Nomor : 23/PKM-ANR/UKP-
SO Dokumen SOP/02/2018
No. Revisi : 00
P
Tanggal terbit : 11/2/2018
Halaman : 1/3
UPTD drg. Indrawati
PUSKESMAS Rahim
PERAWATAN Nip:19780906
ANREAPI 200803 2 002
1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi
alergi ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat
yang sifatnya sistemik.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam tatalaksana penderita
Exanthematous Drug Eruption di UPTD Puskesmas Perawatan
Anreapi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 17/PKM-ANR/01/2018 tentang
Standar Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Perawatan
Anreapi
4. Referensi 1. Panduan Pengobatan di puskesmas
2. Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur / 1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
Langkah- 2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
langkah 3. Petugas menanyakan keluhan pasien, kemudian
mengantar pasien ke dokter pemeriksa
4. Dokter melakukan anamnesis (keluhan gatal ringan sampai
berat yang disertai kemerahan dan bintil pada kulit.
Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan.
Biasanya disebabkan karena penggunaan antibiotik
(ampisilin, sulfonamid, dan tetrasiklin) atau analgetik-
antipiretik non steroid.
Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan
lipat ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari. Gejala diikuti
demam subfebril, malaise, dan nyeri sendi yang muncul 1-2
minggu setelah mulai mengkonsumsi obat, jamu, atau
bahan-bahan yang dipakai untuk diagnostik (contoh: bahan
kontras radiologi).
5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik :
1. Erupsi makulopapular atau morbiliformis.
1
2. Kelainan dapat simetris.
6. Dokter menentukan diagnosis dan terapi :
Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga.
Pada dasarnya erupsi obat akan menyembuh bila obat
penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan.
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
1. Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari
dibagi dalam 3 kali pemberian per hari selama 1
minggu.
2. Antihistamin sistemik:
a. Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan, atau
b. Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan
3. Topikal:
Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%)
7. Dokter dapat merujuk ke layanan kesehatan yang lebih
tinggi
Kriteria rujukan :
1. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa
dan dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma
Steven Johnson.
2. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang
diduga sebagai penyebab :
a. Uji tempel tertutup, bila negatif lanjutan dengan
b. Uji tusuk, bila negatif lanjutkan dengan
c. Uji provokasi
3. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan
pengobatan standar dan menghindari obat selama 7
hari
4. Lesi meluas
8. Memberikan edukasi pada pasien :
1. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan
kecil di dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
2. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa
sembuh dengan adanya hiperpigmentasi pada lokasi
lesi.
9. Petugas mencatat semua hasil pengkajian ke dalam rekam
medik
2
6. Diagram Alir
Menyapa pasien dengan
Melakukan pemeriksaan
ramah
TTV
Melakukan
Mengantar pasien
anamnesis dan
keruang dokter
pemeriksaan fisik
8. Rekaman
No Yang Isi Perubahan Tanggal Diberlakukan
Historis
diubah
Perubahan
3
EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
No. Kode :
Terbitan :
Daftar
No. Revisi :
Tilik TanggalMula :
UPTD
Berlaku
PERAWATAN
Halaman :
PUSKESMAS
ANREAPI
KECAMATAN
ANREAPI
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
………………………………
Pelaksana/ Auditor
(………………………………)