 297 desa dan 12 kelurahan.
2.1.1.2. Topografi
Topografi di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 m dpl)
terletak pada bagian utara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes,
Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang, Jatisari,
Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta, Majalaya, sebagian Cikampek dan
sebagian Ciampel. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit di bagian
selatan dengan ketinggian antara 26 – 1.200 dpl. Daerah perbukitan tersebut antara lain : Gunung
Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh,
Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus, Cielus, Tonjong
dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar di Kecamatan Tegalwaru, sebagian
kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Ciampel.
Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas yang terhampar di
bagian pantai Utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas,
terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan,
terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedangkan di bagian Selatan terletak Gunung
2.1.1.3. Hidrologi
Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke Utara arah Sungai Citarum dan
merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan Sungai
Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang.
Selain sungai, terdapat juga 3 buah saluran irigasi yang besar yaituSaluran Induk Tarum Utara,
Saluran Induk Tarum Tengah dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan
sawah, tambak dan keperluan Industri.
Tabel 2.1
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan georografis dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat beragam menurut
bulan. Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2014 mencapai 2.046
mm dengan rata- rata hari hujan sebesar 100 hh. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari yaitu rata-rata mencapai 758 mm, dan yang terendah terjadi pada Bulan
Oktober yaitu secara rata-rata hanya 5 mm.
2.1.2. Demografi
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Karawang mencapai 2.250.120 jiwa. Angka ini
didapatkan dari hasil proyeksi dxan angka tersebut masih sementara.
Penduduk laki-laki pada tahun 2014 berjumlah 1.154.982 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 1.095.138 jiwa. Seks rasio penduduk Kabupaten Karawang adalah
105,46 yang artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan.
CC
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Karawang diarahkan untuk menjadikan pertanian dan industri
sebagai basis dalam mewujudkan kesejahteraan, dengan tetap memperhatikan daya dukung
lingkungan serta keserasian tata ruang dengan tata ruang nasional, provinsi dan wilayah sekitarnya.
Untuk itu maka kebijakan penataan ruang Kabupaten Karawang adalah :
(1). Mengembangkan kawasan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis dalam rangka mendukung
pengembangan pertanian dan industri;
(2). Melestarikan lahan tanaman pangan yang mendukung pengelolaan pertanian lahan basah
berkelanjutan;
(3). Memantapkan pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan industri;
(4). Mengembangkan sistem jaringan prasarana yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan yang ada
serta mampu melayani keseluruhan wilayah;
(5). Memantapkan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan;
(6). Mengembangkan pola ruang wilayah yang mengarahkan distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah berdasarkan kebutuhan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya.
Untuk lebih menjabarkan kebijakan penataan ruang tersebut, maka dalam rangka mewujudkan tujuan
penataan ruang di Kabupaten Karawang, strategi penataan ruang Kabupaten Karawang dirumuskan
sebagai berikut :
(1). Strategi pengembangan kawasan perkotaan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis dalam
rangka mendukung pengembangan pertanian dan industri yang meliputi :
Mengembangkan kawasan perkotaan Cikampek meliputi Kecamatan Cikampek, Kotabaru,
Purwasari, dan kawasan perkotaan Karawang meliputi Kecamatan Karawang Barat, Karawang
Timur, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, dan Klari;
Mengembangkan kecamatan Klari, Purwasari, Jatisari, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur,
Kotabaru, Tirtamulya, Telagasari, Batujaya, Pedes, Majalaya, Cilamaya Kulon, Tegalwaru,
Pangkalan, dan Lemahabang yang memiliki potensi sebagai pusat pelayanan kawasan;
Mengembangkan kecamatan Tempuran, Banyusari, Pakisjaya, Ciampel, Cilebar, Rawamerta,
Jayakerta dan Kutawaluya yang memiliki potensi sebagai pusat pelayanan lingkungan;
Mengembangkan pusat koleksi dan distribusi kegiatan pertanian lahan basah, perkebunan,
dan hortikultura di Kecamatan Rengasdengklok dan Cilamaya Wetan;
Mengembangkan pusat-pusat pengembangan industri di Kecamatan Cikampek, Telukjambe
Barat, Telukjambe Timur, Klari, dan Ciampel.
(2). Strategi pelestarian lahan tanaman pangan yang mendukung pengelolaan pertanian lahan basah
berkelanjutan meiputi :
Menetapkan kawasan yang secara eksisting didominasi oleh lahan pertanian sebagai kawasan
peruntukan pertanian;
(6). Strategi pengembangan pola ruang wilayah yang mengarahkan distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah berdasarkan kebutuhan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya, yang meliputi :
Menetapkan pola ruang wilayah Kabupaten yang meliputi kawasan peruntukan hutan produksi,
pertanian, perikanan, pertambangan, pariwisata, permukiman, industri serta peruntukan
lainnya;
Merumuskan ketentuan pemanfaatan ruang di setiap kawasan peruntukan dengan prinsip
setiap kegiatan yang akan dikembangkan tidak mengganggu fungsi utama kawasan serta
menurunkan kualitas ruang;
Melindungi fungsi dan keberadaan kawasan hutan produksi, pengembangan pertanian dan
permukiman;
Strategi Sanitasi Kabupaten Karawang 2016 | 28
Memprioritaskan pengembangan kawasan pertanian dan industri;
Menjaga keberadaan kawasan pertahanan dan keamanan yang berada di Kecamatan
Tegalwaru dan Telukjambe Timur.
KabupatenKarawang
Tahapan pembangunan sanitasi yang dilakukan berdasarkan sebaran kepadatan penduduk yang didapatkan
dari jumlah penduduk dari 297 desa dan 12 kelurahan atau total 309 desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten
Karawang terhadap luas wilayah terbangun. Dari hasil tersebut, apabila diproyeksikan dengan asumsi laju
pertumbuhan penduduk (LPP) 1.86 % didapatkan pada tahun 2028 atau 15 tahun yang akan datang seluruh
Kabupaten Karawang masih terklasifikasi pada kategori wilayah rural dan peri-urban.
Pembangunan disektor sanitas wilayah yang ada di Kabupaten Karawang. sesuai dengan Peraturan Daerah
Nomor 19 Tahun 2004 tentang RTRW Kabupaten Karawang.
Kegiatan Pembangunan di sektor sanitasi meliputi tiga sektor dan satu komponen yaitu :
1. Sektor air limbah domestic
2. Sektor persampahan
3. Sektor Drainase
4. Komponehn prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Aspek Pendukung dalam pembangunan disektor sanitasi mencakup strategi dan usulan kegiatan
pengembangan komponen seperti :
a. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan;
b. Keuangan;
c. Komunikasi;
d. Keterlibatan Pelaku Bisnis;
e. Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan;
f. Monitoring dan evaluasi.
Strategi Sanitasi Kabupaten Karawang 2016 | 37
2.3.1. Pengelolaan Air Limbah Domestik
Di Kabupaten Karawang Dinas Cipta Karya merupakan dinas bertanggung jawab dalampengelolaan air
limbah domestik, sarana dan prasarana pendukung pengelolaan air limbah domestic saat ini masih
kurang.
2.3. Profi Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kab/Kota
A Sistem On-site
B Sistem Off-site
1 Skala Kota 0 0 3 5
2 Skala Wilayah 0 0 2 4
datadavv
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
Memberikan gambaran mengenai rencana pengelolaan air limbah domestik
untuk jangka panjang (10 – 15 tahun) serta pentahapannya untuk setiap lima
tahun
-
Mulai
IPLT 140
1 389,15 km 3 2015 Operasional
Jalupang m /hari
2017
Kelembagaan
Kegiatan pengelolaanair limbah domestik dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang
berkerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup.Mekanisme kerja dalam
penanganan air Limbah domestik mencakup kegiatanPengawasan, Bimbingan Teknis dan Penegakan
Hukum, sesuai denganTupoksi masing-masing SKPD.Landasan hukum dalam pengelolaan air limbah
domestik adalah :
1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor : 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 3853 );
3. Peraturan Pemerintah R.I Nomor : 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2007 tentang Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup bagi usaha dan atau kegiatan yang tidak memiliki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air; Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum.
Di kabupaten Karawang yang memiliki tanggung jawab pengolahan limbah domestic dalah Dinas
Cipta Karya.
Tabel 2.7
A B C D
PERENCANAAN
PENGELOLAAN
A B C D
A B C D
Tabel 2.8
Gambar 2.7
Diagram Sistem Sanitasi Off Site
Peta 2.8
Tabel 2.5
Tabel 2.8
Dalam penanganan limbah cair domestik di Kabupaten Karawang, masyarakat telah melakukan berbagai
upaya, antara lain :
a. Pada skala permukiman setiap rumah tangga di Kabupaten Karawang rata-rata sudah mempunyai
saluran pembuangan Air limbah (SPAL) rumah tangga (domestik) baik saluran terbuka maupun
tertutup;
b. Kerja bakti untuk membersihkan saluran pembuangan limbah domestik (SPAL) juga dilakukan
secara mandiri oleh masyarakat
Tabel. 2.9
Permasalahan Mendesak Di Sub Sector Pembuangan Limbah Di Kabupaten Karawang Tahun 2015
Isu Strategis dan Permasalahan
A B C D E 1 2
1 ON SITE SYSTEM
B = keuangan
C = komunikasi
1= Sistem
2=Konstruksi
Berdasarkan tabel di atas, diketahui permasalahan mendesak subsektor pembuangan air limbah. Pada
sistim on site permasalahan yang ada antara lain masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam segi
pengumpulan. Persoalan lainnya di sistim on site yaitu masih rendahnya partisipasi dunia usaha pada
aspek pengangkutan dan prasarana IPLT. Sedangkan pada sistim off site permasalahan mendesak
yang ada yaitu belum adanya kebijakan dan kelembagaan yang fokus pada pengelolaaan limbah.
Permasalahan lainnya yaitu masih lemahnya sistem dan sarana dan prasarana pengelolaan limbah
serta masih lemahnya partisipasi dunia usaha.
Pengolahan Persampahan
Di Kab. Karawang dalam menangani sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Karawangsaat ini dapat
dikatakan masih kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat
terutama masyarakat pedesaan masih menggunakan sistem konvensional yaitu menimbun atau
membakar. Sebaliknya, untuk masyarakat perkotaan sudah menggunakan sistem pengolahan sampah
secara komunal yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona Subsektor Persampahan
Aspek Kelembagaan
0ompah dan pertamanan serta pelaksana tugas pemantauan di Kabupaten Karawang oleh Dinas Cipta
Karya bidang kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Seksi Pelayanan Kebersihan, mempunyai
tugas pokok pelaksanaan pengelolaan kegiatan kebersihan yang meliputi kebersihan jalan dan
lingkungan, penanggulangan sampah, pengelolaan angkutan, pemusnahan dan pemanfaatan sampah.
a. Pelaksanaan penyusunan petunjuk yeknis pelayan kegiatan kebersihan jalan dan lingkungan,
penanggulangan sampah serta pengelolaan angkutan, pemusnahan dan pemanfatan sampah;
b. Pengumpulan dan pengolahan serta evaluasi data kebersihan jalan dan lingkungan,
penanggulangann saampah serta pengelolaan angkutan,pemusnahan dan pemanfaatan sampah;
c. Pengelolaan retribusi kebersihan.
Jumlah personil administrasi pada bidang kebersihan sebanyak 22 (dua puluh dua) orang jumlah
personil dilapangan pada bidang kebersihan sebanyak 332 orang yang terdiri dari
pengemudi,pemuat,penyapu,petugas pertamanan dan petugas PJU. Sedangkan wilayah kerjanya
meliputi : Wilayah Karawang, Rengasdengklok dan Cikampek.
Tabel 2.10 Daftar Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan
Tabel 2.11
Target capaian pelayanan peng √ √
elolaan persampahan di Kab.
Karawang
Strategi Sanitasi Kabupaten Karawang 2016 | 49
Kewajiban dan sanksi bagi Pem
erintah √
Kab/Kota dalam menyediakan la
yanan pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi Pem
erintah √
Kab/Kota dalam memberdayaka
n
masyarakat dan badan usaha d
Kewajiban dan sanksi bagi mas
yarakat √ √
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di
hunian
Kewajiban dan sanksi bagi kant
or / unit
√ √
usaha di kawasan komersial / fa
silitas
social / fasilitas umum untuk
Pembagian kerja pengumpulan √ √
sampah
dari sumber ke TPS, dari TPS k
e TPA,
pengelolaan di TPA, dan pengat
Kerjasama pemerintah kab/kota √
dengan
Retribusi sampah atau kebersih √ √
an Sumber Hasil Analisis, 2015
Sampah yang terangkut dari TPSS (Tempat pembuangan sampah sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) dari 3 (tiga) wilayahkerja sebanyak 480 m3(meter kubik). Besaran timbulan sampah diperkotaan sebesar
960 m3/hari. Sedangkan cakupan layanan sampah untuk skala perkotaan sebesar 50 % (lima puluh persen),
untuk skala kabupaten baru sekitar 20,4% (dua puluh koma empat persen), sampah yang dikumpulkan berasal
dari sumber pemukimaan penduduk, pasar, kawasan industri dan jalur protokol.
Komponen sampah di Kabupaten Karawang antara 70% (tujuh puluh persen) sampai dengan 80% (depalan
puluh persen) terdiri dari sampah organik dan 20% (dua puluh persen) sampai dengan 30% (tiga puluh persen)
sampah anorganik. Hingga saat ini belum dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari
sumbernya.Namun demikian, saat ini terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Gambar 2.10
Diagram Sistem Sanitasi Persampahan
Rumah
Sampah - Armada Open
Tangga/ Non TPSS TPA Jalupang
Organik Truck Dumping
Rumah
Tangga
Sampah – Rumah
Tangga/ Non TPSS Armada Open
Non TPA Jalupang
Rumah Truck Dumping
Organik
Tangga
Sumber : Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang, 2014
Berdasarkan Tabel 2.15 di atas, diketahui bahwa pengelolaan sampah di kabupaten Karawang masih
menggunakan pembuangan sistim terbuka. Hal ini merupakan tantangan yang di penuhi, mengingat
berdasarkan undang-undang tentang persampahan sudah tidak memperbolehkan pembuangan dengan
sistim terbuka (open dumping)
Peta 2.13
Atas dasar tabel 2.16 di atas, diketahui bahwa pengelolaan persampahan di Kabupaten Karawang baru
mencakup wilayah perkotaan dengan timbulan sampah sebesar 960 m3/hari. Dari jumlah timbulan yang ada
baru setengahnya (480 m3/hari) yang terangkut melalui armada truck yang ada.
B Pelayanan Sampah
Tabel. 2.15
a b c d e f
a. Pewadahan
b. Pengumpulan
c. Penampungan sementara
Tanah terbuka - - - -
d. Pengangkutan
e. Pengolahan
Daur Ulang - - - -
f. Pembuangan Akhir
Buldozer - - - -
[Excavator - - - -
Lainnya sebutkan - - - -
g. Pengend. Pencemaran
a b c d e f
-1100 m2
Saluran pengumpul
Sumur kontrol - - - -
h. Sarana penunjang
Kantor 2 unit
Dll
Tabel 2.18 di atas menjelaskan mengenai sarana dan prasarana persampahan serta proses pengelolaan
oleh Pemerintah Kabupaten Karawang. Informasi yang di dapat dari tabel diatas adalah kondisi sarana dan
prasarana yang ada sebagian dalam kondisi rusak. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah
dalam rangka pengelolaan persampahan yang lebih baik
Tabel. 2.19
a.Pewadahan
Bak Kayu
Kantong
Bin
b.Pengumpulan
Gerobak sampah
Becak sampah
Motor sampah
Pick Up
Truck Biasa
Dump Truck
Compacktor Truck
c. Penampung
an sementara
Transfer depo
Container
Bak kayu
Tanah terbuka
d. Pengangkutan
Dump truk
e. Pengolahan
Pengomposan
Daur Ulang
Dibakar
Lainnya, sebutkan
Tabel 2.20
1 Pasar 92 21,80
2 Jalan 16 3,80
4 Industri 35 8,29
Berdasarkan data timbulan sampah, maka cakupan layanan pengangkutan sampah di Kabupaten
Karawang baru mencapai angka ± 20,4 % (dua puluh koma empat persen). Suatu angka pelayanan yang
masih sangat minim apalagi dibandingkan dengan cakupan layanan yang telah dicapai oleh daerah –
daerah lain di wilayah Indonesia.
Melihat jenisnya, penanganan sampah di wilayah Kabupaten Karawang masih terkonsentrasi pada jenis
sampah rumah tangga dan pasar/pertokoan, belum secara signifikan menyentuh jenis sampah industry. Hal
ini perlu diantipasi oleh institusi pengelola persampahan di masa datang karena dengan munculnya
kawasan – kawasan industry baru di Kabupaten Karawang, secara otomatis akan meningkatkan jumlah dan
jenis timbulan sampah industri yang harus diangkut ke tempat pembuangan akhir. Keterbatasan sarana dan
prasarana angkutan menjadi penyebab minimnya pelayanan untuk wilayah industri.
Kesadaran Masyarakat
a. Peran masyarakat dalam pemilihan sampahan bersumber penanganan sampah rumah tangga yang
berbasis sampah masyarakat dan melibatkan perempuan untuk berperan aktif dalam keberhasilan
mencapai tujuan Karawang bersih dan cukup baik dimana Telah Dibentuk SATDALANG (Satuan Daur
Ulang) di 5 (lima) Desa (Desa Wadas, Desa Sukaluyu Desa Margakaya, Desa Kutamekar dan Desa
Sirnabaya) yang semuanya dikoordinir oleh perempuan melalui Program ICWRMIP. Yang mana
menjadi desa unggulan dan percontohan bagi desa lainnya. Pada program SATDALANG ini masing-
masing lokasi dilengkapi dengan fasilitas BAKTOR dan mesin pencacah sampah untuk proses
pembuatan kompos;
b. Pengelolaan sampah 3R di Desa Kondangjaya, Desa Duren Desa Lemahabang dan Desa Sukaluyu
kerjasama Dinas Cipta Karya, BPLH dan masyarakat;
c. Peran serta swasta yang ada sebagai pengepul / pembeli dari hasil para pemulung ± 20 % (dua puluh
persen) untuk daur ulang sampah.
Tabel 2.15
Keterangan :
L = Laki-laki
P = Perempuan
Tabel di atas menunjukan kondisi pengelolaan persampahan tingkat kelurahan. Hampir semua dilakukan
oleh laki-laki, hanya pada tahap penyapuan dilakukan oleh perempuan.
Tabel 2.16
L P L P L P L P
Pemilahan sampah
di TPS
Pengangkutan
Sampah ke TPS
Beda halnya dengan pengelolaan tingkat kelurahan, pengelolaan sampah tingkat kabupaten dilakukan
semua oleh laki-laki.
Tabel 2.17
Keterangan :
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat program layanan berbasis masyarakat pada subsektor
persampahan. Sebenarnya dimungkinkan masih terdapat program layanan lain berbasis masyarakat namun,
sampai dengan saat ini baru dua kegiatan di atas yang terekam.
Sistem drainase berfungsi untuk mengalirkan dan menghilangkan genanganair kotor di permukaan ke badan
air penerima sehingga kota dan lingkunganpermukiman yang dilengkapi dengan drainase akan lebih baik dan
sehat.Sistem drainase di kawasan perkotaan Kabupaten Karawang, padaumumnya terdiri dari saluran
Kelembagaan
Kegiatan pengelolaan drainase lingkungan dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang berkerja
sama dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan terutama untuk drainase yang langsung berkaitan dengan jalan
protokol dan jalan utama.
Tabel 2.16
FUNGSI KEPENTINGAN
Pemerint Swa Masyar
ah sta akat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten √
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian tar √
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka penc
get √
PENGADAAN SARANA
apaian target
Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan √ √
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan √ √
Strategi Sanitasi Kabupaten Karawang 2016 | 65
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak √ √ √
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainas √
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukim
an, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun √
Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan siste √
m drainase sekunder dan primer
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan draina √
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan √
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelola √
an drainase lingkungan skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur saran √
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingk
a pengelolaan drainase lingkungan
√ √
ungan, dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lin
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Tabel 2.17
Ketersediaan Pelaksanaan
Belum Ef Tidak Efe
Efektif Keteran
Peraturan Ada (Sebu Tidak ektif ktif
Dilaksana gan
tkan) Ada Dilaksana dilaksana
kan
kan kan
A B C D E F G
DRAINASE LINGKUNGAN
Target capaian pelayanan
√
pengelolaan
drainase lingkungan di Ka
Berdasarkan Tabel 2.17 di atas, diketahui bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Karawang belum memiliki
basis data maupun kebijakan mengenai pengelolaan drainase. Menjadi tantangan yang tidak ringan
mengingat kondisi kontour di Kabupaten Karawang yang relatif datar. Perlu penanganan secara sistematis
dan terpadu sehingga persoalan-persoalan terkait drainase lingkungan dapat teratasi.
Kabupaten Karawang belum mempunyai data terkait system dan cakupan layanan drainase lingkungan.
Kondisi ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Karawang agar di masa datang
tersedia data-data terkait drainase lingkungan. Karena hanya dengan basis data yang baik perencanaan
akan optimal dan pada akhirnya tercipta suatu kondisi drainase lingkungan yang diharapkan.
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Sistem Drainase Mayor.
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu
daerah tangkapan air hujan (catchment area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga
sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau
sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5
Gambar 2.18.DSS
1 Telukjambe Barat 33
4 Ciampel 121
5 Batujaya 32
6 Pakisjaya 342
7 Klari 5
Berdasarkan tabel 2.18 di atas, diketahui bahwa terdapat 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Karawang yang
terdapat genangan (banjir). Adapun luasan genangan terbesar terjadi di Kecamatan Pakisjaya sebesar 342
Ha. Sedangkan luasan banjir terkecil terdapat di Kecamatan Klari dengan 5 Ha.
Tabel. 2.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Saluran Primer
B Saluran Sekunder
C Saluran Tersier
Permasalahan mendesak dan isu strategis dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah :
1. Belum ada basis data yang valid mengenai drainase lingkungan;
2. Belum optimalnya lembaga yang khusus menangani drainase lingkungan;
3. Masih banyak permukiman yang tidak memiliki drainase lingkungan;
4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan drainase lingkungan.
Tabel. 2.20
A B C D E 1 2
1 Saluran primer
2 Saluran
sekunder
3 Saluran tersier
Keterangan :
B = keuangan
C = komunikasi
PHBS adalah sekumpulan perilaku yg dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yg
menjadikan seseorang/ keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
Tabel 2.21.
6 Telagasari 60 0 7,5 0 15 0 0
7 Lemahabang 40 0 0 0 55 0 0
10 Purwasari 95 0 0 0 5 0 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tempat untuk buang air besar masyarakat Kabupaten Karawang
sebagian besar atau sebesar 62,768 persen menggunkan tangki septik/ septic tank. Dari Tabel 2.21 diatas
juga diketahui masih terdapat buang air sembarangan (BABS) di Kabupaten Karawang sebesar ± 25% (dua
puluh lima persen).
Tabel 2.22
Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja (Jumlah atau persentase KK)
3 Rengasdengklo
53,85 0 0 0 23,08 5,13 2,56
k
Berdasarkan tabel di atas, penyaluran buangan akhir tinja paling banyak di lakukan pada tangki septik.
Namun, persoalan yang lain dari pembuangan akhir tinja ini adalah bahwa sampai dengan saat ini IPLT
belum bisa beroperasi (2016).
Tabel 2.22
PHBS di Sekolah
Jumlah Sekolah Yang Memiliki Persentase
Jumlah Sekolah
Jenjang UKS Sekolah yang
No
Pendidikan mempromosikan
Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Kesehatan
Secara umum kondisi fasilitas sanitasi sekolah di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 2.38 Kondisi
Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (toilet dan tempat cuci tangan).
Tabel 2.23
Untuk melihat tingkat pelayanan sanitasi sekolah dapat diketahui dari Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan
sampah dan pengetahuan higiene). Namun dikarenakan keterbatasan yang ada saat ini Kabupaten Karawang belum
memiliki data tentang kondisi sarana sanitasi tingkat sekolah di Kabupaten Karawang.
1. Karawang Barat 2
Tanjungmekar 2
√ √ √
Adiarsa Barat √ √ √ 4
Tanjungpura 2
√ √ √
Karawang Kulon 2
√ √ √
Karangpawitan √ √ √ 2
Nagasari √ √ √ 2
Mekarjati √ √ √ 2
2 Klari 2
Belendung √ √ √ 4
Curug √ √ √ 2
Karanganyar √ √ √ 2
Cimahi √ √ √ 2
Duren √ √ √ 2
Pancawati √ √ √ 2
Walahar √ √ √ 2
Kiara Payung √ √ √ 2
Sumur kondang √ √ √ 2
3. Cibalongsari 2
√ √ √
Klari 2
√ √ √
Klari 2
√ √ √
Gintungkerta 2
√ √ √
4. Kecamatan Rengasdengklok 1 √
Rs.dengklok Utara 1
√ √ √
Rs.dengklok Utara 1
√ √ √
Amansari 1
√ √ √
Kalangsari 1
√ √ √
Rs.dengklok Sel √ √ √ 1
Kertasari 4
√ √ √
Karyasari 1
√ √ √
Kalangsurya √ √ √ 1
5. Tirtajaya 2 √
Sabajaya 2
√ √ √
Pisangsambo 4
√ √ √
Gempolkarya √ √ √ 2
Tambaksumur √ √ √ 2
Tambaksari √ √ √ 2
Sumurlaban √ √ √ 2
Kutamakmur √ √ √ 2
Bolang √ √ √ 2
Srikamulyan √ √ √ 2
Medankarya √ √ √ 2
Srijaya √ √ √ 2
Jatisari 2 √
Jatisari √ √ √ 2
Barugbug √ √ √ 2
Cikalongsari √ √ √ 2
Jatiragas √ √ √ 2
Kalijati √ √ √ 2
Balonggandu √ √ √ 2
Balonggandu √ √ √ 2
Pacing √ √ √ 3
Situdam √ √ √ 3
Sukamekar √ √ √ 3
Mekarsari √ √ √ 4
Jatibaru √ √ √ 3
Jatiwangi √ √ √ 3
6. Kecamatan Telagasari 2 √
Talagamulya √ √ √ 2
Telagasari √ √ √ 4
Pasirmukti √ √ √ 2
Pasirkamuning √ √ √ 2
Kalijaya √ √ √ 2
Kalisari √ √ √ 2
Cadaskertajaya √ √ √ 2
Linggarsari √ √ √ 2
Pulosari √ √ √ 2
Cariumulya √ √ √ 2
Kalibuaya √ √ √ 2
Ciwulan √ √ √ 2
7 Lemah Abang 2
2 √ √ √ 2
Ciwaringin √ √ √ 2
Karangtanjung √ √ √ 2
Pasirtanjung √ √ √ 2
Lemahabang √ √ √ 4
Lemahmukti √ √ √ 2
Pulojaya √ √ √ 2
Pulokalapa √ √ √ 2
Pulomulya √ √ √ 2
Waringinkarya √ √ √ 2
Kedawung √ √ √ 2
8 Majalaya 3 √
Majalaya √ √ √ 4
Ciranggon √ √ √ 3
Pasirjengkol √ √ √ 3
Sarijaya √ √ √ 3
Bengle √ √ √ 3
Lemahmulya √ √ √ 3
Pasirmulya √ √ √ 3
Kota Baru 2
Wancimekar √ √ √ 2
Pangulah Utara √ √ √ 2
Pucung √ √ √ 2
Jomin Timur √ √ √ 2
Jomin Barat √ √ √ 2
Sarimulya √ √ √ 2
√ √ √ 4
Cikampek Utara
Pangulah Baru √ √ √ 2
Purwasari 3
Sukasari √ √ √ 3
Cengkong √ √ √ 3
Tegalsari √ √ √ 3
Karangsari √ √ √ 3
Darawolong √ √ √ 3
Purwasari √ √ √ 3
Mekarjaya √ √ √ 3
Tamelang √ √ √ 4
Dalam menentukan kegiatan yang paling realistis dan dapat dilaksanakan maka digunakan analisa SWOT, analisa
SWOT ini menjadi salah satu pedoman dalam program PPSP. Analisa SWOT ini merupakan analisa penggabungan
faktor –faktor strategisantara Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman).
Kekuatan
Dalam analisa SWOT kekuatan merupakan segala factor yang dimiliki yang diperkirakan memiliki pengaruh positif
secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan.
Kelemahan
Yang dimaksud dengan kelemahan adalah segala sesuatu yang belum dimiliki yang diperkirakan dapat berpengaruh
positif secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan.
Peluang
Yang dimaksud dengan Peluang merupakan faktor eksternal yang diperkirakan dapat mendukung terwujudnya
performa yang diharapkan dan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Ancaman
Ancaman adalah faktor yang diperkirakan dapat menghambat terwujudnya performa yang diharapkan
Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Jumlah 3 1
Faktor Eksternal
Ancaman
Jumlah 3 1
Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
- -1.55 2.45
Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
-1.55 2.45
Faktor Internal
Kekuatan
Jumlah 100 % 1 2
Kelemahan
Selisih Kekuatan-Kelemahan -2 1
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
-1.65 2.1