OLEH :
KELOMPOK 8
KELAS 3.4
Puji syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya tim penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga”. Tim penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawtan
Keluarga, Jurusan Keperawatan, Prodi DIII Politenik Kesehatan Denpasar yang telah banyak
memberikan petunjuk, masukan dan telah memberikan sumbangsih ilmu.
Tim penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna, untuk itu tim penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga paper ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Tim Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan........................................................................................ 15
3.2 Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Katarak merupakan penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh/berwarna putih
abu-abu dan ketajaman penglihatan menurun. Katarak merupakan terjadinya protein pada lensa yang
secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa (Corwin, 2009).
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di
proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Springhouse Co). derajad distabilitas yang di timbulkan oleh katarak di pengaruhi oleh lokasi dan
densitas keburaman (Indriana N,2012).
Katarak berasal dari Yunani Katarrahakies, Inggeris Cataract, dan Latin Cataracta yang berarti
air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya
(Sidarta IIyas,2015).
Menurut catatan Orgnisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katarak adalah kekeruhan dari lensa mata
yang mencegah visi yang jelas. Meskipun sebagian besar kasus katarak terkait dengan proses
penuaan, kadangkadang anak-anak dapat lahir dengan kondisi, atau katarak dapat berkembang
setelah cedera mata, peradangan, dan beberapa penyakit mata lainnya.
2.2. Klasifikasi
A. Berdasarkan pada usia, katarak dapat di klasifikasikan menjadi:
1) Katarak Kongenital
Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun (terjadi pada bayi baru lahir)
akibat kesalahan metabolisme sebelum di lahirkan atau akibat infeksi rubela maternal selama
trimester pertama kehamilan. Katarak tipe ini juga dapat terjadi akibat anomalia kongenital
atau akibat genetik. Penurunannya biasanya dominan autosom namun, katarak resesif
mungkin terkait dengan kromosom seks.
2) Katarak Traumatik
Katarak yang terjadi setelah benda asing mencederai lensa dengan tenaga yang cukup untuk
memungkinkan humor aqueous atau vitreous memasuki kapsul lensa.
3) Katarak Senil
Katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun pada lansia, kemungkinan karena perubahan
kimiawi pada protein lensa.
4) Katarak Toksik
Katarak yang terjadi akibat obat-obatan atau toksisitas bahan kimiawi ergot atau fenotiazin.
5
5) Katarak rubela
Terdapat dua bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara
atau kekeruhan diluar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior total.
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak merupakan kondisi penurunan
ambilan oksigen, penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat
larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaa, lensa secara bertahap kehilangan air dan
mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh
kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi di korteks, serat
lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama – lama menyebabkan hilangnya
transparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak
diatas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini,
menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa yang ada didalam lensa
yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang di berbagai bagian
lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang
keruh / buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak
menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata
menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi cokelat atau hitam dan klien
mengalami kesulitan dalam membedakan warna (Istiqomah, 2012).
7
2.5. PATHWAY
Gangguan Ansietas
koagulasi
penerimaan
sensori/status mengabutkan pandangan
organ indera
Terputusnya protein lensa disertai prosedur invasive
Menurunnya influks air kedalam lensa pengangkatan
ketajaman katarak
penglihatan
Usia meningkat
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Gangguan Penurunan enzim menurun
persepsi sensori-
perseptual
Degenerasi pd lensa
penglihatan
KATARAK
Post op Nyeri
8
2.6. Manifestasi klinik
A. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, dan buram. Bayangan benda
terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
B. Kesulitan melihat ketika malam hari.
C. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
D. Bayangan cahaya yang di tangkap seperti sebuah lingkaran.
E. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau beraktifitas lainnya.
F. Sering mengganti kaca mata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman.
G. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat misalnya Cahaya putih
yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
H. Jika melihat dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda.
2.7. Komplikasi
Komplikasi menurut (Kimberly A.J.Bilotta.,2014)
Kehilangan penglihatan total
Komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi :
a. Penurunan cairan vitreus
b. Dehisens luka
c. Hifema
d. Glukoma yang menyumbat pupil
e. Ablasio retina
f. Infeksi
2.8. Penatalaksanaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau mencegah
terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan (Vaughan DG & Arif, Mansjoer).
a. Penatalaksanaan Non-Bedah :
1) Terapi penyebab katarak
Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obatobatan yang bersifat katarak
togenik sepeti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi (inframerah
atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.
2) Memperlambat progresivitas.
Beberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium
dini untuk memperlambat progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya
9
belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran vitamin E dan aspirin dalam memperlambat
proses kataraktogenesis.
3) Penilaian terhadap perkembangan
Visus pada katarak insipien dan Imatur :
a) Refraksi yaitu dapat berubah sangat cepat,sehingga harus sering dikoreki.
b) Pengaturan pencahayaan yaitu pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa (area
pupil masih jernih) dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang.
Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan
disamping dan sedikit di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik.
c) Penggunaan kacamata gelap yaitu pada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian
sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apabila beraktivitas di luar
ruangan.
d) Midriatil yaitu pupil akan memberikan efek positif pada lataral aksial dengan kekeruhan
yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
b. Penatalaksanaan pembedahan katarak
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup:
1) Indikasi visus merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap individu,
tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-hari.
2) Indikasi medis merupakan pasien bisa saja tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa
matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaucoma
imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada
retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina. Penanggulangan katarak dengan
jalan operasi atau pembedahan, dimana lensa diangkat dari mata (ektraksi lensa) dengan
prosedur intrakapsular atau ekstrakapsular.
- Ekstraksi ekstrakapsular, pada teknik ini bagian depan kapsul dipotong dan
diangkat, lensa dibuang dari mata sehingga menyisakan kapsul bagian belakang.
lensa intrakuler buatan dapat dimasukan kedalam kapsul tersebut. kejadian
komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau kapsul bagian belakang utuh.
- Fakofragmentasi, merupakan teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran
ultrasonik untuk mengangkat lensa melalui irisan yang kecil (2,5mm) sehingga
mempermudah penyumbuhan luka pasca operasi.
3) Indikasi kosmetik merupakan indikasi dimana kadang-kadang pasien dengan katarak
matur meminta ekstraksi katarak (meskipun kecil harapan untuk mengambil visus) untuk
memperoleh pupil yang hitam.
c. Penatalaksanaan keperawataan
10
1) Penderita katarak dianjurkan untuk memakai kaca mata hitam ketika berada diluar ruangan
pada siang hari, mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk kedalam mata.
2) Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang
mempercepat terbentuknya katarak.
d. Pemeriksaan penunjang :
1) Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, dan penglihatan ke
retina.
2) Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3) Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg).
4) Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5) Tes provokatif : menentukan adanya/tipe glaucoma.
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, dan
perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukoma : kontrol DM.
2.9. Konsep pemenuhan dasar gangguan kebutuhan
1. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
(Menurut Potter&Perry,2006) mengungkapkan kenyamanan /rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan/kententraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penamapilan sehari-hari), kelegaaan (kebutuhan yang
terpenuhi) dan transeeden (keadaan tentang sesuatau yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyaman mesti dipandang secara holistik yg mencakup empat aspek:
1) Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
2) Sosial, berhubungan dengan hubungan internasional
3) Psikospiritual, berhubungan denagan keawaspadaan internal dalam diri sendiri meliputi
harga diri sendiri,seksualaiatas, makna kehidupan.
4) Lingkungan, berhubungan dengan latara belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya,tempratur,bunyi, unsur alamiah.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,
harapan, dukungan, dan bantuan.secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyam adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, hipo/hipertemia.hal ini
disebabakan karena mempengaruhi kondisi tidak nyaman pasien dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien.
2. Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien katarak.
11
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yg mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia antara lain (menurut A. Maslow dan Virginia Henderson) :
a. Penyakit yaitu keadaan sakitmaka beberapaa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan
kebutuha lebih besar dari biasanya.
b. Keluarga yaitu hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan
dasar karena adanya saling percaya.
c. Konsep diri yaitu terutama konsep diri yang positif memberikan keutuhan bagi seseorang.
Konsep diri yang sehat memberikan keutuhan bagi seseorang.
d. Tahap perkembangan yaitu setiapa tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan
yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spritual.
12
2.10.ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Untuk melengkapi data penulis mengadakan pengumpulan data dengan wawancara, observasi,
dan pemeriksaan fisik. Asuhan keperawatan keluarga penulis lakukan dalam kasus ini
berlangsung 6 hari terhitung dari 06 Agustus – 13 Agustus 2020 dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan keluarga yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah, prioritas masalah, perencanaan,
pelaksanaa dan evaluasi.
Nama KK :TN.A
Usia : 56 Tahun (sudah meninggal karena stroke)
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
13
(33 th)
3. Tn. F L Anak 24 Oktober SMA Guru less Lengkap
II 1986/
(31 th)
14
3. Genogram keluarga
Ny.A
Tn.M
62 th
TN.N
Meninggal Ny.S 65 th
53 th 47 th
33 th 31 th 26 th 24 th 16 th
Keterangan :
= Perempuan = Tinggal
Serumah = Entry
Klien
15
4. Tipe keluarga :
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga The Single-Parent Family dikarenakan Tn.A
sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu. Dan di dalam rumah terdiri dari
Ny.E dan 3 orang anak yaitu Ny.P, Ny.U, dan An.B sedangkan Tn.F dan Tn.R
tinggal memisah (Kost) dikarenakan terlalu jauh dari tempat berkerja.
5. Suku :
Suku yang dimiliki Tn.A adalah jawa tengah (magelang) sedangkan suku yang
dimiliki Ny.E adalah Sumatra barat (padang), pola makan yang berhubungan
dengan suku bangsa antara lain keluarga Tn.A khususnya Ny.E suka mengkonsumsi
makanan yang asin-asin dan pedas. keluarga Ny.E tidak menganut kebudayaan-
kebudayaan yang betentangan dengan nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai
kepercayaan yang dilarang oleh agama yang menurut kelurga bertentangan dengan
kesehatan. Tn.A tinggal disekitaran masyarakat yang bersuku jawa dan betawi. Saat
dilakukan pengkajian tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi kesehatan
individu.
6. Agama :
Agama yang dianut oleh keluarga Ny.E adalah Islam dan semua anggota keluarga
Ny.E tidak pernah meninggalkan sholat wajib, mengaji membaca Al-Qur’an, dan
berpusa rutin pada bulan Ramadhan pemahaman keluarga Ny.E tentang Agama
cukup baik.
Keluarga Ny.E biasa berlibur secara rutin setiap hari Raya Idul Fitri dan Ny.E
berserta keluarganya biasa menghabiskan waktu luang bersama dengan menonton
TV.
Tahap perkembangan keluarga Ny.E adalah anak usia dewasa awal karena anak
pertama Tn.A dan Ny.E berumur 33 tahun yaitu Nn.P tugas perkembangan pada
tahap dewasa awal :
Anak pertama Tn.A dan Ny.E yaitu Nn.P belum menikah dikarenakan terlalu
sibuk bekerja.
k) Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
Tugas perkembangan pada tahap ini belum terpenuhi di karenakan Nn.P belum
menikah dan juga belum mempunyai mertua.
17
Tugas perkembangan ini belum bisa terpenuhi dikarenakan anak pertama Ny.E
belum menikah dan masih tinggal bersama Ny.E.
Nn.P anak pertama dari T.A dan Ny.E belum menikah dikarenakan terlalu
sibuk bekerja.
e. Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
Tn.A dan Ny.E menikah sudah 50 tahun yang lalu. Perkawinannya direstui oleh
orang tua masing-masing. Tn.A berasal dari daerah jawa tengah dan Ny.E berasal
dari daerah sumatra barat.setelah Tn.A dan Ny.A menikah mereka memutuskan
untuk tinggal di Jakarta . Ny.E di karuniai anak 5, Ny.E mempunyai riwayat HT
(Hipertensi) dan Asma dari orang tuannya. Tn.A mempunyai riwayat DM
18
(Diabetes Melitus) dari orang tuanya. Di keluarga Tn.A dan Ny.E tidak memiliki
riwayat penyakit katarak.
Ny.E berasal dari daerah padang di bawa ke Jakarta oleh orang tua semenjak umur
2 tahun hingga sekarang, sedangkan Tn.A berasal dari jawa. Mereka bertemu
ketika Ny.E masih di bangku 3 SMA sedang mengerjakan tugas dirumah
temannya dan bertemu dengan Tn. A pemain musik yang sedang menyanyi lalu
mereka berpacaran ± 2 tahun dan memutuskan untuk menikah Pada tanggal 13
Maret 1983. Dari pernikahan mereka dikaruniai 5 orang anak yang terdiri dari 3
orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki.
C. Lingkungan
a. Perumahan
Jenis bangunan rumah permanen dan status milik pribadi (warisan dari
keluarga). Luas bangunan 6 × 3 m rumah Ny.E tidak memiliki perkarangan.
Atap terbuat dari genteng, dengan memiliki ventilasi ≤10% luas lantai.
Cahaya dapat masuk pada siang hari dengan penerangan litrik disertai lantai
rumah terbuat dari ubin. Kondisi kebersihan keseluruhan rumah tidak rapi
karena banyak barang-barang yang berserakan dimana-mana tidak sesuai
dengan tempatnya.
Rumah keluarga Ny.E tidak memiliki halaman, memiliki ruang tamu tetapi
tampak kotor, memiliki ruang tidur bersama, tidak memiliki ruang makan,
mempunyai dapur tetapi tampak sangat kotor, kamar mandi (wc) tampak
cukup bersih namun licin. Faktor-faktor resiko bahaya fisik yang mungkin
terjadi tidak adanya penyangga untuk Ny.E berjalan karena bisa terjatuh.
19
c. Denah rumah
S
Dapur Kamar Mandi
T B
U
Kamar
R2
Bersama
6m
R1 Ruang
Tamu
Pintu
Utama
Pembuanga 3m
n Sampah
Keterangan :
: Jendela
20
: Pintu
: Ventilasi
: Tembok Pembatas
d. Pengelolaan sampah
e. Sumber air
Keluarga mempunyai sumber air dengan jenis sanyo (Air tanah) tetapi air
tidak dipakai untuk kebutuhan minum karena keluarga Ny.E memenuhi
keperluan air minum dengan membeli air mineral atau isi ulang untuk minum
sehari-hari. Keadaan air tampak kurang bersih ada pengendapan, sedikit
berbau dan sedikit berwarna.
f. Jamban keluarga
Keluarga Ny.E selama tinggal di Utan Panjang tidak pernah memiliki masalah
dengan tetangga sekitar. Hubungan keluarga Ny.E dengan tetangga juga sangat
21
baik. Keluarga Ny.E selalu bersikap ramah kepada semua tetangga. Begitupun
sebaliknya tetangga keluarga Ny.E juga bersikap baik dan sopan.
Ny.E sebelum menikah dengan Tn.A tinggal di kampung rawa sedangkan Tn.A
tinggal di Utan panjang. Ketika Ny.E memutuskan
untuk menikah dengan Tn.A. Pada tahun 2002 Ny.E pindah untuk tinggal
bersama dengan Tn.A di Utan Panjang hingga sekarang.
Keluarga Ny.E biasa berkumpul bersama diruang tamu pada malam hari.
Keluarga Ny.E dalam berinteraksi dengan masyarakat juga baik, Ny.E tidak
mengikuti kegiatan masyarakat dikarenakan sibuk menggurus rumah.
A. Struktur keluarga
Cara pengambilan keputusan dalam keluarga Ny.E dengan cara musyawarah dan
melibatkan semua anggota keluarga untuk menemukan jalan keluar. Yang mengambil
keputusan dalam keluarga Ny.E adalah Ny.E karena Ny.E merupakan Ibu dari Nn.P,
Tn.F, Tn.R, Nn.U, dan An.B. Hubungan keluarga antara anggota keluarga Ny.E
sangat harmonis.
Pola komunikasi dalam keluarga Ny.E adalah pola komunikasi terbuka yaitu
setiap anggota keluarga bila ada masalah selalu dibicarakan secara musyawarah
bersama dan dalam pengambilan keputusan biasanya selalu dibicarakan terlebih
22
dahulu dengan anggota keluarga yang lain, tetapi setelah musyawarah yang
mengambil keputusan adalah Ny.E setelah Tn.A meninggal dunia. Secara
keseluruhan hunbungan keluarga Ny.E terjalin harmonis karena saling
menghormati dan menghargai satu sama lain.
Ny.E berperan sebagai Ibu rumah tangga, mendidik anak, mengurus anak, dan
menggambil keputusan. Nn.P sebagai anak ke-I berperan mencari uang/nafkah
untuk membantu keuangan keluarga. Nn.U sebagai anak ke-IV berperan sebagai
Mahasiswa yang sedang menempuh bangku kuliah sambil bekerja. An.B sebagai
anak ke-V berperan sebagai seorang pelajar yang sedang menempuh bangku
SMK dan juga membantu Ny.E dirumah.
Nilai yang digunakan oleh keluarga adalah budaya jawa, nilai budaya jawa sangat
mempengaruhi keluarga misalnya anak-anak harus menghormati Bapak/Ibu,
sopan santun dalam berbicara, dan berperilaku jujur. Oleh karena itu bila
melanggar aturan orang tua akan marah. Selain itu Ny.E menerapkan aturan-
aturan sesuai ajaran agama islam dan mengharapkan anak-anaknya selalu taat dan
tidak meninggalkan ibadah sholat.
B. Fungsi keluarga
Saat ini keluarga Ny.E merasa sedih dan khawatir tentang kesehatan Ny.E
terutama pada mata kirinya yang mengalami sakit katarak.
Menurut keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit terutama penyakit
katarak keluarga akan membawanya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Menurut keluarga cara merawat anggota keluarga yang sakit katarak adalah
keluarga membantu memberikan obat dan selalu mengingatkan untuk selalu
meneteskan obat mata kepada Ny.E.
Keluarga kurang mengerti tentang perilaku hidup bersih dan sehat dimana
rumah terlihat tampak kotor dan kurang terawat kebersihannya. Ny.E
24
mengatakan jarang membersihkan barang-barang berserakan tidak pada
tempatnya. Penerangan pada rumah Ny. E yaitu cahaya matahari dapat masuk
pada siang hari dan juga dengan penerangan litrik.
Menurut keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga
akan membawa ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu di Puskesmas Utan
Panjang.
Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Ny.E adalah tentang kesehatan terutama
pada mata kirinya yang mengalami sakit katarak dan memikirkan anak
pertamanya yang belum menikah.
Ny.E mengatakan bila ada masalah di dalam keluarga maka anggota keluarga
yang lain saling membantu untuk menyelesaikan masalah.Strategi koping yang
digunakan
Semua anggota keluarga Ny.E bila memiliki masalah tidak ada yang
menyelesaikan dengan cara yang negatif.
25
sedikit putih -Kulit kepala -Kulit kepala -Kulit kepala
-Tidak rontok bersih bersih Bersih
-Kulit kepala -Tidak rontok -Tidak rontok -Tidak rontok
bersih -Ketombe(-) -Ketombe(-) -Ketombe(-)
-Ketombe(-)
26
kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan menelan
7. Abdomen -Nyeri tekan (-) -Nyeri tekan (-) -Nyeri tekan (-) -Nyeri tekan (-)
-Distensi -Distensi -Distensi -Distensi
abdomen (-) abdomen (-) abdomen (-) abdomen (-)
27
-TD=150/90 -TD=120/80 -TD=120/80 -TD=110/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
10. TB dan BB -TB = 150cm -TB = 150cm -TB =157cm -TB = 163cm
-BB = 60 kg -BB =54 kg -BB = 55kg -BB = 54kg
11. Kaki -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
Pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
-Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit
elastis elastis elastis elastis
-Tidak ada -Tidak ada luka -Tidak ada luka -Tidak ada luka
keluhan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
keluhan keluhan keluhan
12. Kekuatan 5555 5555 55555 5555 5555 5555 5555 5555
Otot.
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
13. Kesadaran. Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
(cm) (cm) (cm) (cm)
Kesimpulan dari data diatas keluarga Tn.A yaitu kesadaran keseluruhan keluarga adalah
compos mentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan mulai dari kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, kaki dan tangan. Hanya pada saat
pemeriksaan TTV tekanan darah Nn.P, Nn.U dan An.B normal. Sedangkan Ny.E di lakukan
pemeriksaan pada mata kiri tampak terdapat selaput putih pada lensa mata dan tekanan
darahnya tinggi yaitu TD : 150/90 mmHg. Untuk nadi, pernafasan, dan suhu semuanya
dalam batas normal.
28
Ny.E mengatakan berharap dengan adanya Asuhan Keperawatan Keluarga mengharapkan
lebih dapat mengetahui tentang penyakit katarak yang di derita Ny.E dan lebih mengerti
bagaimana cara untuk merawat mata katarak sebelum dan sesudah di operasi.
29
mata kirinya Ny.E hanya
beristirahat lebih banyak.”
*Data Objektif (DO) :
-Ny.E tampak susah melihat
pada mata kirinya.
-Lapang pandang hanya bisa
melihat ± 2 meter pada mata
kiri.
-Ny.E tampak perlu bantuan saat
ingin ke kamar mandi
-Lingkungan rumah tampak
cukup belum dapat dimodifikasi
oleh keluarga.
30
memikirkan operasinya.”
*Data objektif (DO) :
N =80ˣ/mnt -RR =20ˣ/mnt -sh =
36˚C
-TD=150/90mmHg
31
Sebagian =1 keluarga di karenakan
Tidak dapat =0 kesibukan bekerja pada
anak Ny.E sehingga Ny.E
kadang menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
dekat sekitar rumah seperti
Puskesmas/rumah sakit
(RS) terdekat di Utan
Panjang.
Total Skor = 4
32
No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
33
Masalah ada tapi tidak perlu =1 penyakit Ny.E, keluarga
Masalah tidak dirasakan =0 langsung menganjurkan
kepada Ny.E untuk
berobat ke Puskesmas
atau Rumah Sakit (RS)
terdekat di Utan Panjang
dan meminum obat secara
teratur.
SKORE = 3 4/3
34
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. *Data subjektif Gangguan Setelah 3x60 Setelah 1x60 Respon verbal 1. Katarak merupakan a) Diskusikan bersama keluarga
(DS): persepsi sensorik : menit kunjungan menit kunjungan, kekeruhan yang terjadi pengertian katarak dengan
-Ny.E pada keluarga Tn.A rumah, Gangguan keluarga mampu pada lensa mata sehingga menggunakan lembar balik.
mengatakan khususnya Ny.E persepsi sensori : mengenal penglihatan menjadi b) Diskusikan bersama keluarga
“tidak mengerti (55 tahun) pengelihatan pada masalah katarak, buram. tentang penyebab, tanda dan
kenapa sampai berhubungan keluarga Tn.E pada keluarga, 2. Penyebab katarak yaitu gejala katarak.
mengalami Dengan (55 tahun) Dengan cara: terjadi pada bayi yang c) Tanyakan kembali kepada
katarak.” ketidakmampuan Khususnya 1. Menyebutkan baru lahir (kelainan keluarga tentang
-Klien keluarga merawat Ny.E pengertian bawaan), proses penuaan pengertian,penyebab,tanda dan
mengatakan anggota keluarga katarak (≤ 40 thn), terjadi setelah gejala katarak.
“cemas akan yang sakit katarak 2. Menyebutkan benda asing menciderai d) Memberi kesempatan
kondisinya khususnya Ny.E penyebab, tanda lensa, akibat dari obat- keluarga dan klien untuk
terutama pada dan gejala obatan,riwayat DM, bertanya.
mata kirinya katarak.
35
yang mengalami glukoma, dan e) Berikan pujian atas jawaban
katrak.” menkonsumsi rokok yang tepat
-Klien
mengatakan
“tidak tahu sama 3. Menyebutkan Respon verbal 3. Tanda dan gejala yaitu a) Diskusikan bersama keluarga
sekali tanda gejala seperti pandangan tentang tanda gejala dari katarak
penyakitnya.” akibat dari menjadi samar-samar dan dan cara mencegah katarak.
-Ny.E katarak dan cara kabur. b) Motivasi keluarga untuk
mengatakan mencegah Akibat dari katarak adalah menyebutkan kembali akibat
“Pengelihatan katarak. pandangan menjadi yang terjadi bila katarak tidak
kabur seperti samar- samar, kabur dan segera diatasi dan cara
berkabut.” sulit untuk melihat. Cara pencegahan katarak.
-Ny.E mecegah katarak adalah c) Beri re inforcemend positif
mengatakan hindari asap rokok, atas usaha yang dilakukan
“suka tersandung konsumsi makanan sehat keluarga.
ketika sedang yang bervitamin E dan
berjalan.” lindungi mata dari sinar
-Ny.E ultraviolet (sinar
mengatakan matahari).
“kurang lebih
36
sudah 6 bulan 4.Mendemonstra- Respon 4)Keluarga dapat a)Mendemonstrasikan cara
susah untuk sikan cara Psikomotor mendemostrasikan melakukan perawatan mata.
melihat, melakukan Cara perawatan mata : b) Memotivasi Ny.E untuk
bayangan terasa perawatan mata. sediakan air hangat redemonstrasi perawatan mata.
buram.” Dan memotivasi didalam kom, c) Pastikan keluarga akan
-Ny.E Ny.E untuk celupkan/basahi kapas melakukan tindakan yang telah
mengatakan “Jika redemonstrasi lembut kedalam air hangat diajarkan jika mata Ny.E
mengalami gatal, perawatan mata. dan peras, pejamkan mata tampak kotor.
mulai rabun dan yang akan di bersihkan, d) Beri re inforcemend positif
mata mulai berair usapkn kapas kemata dari atas usaha yang dilakukan
pada mata dalam ke luar sebanyak keluarga.
kirinya Ny.E 3×, bersihkan kelopak
hanya beristirahat mata dan sekitarnya, lalu
lebih banyak.” teteskan obat mata sesuai
anjuran dokter.
*Data Objektif(DO) :
37
pada mata 5.Mengklarifikasi Respon verbal 5)Keluarga mengatakan a) Mengklarifikasi pengetahuan
kirinya. pengetahun jika ada keluhan/sakit keluarga tentang manfaat
-Lapang pandang keluarga tentang pada mata kirinya, Ny.E fasilitas kesehatan dan
hanya bisa manfaat fasilitas akan segera datang ke mendiskusikan
melihat ± 2 meter kesehatan, Puskesmas/Rumah sakit dengan keluarga cara
pada mata kiri. mendiskusikan terdekat. menciptakan lingkungan rumah
-Ny.E tampak cara mencipta- yang bersih.
perlu bantuan kan lingkungan b) Motivasi keluarga untuk
saat ingin ke yang bersih memodifikasikan lingkungan
kamar mandi dan memotivsi rumah dalam perawatan mata
-Lingkungan keluarga untuk katarak.
rumah tampak memanfaat-kan
cukup belum fasilitas
dapat kesehatan pada
dimodifikasi oleh katarak.
keluarga.
38
Pelaksanaan Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
Jumat/ 07 Agustus 1.1 a) Diskusikan bersama keluarga pengertian S : Ny.E mengatakan “pengertian katarak Ayu
2020/ 10.00 WIB katarak dengan menggunakan lembar balik adalah kekeruhan pada lensa yang Nila
Ds : Ny.E mengatakan “katarak adalah kekeruhan mengakibatkan penglihatan menjadi buram,
pada lensa mata yang mengakibatkan penglihatan penyebab katarak adalah karena usia lanjut dan
menjadi buram.” asap rokok. Tanda dan gejalanya seperti
Do : Ny.E tampak dapat tidak sulit menyebutkan pandangan menjadi samar-samar dan kabur.”
pengertian katarak. O : Ny.E tampak kooperatif saat dijelaskan dan
mampu mengulangi apa yang sudah
b) Diskusikan bersama keluarga tentang didiskusikan meski masih ada yang lupa.
penyebab, tanda dan gejala katarak A : Masalah teratasi
Ds : Ny.E mengatakan “penyebab katarak adalah P : Hentikan intervensi
faktor usia lanjut.”
Do : Ny.E tampak terlihat memperperhatikan dan
memahami apa yang didiskusikan.
Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
pengertian,penyebab,tanda dan gejala katarak.
40
diatasi dan cara pencegahan katarak.
Ds : -Ny.E mengatakan “tidak dapat melihat karena
pandangan kabur.”
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Ayu
Nila
41
42
-Ny.E mengatakan “cara pencegahan katarak
adalah dengan merawat mata dengan baik dan
mengkonsumsi makanan yang sehat.”
Do : Ny.E tampak sedikit kesulitan menjawab.
1.3 a) Mendemonstrasikan cara melakukan S : Ny.E mengatakan “merasa lebih baik setelah Ayu
Senin/ 10 Agustus
2020/ perawatan mata. dilakukan cara perawatan mata dan cara Nila
10.00 WIB Ds : - mencegah katarak dengan menkonsumsi
Do : Ny.E tampak melakukan latihan perawatan makanan sehat, berolah raga, dan beristirahat
mata. yang cukup.”
O : Ny.E tampak dapat melakukan demonstrasi
b) Memotivasi Ny.E untuk redemonstrasi perawatan mata dengan semangat.
perawatan mata. A : Masalah teratasi
Ds : Ny.E mengatakan “senang bisa melakukan P : Hentikan intervensi
perawatan mata.”
43
Do : Ny.E tampak terlihat senang.
Selasa/ 11 Agustus 1.4 a) Diskusikan dengan keluarga cara S : Ny.E mengatakan “lingkungan yang sehat Ayu
2020/ 10.00 WIB menciptakan lingkungan rumah yang bersih. yaitu lingkungan yang bersih dan tidak kotor.” Nila
Ds : Kelurga Ny.E mengatakan “cara menciptakan O : Ny.E tamapak mendengarkan penjelasan
lingkungan rmah yang bersih adalah menaruh yang telah diberikan.
A : Masalah teratasi
44
87
45
barang sesuai dengan tempatnya dan membung P : Hentikan intervensi
sampah pada tempatnya.”
Do : Keluarga Ny.E tampak mengerti.
1.5 a) Mengklarifikasi pengetahun keluarga S : Ny.E mengatakan “jika ada keluhan/sakit Ayu
Rabu/ 12 Agustus
2020/ tentang manfaat fasilitas kesehatan. pada mata kirinya, Ny.E akan segera datang ke Nila
10.00 WIB Ds :-keluarga Ny.E mengatakan “dengan adanya Puskesmas/Rumah sakit (RS) terdekat.”
fasilitas kesehatan dapat mengetahui kondisi O : Ny.E tampak mendengarkan penjelasan
keadaan kesehatan mata kiri pada dirinya.” yang diberikan tentang manfaat pelayanan
Do : Keluarga Ny.E tampak mengerti. kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
46
88
47
b) Memotivsi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan pada katarak.
Ds : Ny.E mengatakan “dengan adanya fasilitas
kesehatan dapat mengetahui kondisi keadaan
kesehatan matanya.”
48
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC.
49
Laporan Nasional Riskesdas. (2013). Prevalensi Katarak.
http://www.depkes.go.id Diakses tanggal 08 Februari 2017 jam
10.00 WIB.
Susanto, Tantut. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga : Aplikasi pada praktik
Tamsuri, Anas. (2011). Klien gangguan mata & penglihatan. Jakarta : EGC.
50