Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Berfikir, intelejensi dan bakat

Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr.Aguswan Khotibul Umam

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Lulu aprilia (1901031024)
2. Kiki setiyana (1901031033)
3. M. Baderi tamam (1901031043)

KELAS B
SEMESTER 2

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah penulis bersyukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannya makalah
tentang berfikir, intelejensi, dan bakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan dalam proses pengerjaannya
penulis mendapat banyak bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat pada waktunya.Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu penyelesaian makalah ini. Terlepas dari itu semua kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karenanya kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pengertian intelegensi dan
faktor yang mempengaruhinya dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada
para pembaca.

Metro, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Berfikir..................................................................................................2
1. Pengertian Berfikir............................................................................2
2. Ciri-Ciri Berfikir...............................................................................2
3 Karakteristik Dalam Berfikir.............................................................3
B. Intelejensi..............................................................................................3
1. Pengertian Intelejensi..............................3
2. Ciri-Ciri Intelejensi...........................................................................6
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelejensi...............................8
..............................................................................................................
C. Bakat.....................................................................................................9
1. Pengertian Bakat...............................................................................9
2. Ciri-Ciri Bakat..................................................................................9
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat.......................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir, intelejensi dan bakat adalah salah satu kemampuan mental, pikiran,
atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada tingkatan
yang lebih tinggi. Dalam proses pendidikan diyakini sebagai unsur penting yang
sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Namun hal ini merupakan
salah satu aspek perbedaan individual yang perlu dicermati. Setiap peserta didik
memiliki inteligensi yang berlainan. Ada anak yang mempunyai inteligensi
tinggi, sedang, dan rendah.
Para ahli kognitif dan juga psikologi kognitif mulai menyadari bahwa
untuk menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus terlibat dalam
beberapa aktivitas mengatur diri (self regulated activities). Dalam kenyataannya
tidak hanya bahwa siswa harus mengatur perilakunya sendiri, melainkan juga
mereka harus mengatur proses-proses mental mereka sendiri. Self regulated
learning (pembelajar yang diatur sendiri) adalah pengaturan terhadap proses-
proses kognitif sendiri agar belajar semakin sukses.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berfikir, intelejensi, dan bakat?
2. Apa saja ciri-ciri dari berfikir, intelejensi dan bakat?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir, intelejensi dan bakat
seseorang ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan berfikir, intelejensi, dan bakat
2. Mengetahui ciri-ciri perbuatan berfikir, intelejensi, dan bakat
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses berfikir, intelejensi
dan bakat seseorang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BERFIKIR

1. Pengertian Berfikir

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Dalam hal ini
dibedakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Berpikir kritis adalah usaha yang sengaja dilakukan secara aktif, sistematis, dan
mengikuti prinsip logika serta mempertimbangkan berbagai sudut pandang untuk
mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan apakah informasi itu
diterima, ditolak atau ditangguhkan penilaiannya (Takwin, 1997).1

Sedangkan menurut Zubaidah dalam Hadi (2007) berpikir kritis adalah suatu
kemampuan yang dimiliki individu untuk melihat dan memecahkan masalah yang
ditandai dengan sifat-sifat dan bakat kritis yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang
tinggi, imajinatif, dan selalu tertantang oleh kemajemukan,berani mengambil resiko,
dan mempunyai sifat selalu menghargai hak-hak orang lain,arahan bahkan bimbingan
orang lain.

2. Ciri-Ciri Berfikir

Ciri-ciri perilaku orang yang berpikir kritis adalah :


a. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh
pertimbangan
b. Bersedia memperbaiki kesalahanatau kekeliruan

1
Yeti Nurizzati,Upaya Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kreatif Mahasiswa IPS,
Jurnal Edueksos, Vol.1, No.2, Juli-Desember 2012, hlm 93-94

2
c. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
d. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e. Bersikap cermat, jujur dan ikhas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan
yang berkaitan dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi
f. Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur
atautidak berlaku adil.

g. Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya. walaupun akan
merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.2

3. Karakteristik Dalam Berfikir

Dalam berfikir ada beberapa karakteristik, Menurut Perkin (1992), berpikir kritis
itu memiliki 4 karakteristik, yakni :

(1) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima
atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan logis,

(2) memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dan membuat
keputusan,

(3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk
menentukan dan menerapkan standar,

(4) mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai
bukti yang dapat

B. INTELEJENSI

1. Pengertian Intelejensi

Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari
bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia”.Intelegensi ialah kemempuan yang
di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang
tertentu.

2
Yeti Nurizzati,Upaya Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kreatif Mahasiswa IPS,
Jurnal Edueksos, Vol.1, No.2, Juli-Desember 2012, hlm 95

3
Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearmandan
Wynn Jones Pol pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama
mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran
manusia tunggal pengetahuan sejati.Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani
disebut dengan “Nous”sedangkan penggunaan kekuatannya disebut
“Noeseis”.
Istilah intelegensi ini sudah menjadi bahasa umum bagi
masyarakat,hanya saja sebagian masyarakat menamakannya kecerdasan,
kecerdikan,kepandaian, ketrampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya
bermakna sama. Istilah intelegensi dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:
a. Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berpikir
memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalamberbagai bidang
kehidupan, seperti pergaulan, sosial, tekhnis,perdagangan, pengaturan rumah
tangga dan belajar di sekolah.
b. Arti sempit: kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang
didalamnya berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini,
kerap disebut kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.3
Sedangkan Breckenridge dan Vincent berpendapat bahwa“intelegensi
adalah kemampuan seseorang untuk belajar, menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah baru.4
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dalam penelitian ini
mengartikan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di
sekolah.
a. IQ (Intelligence Quotient)
Istilah IQ diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1912 oleh
seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman bernama William Stern (Gould

3
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), h. 156
4
Anwar Prabu, Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQnya, (Bandung : Angkasa
Bandung, 1993)  140

4
1981). Kemudian ketika Lewis Madison Terman, seorang ahli psikologi
berkebangsaan Amerika di Universitas Stanford, menerbitkan revisi tes Binet
di tahun 1916, istilah IQ mulai digunakan secara resmi.5
Desmita dalam buku Psikologi Perkembangan menjelaskan bahwa IQ
adalah kemampuan berfikir secara abstrak, memecahkan masalah dengan
menggunakan simbol-simbol verbal dan kemampuan untuk belajar dari dan
menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari.
Salah satu yang sering digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya
tingkat intelegensi adalah menterjemahkan hasil intelegensi ke dalam angka
yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan
seseorang bila dibandingkan secara relative terhadap suatu norma.Menurut
Saifudin Azwar, diterangkan bahwa secara tradisional, angka normatif dari
hasil tes intelegensi dinyatakan dengan rasio (Quotient) dan diberi nama
Intelligence Quotient (IQ).6
Tes intelegensi yang diberikan di sekolah terbagi atas dua kelompok
yaitu tes intelegensi umum (General Ability test) dan tes intelegensi khusus
(Spesific Ability Test / Spesific Aptitude Test). Di dalam tes intelegensi
umum disajikan soal-soal berpikir di bidang penggunaan bahasa, manipulasi
bilangan dan pengamatan ruang. Sedangkan di dalam tes intelegensi khusus
menyajikan soal-soal yang terarah untuk menyelidiki apakah siswa
mempunyai bakat khusus di suatu bidang tertentu, misalnya di bidang
matematika, di bidang bahasa, di bidang ketajaman pengamatan dan lain
sebagainya.
Hasil testing dilaporkan dalam bentuk IQ sesuai yang dikemukakan
oleh W.S Winkel bahwa “Hasil testing intelegensi lazim dinyatakan dalam
bentuk Intelligence Quotient (IQ), yang berupa angka yang diperoleh setelah
seluruh jawaban pada tes intelegensi diolah. Angka itu mencerminkan taraf

5
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT.Rosda Karya, 2006), h. 170 
6
Saifudin Azwar, Psikologi Inteligensi, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar Offset, 1996), h. 51

5
intelegensi. Makin tinggi angka itu, diandaikan makin tinggi pula taraf
intelegensi siswa yang menempuh tes.7
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa IQ merupakan bentuk dari
hasil tes intelegensi yang berupa angka, sehingga tes intelegensi sering disebut
dengan tes IQ. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa yang dimaksud IQ adalah hasil tes intelegensi yang berupa skor atau
angka yang telah diolah sesuai dengan aturannya. Selain itu IQ menyatakan
suatu ukuran dan mencerminkan tinggi rendahnya taraf intelegensi dari
seseorang. IQ dapat mengalami perubahan yang dapat berupa kenaikan atau
penurunan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh W.S Winkel bahwa: “IQ
dapat mengalami kenaikan atau penurunan dalam batas-batas tertentu, seperti
batas kurun waktu dan umur anak. Akan tetapi perubahan tersebut tidak
bersifat mencolok, artinya hasil testing pada saat tertentu dan hasil testing
beberapa waktu kemudian memiliki variasi yang kecil.
2.Ciri-ciri Perbuatan Intelegensi
Suatu perbuatan dapat dianggap intelegensi bila memenuhi beberapa
syarat antara lain:
a. Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang
baru bagi yang bersangkutan.Umpama ada soal: “Mengapa api jika
ditutup dengan sehelai karung bias padam? Ditanyakan kepada anak
yang baru sekolah dapat menjawab dengan betul maka jawaban itu
intelijen. Tetapi jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang baru saja
mendapat pelajaran ilmu alam tentang api, hal itu tidak dapat
dikatakan intelijen.
b. Perbuatan inteligensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.Untuk
mencapai tujuan yang hendak diselesaikannya, dicarinya jalan yang
dapat menghemat waktu maupun tenaga. Misalnya ada soal: “Saudara
kehilangan pulpen disuatu lapangan,bagaimana mencarinya?
7
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), h. 158 

6
Bagaimana menebang pohon-pohon di rimba raya, agar dalam waktu
singkat dapat merobohkan banyak pohon? Cara ambil buah kelapa di
Lampung dengan memakai galah yang panjang, sedangkan di daerah
Jawa pada umumnya memanjat batangnya satu-satu.Mengapa?
c. Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan
bagi yang bersangkutan. Ada suatu masalah yang bagi orang dewasa
mudah memecahkan/menjawabnya, hampir tiada berpikir, sedangkan
bagi anak-anak harus dijawabnya dengan otak, tetapi dapat
memecahkan masalah tersebut maka jawaban anak tersebut intelijen.
d. Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat. Apa
yang harus ada perbuat jika anda lapar? Kalau jawabnya: saya harus
mencuri makanan. Tentu saja jawaban itu tidak intelijen.
e. Dalam berbuat inteligensi seringkali menggunakan daya
mengabstraksi. Pada waktu berpikir, tanggapan-tanggapan dan ku
ingatan-ingatan yang tidak perlu harus disingkirkan. Apakah
persamaan antara jendela dan dan daun? Jawaban yang benar
memerlukan daya mengabstraksi.
f. Perbuatan inteligen bercirikan kecepata. Proses pemecahannya relative
cepat, sesuai dengan masalah yang dihadapi.
g. Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
menganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi. Apa
yang akan saudara perbuat jika sekonyong-konyong saudara melihat
orang yang tertubruk mobil dan pertolongan saudara sangat
diperlukan?8

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi Seseorang

8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cetakan Kelima (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014) 54-55

7
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seseorang yaitu ada
5 diantaranya sebagai berikut:
1. Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat- sifat dan ciri-ciri yang dibawa
sejak lahir.Batas kesanggupan kita, yakni dapat tidaknya memecahkan
suatu soal.
2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.tiap organ(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan dalam menjalankan fungsinya
masing-masing.
3. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi.Dapat kita bedakan
pembentukan ada yang secara sengaja seperti yang dilakukan disekolah-
sekolah dan ada juga pembentukan yang tidak disengaja yang dipengaruhi
oleh alam sekitar.
4. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan atau (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar.
5. Kebebasan
Kebebasan memiliki arti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.Manusia
mempunyai kebebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai dengan kebutuhannya.Dengan adanya kebebasan ini
berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan
intelegensi.

8
Semua faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain.Untuk
menentukan inteligen atau tidaknya seorang anak, kita hanya dapat
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Jadi inteligensi
adalah faktor total, keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam
perbuatan inteligensi seseorang.

C. BAKAT
1. Pengertian Bakat
Bakat adalah sebuah sifat dasar,kepandaian dan pembawaan yang
dibawa sejak lahir, misalnya menulis. Ada juga kata “bakat yang
terpendam”, artinya bakat alami yang dibawah sejak lahir tapi tidak
dikembangkan. Misalnya seseorang memilki bakat menjadi seorang
pelari,tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari
juga tidak berkembang.9

Bakat memiliki tiga arti yaitu :


1. Achievement (kemampuan aktual)
2. Capacity (Kemampuan potensial)
3. Aptitude (sifat dan kualitas)

2. Ciri-Ciri Bakat
Ciri-ciri bakat, yaitu:
(1) Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang, yang
memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa
mendatang.

9
Komala, Stimulasi Melejitkan Potensi, Minat Dan Bakat Pada Anak Usia Dini,Jurnal Tunas
Siliwangi, Vol.3, No.2, Oktober 2017, hlm 185

9
(2)Bakat merupakan potensi bawaan yang masihmembutuhkan latihan
agar dapat terwujud secara nyata.
(3) Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang.
(4) Bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih, dan
dikembangkan.
(5) Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam
bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan,
pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan.
(6) Bakat tidak selalu identik disertai minat.
Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang tidak disertai bakat,
akan menimbulkan anggapan Bila orang tua tidak cukup cermat contohnya
dengan hal ini akan berdampak buruk bagi anak.10

3. Faktor yang Mempengaruhi Bakat Seseorang


Faktor-faktor yang mendukung
Faktor-faktor yang mendukung untuk mengembangkan bakat adalah :
1. Faktor Intern
a. Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu
dalam bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang
dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya.
Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat. Dari segi
biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri
dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual,sequensial, teratur rapi,
dan logis Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial,

10
Komala, Stimulasi Melejitkan Potensi, Minat Dan Bakat Pada Anak Usia Dini,Jurnal Tunas Siliwangi,
Vol.3, No.2, Oktober 2017, hlm 185-186

10
non verbal, estetik dan artistic serta atletis.

b. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan
potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan
membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri
dalam mengembangkan bakatnya.

2. Faktor Extern
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung
pengembangan minat dan bakat anak.11

BAB III
11
Rizka Tri Alinse, Sistem Pakar Menentukan Karakteristik Dan Bkat Siswa Dengan Menggunakan
Metode Forward Chaining, Jurnal Pseudocode, ISSN 2355-5920, Vol.5, No.1, Februari 2018, hlm 89-
90

11
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir adalah manipulasi terhadap representatif mental dari informasi. Suatu


representative dapat berbentuk kata, gambaran visual, suara, atau data dalam
modalitas sensori lain yang tersimpan dalam memori. Dengan kata lain, berpikir
merupakan suatu proses mengubah suatu representatif tertentu dari informasi menjadi
bentuk yang baru dan berbeda, sehinggakitadapatmenjawab pertanyaan, mengatasi
masalah,mencapai tujuan tertentu. Inteligensi berasal dari bahasa Latin yaitu

intelligentia yang berarti kekuatan akal manusia. Terdapat beragam definisi


inteligensi yang seringkali mengartikannya sebagai kecerdasan, kepandaian, ataupun
kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.

Menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk


mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Pemberian nama terhadap jenis-
jenis bakat biasanya dilakukan atas dasar suatu bidang yang dikuasai seseorang.
Semisal : bakat matematika, bakat bahasa, bakat seni, bakat music, bakat dokter, dan
sebagainya. Adapun fator-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah dari
diri anak sendiri dan dari lingkungan yang mengelilingi kehidupan anak.

DAFTAR PUSTAKA

12
Azwar Saipudin, Psikologi Inteligensi, Jogjakarta : Pustaka Pelajar Offset, 1996

Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, cetakan kelima. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2014

Prabu Anwar, Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQnya, Bandung :


Angkasa Bandung, 1993

Winkel W.S, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta : Media Abadi, 2004

Nurizzati Yeti,Upaya Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Dan


Kreatif Mahasiswa IPS, Jurnal Edueksos, Vol.1, No.2, Juli-Desember 2012

Komala, Stimulasi Melejitkan Potensi, Minat Dan Bakat Pada Anak Usia
Dini,Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.3, No.2, Oktober 2017

Alinse Tri Rizka, Sistem Pakar Menentukan Karakteristik Dan Bkat Siswa
Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining, Jurnal Pseudocode, ISSN 2355-
5920, Vol.5, No.1, Februari 2018

13

Anda mungkin juga menyukai