Tugas Kelompok THK
Tugas Kelompok THK
OLEH:
1. I GUSTI NYOMAN ANTON SURYA DIPUTRA (1915051027)
2. NI KADEK ELSA TIARI (1917051019)
3. ANAK AGUNG AYU SUWANDEWI (1915051003)
4. DWI ANJASARI (1914091019)
5. NI MADE PUTRI CANDRA SARI (1917051240)
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil observasi
dengan judul “Laporan Hasil Observasi Lingkungan Pasar Banyuasri” yang mana,
tujuan dari penulisan laporan ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Tri Hita
Karana.
. Kami menyadari, tidak tidak ada manusia yang sempurna, sehingga bila
terdapat kesalahan, baik dalam penulisan atau dalam pembahasan laporan ini,
dimohon kritik dan sarannya., sehingga bila terdapat kesalahan, baik dalam penulisan
atau dalam pembahasan laporan ini, dimohon kritik dan sarannya.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacannya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik yang membangun untuk
memperbaiki laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1 Penerapan Tri Hita Karana pada Pasar Tradisional........................................4
2.2 Nilai-Nilai Kultur THK Berpengaruh Terhadap Orientasi Pasar...................6
2.3 Peran dan Kaitan Tri Hita Karana pada Pasar................................................8
2.4 Implikasi Penerapan Tri Hita Karana.............................................................9
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 Simpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelola pasar.
Dalam lingkungan pasar juga terdapat aspek-aspek THK yaitu aspek
pawongan (hubungan dengan manusia), aspek palemahan (tempat terjadinya aktivitas
di pasar/ lingkungan pasar), dan aspek parhyangan (hubungan dengan tuhan).
Prinsip-prinsip ini terkristalisasi dalam falsafah Tri Hita Karana.
1.4 Manfaat
2
Manfaat dari penulisan laopran ini adalah untuk menambah wawasan
mengenai penerapan THK di pasar. Seperti:
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
26.1 terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
27.1 horizontal dan vertikal.
28.1 Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
29.1 lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
30.1 perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek
fisik,
31.1 seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
32.1 dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
33.1 mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
34.1 membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar
anak
35.1 tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau
psikologis
36.1 yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
5
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
6
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
7
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
8
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
9
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
10
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
11
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
12
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.
Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama hindu yang
selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup secara rukun dan damai.
Tri hita karana bisa diartikan secarai tiga penyebab leksikal yang berarti tiga
penyebab kebahagiaan. Tri yang artinya tiga Hita artinya sejahtera dan Karana artinya
13
penyebab. Ada pun tiga hal tersebut adalah parahyangan, pawongan dan palemahan.
Pembagian ajaran Tri hita karana meliputi
1. Parahyangan
Parahyangan berasal dari kata hyang yang artinya Tuhan. Dalam arti yang
sempit parahyangan berarti tempat suci untuk memuja Tuhan. Menurut tinjauan
dharma susilanya, manusia menyembah dan berbakti kepada tuhan disebabkan oleh
sifat-sifat prana(mulia) yang dimilikinya. Dalam lingkunagn pasar juga terkait dengan
parahayangan atau hubungan dengan tuhan. Di pasar tradisional khususnya di Bali
pasti terdapat tempat suci atau pelinggih untuk melakukan persembahyangan. Agar
terlaksananya THK khususnya parahayangan (hubungan dengan tuhan) pada
lingkungan pasar tradisional, kita harus selalu ingat kepada tuhan. Misalnya sebelum
berjualan para pedagang di pasar khususnya di Bali pasti selalu melakukan
persembahyangan dan menghaturkan canang. Hal ini biasanya dilakukan supaya
kegiatan jual beli barang dagangan menjadi lancar. Kita sebagai umat yang beragama
yang bernaunga dibawah perlindunganya sangat berhutang budi lahir bhatin kepada
beliau. dapat kita sajikan kepada beliau hanyalah dengan jalan mengaturkan parama
sukmaning idep atau rasa terima kasih kita yang setinggi-tingginya kepada beliau.
Contoh implemenasi rasa syukur kita kepada tuhan adalah dengan jalan sujud
bhakti mengaturkan yadnya dan persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kita sebagai umat manusia yang beragama dan bersusila harus menjunjung
dan memenuhi kewajiban antara lain, cinta pada kebenaran, kejujuran, keiklasan dan
keadilan. Dengan demikian jelaslah hubungan manusia dengan tuhan. Hubungan ini
harus dipupuk dan ditingkatkan terus kearah yang lebih suci lahir dan bhatin. Sesuai
dengan swardharmaning umat yang religious, yakni untuk dapat mencapai
“moksartham jagadhita ya caitri dharma” yakni untuk mencapai kebahagiaan hidup
duniawi dan kesempurnaan kebahagiaan rohani yang langgeng (moksa).
2. Pawongan
Pawongan berasal dari kata wong (dalam bahasa jawa) yang artinya orang.
Pawongan adalah perihal yang berkaitan dengan orang dalam suatu kehidupan
14
masyarakat. Dalam arti yang sempit artinya kelompok manusia yang
bermasyarakat yang tinggal dalam satu wilayah. Selain menyelaraskan hubungan
dengan tuhan, kita sebagai mahluk sosial kita juga harus membina hubungan dengan
sesama manusia dan mahluk lainnya. Dalam lingkungan pasar pasti terjadi interaksi
dengan banayak orang. Agar terciptanya THK khuusnya pawongan (hubungan
dengan manusia) maka para pedagang di pasar harus bersikap ramah terhadap para
pembeli yang datang agar terciptanya hubungan dan komunikasi yang baik antar
pembeli dan pedagang di pasar sehingga terwujudnya THK di lingkungan pasar.
3. Palemahan
Palemahan berasal dari kata lemah yang artinya tanah. Palemahan juga berarti
bhuana atau alam. Dalam artinya yang sempit palemahan berarti wilayah suatu
pemukiaman atau tempat tinggal.
Manusia hidup di muka bumi ini memerlukan ketentraman, kesejukan,
kedamaian dan kesenangan lahir dan bhatin. Manusia hidup di alam dan dari hasil
alam. Hal inilah yang melandasi terejadinya hubungan harmonis antara manusia
dengan alam semesta ini. Dalam lingkungan pasar yang merupakan palemahan
adalah tempat dimana terjadinya proses jual beli barang di pasar. Agar terciptanya
THK di pasar khususnya palemahan maka kita harus selalu menjaga kebersihan
tempat tersebut agar terciptanya keindahan dan kenyamanan di tempat tersebut atau
di lingkungan pasar tersebut.
15
pola pemikiran, perasaan dan tindakan satu kelompok sosial, yang membedakannya
dengan kelompok sosial lain.
16
pelaku bisnis di Bali berkewajiban mengedepankan prinsip-prinsip keseimbangan
berdasarkan konsep THK. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan aktivitas bisnis
sesuai dengan tujuan dan kaidah nilai-nilai budaya dan agama sehingga segala hasil
yang didapat (artha) dilandasi oleh nilai-nilai dharma. Hasil analisis faktor
konfirmatori menunjukkan bahwa pawongan merupakan determinan utama dari
kultur THK nilai-nilai harmonisasi yang terkandung di dalam kultur THK
berpengaruh signifikan terhadap orientasi pasar. Dengan demikian, penerapan nilai-
nilai kultur THK yang semakin baik telah terbukti mampu meningkatkan pelaksanaan
orientasi pasar. Hal ini terbukti dari pengaruh signifikan antara nilai -nilai kultur THK
terhadap orientasi pasar.
17
internal dan juga dengan kalangan eksternal atau masyarakat pelanggannya. Aspek
Parhyangan adalah suatu aspek keyakinan bahwa manusia memiliki kewajiban untuk
berbuat sesuatu pada alam dan untuk sesama manusia sebagai suatu sujud rasa hormat
pada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Pawongan
Pawongan adalah sebuah konsep yang menginginkan adanya harmoni antara
manusia dengan sesamanya. Dalam kegiatan pasar Banyuasri sebagai tempat
berdagang sayur dan dan buah-buahan haruslah disadari bahwa pelaku pedagang pada
hakekatnya adalah sosok manusia sebagai mahluk Tuhan. Sebagai mahluk Tuhan
pelaku pedagang itu tidak akan ada bedanya dengan manusia lainnya, yang mungkin
adalah pedagang, tukang parkir maupun tukang angkut barang di pasar tersebut. Oleh
karenanya pelaku pedagang khususnya di pasar Banyuasri, Kabupaten Buleleng,
haruslah bisa menjaga harmonis dengan sesamanya yang secara interen yang ada
dalam lingkungan pasar, dan eksteren ada dalam lingkungan masyarakat di luar pasar,
dengan demikian tidak ada konflik yang akan menyebabkan kegiatan berdagang tidak
berlanjut.
C. Palemahan
Pelemahan adalah konsep yang menginginkan adanya harmoni antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Jika terjadi disharmoni, misalnya eksploitasi
lingkungan alam secara berlebihan (tidak proporsional) maka akan terjadi ancaman
terhadap kegiatan berdagang yang ada di pasar Banyuasri.
18
Dalam mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana yang dimaksud, sangat
ditekankan bahwa ketiga unsurnya harus diaplikasikan secara utuh dan terpadu.
Unsur parahyangan, pawongan, dan palemahan tidak ada yang menduduki porsi yang
istimewa. Senantiasa seimbang dalam pemikiran, seimbang dalam ucapan dan
seimbang pula dalam segala tindakan. Sebagai konsep keharmonisan Hindu, Tri Hita
Karana telah memberikan apresiasi yang luar biasa dari berbagai masyarakat dunia.
Konsep dasar Tri Hita Karana tersebut dan bila dikaji dari konsep dasar dialektika
hukum alam sebagaimana tergambarkan diatas maka konsep berupa: Hubungan yang
harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan), Hubungan
yang harmonis antara manusia dengan sesamanya, dan Hubungan yang harmonis
antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam lingkungan pasar pun konsep Tri Hita Karana dapat diaplikasikan
seperti hubungan terhadap Tuhan melalui tempat suci yang terdapat di dalam pasar
disebut dengan Pura Melanting, hubungan manusia dengan manusia yaitu antara
pedagang dengan pembeli dan hubungan manusia dengan lingkungan itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui, hubungan manusia dengan lingkungan pasar masih belum
berjalan sempurnya. Kenyamanan pembeli saat berbelanja di pasar patut
dipertanyakan karena persoalan yang kerap terjadi adalah kebersihan pasar. Observasi
pada pasar Banyuasri penulis melihat bahwa pasar tersebut masih dalam tahap
revitalisasi yang mana para pedagang saling berdesakan dalam menjajakan
dagangannya. Selain itu, masalah kebersihan dalam area wilayahnya masih belum
diperhatikan. Demi meningkatkan kesadaran para pedagang, tampaknya harus
dilakuakn himbauan bahwa antara pedagang dan pembeli berkomitmen dalam
menjaga lingkungan pasar baik itu mengurangi sampah plastik dengna membawa
sendiri tas belanja. Selain itu dengan menambah tempat sampah pada beberapa area
lingkungan pasar Banyuasri agar mempermudah pengunjung untuk membuat sampah
pada tempatnya. Dengan dimulai dari kebersihan lingkungan akan menibulkan
hubungan yang baik juga dengan pawongan dan parahyangan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama hindu yang
selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup secara rukun dan damai.
Tri hita karana bisa diartikan secarai tiga penyebab leksikal yang berarti tiga
penyebab kebahagiaan. Parhyangan adalah sebuah konsep yang menginginkan
adanya harmoni antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini
kegiatan berdagang haruslah disadari bahwa aktivitas manusia yang berdagang itu
adalah suatu bentuk persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pawongan adalah
sebuah konsep yang menginginkan adanya harmoni antara manusia dengan
sesamanya. Pelemahan adalah konsep yang menginginkan adanya harmoni antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dalam lingkungan pasar pun konsep Tri Hita
Karana dapat diaplikasikan seperti hubungan terhadap Tuhan melalui tempat suci
yang terdapat di dalam pasar disebut dengan Pura Melanting, hubungan manusia
dengan manusia yaitu antara pedagang dengan pembeli dan hubungan manusia
dengan lingkungan itu sendiri.
3.2 Saran
20
yang ada pada area pasar. Kebersihan lingkungan merupakan kunci utama dalam
melakukan aktivitas lainnya.
21
Lampiran
22
Suasana pedangang di Pasar Banyuasri
23