Anda di halaman 1dari 3

Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


Langkah pertama yang harus dilakukan pada pasien Ketoasidosis Diabetikum
(KAD) adalah anamnesis yang cepat (riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, dll) dan pemeriksaan fisik
yang teliti. Mayoritas pasien Ketoasidosis Diabetikum adalah komplikasi akut dari
pasien Diabetes Melitus. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dijumpai
gejala klinis berupa pernapasan yang cepat dan dalam (kussmaul), penurunan
kesadaran, dehidrasi turgor kulit menurun, takikardi, hipotensi, syok, perubahan
status mental, mual, muntah, sakit perut, dan lemah. Serta didapatkan gejala gejala
diabetes mellitus klasik berupa polidipsia, polifagia, dan poliuria. Anamnesis dan
pemeriksaan fisik harus memperhatikan patensi jalan nafas, status mental, status
kardiovaskular dan renal, sumber infeksi, dan status hidrasi. Langkah tersebut
harus dapat menentukan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan sehingga
penatalaksanaannya dapat dimulai dengan segera (Gotera et al., 2010).
Pada pemeriksaan fisik, dapat dilihat status generalisnya, seperti pada kulit
(warna dan lesi), kepala leher (mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorok, KGB),
Thorax (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), Jantung (inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi), abdomen (inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi), dan Ekstremitas
(Gotera et al., 2010).

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorim
Hal yang utama pada pemeriksaan penunjang pada pasien KAD adalah
analisa gas darah atau blood gas analysis, glukosa darah, urea nitrogen
darah (BUN), penentuan elektrolit (serum, osmolalitas, kreatinin, dan
keton) dilanjutkan dengan cek darah lengkap. Pasien yang mengalami
KAD memiliki kadar glukosa darah >250 mg/dL, pH <7,3 , bikarbonat
serum <15 mEg/L, ketonemia dan ketonuria.
Berikut hasil pemeriksaan laboratorium pasien pada saat awal datang ke
rumah sakit serta nilai normal pemeriksaan laboratorium :
Jenis Pemeriksaan Kasus Nilai Normal
HEMATOLOGI
Leukosit 33,51 ribu / ul 3,6 – 11 ribu/ul
Eritrosit 5,26 x 106 3,8 – 5,2 juta/ul
Hemoglobin 16,3 11,7 – 15,5 g/dL
Hematokrit 47,3 % 35 – 47 %
Trombosit 561 x 103 m 150 – 440 ribu/ul
GDA 500 <110
Analisis Gas Darah
pH - 7,35 – 7,46 mmHg
pCO2 - 35 – 45 mmHg
pO2 - 80 – 100 mmHg
Bikarbonat - 21 -28 mmol/L
Total Co2 - 23 – 27 mmol/L
Saturasi O2 - 95 – 100 %
Kelebihan Basa - -2,5 – 2,5 mEq/L
Keton darah - <0,6
GINJAL
Bun / Ureum 21, 4 mg/dL 13 – 43 mg/dL
Kreatinin 2,2 mg/ dL <1,1 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 135 mmol/L 135 – 155 mmol/L
Kalium (K) 4,8 mmol/L 3,6 – 5,5 mmol/L
Klorida (Cl) - 98 – 109 mmol/L

Berikut hasil pemeriksaan laboratorium pasien pada 15 menit pertama


serta nilai normal pemeriksaan laboratorium :
Analisis Gas Darah
pH 7,04 7,35 – 7,46 mmHg
pCO2 41 35 – 45 mmHg
pO2 203 80 – 100 mmHg
Bikarbonat - 21 -28 mmol/L
Total Co2 - 23 – 27 mmol/L
Saturasi O2 99 95 – 100 %
Kelebihan Basa - -2,5 – 2,5 mEq/L
Keton darah - <0,6
GDA 500 <110

3. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG sangat berharga untuk menentukan pentalaksanaan.
Beberapa keadaan seperti hipokalemia, hiperkalemia, hipokalsemia, hiperkalsemia
dapat terdiagnosis dengan EKG. Selain itu, juga penting untuk menyingkirkan
infark miokard akut yang dapat terjadi dengan keluhan klinis tidak jelas pada
pasien dengan diabetes mellitus dan juga sering menyebabkan KAD (Gotera et
al., 2010).

4. Radiologi
Rontgen thorax juga penting bila terdapat indikasi medis.

Anda mungkin juga menyukai