Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN

PELINGKUPAN (SCOPING)

DISUSUN OLEH

FAJRIATI NUR

NIM: 1806050019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Makalah tentang” Skoping
(Pelingkupan)” pada mata Analisis Menganai Dampak Lingkungan

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih
baik lagi. Semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kupang, Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Pengertian Pelingkupan................................................................................2
2.2 Proses Pelingkupan.......................................................................................2
2.3 Tujuan Pelingkupan......................................................................................4
2.4 Manfaat Pelingkupan....................................................................................5
2.5 Syarat Pelingkupan......................................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................7
3.1 Simpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAK..................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL terdiri dari: Kerangka Acuan
(KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL),
dan Rencana Pementauan lingkungan (RPL). Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan
(Screening), Pelingkupan (Scoping), Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan),
dan Evaluation (Evaluasi). Penapisan di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemrakarsa,
karena sudah ditentukan bahwa kegiatan yang termasuk dalam wajib dilengkapi dengan
AMDAL.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya sebagi berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pelingkupan?
2. Bagaimana proses pelingkupan atua scoping?
3. Apa saja tujuan dari pelingkupan?
4. Apa saja manfaat dari pelingkupan?
5. Apa saja syarat dari pelingkupan atau scoping?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pelingkupan
2. Untuk mengatahui bagaimana proses pelingkupan
3. Untuk mengatahui manfaat dn tujuan dari pelingkupan
4. Untuk mengetahui apa saja syarat dari pelingkupan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pelingkupan( skoping)


Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam AMDAL
pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak
penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek
terhadap lingkungan.
Pelingkupan juga merupakan suatu proses penelahaan sebab akibat, interaksi antara
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya. Telaahan interaksi sebab
akibat, dibatasi secara rasional untuk hal-hal yang penting, dengan pertimbangan dan
beberapa asumsi yang logis (spatial and temporal). Proses pelingkupan dilakukan dengan
menggunakan atau memilih  beberapa metode. Namun perlu juga diingat, bahwa
permasalahan dinamika lingkungan hidup terkadang tidak hanya terjadi secara obyektif, tetapi
dapat subyektif.
Dalam melaksanakan AMDAL, pelingkupan telah digunakan sejak awal dari warna dasar
dalam menyusun kerangka acuan kemudian dalam penyusunan rencana penelitian lapangan
yang lebih rinci. Pelingkupan meliputi bidang, ruang dan waktu. Pelingkupan juga dipandang
sangat penting dihubungkan dengan masalah pendanaan. Perlu diketahui bahwa penyusunan
AMDAL sering kali dibatasi waktu pelaksanaannya. Disamping itu, dana penelitian sering
menjadi kendala.
Dengan demikian adanya pembatas waktu dan biaya, tim AMDAL harus mengadakan
seleksi atas komponen lingkungan yang akan diteliti, yaitu hanya komponen-komponen
lingkungan yang akan mendapat dampak yang nyata atau penting. Dalam melakukan
pelingkupan terutama penyusunan Kerangka Acuan sangatlah diperlukan keahlian dan
pengalaman dari tim penyusun AMDAL.

2.2 Proses Pelingkupan


Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup  permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelibatan
masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Prosedur pelibatan masyarakat harus
mengacu pada perautran perundangan yang  berlaku. Pelingkupan umumnya dilakukan
melalui 3 tahap yaitu: identifikasi dampak, evaluasi dampak, dan klasifikasi & prioritas.

2
1) Identifikasi dampak potensial
Dalam kegiatan identifikasi tentang rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan
harus bersumber dari pemrakarsa, masyarakat, pakar, dan instansi pemerintah. Tahap ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dampak potensial (baik primer maupun sekunder) yang
secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana kegiatan atau proyek.
Pada tahap ini inisiatif dan tanggung jawab berada ditangan pemrakarsa kegiatan .
Sebagai penanggung jawab,pada tahap ini pemrakarsa harus melakukan konsultasi dan
diskusi dengan para pakar (konsultan penyusun andal) serta instansi pemerintah yang
berwenang perihal :
o Peraturan perundangan yang berlaku untuk penyusunan kerangka acuan, dan andal
o Deskripsi kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan ; dan
sebagainya. Pada tahap ini sudah dapat dilakukan identifikasi dampak dengan
menggunakan metode identifikasi dampak, penelahaan pustaka, analisis isi dan
brainstorming

Pada tahap ini juga harus dilakukan pengamatan terhadap kondisi wilayah sekitar dengan
metode pengamatan lapangan, pengamatan ini dilakukan boleh pakar, sedang pemrakarsa
perlu terlibat secara aktif pada tahap ini dapat diperoleh masukan tentang dampak penting
menurut sudut pandang masyarakat.

2) Evaluasi dampak potensial dan pemusatan.


Evaluasi dampak potensial ini sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pemusatan
karena keduanya saling berhubungan. Inisiatif langkah kedua ini berada pada pemrakarsa
kegiatan (yang dalam hal ini dapat diwakili konsultan penyusun andal).
Tujuan pada evaluasi dampak potensial adalah untuk menghilangkan atau meniadakan
dampak yang dipandang tidak relevan atau tidak penting ; hingga diperoleh dampak
penting hipotetik : sedang pemusatan (focussing) dirmaksudkan untuk mengorganisasi

3
dampak renting hipotetik kedalam beberapa kelompok hingga dapat dijadikan dasar untuk
penjabaran lingkup dan kedalaman studi andal.
Langkah ini meliputi:
o Evaluasi derajat kepentingn dampak setiap komponen atau parameter lingkungan yang
secara potensial akan terkena dampak lingkungan, melalui metode rapat dan telaah
pustaka dengan pedoman penentuan dampak penting (keputusan kepala bapedal no. 056
tahun 1994), sebagai acuan,ƒ
o Mensitesakan jalinan keterkaitan dampak penting hipotetik hingga diperoleh yang akan
merupakan fokus bahasan dalam penyusunan andal. Pada lingkungan ini makin
mengandalkan pertimbangan pakar (expert judgement): sehingga evaluasi dan
pemusatan harus dilaksanakan secara kritis dan sistematik.
3) Klasifikasi dan Prioritas atau Pemusatan (focussing)
Pemusatan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk mangelompokkan atau
mengorganisir dampak-dampak penting yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya,
dengan maksud agar diperoleh gambaran yang utuh, dan lengkap dan dimassukan kedalam
dokumen kerangka ANDAL.
Langkah ini lebih bersifat teknis, sebaiknya dilakukan oleh pakar (konsultan penyusun
andal). Pada tahap ini harus diketahui ruang lingkup, kedalaman, dan strategi pelaksanaan
studi andal, dijabarkan dari kelompok dampak penting hipotetik yang telah dirumuskan.
Pemusatan atau prioritas ini dimaksud untuk memperoleh gambaran lengkap, utuh agar
bisa digunakan untuk menyusunan dokumen kerangka acuan andal, adapun aspek-aspek
yang dijabarkan didalamnya antara lain:
o Batas wilayah studi dan batas/horizon waktu untuk memprakirakan dampak penting
yang akan timbulƒ
o Jenis data dan informasi yang dikumpulkan termasuk jenis, lokasi, peng ukuran
sampel, dan data yang diperlukanƒ
o Tenaga ahli yang diperlukan termasuk jangka waktu yang tersedia atau dibutuhkan.
dari ketiga langkah tersebut di atas disusun dokumen kerangka acuan andal
berpedoman pada lampiran kep 14/menlh/1994.

2.3 Tujuan Pelingkupan ( Scoping)


Adapun tujuan dari pelingkupan atau Scoping ini sendiri antara lain:
1) Menetapkan batas wilayah studi dan batas/horison waktu prakiraan dampak.
2) Mengidentifikasi dampak panting terhadap lingkungan yang dipandang re!evan
untuk ditelaah secara mendalam dalam penyusunan ANDAL/SEL, dengan
meniadakan hal-hal yang dipandang kurang atau tidak penting untuk ditelaah;
berdasarkan hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi pemerintah yang
terkàit, serta kelompok masyarakat yang terkena dampak.
3) Menetapkan tingkat kedalaman studi ANDAL/SEL sesuai dengan sumberdaya yang
tersedia (waktu, dana, tenaga), sehingga data dan lnformasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk .memprakirakan dampak llngkungan yang akan timbul.

4
4) Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi ANDAL/SEL secara sisternatis,
sehingga dokumen ANDAL/SEL dapat dl gunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan tentang rencana kegiatan yang diusulkan
5) Menelaah kegiatan/proyek-proyek lain yang terkait dan terletak di Wilayah studi ,
termasuk dokumen ANDAL/SEL dan proyek-proyek tersebut., guna menghindari
pembahasan yang landung (redundant), serta membantu menelaah dampak kumulatif
dan proyek-proyek tersebut.

2.4 Manfaat Pelingkupan


Adapun Manfaat dari pelingkupan antara lain:
1) Langsung mengarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara mendalam,
karena dampak bersifat yang kurang penting atau tidak relevan tidak akan dikaji dalarn
ANDAL
2) Kemungkinan timbulnya konflik dan tertundanya kegiatan pembangunan proyek dapat
dihindari, berkat. adanya diskusi dan konsultasi antara pemrakarsa dan berbagai pihak
yang berkepentingan sejak awal kegiatan proyek.
3) Biaya, tenaga, dan waktu untuk penyusunan ANDAL dapat dicurahkan lebih efektif
dan efisien berkat terfokusnya studi ANDAL hanya pada dampak penting.
4) Penyusunan andal dapat berlangsung dengan lebih terarah berkat adanya kejelasan
lingkup studi, kedalaman studi, dan strategi pelaksanaan studi

2.5 Syarat Pelingkupan

Syarat dalam pelingkupan yaitu harus memahami rona lingkungan .Sebagaimana


dikemukakan, bahwa tujuan utama dari pelingkupan adalah menentukan komponen
lingkungan hidup yang dapat terkena dampak penting. Untuk itu pengetahuan dan
pemahaman tentang kualitas, tolok ukur, dan variable,tiap sub komponen lingkungan hidup
sangat penting. Kenyataan parameter- parameter lingkungan hidup sangat banyak,
dimensinya beragam,dinamis, dan cukup pelik sehingga tidak mudah dipahami secara
lengkap.
Definisi ekosistem (tidak mengaitkan keberadaan manusia) berbeda dengan lingkungan
(mengaitkan keberadaan manusia). Lingkungan bio-fisik-kimia dapat dirunut mulai dari
udara, tanah, dan air,  sedangkan keberadaan manusia dapat dipisahkan: komponen sosial
ekonomi (kependudukan dan  perekonomian), sosial budaya (adat, kebiasaan, pola hidup),
kesehatan (status gizi dan penyakit), dan persaepsi terhadap alam maupun lingkungan
buatan. Perbedaan ruang dan waktu (spasial & temporal) juga menentukan intensitas hasil
interaksi antar komponen bahkan tolok ukur bagi lingkungan hidup setempat.

Dampak proyek sejenis yang berada di daerah yang relatif alami  berbeda dengan di
daerah padat permukiman. Daya dukung atar wilayah berbeda- beda. Pengaruh emisi
terhadap udara ambien di pesisir dengan pedalaman akan  berbeda. Penyebaran konsentrasi

5
gas pencemar atau tingkat kebisingan pada siang hari berbeda dengan malam hari. Tingkat
assimilasi atau swapurifikasi perairan yang mengalir berbeda dengan yang menggenang.
Sungai yang memiliki swapurifikasi masih baik berbeda dengan yang sudah maksimal
dalam menerima  buangan organik. Demikian pula dengan proyek yang berbatasan dengan
kawasan lindung, dampak pentingnya akan berbeda dibanding dengan kawasan
pemanfaatan.Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan oleh beberapa pakar yang
memahami bidangnya, atau oleh orang yang telah berpengalaman. Walaupun analogi dari
kejadian proyek sejenis dapat diambil; tetapi jika ruang dan waktunya  berbeda, maka respon
dari interaksi antar komponen lingkungan dapat signifikan  berbeda.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Pelingkupan dalam AMDAL sangat penting yaitu untuk menemukan atau menetapkan
dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu
proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan
dampak potensial yang dipandang tidak relevan atau tidak penting: sehingga diperoleh
seperangkat dampak penting hipotetis yang dipandang perlu dan patut untuk ditelaah dalam
penyusunan ANDAL.Pelingkupan sebaiknya dilakukan oleh beberapa pakar yang
memahami bidangnya, atau oleh orang yang telah berpengalaman.

3.2 Saran

Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dari


beberapa pustaka, partisipasi masyarakat (melalui sosialisasi), atau  peretemuan-pertemuan
seperti seminar kelompok, lokakarya, brainstorming, dan lainya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu (Pelingkupan scoping dalam AMDAL) (Online)


(https://www.academia.edu/37420387/PELINGKUPAN_Scoping_DALAM_AMDAL
diakses 23 September 2020)
Directory.ac.id (Modul Pelingkupan) (Online) (http://directory.umm.ac.id/Data
%20Elmu/pdf/6._Pelingkupan.pdf diakses 23 September 2020)
Academia.edu (Panduan Pelingkupan dalam AMDAL) (Online)
(https://www.academia.edu/24410961/Panduan_Pelingkupan_Dalam_AMDAL
diakses 23 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai