Anda di halaman 1dari 4

Efek samping, dan penanganan pada kontrasepsi hormonal

Oleh : Siska Mawaddatunnadila/20204881026

1. Pil
Efek samping yang sering terjadi akibat penggunaan pil KB antara lain terjadinya spotting
(bercak-bercak darah) terjadi diantara masa haid pada bulan-bulan pertama pemakaian pil
KB, ini disebabkan ketidakseimbangan hormon pemakaian estrogen dosis rendah (30
mikrogram) sehingga endometrium mengalami degenerasi. Selain itu juga akseptor akan
mengalami haid tidak teratur, berkurangnya darah haid dan berkurangnya dismenore (Sety,
2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Sety (2014) tentang jenis pemakaian kontrasepsi hormonal
dan gangguan menstruasi di wilayah kerja puskesmas menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara pemakaian kontrasepsi pil dengan menstruasi. Hal ini dapat terjadi karena responden
tersebut menggunakan alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon progesteron saja
dimana kandungan progesteron tersebut dapat menyebabkan gangguan menstruasi, selain itu
juga penggunaan pil harus diminum setiap hari agar tidak terjadi kehamilan sehingga
akseptor KB lebih memilih menggunakan KB lain yang lebih aman. Sebaliknya responden
yang menggunakan kontrasepsi pil semuanya tidak mengalami gangguan menstruasi. Hal ini
terjadi karena akseptor KB lebih memilih menggunakan pil kombinasi yang memiliki
keuntungan antara lain siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), dan tidak terjadi nyeri haid (Sety, 2014).
2. KB Suntik
a. Amenore
Penyebab amenorea karena kontrasepsi progestin menimbulkan perubahan histologi
pada endometrium sampai pada atrofi endometrium (Kusumastuti et al.,2018). Penelitian
yang dilakukan oleh Sety (2014) tentang jenis pemakaian kontrasepsi hormonal dan
gangguan menstruasi di wilayah kerja puskesmas menunjukkan bahwa Hasil statistik
responden yang menggunakan kontrasepsi suntik semuanya mengalami gangguan
menstruasi. Hal ini dapat terjadi karena pemberian KB suntik Cyclofem dapat
menyebabkan perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini tidak dapat dianggap sebagai darah
haid dalam arti yang sebenarnya, yaitu yang terjadi dari suatu endometrium yang normal
(fase sekretorik). Seperti diketahui bahwa haid yang normal terjadi akibat kadar
progesteron yang turun, sedangkan pada penggunaan KB suntik Cyclofem haid yang
terjadi akibat turunnya kadar estrogen dan progesteron atau akibat turunnya kadar hormon
sintetik. Haid yang terjadi setelah penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi lebih tepat
dikatakan sebagai pseudo haid (Sety,2014).
b. Perdarahan
Ketidakteraturan menstruasi lebih besar terjadi pada pemakai kontrasepsi jenis suntik
3 bulan dibandingkan akseptor yang menggunakan jenis kontrasepsi suntik 1 bulan. Pada
pemakaian kontrasepsi bulanan terjadi perdarahan yang tidak teratur terjadi, terutama
selama tiga bulan pertama. Sedangkan pengguna kontrasepsi 3 bulan sebagian besar
akseptor tidak menstruasi setelah pemakaian. Efek yang dapat ditimbulkan pada akseptor
setelah pemakaian 3 bulan (DMPA) terjadi amenorea pada 3 bulan pertama. Hal ini yang
menunjukkan bahwa akseptor yang menggunakan kontrasepsi 3 bulan akan mengalami
ketidakteraturan dalam pola menstruasi, dan dengan pemakaian kontrasepsi suntik 3
bulan (DMPA) yang berlangsung lama akan menyebabkan akseptor tidak haid sama
sekali (Sety,2014).
Gangguan ini sering terjadi ditanggulangi dngan pemberian preparat/progesteron/pil
kombinasi, diberikan juga reborandia dan motivasi untuk perbaikan gizi, bila tidak
berhenti juga setelah pengobatan sebaiknya akseptor dianjurkan untuk ganti cara
(Kusumastuti et al.,2018).
c. Berat badan bertambah
Umumnya berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antar kurang dari 1 kg sampai 5
kg dalam tahun pertama, penyebab berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh dan bula karena retensi tubuh. DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari pada biasanya. Penaggulangannya dengan cara jumlah porsi makan di kurangi
dengan diet bila cara tidak menolong dan badan terus bertambah akseptor dianjurkan
ganti kontrasepsi (Kusumastuti et al.,2018).
d. Sakit kepala
Penyebabnya karena reaksi tubuh terhadap progesterone.Penanggulangannya dengan
cara menjelaskan bahwa keluhan tersebut bersifat sementara dan akan hilang dalam 3
bulanan setelah penyuntikan (Kusumastuti et al.,2018).
e. Acne
Penyebabnya adalah progestin terutama 19 morprogestin menyebabkan peningkatan
kadar lemak (Kusumastuti et al.,2018).
f. Rambut rontok
Gejala ini bisa didapatkan sesudah pemakaian/setelah pemakaian. Penanggulangan
diberikan penjelasan bahwa hal itu merupakan efek samping dari kontrasepsi suntik dan
gejala itu akan hilang dan kembali normal tanpa pengobatan setelah penghentian
suntikan (Kusumastuti et al.,2018).
3. Implan
Efek samping yang paling utama dari implant adalah gangguan menstruasi. Bertambahnya
hari perdarahan dalam siklus, bercak perdarahan (spotting), berkurangnya panjang siklus
menstruasi bahkan akan terjadi amenore. Pada bulan-bulan pertama, implant dapat
menyebabkan perdarahan yang tidak teratur (ditengah siklus menstruasi atau jangka waktu
menstruasi menjadi lebih lama), hal ini hanya proses penyesuaian dengan tubuh saja.
menyatakan bahwa kontrasepsi implant mempunyai keluhan gangguan menstruasi yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi yang lainnya (Kusumastuti et al.,2018).
Begitu pula sebaliknya pada responden yang menggunakan kontrasepsi implant semuanya
mengalami gangguan menstruasi. Hal ini dapat terjadi karena implant adalah metode
kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah,
reversible untuk wanita sehingga akseptor implant sering mengalami gangguan haid yang
kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau
sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3-6
bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian (Sety,2014).
Penanganan Perdarahan Hormonal (Pil)
a. Progesteron only

Irregular Bleeding

Tenangkan,1anjutkan, control ½ - 3 bulan

Tetap Berhenti

Beri esterogen Control ½-3 bulan

Progesteron only
Tetap Berhenti

Ganti KB lain Kombinasi


b. Kombinasi

Irregular Bleeding

Tenangkan,1anjutkan, control ½ - 3 bulan

Tetap Berhenti

Beri esterogen Control ½-3 bulan

Kombinasi awal
Tetap Berhenti

Ganti KB lain Kombinasi dosis esterogen

Daftar pustaka
Sety LM. Jenis Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Gangguan Menstruasi di Wilayah
Kerja Puskesmas. Jurnal Kesehatan. 2014

Kusumastuti DA, Hartinah D. Hubungan Antara Periode Penggunaan Alat Kontrasepsi


Suntik 3 Buan dengan Siklus Menstruasi. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.2018

Anda mungkin juga menyukai