Anda di halaman 1dari 6

ASUPAN LEMAK, AKTIVITAS FISIK DAN KEGEMUKAN PADA

REMAJA PUTRI DI SMP BINA INSANI SURABAYA


Fat Intake, Physical Activity and Obesity among Adolescent Girls in SMP Bina Insani Surabaya

Jayanti Ayu Praditasari1*, Sri Sumarmi2


1Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Kota Surabaya
2Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Kota Surabaya
E-mail: jayanti.ayupraditasari@gmail.com

ABSTRAK
Kegemukan (overweight dan obesitas) merupakan penimbunan lemak berlebih yang menyebabkan kelebihan berat
badan. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan adalah Diabetes, dislipidemia, hipertensi dan penyakit
degeneratif lainnya. Faktor yang memengaruhi kegemukan yaitu pola makan, riwayat keturunan, pola hidup, faktor
psikis, lingkungan, individu, serta biologis yang dapat memengaruhi asupan dan pengeluaran energi. Konsumsi
makanan dengan tinggi lemak dalam jangka waktu yang panjang dan tanpa ada aktivitas untuk pengeluaran energi
dapat meningkatkan risiko terjadinya kegemukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan asupan
lemak dan aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja putri di SMP Bina Insani Surabaya. Desain studi penelitian
menggunakan case control dengan pendekatan retrospective. Sampel remaja putri di SMP Bina Insani Surabaya yang
diambil sebanyak 32 siswi (16 sampel kontrol dan 16 sampel kasus). Asupan lemak total memiliki tergolong kurang.
Asupan Monounsaturated Fatty Acids (MUFA) dan Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA) tergolong rendah sedangkan
Saturated Fatty Acids (SFA) tergolong tinggi. Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
asupan lemak dengan kegemukan (ρ=0,240), namun terdapat hubungan antara aktivitas fisik ρ=0,006 (OR= 9,533,
95% CI: 1,847–49,204) dengan kegemukan pada remaja. Aktivitas fisik yang sangat ringan memiliki faktor risiko
9,533 kali lebih besar untuk menyebabkan terjadinya kegemukan dibandingkan dengan aktivitas fisik ringan. Oleh
sebab itu, diperlukan peningkatan aktivitas fisik pada remaja putri dengan melakukan olahraga untuk mengurangi
risiko kegemukan.

Kata kunci: aktivitas fisik, asupan lemak, obesitas, remaja putri, status gizi

ABSTRACT
Obesity is defined as excessive fat accumulation fat that causes excess weight. Diseases that related with obesity are
diabetes, dyslipidemia, hypertension and other degenerative diseases. Factors that affect obesity are dietary factors,
history of hereditary, lifestyle, psychological factors, environment, individual, and biological which may influence
energy intake and expenditure. Consumption of high fat in a long period without any activity for energy expenditure
can increase the risk of obesity. This study was aimed to analyse the correlation between fat intake and physical
activity with obesity among adolescent girls in SMP Bina Insani junior high school Surabaya. This study employed a
case control study design with a retrospective approach. The research participants were 32 female students in Bina
Insani junior high school Surabaya (16 control and 16 case samples). Total fat intake was relatively low. The intake
of Monounsaturated Fatty Acids (MUFA) and Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA) were low while Saturated Fatty
Acids (SFA) were high. There was no correlation between fat intake and obesity (ρ=0.240), but there was a significant
correlation between physical activity ρ=0.006 (OR= 9.533, 95% CI: 1.847-49.204) with adolescent obesity. The
very mild physical activity give a risk as much as 9.533 times greater for developing obesity than the mild physical.
Therefore, it is necessary to increase physical activity among adolescent girls by doing sports to reduce the risk of
obesity.

Keywords: physical activity, fat intake, obesity, female adolescent, nutritional status

Jayanti A.P., dan Sri S. MGI (2018) 117–122


DOI: 10.20473/mgi.v13i2.117–122

117
118 Media Gizi Indonesia, Vol. 13, No. 2 Juli–Desember 2018: hlm. 117–122

PENDAHULUAN sesuai dengan pedoman gizi seimbang (Kemenkes


Indonesia saat ini sedang menghadapi RI, 2012).
masalah gizi ganda salah satunya adalah obesitas Konsumsi makanan yang berlebih ditambah
pada remaja (Shrimpton dan Rokx, 2013). Data dengan kurangnya aktivitas fisik menjadi salah
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa remaja satu penyebab terjadinya kegemukan pada remaja
dengan usia 13–15 tahun memiliki prevalensi putri (Wijayanti, 2013). Aktivitas fisik yang rendah
overweight dan obesitas sebanyak 8,3% dan memiliki peluang 3 kali lebih besar menyebabkan
2,5%. Prevalensi overweight (8,9%) dan obesitas kelebihan berat badan dibandingkan aktivitas yang
(3,9%) remaja di kota Surabaya sedikit lebih tinggi berat (Vertikal, 2012). Tujuan penelitian ini adalah
dibandingkan dengan prevalensi di Indonesia menganalisis hubungan asupan lemak dan aktivitas
(Kemenkes RI, 2013a). Penelitian Hanifah dan fisik dengan obesitas pada remaja putri di SMP
Nindya (2013) menunjukkan prevalensi gizi Bina Insani Surabaya.
lebih pada kelas 7 dan 8 di salah satu SMP di
Surabaya mencapai 31%. Penelitian Nufus (2015) METODE
memperlihatkan persentase lemak remaja putri Penelitian ini merupakan penelitian
lebih besar dibandingan dengan laki-laki. observasional dengan desain case control yang
Kegemukan merupakan penimbunan lemak dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2017.
berlebih yang menyebabkan kelebihan berat Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII,
badan (Kemenkes RI, 2012). Salah satu indikator VIII dan IX di SMP Bina Insani Surabaya tahun
penentuan status gizi yaitu menggunakan Indeks 2017/2018.
Massa Tubuh (IMT) (Kemenkes RI, 2011). Proses skrining dilakukan dengan melakukan
Peningkatan IMT ini dapat menyebabkan risiko pengukuran Berat Badan (BB) menggunakan
tekanan darah tinggi, hipertensi, kolesterol, timbangan badan digital dengan ketelitian 0,1 kg
LDL dan HDL kolesterol dan trigliserida. dan Tinggi Badan (TB) menggunakan microtoise
risiko penyakit menjadi penyerta peningkatan dengan ketelitian 0,1 cm. Penilaian status gizi
IMT, seperti Penyakit Jantung Koroner, Stroke, (Z-Score, IMT/U) menggunakan WHO Anthroplus.
penyakit kantung empedu, dan bahkan kanker Nilai Z-Score yang diperoleh dikategorikan
(Swinburn et al., 2004). berdasarkan SK Kemenkes Nomor: 1995/
Terdapat berbagai macam faktor yang dapat MENKES/SK/XII/2010, yaitu normal (-2≤ Z-Score
meningkatkan risiko seseorang mengalami <+1) yang masuk dalam kelompok kontrol, gemuk/
kegemukan. Faktor-faktor tersebut diantaranya overweight (+1≤ Z-Score <+2) dan obesitas
pola makan, riwayat keturunan, pola hidup, faktor (Z-Score >+2) dikategorikan dalam kelompok
psikis, lingkungan, individu, serta biologis yang kasus. Sebanyak 16 siswi diambil menjadi sampel
dapat memengaruhi asupan dan pengeluaran energi diambil secara acak sederhana (simple random
(Hendra et al., 2016 dan Marcini et al,, 2011) sampling).
Lemak adalah salah satu sumber energi bagi Data asupan lemak diperoleh untuk
tubuh yang berpengaruh terhadap kegemukan mengetahui banyaknya jumlah makanan yang
pada remaja (Fentiana, 2012). Konsumsi tinggi dikonsumsi remaja putri dalam 1 hari menggunakan
lemak dalam jangka waktu yang panjang dapat wawancara dengan kuesioner recall 24 jam. Hasil
meningkatkan risiko terjadinya kegemukan (gizi penilaian asupan lemak dihitung menggunakan
lebih dan obesitas) dan meningkatkan berat Nutrisurvey dengan satuan gram untuk lemak
badan, sehingga kandungan lemak pada makanan total, lemak jenuh dan tidak jenuh. Nilai total
perlu diperhatikan (Widodo, 2014). Pemenuhan lemak yang didapatkan kemudian dikategorikan
kebutuhan zat gizi tubuh dipengaruhi oleh berdasarkan Gibson (2005), yaitu kurang (< 77%
pemilihan makanan yang beragam dan seimbang AKG) dan cukup (≥ 77% AKG).
Jayanti Ayu Praditasari, Sri Sumarmi., Asupan Lemak, Aktifitas Fisik dan Kegemukan... 119

Data aktivitas fisik diperoleh untuk mengetahui Tabel 2. Asupan Lemak, MUFA, SFA, PUFA dan Aktivitas
kegiatan dan olahraga yang dilakukan remaja Fisik Remaja Putri

putri. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan dengan Kontrol Kasus


Variabel ρ value
wawancara menggunakan kuesioner APARQ n % n %
Asupan Lemak
(Adolescent Physical Activity Questionnaire)
Kurang 10 62,5 7 43,8
berupa jenis aktivitas fisik, frekuensi dan durasi Cukup 6 37,5 9 56,3 0,240
yang dilakukan remaja untuk mengetahui olahraga Total 16 100 16 100
dan aktivitas fisik. Penilaian kemudian diukur MUFA
dengan rumus Physical Activity Level (PAL) Kurang 15 93,8 14 87,5
Cukup 1 6,3 2 12,5 0,500
(FAO et al., 2001), yaitu:
Total 16 100 16 100
ᎂሺܲ‫ݏܽݐ݂݅݅ݐ݇ܽ݌ܽ݅ݐ݁ݏݑݐ݇ܽݓ݅ݏܽ݇݋݈ܽݔܴܣ‬ሻ SFA
ܲ‫ ܮܣ‬ൌ 
ʹͶ݆ܽ݉ Kurang Baik 11 68,8 10 62,5
Cukup Baik 5 31,3 6 37,5 0,500
Hasil penilaian aktivitas fisik kemudian Total 16 100 16 100
diklasifikasikan menjadi sangat ringan (PAL PUFA
< 1,40) dan ringan (PAL ≥ 1,40). Klasifikasi ini Kurang 16 100 16 100
Cukup 0 0 0 0 -
digunakan karena hasil aktivitas sampel yang
Total 16 100 16 100
diperoleh tidak ada yang memiliki aktivitas fisik Aktivitas Fisik
cukup maupun lebih. Sangat Ringan 3 18,8 11 68,8
Hasil data yang diperoleh kemudian dilakukan Ringan 13 81,3 5 31,3 0,006
analisis univariat dengan analisis cross tabulation Total 16 100 16 100
yang disajikan data secara deskriptif dengan tabel
distribusi frekuensi. Uji hubungan yang dilakukan tahun dalam sehari yaitu sebanyak 20–30% dari
menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini telah total energi yang dibutuhkan atau sebanyak 71
mendapatkan persetujuan dari komisi etik Fakultas gram (Kemenkes RI, 2013b). Asam lemak dapat
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dikelompokkan menjadi asam lemak jenuh
dengan nomor 469-KEPK. (Saturated Fatty Acids (SFA)), asam lemak tak
jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acids
HASIL DAN PEMBAHASAN (MUFA)) dan asam lemak tak jenuh ganda
(Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA)).
Hasil distribusi frekuensi status gizi pada
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 2,
Tabel 1. menunjukkan bahwa separuh remaja
kelompok kontrol cenderung memiliki asupan
putri memiliki status gizi normal (50%) dan
lemak total yang lebih rendah dibandingkan
separuh lainnya mengalami kegemukan (28,1%
dengan kelompok kasus. Hasil menunjukkan
overweight dan 21,9% obesitas). Status gizi normal
bahwa sebanyak 56,3% sampel pada kelompok
digolongkan kelompok kontrol, sedangkan status
kasus memiliki asupan lemak yang cukup atau
gizi gemuk dan obesitas digolongkan kelompok
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang
kasus.
sebagian besar sampel memiliki asupan lemak
Faktor yang memengaruhi kegemukan
kurang 62,5%.
pada remaja salah satunya adalah asupan lemak.
Hasil analisis uji hubungan menunjukkan
Kebutuhan lemak remaja putri pada usia 13–15
bahwa tidak ada hubungan antara asupan
lemak dengan status kegemukan. Penelitian
Tabel 1. Distribusi Status Gizi ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan
Status Gizi n % penelitian Sasmito (2015) dan Medawati (2005)
Normal 16 50,0 yang menyatakan bahwa asupan lemak tidak
Overweight 9 28,1 berhubungan dengan status kegemukan pada
Obesitas 7 21,9 remaja, namun kontribusi lemak terhadap AKG
120 Media Gizi Indonesia, Vol. 13, No. 2 Juli–Desember 2018: hlm. 117–122

yang semakin tinggi memungkinkan terjadinya atau sebesar 11% dari total energi yaitu sebanyak
kegemukan. Asupan makan merupakan salah 25,97 gram (FAO, 2010).
satu faktor yang menyebabkan terjadinya Profil lemak tubuh juga perlu diperhatikan,
kegemukan, namun selain asupan lemak karena makanan dengan tinggi asam lemak tidak
terdapat asupan karbohidrat, protein, konsumsi jenuh memiliki profil metabolik yang lebih baik
air dan zat gizi mikro lain yang juga dapat dibandingkan asam lemak yang jenuh (Butryn et al,
menyebabkan terjadinya obesitas (Marcini et 2012). Konsumsi lemak tak jenuh dalam jumlah
al., 2011; Habibaturochmah dan Fitranti, 2014; tinggi dengan diimbangi latihan fisik sangat
Muchlisa et al., 2013). Hewitt-taylor et al., (2004) penting dalam penurunan berat badan. Selain itu
menyebutkan bahwa selain komposisi asam asam lemak tak jenuh juga dapat meningkatkan
lemak, kelebihan berat badan dan obesitas dapat sensitivitas insulin dan peningkatan kolesterol
dipengaruhi oleh keseimbangan energi dalam HDL sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol
tubuh. Selain itu asupan makan dan pengeluaran atau trigliserida.
energi dapat dipengaruhi oleh pola makan, riwayat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keturunan, pola hidup, faktor psikis, lingkungan, aktivitas fisik remaja putri di SMP Bina Insani
individu, serta biologis (Hendra et al., 2016 dan sebagian besar berada pada aktivitas sangat ringan
Marcini et al., 2011). hingga sangat ringan. Kelompok kontrol memiliki
Diet tinggi lemak dapat menyebabkan aktivitas yang lebih tinggi dari kelompok kasus
perubahan jaringan adiposa, fungsi mitokondria meskipun masih berada pada aktivitas yang ringan,
dan insulin yang berperan dalam komposisi tubuh. yaitu sebanyak 81,3% pada kelompok kontrol
Hal tersebut dapat disebabkan oleh jenis asam dan sebanyak 68,8% pada kelompok kasus dalam
lemak pada makanan yang memiliki kegunaan kategori sangat ringan. Hasil analisis hubungan
berbeda, sehingga perlu untuk mengetahui jenis yang dilakukan juga menunjukkan bahwa aktivitas
lemak yang dikonsumsi. fisik memiliki hubungan dengan status kegemukan.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa Penelitian ini menunjukkan hasil yang sejalan
asupan lemak pada remaja putri pada kelompok dengan penelitian Restuastuti et al. (2016) dan
kasus maupun kontrol cenderung mengonsumsi Musralianti et al. (2016).
lemak jenuh kurang baik. Asupan lemak tidak Aktivitas fisik merupakan perilaku positif
jenuh pada sebagian besar sampel tergolong sebagai pengontrol keseimbangan energi, setiap
rendah (kontrol= 93,8%; kasus= 87,5%). Hasil uji gerakan tubuh yang menyebabkan peningkatan,
hubungan pada MUFA dan SFA tidak memiliki pengeluaran, atau pembakaran tenaga. Aktivitas
hubungan, sedangkan hasil uji hubungan fisik yang ringan pada masa remaja akan cenderung
PUFA tidak dapat dianalisis karena hasil PUFA kurang aktif pada masa berikutnya (ACSM, 2015).
menunjukan semua remaja putri memiliki asupan Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
yang kurang. menyebabkan obesitas (Wijayanti, 2013).
Asam lemak jenuh perlu dibatasi dalam Hasil aktivitas fisik yang didapatkan dalam
penggunaannya, yaitu sebesar 8% dari total kalori penelitian juga menunjukkan bahwa remaja
yang dikonsumsi atau batas konsumsi pada remaja putri cenderung menghabiskan waktunya untuk
putri sebanyak 18,89 gram. PUFA yang memiliki menonton TV dan bermain gadget. Pergeseran
kandungan n-6 (omega 6) dan n-3 (omega 3) gaya hidup di daerah pedesaan yang sebelumnya
harus dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang, memiliki aktivitas gerak yang lebih banyak menjadi
yaitu 11 gram dan 1,1 gram pada remaja putri. berkurang (Wulandari et al., 2015). Kemajuan
Rekomendasi batas konsumsi total PUFA yang teknologi yang berkembang pesat memengaruhi
dikonsumsi oleh remaja sebesar 11% dari total gaya hidup perkotaan yang semakin sibuk dengan
energi atau sebesar 25,97 gram. Asam lemak tak gadget daripada bermain bersama teman sebaya
jenuh tunggal memiliki batas konsumsi yang diluar.
dihitung dari hasil asupan lemak total dikurangi Latihan fisik dan adaptasi otot pada remaja
asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh ganda dapat membantu menurunkan berat badan dan
Jayanti Ayu Praditasari, Sri Sumarmi., Asupan Lemak, Aktifitas Fisik dan Kegemukan... 121

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat dengan Chi-Square penelitian, wali murid yang telah mengizinkan
95% CI siswi berpartisipasi, guru-guru dan Kepala Sekolah
Variabel ρ value OR
Lower Upper SMP Bina Insani Surabaya yang telah membantu
Aktivitas Fisik Pembanding teknis pelaksanaan penelitian.
Ringan 9,533
Sangat Ringan 0,006 1,847 49,204 DAFTAR PUSTAKA
ACSM. (2015). Physical activity in children
mencegah terjadinya kenaikan berat badan. and adolescents. American College of Sports
Medicine, 1–2. Diakses dari: https://www.acsm.
Aktivitas fisik tinggi akan memecah energi dalam
org/docs/default-source/brochures/physical-
cadangan lemak untuk digunakan, namun aktivitas
activity-in-children-and-adolescents.pdf.
yang rendah akan semakin menumpuk cadangan Butryn, M.L., Clark, V.L. & Coletta, M.C. (2012).
lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Behavioral approaches to the treatment of
peningkatan berat badan (Coelho et al., 2011). obesity. In S. R. Akabas, S. A. Lederman & B.J.
Hasil uji hubungan yang dilakukan juga Moore, eds. Textbook of Obesity: Biological,
menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki Phychological and Cultural Influences. United
hubungan dengan status gizi. Berdasarkan Tabel Kingdom (UK): Wiley Blackwell, John Wiley
3. diperoleh hasil analisis besar risiko (Odds Ratio) & Sons, 153–272.
menunjukkan nilai OR= 9,533 CI: 1,847-49.204 Coelho, D.F., Pereira-Lancha, L.O., Chaves, D.
yang artinya remaja dengan aktivitas sangat ringan S., Diwan, D., Ferraz, R., Campos-Ferraz, P.
memiliki faktor risiko 9,533 kali lebih tinggi untuk L., Poortmans, J. R. & Lancha, A. H. (2011).
Effect of high-fat diets on body composition,
mengalami kegemukan dibandingkan dengan
lipid metabolism and insulin sensitivity, and the
aktivitas fisik ringan.
role of exercise on these parameters. Brazilian
Keterbatasan penelitian tidak meneliti asupan Journal of Medical and Biological Research,
makan secara makro dan mikro lainnya. Penelitian 44(10), 966–972.
lebih lanjut disarankan untuk menambahkan FAO, WHO & UNU, (2001). Human energy
variabel lain yang berhubungan dengan kegemukan requirements, Available at: http://www.fao.
pada remaja seperti, kebiasaan jajan, konsumsi org/3/a-y5686e.pdf.
junk food dan makanan cepat saji. FAO. (2010). Fats and fatty acids in human
nutrition (report of an expert consultation).
Rome: Food and Agriculture Organization of
KESIMPULAN DAN SARAN
The United Nations, 66.
Asupan lemak total remaja putri di SMP Bina Fentiana, N. (2012). Asupan lemak sebagai faktor
Insani cenderung lebih rendah bila dibandingkan dominan terjadinya obesitas pada remaja (16–18
dengan kebutuhannya. Dilihat dari jenis lemak tahun) di Indonesia tahun 2010 (Data Riskesdas
yang paling banyak dikonsumsi oleh sampel. 2010). Thesis. Universitas Indonesia.
Total asupan lemak maupun jenis lemak yang Gibson, R.S. (2005). Principles of nutritional
assessment: second edition, Oxford University
dikonsumsi tidak memiliki hubungan yang
Press: Oxford University Press.
signifikan dengan kejadian kegemukan pada remaja
Habibaturochman & Fitranti, D.Y. (2014). Hubungan
putri di SMP Bina Insani. konsumsi air, asupan zat gizi dan aktivitas fisik
Remaja dengan aktivitas fisik yang sangat dengan persen lemak tubuh pada remaja putri.
ringan memiliki risiko 9,533 kali lebih besar untuk Journal of Nutrition College, 3(4), 595–603.
mengalami kegemukan dibanding remaja dengan Diakses dari: https://media.neliti.com/media/
aktivitas fisik yang ringan. publications/93988-ID-hubungan-konsumsi-
air-asupan-zat-gizi-da.pdf.
Hanifah, N. & Nindya, T.S. (2013). Hubungan
PERSANTUNAN
kontribusi beban glikemik makanan dan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada aktivitas fisik terhadap kejadian gizi lebih pada
SMP Bina Insani Surabaya yang telah mengizinkan remaja di SMP full day Surabaya. Media Gizi
Indonesia, 9(No. 1 Januari-Juni 2013), 66–71.
122 Media Gizi Indonesia, Vol. 13, No. 2 Juli–Desember 2018: hlm. 117–122

Hendra, C., Manampiring, A. & Budiarso, F. Kristen Eben Haezar 1 Manado. Pharmacon
(2016). Faktor-faktor risiko terhadap obesitas Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2), 84–89.
pada remaja di Kota Bitung. Jurnal e-Biomedik, Nufus, S.H. (2015). Aktivitas fisik, asupan lemak
4(1), 2–6. dan persen lemak tubuh pada remaja di
Hewitt-taylor, J.,Alexander, J. & Mcbride, J. (2004). Kabupaten dan Kotamadya Bogor, Skripsi.
Overweight and obesity in children: a review of Institut Pertanian Bogor.
the literature. institute of health and community Restuastuti, T., Jihadi, M. & Ernalia, Y. (2016).
studies Bournemouth University. Diakses dari: Hubungan pola makan dan aktivitas fisik
http://eprints.bournemouth.ac.uk/11685/1/ terhadap obesitas pada remaja di SMA Negeri
Childhood_Obesity_28June04.pdf. 5 Pekanbaru. Jom FK, 3(I), 1–20.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Surat Keputusan Sasmito, P.D. (2015). Hubungan asupan zat gizi
Menteri Kesehatan Nomor: 1995/MENKES/ makro (karbohidrat, protein, lemak) dengan
SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri kejadian Obesitas pada remaja umur 13–15
Penilaian Status Gizi Anak. Diakses dari http:// tahun di Propinsi DKI Jakarta (analisis data
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/ sekunder riskesdas 2010). Nutrire Diaita, 7(1),
buku-sk-antropometri-2010.pdf. (April 2015), 16–23.
Kemenkes RI. (2012). Pedoman pencegahan dan Shrimpton, R. & Rokx, C. (2013). The double
penanggulangan kegemukan dan obesitas pada burden of walnutrition in Indonesia. Jakarta:
anak sekolah, Kementerian Kesehatan Republik World Bank.
Indonesia. Sumarmi, S., Nindya, T.S., Diana, R. dan Rifky,
Kemenkes RI. (2013a). Pokok-pokok hasil riset M.A. (2017). Kadar serum hepcidin dan TNF-
kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 Provinsi Jawa alfa pada remaja obes sebagai biomarker
Timur, Badan Penelitian dan Pengembangan defisiensi zat besi yang dipicu oleh diet
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik tinggi lemak. Laporan Penelitian. Universitas
Indonesia Tahun 2013. Airlangga.
Kemenkes RI. (2013b). Regulation on recommended Swinburn, B., Caterson, I., Seidell, J.C. & James
dietary allowance of Indonesia (angka W.P.T. (2004). Diet, nutrition and the prevention
kecukupan gizi). Indonesia’s Minister of Health. of excess weight gain and obesity. Public
Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia Health Nutrition, 7(1a), 123–146. Diakses dari:
Marcini, M., Ordovas, J. & et al., eds. (2011). http://www.journals.cambridge.org/abstract_
Nutritional and metabolic bases of S1368980004000175.
cardiovascular disease, United Kingdom (UK): Vertikal, L.A. (2012). Aktivitas fisik, asupan
Wiley-Blackwell. energi, dan asupan lemak hubungannya dengan
Medawati, A., Hadi, H. & Pramantara, I.D.P. gizi lebih pada siswa SD Negeri Pondokcina
(2005). Hubungan antara asupan energi, asupan I Depok Tahun 2012, Skripsi. Universitas
lemak, dan obesitas pada remaja SLTP di Kota Indonesia, Jakarta
Yogyakarta dan di Kabupaten Bantul. Jurnal Widodo, G.M. (2014). Hubungan antara asupan
Gizi Klinik Indonesia, 1(3), 119–129. lemak dengan status gizi pada WUS Suku
Muchlisa, C., & Indrisari, R. (2013). Hubungan Madura di Kecamatan Kedungkandang Kota
asupan zat gizi dengan status gizi pada remaja Malang Tahun 2014. Indonesia Journal of
putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Human Nutrition, 1(1), 12.
Universitas Hasanuddin Makassar Tahun Wijayanti, D.N. (2013). Analisis faktor penyebab
2013. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, obesitas dan cara mengatasi obesitas pada
1–15. Diakses dari: http://repository.unhas. remaja putri, Skripsi. Universitas Negeri
ac.id/bitstream/handle/123456789/5487/ Semarang.
Jurnal MKMI Muchlisa (K21109312). Wulandari, N.W.M., Muniroh, L. & Nindya,
pdf?sequence-1. T.S. (2015). Asupan energi dan aktivitas fisik
Musralianti, F., Rattu, A.J. & Kaunang, W.P. (2016). berhubungan dengan Z-Score IMT/U anak
Hubungan antara aktivitas fisik dan pola makan sekolah dasar. Media Gizi Indonesia, 10 (1),
dengan kejadian obesitas pada siswa di SMP 51–56.

Anda mungkin juga menyukai