Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN

KONSEP KOMUNIKASI PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA

Dosen Pengampu : Ns. Mohd.Syukri, Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Nama : Ade Sintia

Nim : Po712001190013

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Konsep Komunikasi Pada Pasien Gangguan Jiwa” ini dapat
tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

                                                                                       Jambi, Mei 2020

                                                                                     
 Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Jiwa.................................................................................3


2.2 Komunikasi Terapheutik Pada Pasien Gangguan Jiwa ..................................5
2.3 Trik Berkomunikasi Pada Pasien Gangguan Jiwa...........................................5
2.4 Tujuan Komunikasi Terhadap Pasien Gangguan Jiwa ..................................6
2.5 Contoh komunikasi pada pasien gangguan jiwa .............................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................
...........................................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan
sesama. Sebagai pengobat, dalam berkomunikasi dengan pasien kita tidak boleh
terburu-buru dan harus mengurangi kebisingan dan distraksi. Kita dapat
Menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dimengerti, kalimat tersebut dipakai
untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali terlupa atau ada
kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang
berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering
kali terbukti sangat membantu.
Kesehatan adalah salah satu konsep yang telah sering digunakan namun sukar
untuk dijelaskan artinya. Beberapa faktor yang berbeda terkadang menyebabkan
sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan, dan penyakit. Pada tahun 1947,
WHO mencoba untuk menggambarkan kesehatan secara luas. Kesehatan (health)
diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), sosial,
dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Di sisi lain, penyakit merupakan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-
proses biologis dan psikofisiologis pada seseorang. Kesakitan adalah reaksi
personal, interpersonal serta kultural terhadap penyakit. Kesakitan juga
merupakan respon subjektif dari pasien, serta respon di sekitarnya terhadap
keadaan tidak sehat, tidak hanya memasukkan pengalaman tidak sehatnya saja,
tapi arti dari pengalaman tersebut bagi pasien.

1
2.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud komunikasi terapeutik.


2. membedakan komunikasi dan komunikasi terapeutik.
3. apa yang dimaksud komunikasi terapeutik pada pasien gangguan dan jiwa.

3.1 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik sangat


bermanfaat bagi semua praktisi medis dan dapat membuat kita dapat
berkomunikasi lebih baik lagi dengan pasien kita.
2. Pentingnya mengetahui komunikasi terapeutik pada pasien gangguan
gangguan jiwa. 

4.1 Manfaat Penulisan

Dapat memberikan informasi tentang komunikasi secara umum dan


komunikasi terapeutik kepada pembaca atau sesama mahasiswa. Sehingga dapat
membuka wawasan kita semua terhadap pentingnya komunikasi terapeutik
terutama dalam menghadapi pasien yang mempunyai gangguan jiwa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa adalah gangguan pada otak yang ditandai oleh terganggunya
emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).
Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan
keluarganya (Stuart & Sundeen, 1998). Gangguan jiwa dapat mengenai setiap
orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial dan ekonomi.
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa
yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan
pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Penyebab gangguan
jiwa itu bermacam-macam. Gangguan Jiwa ada yang bersumber dari hubungan dengan
orang lain yang tidak memuaskan, misalnya seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan
semena-mena, cinta tidak terbalas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan, dan lain-lain.
Selain itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan faktor organik, kelainan saraf dan
gangguan pada otak (Djamaludin, 2001). Jiwa atau mental yang sehat tidak hanya berarti
bebas dari gangguan. Seseorang bisa dikatakan jiwanya sehat jika dia bisa dan mampu
untuk menikmati hidup, punya keseimbangan antara aktivitas kehidupannya, mampu
menangani masalah secara sehat, serta berperilaku normal dan wajar, sesuai dengan
tempat atau budaya dimana dia berada. Orang yang jiwanya sehat juga mampu
mengekpresikan emosinya secara baik dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya,
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Penyakit kejiwaan, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa adalah gangguan yang
mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang
ditandai oleh tegangguanya emosi. Proses berfikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan
panca indra), penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita(dan
keluarga).

3
Gangguan jiwa adalah suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi-
manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja
yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis,
atau kimiawi. Gangguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan
penyimpangan dari suatu konsep normatif. Setiap jenis ketidakberesan kesehatan itu
memiliki tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas.

Terdapat beberapa istilah yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan gangguan jiwa:

1. Gangguan jiwa psikotik: ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas, ditandai


waham (delusi) dan halusinasi, misalnya schizophrenia.
2. Gangguan jiwa neurotik: tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai realitas,
terutama dilandasi konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan yang menyebabkan
kecemasan (ansietas), dengan gejala-gejala obsesi, fobia, dan kompulsif.

 Gangguan jiwa fungsional: tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis yang
diketahui dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.

1. Gangguan jiwa organik: ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu


penyebab spesifik yang membuahkan perubahan struktural di otak, biasanya
terkait dengan kinerja kognitif, delirium, atau demensia, misalnya pada
penyakit Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSM-IV-TR karena ia
merangkum pengetian bahwa beberapa gangguan jiwa tidak mengandung
komponen biologis.
2. Gangguan jiwa primer: tanpa penyebab yang diketahui disebut pula idiopatik
atau fungsional.
3. Gangguan jiwa sekunder: diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari
suatu gangguan sistemik, medis atau serebral, misalnya delirium yang
disebabkan oleh penyakit infeksi otak.

4
2.2 Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Jiwa
Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik
khusus, ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang
gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah :

1. Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri,


penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar
(kecuali pasien dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit kulit,
pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).
2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan
penderita penyakit fisik membutuhkan support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik
bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga jiwa ikut terganggu.

2.3 Trik ketika berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa

 Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik


meminta klien berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan perawat,
pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan harus sering harus
dialihkan dengan aktivitas fisik.
 Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement
 Pada pasien yang sering menarik diri harus sering dilibatkan dalam
aktivitas atau kegiatan yang bersama – sama ajari dan contohkan cara
berkenalan dan berbincang dengan pasien lain, beri penjelasan manfaat
berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau
berhubungan, dll.

5
2.4 Tujuan Komunikasi Terhadap Pasien Gangguan Jiwa

 Pengobat dapat memahami orang lain.


 Menggali perilaku pasien
 Memahami perlunya memberi pujian
 Memproleh informasi pasien

2.5 contoh Komunikasi pada  pasien gangguan jiwa

contoh Komunikasi pada  pasien gangguan jiwa dengan masalah resiko bunuh
diri. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2OOO), bunuh diri
memiliki 4 pengertian, antara lain:

 Bunuh diri adalah membunuh diri sandiri secara internasional


 Bunuh diri dilakukan dengan intense
 Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
 Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung(aktif).atau tidak lansung (pasif),
misalnya tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau
secara sengaja berada di rel kereta api

a. Tindakan keperawatan yang dapat diambil :

 Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan pengobat


 Perkenalan diri dengan pasien
 Tanggapi pernbicaraan pasien dengan sabar dan tidak menyangkal.
 Bicara dengan tegas jelas dan jujur
 Bersifat hangat dan bersahabat
 Temani pasien saat keinginan mencederai diri meningkat
 Usahakan pasien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri seperti :
 Jauhkan pasien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet
gunting tali kaca dan lain-lain).

6
 Awasi pasien secara ketat Setiap saat

b. Kita sebagai Perawat dalam menghadapi pasien yang ingin bunuh diri ,kita
harus  dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara :

 Dengarkan keluhan yang dirasakan


 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan
 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagimana harapannya
 Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian,
dan lain-lain
 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keingnan
untuk hidup’

c. Pasien diusahakan agar dapat meningkatkan harga dirinya dengan cara :

 Bantu untuk memahami bahwa pasien dapat mengatasi kep


 Bantu mengdentifikasi Sumbet sumber harapan (misal hubungan atar sesama,
keyakinan, hala-hal untuk diselesaikan).

d. Pasien  dapat menggunakan koping yang adaptif.

 Ajarkan untuk mengdentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan


setiap trari (e.g. berjalan-ialan’ membaca buku favorit’ menulis surat dll’)’
 Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan ia sayang dan pentingnya 
terhadap kehidupan orang lain mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan
 Beri dorongan untuk berbagai keprihatinan pada orang lain yang mempunyai
suatu masalah atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif

7
 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses menyampaikan pesan yang dilakukan oleh


seseorang kepada pihak lain yang bertujuan untuk menciptakan persamaan pikiran
antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi terapeutik adalah suatu
pengalaman bersama antara pengobat dan pasien yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah pasien yang mempengaruhi perilaku pasien.

Secara langsung, gangguan psikologis / jiwa dapat dijelaskan dengan


mengetahui penyebab psikologis itu sendiri. Penyebab tersebut diantara lainnya
seperti stres, pengalaman trauma, dan masalah pada masa kanak-kanak.

3.2 Saran

1. Perawat harus bisa menghadapi pasien dengan gangguan fisik dan jiwa agar
terjadi hubungan terapeutik dengan pasien. Walaupun pasien mempunyai
gangguan persepsi sensori, Perawat harus merawat pasien dengan baik dan
mengetahui teknik-teknik komunikasi yang harus lebih diperhatikan.
2. Pengobat mampu menguasai cara-cara berkomunikasi dengan pasien yang
terganggu fisik dan mentalnya lebih efektif karena telah mengetahui
bagaimana terapeutik berkomunikasi dengan pasien gangguan jiwa, serta
mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://pohoseng.com/komunikasi-pada-pasien-gangguan-fisik-dan-jiwa/

http://pohoseng.com/komunikasi-pada-pasien-gangguan-fi sik-dan-jiwa/

http://rsj.babelprov.go.id/content/trik-dan-teknik-komunikasi-terapeutik-pada-pasien-
gangguan-jiwa

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/view/4737

Anda mungkin juga menyukai