Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN        
2.1 Kegiatan Perdagangan Selalu Menguntungkan Atau Tidak...................................3
2.2 Contoh Kasus Perdagangan....................................................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesipulan................................................................................................................6
3.2 Saran.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain
di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar
negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Perdagangan
internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk disuatu negara
(antarperorangan, anatar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah
suatu negara dengan negara lain) dengan penduduk di negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan
ekonomi antar negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan
jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga
dikenal dengan sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi
dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor
impor.

Perdagangan internasional terjadi karena kebutuhan dan kemampuan setiap negara


dalam menghasilkan barang dan jasa berbeda-beda. Perdagangan internasional juga
muncul karena sebuah negara ingin melakukan ekspansi terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan di dalam negeri. Dengan adanya perdagangan internasional turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai sebab akibat terjadinya


perdagangan internasional. Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dan David
Richardo.

Adam Smith dengan Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) di mana


sebuah keunggulan mutlak atau absolut adalah jika suatu negara mutlak dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Teori ini dilatarbelakangi oleh perbedaan sumber
daya alam, perbedaan kualitas tenaga kerja, perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan

1
dan teknologi (IPTEK), perbedaan jumlah penduduk, perbedaan iklim, perbedaan
pendapatan dan perbedaan modal yang dimiliki oleh berbagai negara di dunia.

Model Adam Smithini memfokuskan padakeuntungan mutlakyang menyatakan


bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut
mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain.
Menurut teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di
berbagai negara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan
internasional.Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai kebijakan yang
mampu mendorong kemakmuran suatu negara.

Ada juga teori yang di kemukakan oleh David Richardo, yaitu Teori Keunggulan
Komparatif (Comparative Advantage). Teori ini mengatakan bahwa setiap negara,akan
memperoleh hasil dari perdagangannya dengan mengekspor barang-barang atau jasa
yang merupakan keunggulan komparatif terbesarnya dan mengimpor barang-barang
atau jasa yang bukan merupakan keunggulan komparatifnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Kegiatan Perdagangan Itu Selalu Menguntungkan?


2. Berikan Contoh Kasus Perdagangan

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Apakah Kegiatan Perdagangan Itu Selalu Menguntungkan.


2. Untuk Mengetahui Berikan Contoh Kasus Perdagangan .

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Perdagangan Saling Menguntungkan Atau Tidak

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk


suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Kegiatan perdagangan Internasional tidak selalu menguntungkan sebab ada


beberapa factor yang dapat mempengaruhinya, selain itu tergantung dari proses
terjadinya perdagangan tersebut dan hambatan yang mungkin terjadi dari proses
perdagangan yang dilakukan . Berikut Penghambat-Penghambat terjadinya Perdagangan
atau Ketidak Untungan diantaranya adalah:

a. Penghambat alami yaitu jarak antar negara. Semakin jauh tujuan barang yang
akan dikirim, maka semakin tinggi pula biaya pengirimannya. Oleh karena itu,
ongkos kirim merupakan salah satu penentu tingginya harga suatu barang.
b. Masalah utama yang menjadi penghambat dari perdagangan internasional adalah
penghambat yang dibuat sendiri yaitu tarif dan non tarif.
c. Penghambat-penghambat ini diciptakan oleh pemerintah-pemerintah negara-
negara itu sendiri
d. Tarif adalah bayaran atau pajak yaitu peraturan yang diberlakukan oleh
pemerintah setempat yang dikenakan kepada barang-barang yang diimpor dari
negara lain atau barang-barang yang akan diekspor ke negara lain. Pendapatan
tarif di set rendah karena bertujuan untuk mengumpulkan uang bukan untuk
mengurangi impor-impor barang atau jasa. Tarif pelindung di set cukup tinggi

3
karena bertujuan untuk menakut-nakuti para importir dari harga produk asing
yang dihargai lebih rendah dari produk domestik atau produk domestik yang
dihargai lebih tinggi dari produk asing.

2.2 Contoh Kasus Perdagangan

Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization atau WTO antara
Indonesi dan Amerika Serikat

Kasus Amerika Serikat meminta WTO menjatuhkan sanksi sebanyak US$ 350

juta atau sekitar Rp 5 triliun terhadap Indonesia. Permintaan Amerika ini merupakan

buntut dari kekalahan Indonesia pada sidang banding WTO, November 2017. Dalam

sidang ini, Indonesia dinilai bersalah karena menerapkan 18 hambatan non-tarif pada

produk impor hortikultura dan hewan.

Kejadian ini bermula ketika pemerintah menerapkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 86 Tahun 2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura

(RIPH). Di dalam ketentuan itu, terdapat beberapa kebijakan baru, di antaranya

pemerintah membatasi periode permohonan dan masa berlaku persetujuan impor produk

hortikultura dua kali dalam setahun hingga pelarangan impor produk hortikultura pada

masa panen. Tak berhenti sampai situ, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 16 Tahun 2013 yang mempertegas bahwa realisasi impor

hortikultura minimal 80 persen, ada pembatasan mengenai distribusi produk

hortikultura impor, dan menggunakan referensi harga cabai dan bawang merah untuk

konsumsi. Hanya saja, ketentuan yang ada di dalam dua beleid itu mengundang

ketidakpuasan dari negara mitra impor Indonesia.

4
Pada 8 Mei 2014, Selandia Baru ternyata meminta konsultasi dengan Indonesia

terkait aturan impor hortikultura dan produk hewani yang dianggap melanggar empat

komponen penting perjanjian perdagangan internasional. Namun, AS tiba-tiba ikut

meminta konsultasi pada 20 Mei 2014 dan diikuti dengan Thailand, Uni Eropa,

Australia, Kanada, dan Taiwan. Kemudian di tanggal 18 Maret 2015, hanya Selandia

Baru dan Amerika Serikat yang meminta pembentukan panel untuk menyelesaikan

sengketa tersebut. Sebelum meminta pembentukan panel, kedua negara mengadu bahwa

18 ketentuan importasi Indonesia tidak konsisten dengan Article XI:1 General

Agreement on Tariffs and Trade 1994 (GATT 1994) dan Article 4.2 of the Agreement

on Agriculture.

Namun setelah itu, Indonesia membela diri dengan mengatakan bahwa seluruh

beleid itu tidak bertentangan dengan ketentuan perdagangan internasional. Aturan-

aturan itu dibutuhkan Indonesia untuk menjamin kualitas produk halal dan kesehatan

masyarakat sesuai dengan Article XX dari GATT 1994. Di samping itu, Indonesia juga

membatasi produk impor itu dengan alasan untuk melindungi surplus dari produksi

pertanian domestik. 22 Desember 2016, panel WTO yang menyelesaikan sengketa

tersebut tetap menganggap bahwa 18 aturan impor Indonesia tetap tidak sesuai dengan

Article XI:1 GATT 1994. Sebab, Indonesia tidak bisa membuktikan secara lebih jauh,

bahwa pembatasan itu benar-benar berdampak pada kualitas produk halal serta

keamanan pangan yang diimpor.

November 2017 WTO resmi menjatuhkan sanksi sebanyak US$ 350 juta atau

sekitar Rp 5 triliun terhadap Indonesia.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk


suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Kegiatan perdagangan Internasional tidak selalu menguntungkan sebab ada


beberapa factor yang dapat mempengaruhinya, selain itu tergantung dari proses
terjadinya perdagangan tersebut dan hambatan yang mungkin terjadi dari proses
perdagangan yang dilakukan.

Contoh Kasus Perdagangan yaitu Kasus Amerika Serikat meminta WTO

menjatuhkan sanksi sebanyak US$ 350 juta atau sekitar Rp 5 triliun terhadap Indonesia.

Permintaan Amerika ini merupakan buntut dari kekalahan Indonesia pada sidang

banding WTO, November 2017. Dalam sidang ini, Indonesia dinilai bersalah karena

menerapkan 18 hambatan non-tarif pada produk impor hortikultura dan hewan.

6
3.2 Saran

Penulis ingin memberikan saran-saran, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu saran yang dapat penulis tulis

adalah :

1. Bentuklah suatu peraturan-peraturan tentang bagaimana cara pembayaran antar


negara agar tercipta negara yang damai.
2. Agar kebutuhan penduduknya terpenuhi, suatu negara harus melakukan
perdagangan internasional yaitu kegiatan ekspor dan impor.
3. Kalau ingin jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah maka
lebih baik gunakanlah mata uang yang sama agar tidak terjadi keributan.
4. Apabila seseorang ingin membeli barang yang tidak bisa dihasilkannya maka dia
harus mempunyai daya beli.

Demikian saran-saran yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa membawa


manfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis dan bagi pembaca untuk bisa
mengetahui tentang betapa pentingnya perdagangan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/8105116549/analisis-
permasalahan-perdagangan-internasional_552f9eba6ea834bd7e8b458c

https://brainly.co.id/tugas/13787145

Bamsiswayo, Bambang. 1996 . IPS Ekonomi Kelas I. Malang : IKIP Malang

Kindarto, Hartatik . 2004 . IPS Ekonomi Kelas IX . Mojokerto : CV Sinar Mulya


Pustaka

Suradjiman, Toweula , Cristian . 1997. Ekonomi 2. Jakarta : Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai