Anda di halaman 1dari 17

PT.

Garuda Indonesia (Persero) Tbk


Posted: Juni 25, 2013 in Tugas Manajemen Strategik
0

Tugas Manajemen Strategik

Analisa Manajemen Strategik, Studi Kasus : PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Profil Perusahaan

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82
armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan


sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini
telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut
“Garuda Indonesia Experience”. Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan
keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada
baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh
individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan
dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.

Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari
keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star
Airline” dan sebagai “The World’s Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline” dan
“Maskapai Regional Terbaik di Dunia”.  Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama
Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini”, pada
tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline”
pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.

Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari
kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui
masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5
tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini
diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas
dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.

Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada
di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di
Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke
bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin,
Makassar, Sulawesi Selatan.

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki
unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia
adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia
adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata
(hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System
Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst
(penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT
Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang
perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.

Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan
SkyTeam. Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di
antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat
puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan
telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FCInggris.

Sejarah

Asal Nama : Garuda Indonesia

Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari sajak
Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; “Ik ben Garuda,
Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen”, yang artinya, “Saya
Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr.
Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM
Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena
pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah
sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik
ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden (“Aku adalah
Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas
kepulauanmu”)

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3
dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari
Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden
Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Pesawat

Tahun 1940an-1950an : Masa awal

Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang


melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.

Pada tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi Garuda Indonesia. Pada saat itu nama
maskapai adalah Indonesian Airways.

Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung
terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh,
pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 Dollar Malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai
ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia
mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun
1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij, perusahaan penerbangan
nasional Hindia Belanda. Garuda pada awalnya adalah hasil joint venture antara Pemerintah
Indonesia dengan maskapai Belanda, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada
awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan
ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada
tahun 1953 ke pemerintah Indonesia.

Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena
itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda
menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada Pemerintah Burma. Pada mulanya, Garuda
memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan
dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.

Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Tahun 1956 mereka mengangkut jamaah


haji dan membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.

Tahun 1960an : Tumbuh dan Berkembang


Tahun 1960-an adalah era kemajuan pesat Garuda. Pada tahun 1960, Garuda mendatangkan tiga
pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra. Ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada
bulan Januari 1961 serta diberi nama “Pulau Bali“, “Candi Borobudur” dan “Danau Toba“, tiga
tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal dunia luar. Di tahun yang sama, Garuda membuka
rute penerbangan menuju Hong Kong. Garuda memasuki era jet di tahun 1964 dengan datangnya
tiga pesawat baru Convair 990Ayang diberi nama “Majapahit“, “Pajajaran” dan “Sriwijaya“,
nama-nama kerajaan kuno di Indonesia, dan menjadi maskapai pertama di Asia Tenggara yang
mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan
pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat
lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8.

Dengan pesawat ini pula Garuda kemudian membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta
ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Di tahun 1966, Garuda kembali
memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8.
Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru, Fokker
F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dan dioperasikan untuk
penerbangan domestik.

Tahun 1970an-1980an : “New Branding”

Pada tahun 1970-an Garuda Indonesia membeli beberapa jenis narrow-body jet
yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker
F27 (sebagai sarana transisi para pilot dan kru pendukung ke F28 yang bermesin turbojet) untuk
penerbangan domestik. Pada 1973, maskapai ini mulai membeli pesawat badan lebar McDonnell
Douglas DC-10-30 untuk penerbangan internasional jarak jauh, seperti ke Eropa,
sementara Douglas DC-8 digunakan untuk penerbangan ke Asia dan Australia, dan akhirnya
dipensiunkan sekitar akhir 1970-an.

Sementara pada 1980-anmengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300 dan mulai


membeli Boeing 747-2U3B untuk menambah penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat.
Garuda merupakan operator terbesar Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga
merupakan konsumen perdana (launch customer) dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300
perdana dengan kru kokpit 2 orang)

Tahun 1990an : Konsolidasi dan masa sulit

Dalam tahun 1990-an, Garuda membeli 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 (1991), Boeing


737 seri -300 , -400, dan -500 (tahun 1992, untuk menggantikan DC-9), serta Boeing 747-
400 (tahun 1994, 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 disewa, bekas Varig) dan Airbus A330-
300 (1996). Tetapi, pada masa ini Garuda mengalami dua musibah, yang pertama, di Fukuoka,
Jepang, dan yang terburuk , dan yang juga merupakan tragedi terburuk dalam sejarah
penerbangan Indonesia, adalah pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit,
Sumatera Utara. menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode
ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang
terjadi pada tahun yang sama.
Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa
rute seperti Frankfurt, London dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali
ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam pertengahan tahun 2000-an ini
maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang
bagus.

Tahun 2000-sekarang : Penurunan reputasi, pelarangan Uni Eropa, dan awal kebangkitan

Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Citilink, yang
menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun,
Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan (Pada awal hingga
pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami kerugian), Beberapa peristiwa internasional
(juga di Indonesia) juga memperburuk kinerja Garuda, seperti Serangan 11 September
2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, danBencana Tsunami Aceh 26 Desember
2004.

Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama


setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat. Hal ini mengakibatkan
sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa.
Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali
terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini, yaitu rute Jakarta-
Amsterdam. Rute Eropa lain seperti Paris, London, dan Frankfurt juga dipertimbangkan untuk
dibuka kembali, tergantung keadaan perekonomian Indonesia kelak.

Garuda memasuki bursa saham

Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langkah awal menuju bursa saham.
Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750 per saham dan mengurangi
penawaran saham dari 9,362 milyar lembar ke 6,3 milyar lembar saham. Garuda Indonesia
memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.

Pada 27 April 2012, CT Corp melalui PT Trans Airways membeli 10.9% saham Garuda
Indonesia di harga Rp.620 per lembar dengan total sebesar Rp.1,53 triliun. Harga ini lebih
rendah dari harga terendah yaitu Rp.395 per lembar, tapi masih dibawah harga IPO sebesar
Rp.750 per lembar.

Logo

1949-1969 : Garuda Klasik


Garuda Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di masa perjuangan mempertahankan
kemerdekaan, ketika itu Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol
identitas. Sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal ini
melambangkan bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah Putih. Pada tahun awal
berdirinya, Garuda Indonesia memiliki armada DC-3 propeller plane, jet-engine Convair dan
DC-8.
1969-1985 : Logo Oranye
Memasuki tahun 1970-an, Garuda Indonesia mengalami modernisasi. Logo diperbaharui dengan
tulisan “Garuda” dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin banyak
melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo disematkan baik di pesawat kecil
seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar seperti DC-10, Boeing 747-200
dan Airbus A300B4.   Logo ini segera menjadi akrab dengan identitas baru Garuda Indonesia
dan dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
1985-2009 : Logo Burung Modern
Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia,
Garuda kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia
menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia. Warna
dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari warna alam Indonesia. Pada era
ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan kedatangan Boeing 737, Boeing 747-400 dan
Airbus 330-300.
2009-Sekarang : Logo Sayap Alam
Memasuki fase pertumbuhan yang berkesinambungan dan strategi lompatan besar, pada tahun
2009 Garuda Indonesia memperbaharui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern dan
segar. Hal ini diwujudkan dengan logo “Sayap Alam” yang disematkan pada bagian ekor
armadanya. Program ini juga dilengkapi dengan moderninasasi armada, yaitu dengan
mendatangkan pesawat baru Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, dan Bombardier CRJ1000
NextGen. Kini Garuda Indonesia memperkenalkan konsep layanan baru yaitu “Garuda Indonesia
Experience”. Dalam konsep baru ini, Garuda Indonesia menggabungkan keramahan dan suasana
khas Indonesia, yang berakar pada budaya bangsa.

Perusahaan

Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di
Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.

Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949,
dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian Airways”.
Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai “PK-
DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk
menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama
Garuda Indonesian Airways.

Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara.
Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat,
termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah, dan
Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa jemaah haji
Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara Eropa dimulai
pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.

Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi
dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang
komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta
Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center. Perusahaan ini juga membangun sebuah
Pusat Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang
diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan Garuda
Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia.

Di samping inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini
pada awal 2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia.
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif dan
restrukturisasi keseluruhan di perusahaan ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi
utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export Credit Agency
(ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya pelayanan bagi para
penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi semangat
Garuda Indonesia. Kesuksesan program restrukturisasi utang dalam perusahaan ini membuka
jalan bagi Garuda Indonesia untuk menawarkan sahamnya ke publik (Go Public) pada 2011.

Visi, Misi dan Sasaran Perusahaan

Visi Perusahaan

“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di


Internasional”

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan


Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan
pelayanan yang profesional.

 Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna
jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
 Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan
pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan
kargo termasuk penerbangan borongan.
 Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta
menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.
Sasaran Perusahaan

1. Menjadi “tuan rumah” di dalam negeri (penerbangan domestic) dan mampu


berkompetensi setara dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
2. Menjadi “leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan “flag carrier” dalam
penerbangan internasional.
3. Menjadi usaha yang bergerak di bidang “consumer service”

Penghargaan (Budaya)

Garuda Indonesia dinobatkan sebagai “The World’s Best Regional Airline” dari SkyTrax,
lembaga pemeringkat maskapai independen yang berkantor di London, pada hari Kamis, 12 Juli
2012 di ajang “Farnborough Airshow” di London.

CEO Skytrax Edward Plaisted menyerahkan penghargaan “The World’s Best Regional Airline”
langsung kepada Presiden & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Untuk melengkapi
penghargaan “The World’s Best Regional Airline” tersebut, Garuda juga dinobatkan sebagai
“The Best Regional Airline in Asia”.

“The World’s Best Regional Airline” diberikan kepada Garuda berdasarkan survey kepuasan
pelanggan global yang diadakan oleh SkyTrax dengan melibatkan 18 juta penumpang dari 100
negara yang berbeda dari bulan Juli 2011 hingga Juni 2012.

Presiden & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa baik “The World’s Best
Regional Airline” maupun “The Best Regional Airline in Asia” merupakan hasil kerja keras dari
seluruh karyawan Garuda.

CEO SkyTrax Edward Plaisted menyampaikan ucapan selamat kepada pencapaian Garuda
Indonesia tersebut. “Jelas terlihat bahwa program transformasi Garuda diterapkan dengan baik di
segala aspek. Kedua penghargaan ini merupakan pengakuan yang sebenar-benarnya bagi produk
dan pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia bagi pelanggannya,” tambah Edward Plaisted.

CEO INOVATIF UNTUK NEGERI, by GATRA

CUSTOMER SATISFACTION AWARD DOMESTIC AIRLINE OF THE YEAR 2012, by


Roy Morgan

ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR, by Frost & Sullivan

PENGHARGAAN AKSI UNTUK BUMI 2013 KATEGORI BISNIS, by WWF Indonesia &
komunitas EARTH HOUR Indonesia

INDONESIA SERVICE TO CARE AWARD 2013, by Marketeers, MarkPlus Insight

Penghargaan atas parisipasi SBU Garuda Cargo dalam mensukseskan pelaksanaan Sistem
Nasional Single Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
untuk mendukung Indonesia Nasional Single Window (INSW), Oleh Menteri Perhubungan
RI

CALL CENTER AWARD 2013 “CONTACT CENTER SERVICE EXCELLENCE


AWARD 2013″, by Service Excellence, Carre

INDONESIA MOST ADMIRED CEO 2013, by Warta Ekonomi

2011/2012 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION

1. First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide


2. First Rank (Platinum Award) category Aerospace & Defense
3. First Rank (Platinum Award) category Transporta8on & Logistics
4. Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) worldwide,

by League of American Communications Professionals (LACP)

TOP BRAND AWARD 2013                                                

“Category: Airlines”, by majalah Marketing & Frontier

INDONESIA INHOUSE MAGAZINE AWARD 2013 Gold Winner – The Best of State
Owned Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edi8on No.3/2012 Internal
Magazine of Garuda Indonesia

ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5
Short-haul Airline Food, by Skyscanner

STEVIE AWARDS 2012 Bronze Stevie Winner Best Annual Report (Print) Awarded, by
International Business Awards

GALAXY AWARDS 2012 Silver for Annual Reports: Transportation Bronze for Copywriting:
Annual Reports – Asia Honors for Design: Covers – Annual Reports – artistic illustrations
Awarded, by Mercomm
THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE JULY 2012 Awarded, by Roy Morgan

THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE FEBRUARY 2012 Awarded, by Roy Morgan

THE BEST INTERNATIONAL AIRLINE JANUARY 2012 Awarded, by Roy Morgan

SOUTHEAST ASIA’S INSTITUTIONAL INVESTOR CORPORATE AWARDS 2012

“Most Improves Investor Relations in 2012” Awarded, by Alpha Southeast Asia

2010/2011 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION


“First Rank Top 100 Annual Report Worldwide”

“First Rank (Platinum Award): Aerospace and Defense”

“Special Achievement Award: The Most Engaging Annual Report (Platinum) Worldwide”

“Bronze Award” (online) Awarded, by League  of American Communications Professionals


(LACP)
ANNUAL REPORT AWARDS 2011 “The Best Company for Increasing Value in Average”
Annual Report Awards 2006-2011 Awarded by Bappepam LK, IDX, Bank Indonesia, the State
Ministry of State-Owned Enterprises, KNKG, IAI, Directorate General of Tax, Indonesian
Ministry of Finance.
THE MOST ADMIRED COMPANIES IN INDONESIA Awarded by. Hay Group

THE BEST BUMN MARKETERS 2012 AWARDS Gold Winner: Strategic Marketing Silver
Winner: Tactical Marketing Silver Winner: Special Award Awarded, by BUMN Track Magazine

ASIAMONEY CORPORATE GOVERNANCE POLL 2011

“Best for Investor Relations in Indonesia – 3rd place”

“Best for Shareholder’s Rights and Equitable Treatment in Indonesia – 3rd place”

“Overall Best Company in Indonesia for Corporate Governance – 3rd place”

“Best for Responsibilities of Management and The Board of Directors in Indonesia – 3rd place”

Awarded, by Asia Money

INDONESIA MOST ADMIRED COMPANIES 2011 “The Best 20 Most Admired Companies
in Indonesia” Awarded by Fortune Indonesia.

Marketing Mix : Price, Prouct, Place & Promotion

Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu bisnis jasa adalah bisnis penerbangan.
Komponen utama bisnis penerbangan adalah maskapai penerbangan atau airlines. Maskapai
penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang
atau barang. Perusahaan maskapai tersebut menyewa atau memiliki pesawat terbang untuk
menyediakan jasa transportasi. Airlines juga dapat membentuk kerja sama atau aliansi dengan
maskapai lainnya unutk memperkuat cakupan jalur penerbangannya melalui konsep hub dan
spoke.

Dalam bisnis jasa terdapat 7 komponen marketing mix atau sering disebut dengan istilah bauran
pemasaran. Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Pada
umumnya, dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar bauran pemasaran (marketing mix)
yang terdiri 4 P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Sedangkan dalam pemasaran layanan jasa dikenal dengan sebutan 7 P, di mana 3 P berikutnya
adalah proses (process), orang (people), dan bukti fisik (physical evidence).

Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan dijelaskan sebagai berikut;

 Product (Produk), yaitu merupakan barang atau jasa yang dihasilkan untuk digunakan
oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Hal-hal yang
tergolong produk dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain : Pesawat yang besar dan
moderen, Mengutamakan keselamatan penerbangan, Makanan dan snack yang
berkualitas, Pelayanan bagasi yang handal dan terpercaya, Tempat duduk di dalam
pesawat yang nyaman dan tidak sempit, Pilihan jadual penerbangan, Program Frequent
Flyer yang menarik;
 Price (Harga), Komponen harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,
saluran distribusi, dan promosi) adalah penyebab timbulnya cost/biaya. Hal-hal yang
tergolong sebagai saluran distribusi dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain : Harga
yang murah, Tarif batas atas, Tarif batas bawah, Harga yang sesuai kualitas penerbangan,
Harga murah tetapi dengan pelayanan minim, Paket potongan /diskon harga; Harga
Group,
 Place (Tempat atau Saluran Distribusi), Peranan saluran distribusi adalah sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa
dari perusahaan ke konsumen. Hal-hal yang tergolong sebagai saluran distribusi dalam
bisnis jasa penerbangan antara-lain : Pemesanan tiket yang mudah melalui call center,
Kemudahan online booking (Web/SMS), Kemudahan menjangkau Agen/Kantor
Penjualan, Kemudahan dalam pembayaran E-ticketing;
 Promotion (Promosi), yaitu Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Hal-hal yang tergolong sebagai promosi dalam bisnis jasa penerbangan
antara-lain : Pemberian kemudahan fasilitas pada Frequent Flyer; Kemudahan akan
informasi penerbangan/iklan yang ditampilkan, Adanya undian berhadiah dalam
penerbangan, Adanya iklan di TV.
 People (Orang), maksudnya adalah jasa sebagian besar diberikan oleh orang, sehingga
seleksi, pelatihan dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan
pelanggan. Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi, sikap memperhatikan,
responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan niat baik. Hal-hal yang
tergolong sebagai People dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain : Sikap karyawan
penjualan yang ramah, Sikap karyawan yang profesional, Asistensi petugas sebelum
keberangkatan, Tanggapan karyawan terhadap keluhan; Keramahan pilot dan pramugari.
 Physical Evidence, Kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik dan penyajian.
Jadi suatu bisnis penerbangan akan mengembangkan suatu penampilan dan gaya yang
dapat diamati dalam menangani pelanggannya, sehingga dapat menyampaikan nilai yang
diharapkan bagi konsumen, baik itu kebersihan, kecepatan atau manfaat lainnya. Hal-hal
yang tergolong sebagai Physical Evidence dalam bisnis jasa penerbangan antara-lain :
Kantor perwakilan yang bersih dan nyaman, Agen penjualan yang bersih dan nyaman,
Pesawat yang bersih dan indah, Logo perusahaan yang menarik;
 Proces (Proses), merupakan sistem organisasi adalah elemen yang tidak terlihat tetapi
mendukung bisnis jasa tersebut. Hal-hal yang tergolong sebagai Proses dalam bisnis jasa
penerbangan antara-lain : Proses check-in dan boarding yang mudah, Jadual
keberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu, Proses pengambilan bagasi yang cepat.

Analisis Internal : Keuangan dan Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia

Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang
menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam
perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh aktivitas perusahaan
dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Selain itu, untuk mencapai tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan
susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu sama lain.

Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah suatu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang
penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang terkait. Sebagai BUMN, Garuda juga
mempunyai tanggung jawab lain, yaitu sebagai agen pembangunan dengan tujuan membantu
Indonesia untuk tinggal landas, dan sebagai wakil/duta rakyat Indonesia, dimanapun Garuda
berada.

Sehubungan dengan itu ada beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda Indonesia yaitu :

1. Meningkatkan industri sektor pariwisata di Indonesia,


2. Menciptakan lapangan kerja,
3. Melestarikan kebudayaan Indonesia, dan
4. Membantu pembangunan nasional.

Secara umum kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Mengelola penerimaan kas atas penjualan tiket pesawat dan pengiriman kargo.
2. Melayani pelanggan yang membeli tiket pesawat dan memberikan informasi mengenai
penerbangan, termasuk pengaduan.
3. Menyiapkan, memeriksa dan menyerahkan kelengkapan dokumen kargo, seperti Surat
Muatan Udara (SMU) atau Air Way Bill (AWB) yang akan diserahkan kepada
customer/agen.
4. Menerima arsip dokumen SMU dan AWB dari pusat atas barang yang sudah terkirim
untuk dicocokan dengan catatan yang ada di perusahaan dan dibuat laporan penjualannya.
5. Membuat laporan keuangan atas penjualan tiket dan kargo setiap bulan serta langsung di
kirim ke pusat.
 

Analisis Eksternal : Pesaing

Batik Air, Maskapai Pesaing Utama Garuda Indonesia

Batik Air merupakan salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang memulai beroperasi pada
Mei 2013. Maskapai ini merupakan salah satu maskapai berlayanan penuh persembahan Lion
Air Group.

Batik Air berencana untuk membasiskan pesawatnya di Manado, sebuah kota di Pulau Sulawesi,
Indonesia. Baik Air, direncanakan akan bersaing dengan maskapai berlayanan penuh seperti
Garuda Indonesia.

Penerbangan perdana Batik Air dilakukan pada 3 Mei 2013 dengan penerbangan dari Jakarta
menuju Manado. Penerbangan ini berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada jam
10.00 WIB dan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado pada jam 14.00 WITA. Dengan hadirnya
Batik Air, persaingan bisnis penerbangan akan semakin ketat.

Strategi Garuda Hadapi Pesaing Maskapai Baru

PT Garuda Indonesia menyiapkan strategi dalam menghadapi ketatnya persaingan antar


maskapai, khususnya munculnya dua maskapai baru yang melayani pasar full service tahun ini.
Manajemen berencana meningkatkan pelayanan pesawat dan post flight. Senior Manager Public
Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan layanan pre-in di antaranya
memperbanyak jaringan akses pemesanan dan pembelian tiket, mempermudah pemesanan online
serta bekerja sama dengan 16 bank.

“Kita juga memperbanyak tiketing office, peningkatan lounge dan terminal khusus Garuda di
berbagai bandara,” ujarnya dikutip dari merdeka.com, Rabu (2-1-2013) Untuk pelayanan dalam
penerbangan, lanjutnya, Garuda mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
menyediakan berbagai menu makan khas Indonesia. Sarana hiburan pendukung seperti audio dan
video juga dibenahi.

“Kita juga akan membuka layanan first class dengan chef onboard,” tuturnya. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan mobilisasi, Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru termasuk tipe
B 777-300ER. Selain itu perseroan juga bekerjasama dengan beberapa maskapai internasional
seperti Singapura, China atau Turkish Airlines.

“Ini supaya jaringan penerbangan kita semakin luas,” imbuhnya. Sebelumnya, pada tahun 2013
nanti setidaknya ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia yang bergerak dalam
penerbangan pelayanan penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia. Salah satu maskapai
tersebut adalah Batik Air. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines. Batik Air
ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2013.
Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam Air
adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan layanan
penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, Nam Air
merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu.

Nam Air ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya
akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk
melayani rute domestik. (Redaksi/merdeka.com).

Analisis SWOT

Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal perusahaan sehingga
dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda dimasa yang akan datang
dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan PT.
Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat peluang
dan ancaman dari luar perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dilakukan
perumusan terhadap strategi dengan menggunakan diagram SWOT.

Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang dilakukan PT. Garuda
Indonesia (Persero), Tbk dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dengan kekuatan dan peluang
yang dimiliki. Sehingga, akan diambil kesimpulan mengenai kinerja Garuda yang menjadi
penilaian bisnis untuk investor dalam mengambil keputusan investasi.

Faktor-faktor yang akan dianalisis tersebut antara lain:

A. Faktor Internal Perusahaan

1.    Kekuatan (Strengths):

 Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat


yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5
pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan
42 pesawat B737-800 NG;
 Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun
2010;
 Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda
Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste,
and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan
dengan maskapai penerbangan lain;
 Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;
 Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten,
berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient &
effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan
Garuda Indonesia;
 Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati terjadinya
krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar untuk area
Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia);
 Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga
menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di
Indonesia;
 Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat;
 Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan;
 Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik;

2.     Kelemahan (Weakness):

 Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin
crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
 Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus
dibayar;
 Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga
apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu;
 Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan
datang;
 Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;

B. Faktor Eksternal Perusahaan

1.    Peluang (Opportunities):

 Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang


dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan
untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh;
 Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan
yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010
mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
 Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
 Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

2.     Ancaman (Threats)

 Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas;
 Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina,
sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan
Pertamina.
 Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat
mengakibatkan penurunan permintaan;
 Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;
 Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi
penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global;

Anda mungkin juga menyukai