Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI DALAM

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Kelompok II

1. Nur Nadhilah I.D.S. Baranuddin 2117011


2. William Rudy Widianto 2117015
3. Ayuniar 2117003
4. Nuraya 2117037
5. Ikhsan Pou 2117012
6. Yohanis Tende Boro 2117017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Hipertensi Dalam Keperawatan Komunitas“ dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompk keperawatan komunitas.

Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.

Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat,


selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I_PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Makalah
BAB II_PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Faktor Predisposisi
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
G. Klasifikasi
H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Penunjang
J. Penatalaksanaan
BAB III_ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Klafikasi data
C. Analisa data
D. Diagnosis nanda nic noc
E. Rencana intervensi
BAB IV _PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas
(kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka
kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai
penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6
% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini
terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan  lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain
dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan
dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan),
kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi
kadar lemaknya.
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan
komplikasinya. Obesitas merupakan ciri dari populasi  penderita hipertensi.
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas
lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas
tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis
meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak
ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi.
Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki
hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.

Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30 tahun


atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai
lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala,
misalnya pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh,
dan kembali ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin
hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus
seperti ini kita membicarakan “hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak
diatas kesasaran normal, kita menyebutnya “hipertensi perbatasan” namun,
jika angkanya diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang
ketahap “stabil” hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya
sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda
dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.
(Hans p. wolf. 2006 : h 63)

B. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi.
2. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi.
3. Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi.
4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
5. Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi.
6. Memahami Asuhan Keperawatan bagi pasien hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer,
2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah
Tinggi jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan
Diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.
B. Epidemiologi
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di
Amerika Serikat. Sekitar seperempat jumlah pendududk dewasa menderita
hipertensi, dan insidennya lebih tinggi dikalangan Afro-Amerika setelah
usia remaja.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi essensial dan
sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu.
C. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90%
diantara mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak
dapat ditentukan penyebab medisnya.Sisanya mengalami kenaikan tekanan
darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder). Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Beberapa penyebab terjadinya
hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronism
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alcohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
c. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
D. Faktor Predisposisi
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila
salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor
lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial.
Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan
darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan,
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini
belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan
yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum
dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bias terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
F. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, jantung da ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
G. Klasifikasi
      Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).    

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:


Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Dan/Atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90
Terisolasi
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu :

Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih *


Kategori Sistolik Diastolik
(mmhg) (mmhg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi †

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99


Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila


tekanan sistolik dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka
yang dipilih adalah kategori yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata
dari dua kali pembacaan atau lebih yang dilakukan pada setiap dua kali
kunjungan atau lebih setelah skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal".
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering
ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis.
Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan
( pregnancy-induced hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi
sekunder karena hipertensinya reversible setelah bayi lahir. PIH
tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan curah jantung dan
TPR. Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara drastis.
Pada wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh
penurunan responsifitas vascular terhadap hormon-hormon vasoaktif,
misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH,
tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida
tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah secara langsung
meningkatkan curah jantung dan tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai
akibat dari gangguan imunologik yang mengganggu perkembangan
plasenta. PIH sangat berbahaya bagi wanita dan dapat menyebabkan
kejang,koma, dan kematian.

H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi
menurut TIM POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto
(Depkes, 2007)  adalah diantaranya:
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak,
transient ischemic attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark
miocard acut (IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema
pupil.
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas
kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi:
1. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum
memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ
dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia
darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
total, HDL, LDL.
2. Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan
konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai
tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens
kreatinin, protein, asam urat, TSH  dan ekordiografi.
3. Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi
ginjal), glucose (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan
aldosteron yang meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat
menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi
pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan
disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
4. Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan
J. Penatalaksanaan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan
hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang
teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/
mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh
yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol
tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan
atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat
anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan
makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit
dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap
pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-
45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat
antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat
diharapkan menghubungi dokter. 
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan
cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh
berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh
obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada
penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti
asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan
Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah
turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi
penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-
hati.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk
dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
5. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril.
Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing,
sakit kepala dan lemas.
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan
cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk
golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek
samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala
dan muntah.
7. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari
faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat
penyakit ini bisa ditekan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Contoh Kasus

            Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13
th)  seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki,
bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S
istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh
pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa
penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di
rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat
Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu
dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang
kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter
tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang
memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena 
Hipertensi sebelumnya. 

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.  Pengkajian Keluarga

      I.    Data Umum :

1.      Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. A

2.      Alamat dan Telepon                      :   Tuban

3.      Pekerjaan Kepala Keluarga           :  pedagang toko


4.      Pendidikan Kepala Keluarga        :  SMP

5.      Komposisi Keluarga                      :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelami dengan KK
n
1. Tn. A L Suami 50 thn SMA
2. Ny. S P Istri 45 thn SMP
3. An. Z P Anak 13 thn SMP
4. An. D L Anak 6 thn SD

Genogram :

Keterangan :

6.      Tipe Keluarga.

      Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.

7.      Suku bangsa.

      Jawa – Indonesia. Tn. A  berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.

8.      Agama.

      Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S

9.      Status Sosial Ekonomi Keluarga.

      Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan
Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2
minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan
pedagang toko kebutuhan sehari-haridipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan
penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.

10.  Aktifitas Rekreasi Keluarga.

         Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan


bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.

         Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada


di Tuban jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak


pertama berusia 13 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-
masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-
anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan
kewajibannya sebagai anak.

3.      Riwayat keluarga inti :

Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi


karenaayah Ny.S  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan
yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol
yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak
pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di
toko).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No Nama Umur BB/Kg Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


Kesehatan (BCG/Polio Kesehatan yang telah
/DPT/HB/C dilakukan
ampak)
1. Tn. A 50 60 Baik Lengkap -
2. Ny. S 45 48 Sakit Lengkap Gangguan Membantu
Nutrisi Pemenuhan
Nutrisi pada
Ny. S tanpa
membawa ke
pelayanan
kesehatan
3. An. Z 13 27 Baik Lengkap -
4. An. D 6 25 Baik Lengkap -

4.      Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan


dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara
kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

III.    Lingkungan

1.      Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar
tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar
mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk
menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan
memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.
Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga
tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan
dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.             

2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri


sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal
dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola
sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai
dan komunikasi mereka cukup baik.

3.      Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah


tempat,saat Ny.S sakit Tn.Ajarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas
dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang
dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.

4.      Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti


musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi
dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan
rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap
seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat
rumah.

5.      Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-


kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti
sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A  mempunyai
tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah
anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri,
meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta
mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter
serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya
sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100
m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.

IV.    Struktur Keluarga

1.      Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-


anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan
tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.

2.      Struktur Peran Keluarga :

Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A


menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3.      Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

 Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah


tangga

 Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.

 An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.

 An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.

4.      Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit
bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk
memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
V.     Fungsi Keluarga

1.      Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik


dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi
dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.

2.      Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan


keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara


awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang
anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat
ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan
keluarga.

4.      Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah


bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri.
Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi
pendidikan yang baik.

5.      Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit


dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang
dapat digunakan kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga

1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan


keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.

2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :


Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan
kelak menjadi anak yang berguna.

3.      Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan


sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan
mereka terhadap anaknya.

4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan

VII.     Pemeriksaan Fisik.

         Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.

N Pemeriksaa Tn. A Ny. S An. Z An.D


o n Fisik
1. Kepala Simetris, rambut Simetris, tidak Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ada ketombe, berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada Rambut sedikit tidak ada tidak ada
ketombe. kusut ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
jelas jelas jelas jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,keadaa
n bersih,Tidak n bersih,Tidak n bersih,Tidak n bersih,Tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
yang ditemukan yang ditemukan yang ditemukan yang ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan lembab,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara
mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada Pada Pada Pada
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
operasi operasi operasi operasi
9. TTV dan TD : 120/80 TD:160/100 TD:110/80 TD:105/63
Ekstremitas R:20x/min R:20x/min R: 18x/min R:18x/min
N : 74x/min N: 100x/min N:84x/min N:72x/min
S : 36°C S: 36,5°C S:37,2°C S:37°C
VIII.    Harapan Keluarga.

            Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat


memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

  Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

DS: Kenaikan tekanan darah Gangguan


pemenuhan
         Ny.S mengatakan ↓ nutrisi kurang
mual,muntah,lemas, nafsu dari kebutuhan
makan menurun. Kompensasi tubuh(pusing) tubuh.

DO: ↓

         Ny.S terlihat lemas mempengaruhi hipothalamus

         Ny.S makan 1x/hari ↓


habis ½ porsi dengan
bantuan, dan kadang tidak kurang nafsu makan
makan.

         Mukosa bibir kering.
Kurang nutrisi

DS: Riwayat hipertensi, gaya hidup Hipertensi

         Pasien mengatakan ↓
pusing dan lemas.
Penumpukan kolesterol dalam
         Ny.S mengatakan pemb.darah
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang ↓
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari. Vasokontriksi vaskular
         Karena merasa sudah ↓
sehat Ny.S jarang lagi
periksa ke dokter meskipun Tekanan darah meningkat
hanya sekedar periksa.

         Ny.S bekerja
berdagang di pasar dari pagi
sampai hampir sore
sehingga kurang istirah

         Ny.S mengatakan
jarang berolah raga

         Ny.S tidak merokok

         Ny.S suka
mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan
dan bumbu santan.

         Tn.A mengatakan
bahwa ibu sudah biasa
seperti ini.

DO:

         Ny.S tampak lemas dan


berbaring di tempat tidur.

TD : 160/100mmH,  N :
100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

Diagnosa keperawatan.

1.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga
Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2.    Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

B.  Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan


keluargaTn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai
berikut :

1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S


keluarga Tn.A b.dkekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial
anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang
1.aktual (3) sudah terjadi dan perlu di
2. resiko tinggi (2) lakukan tindakan segera.
3. potensial (1)
2. Kemungkinan 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
masalah dapat tindakan untuk me-mecahkan
diubah masalah dapat dijangkau
1.tinggi (2) keluarga.
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3. Potensi untuk 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
mence-gah tidak memper-buruk keadaan
masalah dapat dilakukan Ny.S dan
1.      Mudah (3) keluarga dengan memperbaiki
2.       Cukup (2) perilaku hidup sehat.
3.      Tidak dapat
(1)
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
masalah masalah tetapi tidak didukung
1.      Masalah dengan pemahaman yang ade-
dirasakan dan kuat tentang karakteristik
perlu penanganan penyakit .
segera. (2)
2.      Masalah di
rasakan, tidak
perlu di tangani
segera (1)
3.      Masalah tidak
dirasakan (0)
Total Skor 3      3/3

2.      Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitunga Skor Pembenahan


n
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan
1.      Actual (3) tetapi tidak perlu ditangani
2.      Resiko tinggi (2) segera.
3.      Potensial (1)
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1  membawa Ny.S ke
masalah dapat diubah pelayanan kesehatan untuk
1.      Tinggi (2) mendapatkan pengobatan dan
2.      Sedang (1) perawatan.
3.      Rendah (0)
3. Potensi untuk mence- 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
gah masalah dengan menjaga pola hidup
1.      Mudah (3) dan pola makan.
2.      Cukup (2)
3.      Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa
1.      Masalah dirasakan menerima keadaan mereka
dan perlu penanganan saat ini meskipun belum
segera (2) stabil.
2.      Masalah
dirasakan, tidak perlu
di tangani segera (2)
3.      Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3
2/3
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S

TANGGAL 10 April 2012

No Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Kep. Keluarga
Umum Khusus Kriteria Standart

1 Gangguan Setelah Setelah di Verbal            Mengetahui tentang 1.  Memberitahu pasien dan keluargabetapa


pemenuhan nu di lakukan pentingnya nutrisi bagi pentingnya untuk tetap menjagakebutuhan
trisi kurang lakukan kunjungan Pasien dan tubuh. nutrisi walau saat sakit.
dari kebutuhan tindakan sampai 1 ha keluarga bisa
tubuhpada diharapk ri selama 30 memahami          Megetahui 2.  Memberitahu keluarga dan pasien tentang
Ny.S keluarga ankebutu menit materi yang di komposisi nutrisi yang komposisi nutrisi yang seimbang.
Tn.A hannutris diharapkan berikan. seimbang.
b.dkekurangef inya pasien dan 3.  Memberitahu keluarga supaya lebih aktif
ektifan pasien keluarga dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan
keluarga terpenuhi mampu kebutuhan nutrisinya nya secara parsial,
dalam secara memahami perlahan-lahan sambil melatih pasien agar
membantu sembang tentang mampu melaksanakannya secara mandiri.
memenuhi pentingnya
kebutuhan nutrisi.
nutrisi
keluarga yang
sakit.
.
Setelah di Perilaku          Makan 3x 1.  Menjelaskan bagaimana pentingnya nutrisi
lakukan sehariporsi habis tanpa bagi tubuh dan sebagai penunjang
kunjungan Pasien mampu bantuan kesembuhan penyakit.
sampai 1-2 makan dan
hari selama minum          Minum air putih 8 2.  Memotivasi Ny.S untuk melakukan
30 menit gelas perhari tanpa aktifitas tersebut.
diharapkan Secara bantuan
pasien seimbang 3.  Membantu  keluarga supaya lebih aktif
mampu dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan
makan 3x/h kebutuhan nutrisinya secara parsial, sampai
ari porsi tujuan terpenuhi.
habis  dan
minum 8
gelas air /
hari.

2. Hipertensi Setelah 1. setelah Verbal  a.   Pengertian hipertensi 1.   Berrikan pengetahuan keluarga tentang
pada Ny.S dilakuka dilakukan Pasien dapat karakteristik penyakit  hiprtensi dan
keluarga Tn.A n kunjungan menyebutkan b.   Penyebab : perawatannya.
berhubungan kunjunga 2-3 hari dengan jelas
dengan n selama 30 dan benar      Keturunan 2.   Mendiskusikan bersama tentang
ketidakmampu keperawa menit karakteristik penyakit hipertensi dan
an keluarga tan, Keluarga      Kelelahan perawatannya.
mengenal keadaan dapat
karakteristik penyakit mengenal      Kurang olah raga 3.   Memberikan bimbingan dengan ilustrasi
penyakit dan Ny.S ka- menggunakan brosur dan sebagainya.
perawatannya berangsu rakteristik      Penyakit tekanan
r pen- darah tinggi 4.   Mendengarkan dengan seksama sanggahan
membaik yakithiperte yang diajukan keluarga.
nsi Menjawab pertanyaan
dengan baik dan benar. 5.   Menanggapi  pertanyaan dengan sabar.

6.   Membimbing keluarga untuk mengulangi


penjelasan yang sudah diberikan.

7.  Berikan pujian bila keluarga mampu


menjawab dengan baik dan benar.

2.setelah dilakukan Verbal Keputusan yang dibuat 1.   Mendiskusikan alternatif  untuk


kunjungan 2-3 hari keluarga dan Ny.S sendiri mengatasi masalah yaitu :
selama 30menit Pasien
Keluarga dapat memperhatika -    Pentingnya berobat teratur ke sarana
membuat kepu- n dengan baik kesehatan.
tusan yang tepat
tentang upaya -    Pentingnya kerjasama dengan petugas
pengobatan Ny.S kesehatan.
ke sarana
kesehatan dan -    Manfaat istirahat dan olah raga teratur
bersedia
memberikan 2.   Berikan dorongan kepada keluarga dan
perawatan yang Ny.S untuk membuat keputusan.
baik dan benar.
Beri pujian terhadap keputusan yang baik
dan benar sebaliknya beri koreksi atas
keputusan keliru

3.  pada akhir Perilaku - melakukan olah raga 1.   Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-
pertemuan yang cukup waktu.
Keluarga sepakat Pasien
jika diadakan melaksanakn - makan teratur 2.   Menjelaskan bahwa diskusi akan
evaluasi sewaktu- apa yang dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai
waktu. sudah di - meluangkan waktu untuk dengan keputusan yang telah dibuat
ajarkan istirahat dan refreshing. keluarga.
dengan baik
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1. Gangguan Tgl 11-04-2012 Jam S: Tgl 11-04-2012
pemenuhan nutrisi 08.30-09.00 • Keluarga menjawab Jam 08.30-09.00
kurang dari • Mengucapkan salam salam Sampai
kebutuhan tubuh • Memvalidasi • Tn.A mengatakan Tgl. 12-04-2012
pada Ny.S keluarga keadaan keluarga Ny.S masih mual, jam 08.30-09.00
Tn.A b.d kekurang • Mengingatkan pahit di mulut, dan
efektifan keluarga kontrak belum bisa
dalam membantu • Menjelaskan tujuan sepenuhnya
memenuhi kebutuhan menghabiskan porsi
nutrisi keluarga yang TUK makannya.
sakit. 1. Memberitahu • Keluarga menyetujui
kepada pasien dan pertemuan saat ini
keluarga betapa selama 30 menit
pentingnya menjaga tentang pentingnya
keseimbangan nutrisi pemenuhan nutrisi dan
walaupun saat sakit. komposisi
2. Memberitahu seimbangnya.
pasien dan keluarga • Keluarga
tentang komposisi mengatakan sudah
nutrisi yang seimbang. faham tentang proses
3. Memberikan membantu pemenuhan
kesempatan pada nutrisi Ny.S.
keluarga untuk O:
bertanya dan • Keluarga kooperatif
mengulangi dan aktif saat
penjelasan apa yang dijelaskan.
sudah kita ajarkan. • Keluarga
4. Memberitahu mendengarkan
keluarga untuk lebih penjelasan yang
aktif dalam membantu diberikan.
pemenuhan kebutuhan • Keluarga membantu
nutrisi secara parsial. proses pemenuhan
5. Memberikan kebutuhan nutrisi
motivasi pasien dan Ny.S sampai akhirnya
membantu anggota bisa makan dan
keluarga untuk minum.
membantu Ny.S • Ny.S belum
perlahan-lahan menghabiskan seluruh
memenuhi kebutuhan porsi, tapi 2/3 porsi
nutrisi sampai tujuan dan minum kurang
tercapai lebih 5 gelas/hari.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
2. Hipertensi pada Ny.S Tgl 11-04-2012 Jam S: Tgl 13-04-2012
keluarga Tn.A 08.30-09.00 •Keluarga menjawab Jam 08.30-09.00
berhubungan dengan • Mengucapkan salam salam
ketidakmampuan • Memvalidasi •Tn.A mengatakan
keluarga mengenal keadaan keluarga Ny.S masih sedikit
karakteristik penyakit • Mengingatkan pusing dan belum bisa
dan perawatannya kontrak sepenuhnya
• Menjelaskan tujuan melakukan aktifitas.
TUK • Keluarga menyetujui
1 Memberikan pertemuan saat ini
pendidikan kesehatan selama 30 menit
tentang Hipertensi tentang pentingnya
yang meliputi: aktifitas sehari-hari.
- Pengertian hipertensi • Keluarga dan pasien
- Tanda dan gejala mengatakan belum
- Penyebab dan sepenuhnya
pencegahan memahami apa itu
2. Memeberikan yang berkaitan dengan
masukan /saran hipertensi.
kepada keluarga untuk • Keluarga sudah
membawa Ny.S untuk membawa Ny.S ke
berobat ke pelayan dokter yang biasa di
kesehatan sebagai kunjungi.
keputusan yang baik. O:
3. Mengajukan • Keluarga kooperatif
kontrak waktu pada dan aktif saat
akhir pertemuan untuk dijelaskan.
di lakukan evaluasi • Keluarga
keadaan Ny.S dan mendengarkan
keluarga. penjelasan yang
diberikan.
• Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
sudah agak lebih baik.
• TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang
dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.Hipertensi dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan
presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10%
karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui
dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala
(asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi
medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.

4.2 Saran

        Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi


hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu,
melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai
dengan kebutuhan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan


Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Jakarta : EGC

Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai