PENDAHULUAN
Perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam
waktu tertentu, kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya
kecerdasan, sikap dan tingkah laku.1 Tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang berlainan
akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan pertumbuhan dalam
ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga
Usia dini pada anak disebut usia emas atau golden agemasa tersebut adalah masa kritis
yang sempurna. Arti kritis merupakan sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya.
Apabila masa kritis ini tidak mendapatkan rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau
proses belajar maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa perkembangan
berikutnya belajar atau latihan maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa
perkembangan berikutnya.3
Anak usia dibawah lima tahun (balita) atau sering disebut dengan anak usia dini adalah
individu makhluk sosial kultural yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang
1
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Penghantar Dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta;ke (2014).
2
Raidha, Buku Ajaran Keperawatan, Yogyakarta (2014).
3
Wiwien Dinar Pratisti, Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta; Indeks, 2014
1
2
sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan
karakteristik tertentu. suatu individu, anak usia dini merupakan suatu organisme yang suatu
kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan biologis dan psikologisnya
sehingga menjadi sosok yang unik. Makhluk sosio-kultural, perlu tumbuh dan berkembang
dalam suatu lingkungan sosial tempat ia hidup dan perlu diasuh dan di didik sesuai dengan nikai
Masa balita masa keemasan karena pada usia ini terjadi perkembangan yang sangat
menakjubkan dan terbaik sepanjang hidup manusia. Perkembangan yang signifikan tersebut
mencakup perkembangan fisik dan psikhis.Dari segi fisik anak mengalami perkembangan yang
luar biasa, mulai dari pertumbuhan sel otak dan organ tubuh lainnya sampai perkembangan
motorik halus merupakan kemampuan melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata,
contohnya menggenggam, meraih, menulis, dan sebagainya. Hasil-hasil studi di bidang neurologi
mengemukakan antara lain, 80% ketika anak berusia 8 Tahun dan mencapai 100% anak usia 18
Tahun. Studi membuktikan bahwa pendapat para ahli tentang keberadaan masa peka atau masa
emas (golden age) pada anak usia dini memang benar terjadi. Masa emas perkembangan anak
Anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan hanya satu ranah perkembangan saja,
4
Abdulhak, Memposisikan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Sistem Pendidikan Nasional 2015.
Buletin PAUD Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. http://fepreints.ims.ac.id/31551/7
5
Masganti, Psikologi Anak Usia Dini, 2015.
3
atau lebih ranah perkembangan.Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motorik
kasar, motorik halus, bahasa/ bicara, dan personal sosial/ kemandirian.Sekitar 5% hingga 10%
perkembangan umum diketahui belum pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak dibawah usia
Indonesia berada di peringkat ke-101 sebagai Negara memberi kesempatan bagi tumbuh
kembang anak versi lembaga Save The Childrendalam laporan Childhood Index 2017. Peringkat
tersebut menyimpulkan tidak sedikit anak Indonesia kehilangan masa anak-anaknya.Di kawasan
ASEAN Indonesia berada di belakang Singapura (peringkat 33). Malaysia (peringkat 65) dan
Thailand (peringkat 84). Namun masih lebih baik daripada Myanmar (112), Kamboja (117) dan
Departemen Kesehatan bersama profesi dan pihak terkait kesehatan anak menyusun
pedoman tumbuh kemabng anak. Penoman ini mengalami beberapa kali perubahan, hingga di
tahun 2005 dihasilkan buku pedoman instrument Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar yang di
terapkan di Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.35 Tahun 2014 tentang
perubahan undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, bahwa setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang serta mendapatkan perawatan, pelayanan
kesehatan, stimulasi, pendidikan, perlindungan dari kekerasan dan pemenuhan hak-hak anak
lainnya agar menjadikan anak yang sehat, cerdas berakhlak mulia serta bermanfaat bagi dirinya,
6
IDAI, Keterlambatan Perkembangan Pada Anak.Idai.or.id,2014
7
Indonesia Kemendikbud,Peringkat 101 Dunia Tumbuh Kembang Anak, Paud.Kemendikbud.go.Id,2017.
4
tumbuh kembang anak juga diatus dalam Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.66
Tahun 2014 yang merupakan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan
berencana, petugas sosial terkait dengan pembinaan terkait pertumbuhan, perkembangan dan
Dilihat dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 bahwa pelayanan
kesehatan pada anak balita meliputi pelayanan pemantauan pertumbuhan, pemberian vitamin A,
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita. Pelayanan kesehatan balita
tahun 2017 di Jawa Barat sebesar 75,9% dari target 85%, terdapat 15 kabupaten/ kota yang
cakupannya dibawah 85% termasuk kabupaten bogor yang capaiannya hanya 80%, kabupaten
bogor mendapatkan peringkat ke-15 dari 18 Kabupaten dan 9 kota yang ada di Jawa Barat.9
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak balita faktor internal
maupun eksternal.Faktor internal yaitu ras/ etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin,
genetic, dan kelainan kromosom sedangkan faktor eksternal yaitu faktor prenatal (gizi, mekanis,
toksin/zat kimia, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, dan psikologis ibu), faktor persalinan
(komplikasi persalinan pada bayi), faktor pascasalin (status gizi, penyakit kronis, lingkungan
fisik, psikologis, sosio-ekonomi, sumber informasi, pola asuh, stimulasi, dan obat-obatan).10
Pola asuh merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang anak.Pola asuh adalah
kemampuan keluarga untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik, mental dan sosial. Pola asuh anak
8
Permenkes,Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dana Gangguan Tumbuh Kembang Anak, Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 66, 2014.
9
Dinkes Jawa Barat, ‘Profil Kesehatan Di Jawa Barat', 2017.
10
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, ‘Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar’, 2016.
5
merupakan sikap dan praktik ibu atau lainnya dalam kedekatannya dengan anak, cara merawat,
Penerapan pola asuh orang tua sangat penting, dikarnakan seorang ibu merupakan
lingkungan pertama menjadi pembentuk awal hubungan interpersonal dengan anak. Namun saat
ini masih banyak orang tua menerapkan pola asuh yang kurang baik pada anaknya, terbukti
adanya tindakan otoriter seperti orang tua bersikap keras atau tidak peduli akan kebutuhan anak
di lingkungan keluarga.12 Hal ini dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam
Berdasarkan hasil penelitian dari Zella (2018) berdasarkan sumber informasi balita usia 1-5
tahun di Puskesmas Koba Tahun 2018 bahwa dari 81 responden yang diteliti, 41 (50,6%)
responden dengan sumber informasi yang kurang sedangkan 40 (49,4%) responden dengan
Sumber informasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tumbuh
kembang balita dimana sumber informasi merupakan media atau saluran untuk mendapatkan
informs dan mempermudah penerimaan pesan-pesan bagi masyarakat atau penerima pesan
tersebut. Semakin sering orang mengakses atau mencari informasi makin banyak pengetahuan
yang diapat oleh orang tua atau masyarakat mengakses, dan sebaliknya apabila orang tua atau
masyarakat tidak mencari atau tidak pernah mengakses informasi maka semakin sedikit
11
Azwar, ‘Sikap Manusia’, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
12
Mardiyanti, Ika. Pola Asuh Orang Tua Mmpengaruhi Perkembangan Balita di Posyandu Arjuna Rw 3 Keluurahan
Kemayoran Kecamatan Krembangan Surabaya, Surabaya: Prodi S1 Keperawatan., 2014.
13
Pinem Saroba, ‘Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi’, Jakarta; KDT, 2014.
6
Berdasarkan hasil penelitian Hardiana Probosiwi, Emy huriyati dan Djauhar ismail tahun
2017 dengan judul stunting dan perkembangan anak umur 12-60 bulan di kalasan dengan hasil
Status stunting dengan perkembangan anak menunjukan bahwa mendapat hubungan yang
bermakna (p-value < 0,05) dan nilai QR 3,9 (95% CI; 1,7-89), yang diantara perkembangan yang
suspect kemungkinan anak dengan stunting besar 3,9 kali dibandingkan dengan perkembangan
normal.14
perkembangan pada balita di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 35,6% (18,5% sangat pendek
dan 17,1% pendek) pada tahun 2010 serta terjadi peningkatan pada tahun 2013 yaitu 37,2 (18%
sangat pendek dan 19,2% pendek) yang mengalami stunting.15Oleh karna itu gizi merupakan
peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang
dewasa.Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta pertumbuhan fisik dan
kecerdasan bayi, anak, serta seluruh kelompo umur.Gizi yang baik membuat berat badan menjadi
normal atau sehat, sehingga tumbuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas, secara teoritis memiliki hubungan
dengan penelitian ini dan secara konseptual dapat dijadikan untuk acuan teori umum bagi
peneliti dalam melakukan penelitian ini. Di Dunia, Asia, Indonesia, Jawa barat dan kota Bekasi
angka kejadian stunting masih diatas 20%. Di jawa barat sendiri masih terdapat balita yang
14
Alina dkk Hizni, ‘Jurnal Gizi Klinik Indonesia’, Kalasan, 2017.
15
Soetjiningsih, ‘Tumbuh Kembang Anak’, Jakarta : EGC, 2015.
16
Almatsier S., ‘Penuntun Diet Instalasi Gizi RS Cipto Mangunkusumo Dan Asosiasi Dietisien Indonesia’, Jakart :
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.
7
Jumlah balita di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang sebanyak 888 jiwa,
dengan prevalensi balita stunting 10% dan gizi buruk 20%, yang artinya ini masih menjadi
Kurangnya pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh
terhadap empat dominan perkembangan yaitu motorik, kognitif, bahasa dan social-emosional
anak, serta kurangnya pemenuhan gizi pada balita sehingga mengakibatkan anak tidak terpenuhi
nya gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kurangnya sumber informasi yang didapatkan oleh orang
tua tentang tumbuh kembang balita sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak bisa
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui orang tua yang
memiliki balita di Desa Gintung Cilejet melalui wawancara didapati 7 dari 10 orang tua yang
memiliki anak usia 1-5 tahun yang sering membawa anaknya ke Posyandu belum memahami
tentang hubungan pola asuh, sumber informasi dan status gizi terhadap tumbuh kembang balita
Sebab itulah peneliti ingin meneliti apakan pola asuh mempengaruhi tumbuh kembang
pada balita, dan apakah mendapatkan sumber informasi yang baik tentang tumbuh kembang anak
akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan perilaku anak di masa mendatang untuk
mencegah perilaku menyimpang, karena masalah kesehatan gizi pada balita di Desa Gintung
Cilejet Kecamatan Parung Panjang dinilai masih belum efektif, sehingga ada beberapa balita
Berdasarkan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Pola Asuh,
Sumber Informasi dan Status Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Pada Balita 1-5 Tahun Di Desa
Dari hasil profil kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2015 menunjukan bayi dikabupaten
bogor yaitu 115,000 sedangkan balita yang ditimbang berjumlah 100,840 balita dengan
persentase 96%, serta ditemukan keterlambatan perkembangan mental dan intelektual 78%,
sedangkan hasil dari pemantauan status gizi didapatkan hasil penderita gizi kurang sebanyak
Kurangnya pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh
terhadap empat dominan perkembangan yaitu motorik, kognitif, bahasa dan social-emosional
anak, serta kurangnya pemenuhan gizi pada balita sehingga mengakibatkan anak tidak terpenuhi
nya gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kurangnya sumber informasi yang didapatkan oleh orang
tua tentang tumbuh kembang balita sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak bisa
menyebabkan adanya perilaku menyimpang. Sehingga, faktor tersebut dapat mempengaruhi pola
asuh orang tua pada anaknya tentang tumbuh kembang balita untuk mencegah perilaku
mendapatkan informasi dan gizi seimbang untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
balitanya, dan juga pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada balita sangat berguna untuk
mencegah terjadinya penyakit marasmus (balita kurus) dan kwarshiorkor (gizi buruk) serta
17
Dinkes, ‘Profil Kesehatan Kabupaten Bogor’, Dinas Kesehatan, 2015.
9
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui orang tua yang
memiliki balita di Desa Gintung Cilejet melalui wawancara didapati 7 dari 10 orang tua yang
memiliki anak usia 1-5 tahun yang sering membawa anaknya ke Posyandu belum memahami
tentang hubungan tumbuh kembang balita usia 1-5 tahun dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara pola asuh, sumber informasi dan status gizi terhadap tumbuh kembang balita 1-
Apakah ada Hubungan antara Pola Asuh, Sumber Informasi dan Status Gizi Terhadap
Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-5 Di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang
Tahun 2020.
Mengetahui Hubungan Pola Asuh, Sumber Informasi dan Status Gizi Terhadap Tumbuh
Kembang Pada Balita Usia 1-5 Di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang Tahun 2020.
1. Mengetahui gambaran distribusi Pola Asuh, Sumber Informasi dan Status Gizi
Terhadap Tumbuh Kembang Balita 1-5 Tahun di Desa Gintung Cilejet Kecamatan
Balita 1-5 Tahun di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang Tahun 2020.
1-5 Tahun di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang Tahun 2020.
5. Mengetahui hubungan Pola Asuh, Terhadap Tumbuh Kembang Balita 1-5 Tahun
7. Mengetahui hubungan Status Gizi, Terhadap Tumbuh Kembang Balita 1-5 Tahun
pembekalan praktis ilmu dan informasi baru bagi ibu yang mempunyai balita. Dalam
hal ini juga sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program – program untuk
meningkatkan pehaman ibu yang berkaitan dengan Pola Asuh , Sumber Informasi dan
Status GiziTerhadap Tumbuh Kembang Balita Usia 1-5 Tahun di Desa Gintung
menghasilkan metode baru dalam meneliti Hubungan Pola Asuh, Sumber Informasi
dan Status Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Balita Usia 1-5 Tahun di Desa Gintung
Panjang Kabupaten Bogor pada Bulan Juni Tahun 2020. Dalam penelitian ini dibahas
mengenai Hubungan pola asuh, sumber informasi dan status gizi terhadap tumbuh
kembang balita usia 1-5 tahun pada balita di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung
Panjang Tahun 2020. Alasan dari penelitian ini berdasarkan dari laporan Puskesmas
Kecamatan Parung Panjang masih adanya angka kejadian di Desa Gintung Cilejet
dengan balita gizi buruk (wasting) dan balita kurus ( Underweight ) namun, masalah
gizi pada balita belum diketahui penyebab nya secara signifikan.Kondisi ini
tumbuh kembang nya (stunting) dan kondisi kekurangan gizi saat usia balita akan
Populasi pada Penelitian ini ditujukan untuk seluruh ibu yang mempunyai balita usia
1-5 tahun di wilayah Desa Gintung Cilejet. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
dengan mengunjungi rumah ibu yang memiliki balita. Pengumpulan data pada
pengambilan data secara primer dan sekunder. Pola asuh, sumber informasi dengan
dan status gizi melihat buku KMS untuk mengukur status gizi balita.
BAB II
13
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuh kembang berasal dari dua peristiwa berbeda yaitu pertumbuhan dan
perkembangan keduanya tidak dapat saling dipisahkan. Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, punds, kilogram), ukuran panjang (sentimeter,
struktur dan fungsi tumbuh kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
proses dari pematangan, termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel dan besar sel di seluruh bagian tubuh
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.19
mulau dari janin sampai dewasa. Proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang satu
dengan yang lainnya tidak sama (bervaruasi), tergantung dari faktor-faktor yang mendukngnya.
Pertunbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Misalnya,
seorang anak tumbuh dari kecil menjadi besar.ukuran kecil menajdi besar ini dapat dicontohnkan
18
Soetjiningsih, ‘Perkembangan Anak Dan Permasalahannya Dalam Buku Ajaran Ilmu Perkembangan Anak Dan
Remaja’, Jakarta: Sagungseto, PP86-90, 2012.
19
Mohammad Shoim Dasuki. 2013.
14
dengan perubahan berat badan dari ringan menjadi lebih berat, atau dengan perubahan berat
badan dari ringan menjadi berat, atau dengan perubahan dari pedek menjadi lebih tinggi.20
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan
bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya penambahan perbesaran
sel-sel tubuh.21
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik (anatomis) dan struktur tubuh dalam
arti sebagai atau seluruhnya karena ada bertambah banyaknya sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel. Bertambah banyaknya sel dan bertambah ukuran sel berarti ada
pertambahan secara kuantitatif hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsesi, yaitu bertemunya sel
telur dan sperma hingga dewasa. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran
fisik sesorang. Yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan
Tahap pertumbuhan dan perkembangan dapat ditentukan oleh masa atau waktu
kehidupan anak. Secara umum terdiri atas masa prenatal dan postnatal.23
1) Masa Prenatal
Masa Prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada
masa embrio, pertumbuhan dapat diawali dari konsepsi hingga 8 minggu pertama
yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organism dan
20
Depkes, 2015.
21
dkk Yeyeh Ai, Rukiyah, ‘Asuhan Kebidanan I’, Jakarta: Trans Inf Media, 2010.
22
Dkk. Nursalam, ‘Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (Untuk Perawat Dan Bidan)’, Jakarta: Salemba., Edisi II,
2013.
23
Adriana, ‘Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak’, Jakarta; Salemba Medika, 2016.
15
terbentuknya manusia. Kemudia fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga
kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi organ,
yaitu bertambahnya uuran oanjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan
2) Masa Postnatal
Terdiri atas neonates, masa bayi, masa usia prasekolah, masa sekolah, dan
masa remaja:
a. Masa Neonatus
masa neonates (0-28 hari). Pada masa ini terjadinya kehidupan yang baru
didalam ektrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua system organ tubuh.
b. Masa Bayi
Masa ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara
usia 1-12 bulan) : pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat
saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun) : kecepatan pertumbuhan pada masa ini
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi
dan kemampuan kognitif. Menurut teori Erikson usia prasekolah anak berbeda
pada fase inisiatif dengan rasa bersalah. Pada masa ini, rasa ingin tau (courius)
16
Apabila orang tua mematikan inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak
merasa bersalah. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada
fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figure atau perilaku kedua
kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak juga sudah menunjukan
Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), periode
sehingga terjadinya jaringan saraf dan otak kompleks. Dari jumlah dan
pengatur hubungan antar sel saraf ini akan sangat mempengaruhi segala
kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
serta dasar kepribadian anak juga mulai dibentuk pada masa ini, sehingga
secara dini dan tidak di tangani dengan baik, akan mengurangi kualitas
d. Masa Sekolah
e. Masa Remaja
dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke
1. Faktor Keluarga
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu akan pengaruhnya berbeda
24
B. Septriari, ‘Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua’, Yogyakarta: Nuha Medika, 2012.
25
Chamidah A. N, ‘Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak’, Jurnal Kesehatan Anak,
Volume 5 (2014).
18
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak
yang baik dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan lain-
lain.
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang
primer maupun sekunder. Adat istiadat yang berlaku disetiap daerah akan
d. Pola Asuh
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi, bagaimana
2. Faktor Lingkungan
penghuninya.
panjang atau adanya bencana alam dapat berdampak pada tumbuh kembang
anak antara lain sebagai akibat gagal panen sehingga banyak anak yang
kurang gizi, demikian pula gondok endemic banyak ditemukan pada derah
c. Sumber Informasi
Manfaat olah raga, atau latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
meningkatkan aktivitas fisik dan msntimulasi perkembangan otot dan jaringan sel.
1. Faktor Internal
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis Kelamin
26
Opcit.
20
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada
e. Genetic
f. Kelainan Kromosom
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
2) Mekanis
3) Toksin/Zat Kimia
4) Endokrin
21
hyperplasia adrenal.
5) Radiasi
b. Faktor Persalinan
pertumbuhan jasmani.
anak.
4) Psikologi
22
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
5) Endokrin
6) Sosial Ekonomi
8) Stimulasi
9) Obat-obatan
pertumbuhan.
23
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Misalnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun
tangga.28
keseimbangan yang dimana menunjang motorik halus. Salah satu faktor yang
27
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,'Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar'2016.
28
Marimbi Hanum, ‘Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita’, Yogyakarta: Nuha
Medika,2010.
24
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Keterangan:
terlatih
27
c. Jadwal skrining/ pemeriksaan KPSP rutin adalah: setiap 3 bulan pada anak
usia <24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24-72 bulan
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan
2. Alat bantu pemeriksaan : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
b) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak
lahir (bila umur anak lebih dari 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan)
oleh ibu/ pengasuh anak dan perintah kepada ibu/ pengasuh anak
e) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab oleh
karna itu pastikan ibu/ pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.
28
pertanyaan hanya ada satu jawaban ya atau tidak, catat jawaban tersebut
pada formulir.
pertanyaan terdahulu.
penyimpangan (P)
29
Opcit.
29
Perkembangan balita atau bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahsa serta sosialisasi
2.3.1 Pengertian
Pola asuh adalah antara orang tua dan anak dalam mendukubg perkembangan fisik,
emosi, sosial, intelektual serta spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa.30
Menurut kamus bahsa Indonesia pola berarti corak, model, system, cara kerja,
bentuk, yang tetap/ paten maka dari itu sama halnya dengan kebiasaan. Asuh yang berarti
mengasuh yaitu kata yang bermakna menjaga (merawat dan mendidik anak kecil),
mencakup segara aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan dan
bantuan.31
Kohn berpendapat bahwa pola asuh adalah sikap orang tua dalam berinteraksi
dengan anaknya. Sikap ini meliputi cara orang tua bagaimana memberikan aturan-aturan
yang ada, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukan otoritasnya, dan cara
30
Kemendikbud, ‘Buku Saku Pengasuhan Positif’.
31
Syaiful Djamarah, ‘Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga’, Jakarta: Rineka Cipta., 2014.
32
Qurrotu Ayun, ‘Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian Anak’, Journal
Siainkudus,5, 2017.
30
Hauser berpendapat bahwa pengasuhan orang tua bersifat interaktif antara orang tua
Baumrind berpendapat bahwa pola asuh pada dasarnya merupakan prenatal control,
yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anaknya untuk
Hurlock berpendapat bahwa pola asuh merupakan mendidik anak agar dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya atau supaya dapat diterima oleh
masyarakat.
Dari beberapa pendapat para tokoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pola
asuh orang tua adalah bagai mana cara orang tua mendidik dan membimbing kepada
anaknya yang dapat menghasilkan pengembangan pribadi dan menentukan perilaku bagi
1. Teori Baumrind
Menurut Baumrind, pola asuh dibagi menjadi tiga macam, yaitu pola asuh
ii. Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan
orang tuanya.
33
Ibid.
31
kreatif.
diteteapkan oleh orang tua, berusaha membentuk tingkah laku, sikap, serta
prestasi atau melakukan sesuatu yang baik, hak anak sangat dibatasi tetapi
dewasa, dan yang sering terjadi adalah anak harus mematuhi atau tunduk
i Hak dan kewajiban antara anak dan orang tua diberikan secara seimbang.
ii Saling melengkapi satu sama lain, orang tua yang suka menerima dan
anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesai dengan usia
v Selalu mendukung atas apa yang dilakukan oleh anak tanpa harus
Orang tua cenderung tegas, tetapi kreatif dan percaya diri, mandiri,
bahagia, serta memiliki tanggung jawab sosial. Orang tua memiliki sikap
yang bebas tetapi masih dalam batasan normatif. Anak dari orang tua
seperti ini akan tumbuh menjadi anak mandiri, tegas terhadap diri sendiri,
ramah dengan teman sebayanya, dan mau bekerja sama dengan orang tua.
iii. Anak diberi hak yang sama dengan orang dewasa, dan diberi kebebasan
iv. Orang tua tidak terlalu banyak mengatur serta mengontrol, sehingga anak
hubungan antara anak dan orang tua, serta menstimulus tumbuh kembang
anak.34
kembang anak.
Yang harus dipahami oleh orang tua dalam pengasuhan positif adalah:
34
Kemendikbud.'Buku Saku Pengasuhan Positif'.
34
b. Komunikasi efektif
c. Disiplin positif
Pembentukan kebiasan dan tingkah laku anak yang positif dengan kasih
sayang sehingga anak dapat menjadi makhluk sosial dan tumbuh kembang
secara optimal.
Model pola asuh yang dikenalkan oleh Hauser bersifat interaktif antara orang tua
dan anak. Menrut Papila dan Old, terdapat hubungan yang ambivalen (prasaan yang
bertentangan) antara anak dan orang tua, dalam artian anak memiliki prasaan yang
Orang tua yang memiliki anak usianya agak besar bersikap lebih fleksibel dalam
pemikiran serta lebih egalitarian dibandingkan saat anak nya beusia lebih kecil.
Apabila pemisahan atau ketidak tergantungannya emosi dari keluarga (orang dewasa)
diberikan terlalu dini maka anak dapat menjadi terasingkan dan rentan terhadap
pengaruh lingkungan disekitar yang negative dan tingkah laku yang tidak sehat (anak
menjadi pemarah, suka menyalahkan, tidak patuh dan lain sebagainya). Sehingga
35
disini sering terjadinya konflik antara orang tua dan anak yang biasanya berkisar
antara tugas-tugas anak dari sekolah, teman-teman, dan PR, sedangkan menurut
Pola asuh ini hamper sama dengan jenis pola asuh yang bersifat otoritatif
yang di kemukakan oleh Baumrind, yakti pola asuh yang dilakukan oleh orang tua
dalam berinteraksi dengan anak bersifat mendorong (enabling) dan juga bersifat
Pola asuh ini memiliki makna yang adanya dorongan terhadap anggota
menjelaskan sudut pandang individu pada anggota keluarga yang lain. Pola asuh
yang mendorong secara afektif adanya ekspresi empati dan penerimaan dari
masalah yang mereka hadapi dan tidak memberi/ menyembuyikan informasi pada
35
Ibid.
36
(bersifat negative atau positif) terhdap anggota keluarga dan pandangan mereka.
sangat antara anak dan orang tua, serta menstimulasi tumbuh kembang anak.
pemenuhan dan perlindungan hak anak, juga mengedepankan kepentingan terbaik anak.
3. Upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah sehingga anak dapat
1. Anak harus diperlakukan dengan penuh penghargaan, bebas dari tindkan kekerasan,
2. Menyedikan lingkungan yang aman, nyaman dan ramah bagi tumbuh kembang anak.
setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu hal. Pendapatan ini dinyatakan dalam bentuk
Pola asuh adalah interaksi antara orang tua dan anak dalam medukung perkembangan
fisk, sosial, emosional, intelektual, sejak anak dalam kandungan sampai dewasa. Pola asuh
yang positif dapat meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua, mengoptimalkan
36
Ibid.
37
Sumber informasi adalah media atau alat saluran untuk mendapatkan informi dan
Semakin sering orang mengakses/ mencari informasi maka semakin banyak pengetahuan
yang didapatkan dan sebaliknya apabila tidak pernah mengakses informasi maka semakin
adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu, informasi adalah
keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang
diberikan).
Alasan mengapa menggunakan media informasi agar materi atau pesan yang diberikan
dapat mudah dimengerti oleh khalayak orang banyak, mengurangi verbalitas, penyamaan
37
Pinem Saroba.
38
Benedict and Audrey Kahin Andreson, ‘Inperting Indonesia Politics Thirteen’, New York; Cornel University, 2013.
39
Wibowo, ‘Managemen Kinerja’, Jakarta; Peberbit Rajawali Pers, 2014.
38
informasi itu sendiri, contohnya suatu penemuan yang baru dan contoh dari
2. Makalah pertemuan
berikut :40
filmstrips)
g. Realita (model)
h. Permainan (stimulasi)
40
Wibowo. Loc. Cit.
39
jarak jauh).
Sumber informasi sebagai media yang mampu menyampaikan banyak pengetahuan serta
a. Media cetak
kesehatan yang sangat bervariasi seperti : majalah, Koran, buku, booklet, leaflet, flyer
Media cetak adalah suatu media yang sifatnya statis dan mengutamakan pesan
visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan jumlah kata, gambar atau foto
Media cetak yang dipakai untuk memasang iklan yaitu surat kabar dan
majalah. Dalam media dikenal jenis iklan baris, iklan display dan iklan advertorial,
iklan barik merupakan iklan yang pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya hanya
terdiri dari iklan lowongan perkejaan, iklan penjualan mobil bekas, rumah, tanh,
handphone dan penawaran jasa lainnya. Iklan ini ukuranya kecil dan banyak
41
Ibid.
40
Iklan disply merupakan iklan paling penting pada surat kabar maupn majalah,
ukurannya sangat beragam, biasanya minimal dua kolom sampai maksimal satu
halaman.
Iklan advertorial merupakan iklan yang ditulis dengan gaya editorial. Isi pesan
dan gaya penulisannya lebih serius dalam modulnya ini menjadi focus pembelajaran
Iklan dimedia cetak itu terdapat dalam surat kabar maupun majalah, memiliki
2) Daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok, perkembangan saat ini
3) Peranan jenis huruf, ukuran, aspek layout turut menentukan keberhasilan iklan.
Anatomi yang dipakai untuk eksekusi (produksi) iklan media cetak menurut
a) Headline atau judul yang pastinya harus ada kaitannya dengan bodycopy.
b) Visual, ilustrasi, gambar atau foto orang model atau yang berkaitan dengan
c) Bodycopy atau teks yang memberikan informasi yang lebih rinci tentang
42
Ibid.
43
Madjadikra, ‘Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan’, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015.
41
d) Product shot atau foto produk (yang sekaligus bisa menampilkan mana merk)
e) Baseline yang biasanya terletak di paling bawah layout iklan. Dibagian bawah
ini dimasukan slogan, cath phrase atau nama dan alamat perusahaan pengiklan.
Disebut juga adanya unsure lain dalam anatomi iklan media cetak, yaitu:44
(a) Kupon, jika pengiklanan menginginkan respon langsung (direct response) dari
(b) Flash yaitu, misalnya perkataan baru, diskon, cuci gudang yang ditulis dengan
Terkadang ada iklan yang dibuat sengaja tidak lengkap. Misalnya hanya
memuat headline atau tidak jelas mengiklankan produk atau jasa apa saja yang
di tawarkan. Atau tanpa headline sama sekali, namun iklan ini menampilkan
produk yang tanpa label atau sebagian saja, ide strategi kreatif dari iklan ini
44
Ibid.
45
Ibid.
42
c) Surat kabar memuat banyak hal yang actual yang perlu segera diketahui
oleh pembacanya.
dengan demikian dia dapat memilih media yang cocok dengan target
audience nya.
a) Sekalipun terjangkau bersifat masal, surat kabar dibaca orang dalam tempo
yang sangat tingkat, biasanya tidak lebih dari lima belas menit dan mereka
hanya membaca sekali saja. Surat kabar hanya berusia 24 jam sehingga cepat
basi.
b) Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar
c) Tidak semua produk dapat diiklankan disurat kabar, termasuk iklan yang
terspesialisasi.
lainnya.
46
Wibowo, Loc. Cit.
43
d) Memiliki kualitas visual yang baik karena umunya majalah dicetak diatas
b) Biaya yang di pakai untuk menjangkau setiap kepala menjadi lebih mahal
Distribusi yang kurang lancer. Banyak majalah yang peredarannya sangat lambat
b. Media elektonik48
mengakses konten.
3) Hal ini berbeda dengan media seperti misalnya media cetak, yang tidak
bentuk cetak, sumber media elektronik yang paling umum digunakan oleh
masyarakat umum antara lain rekaman, video, rekaman audio, presentasi slide,
47
Ibid.
48
Ibid.
44
media baru dalam bentuk media digital. Namun, media elektronik ini mencakup
1) Manfaat utama dari media elektronik adalah relaksasi dan pendidikan, kita dapat
belajar tentang budaya lain, tentang sudut pandang orang lain, mempromosikan
49
Ibid.
50
Ibid.
45
akademik meningkat namun, demikian ada juga dampak negative nya dari media
elektronik.
dan berita yang selalu terupdate baik dari dalam maupun dari luar negri.
Jaman sekarang yang kita kenal sebagai abad informasi, dimana kemampuan untuk
mendapatkan dan menggunakan sumber informasi adalah hal aktivitas yang terbesar.
Orang-orang politik “siapa yang mempunyai informasi paling banyak, dialah orang yang
bisnis dengan baik, pasarkan sesuatu untuk masa depan, untuk mengetahui masa depan
Cara mengukur sumber informasi dalam penelitian ini adalah menggunakan skala
guttmaan yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu
variable yang multidimensi. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas
setuju, benar, pernah dan semacamnya dengan diberi skor 1, sedangkan jawaban negative
seperti tidak setuju, salah, tidak pernah dan semacamnya diberi skor 0. Dengan skala ini
akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu ya-tidak, benar-salah dan lain-lain. Penelitian
51
Ibid.
46
menggunakan skala Guttman dilakukan apabila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
Skala ini dapat juga dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk
tertinggi dan skor 0 untuk terendah. (analisa seperti pada skla likert) data yang diperoleh
Sumber informasi merupakan berbagai media atau alat yang menjadi sumber
pengetahuan yang dapat diterima, dilihat atau dipraktikan bagi penerima informasi.
2.7.1 Pengertian
Status gizi adalah dimana keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara
Status gizi merupakan gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari
Status gizi adalah satu unsure yang paling penting dalam membentuk status kesehatan
status gizi (nutritional status) keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Status gizi dangat dipengaruhi
52
Azwar, ‘Metode Penelitian’, Jakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2015.
53
Ibid.
54
Suprisa. Loc. Cit.
55
Marmi, ‘Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi’, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
56
PPSDMK, ‘Penilaian Status Gizi’, The British Journal Of Psychiatry, 2017.
47
Status gizi znak balita salah satunya dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi, antara
kain pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, pengetahuan dan pola asuh ibu serta
1. Faktor internal
a. Usia
Usia dapat mempengaruhi kemampuan dan pengalaman yang dimiliki orang tua
b. Kondisi Fisik
Jika seseorang yang sakit, sedang dalam penyembuhan dan lanjut usia semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Anak dan
remaja pada periode hidup ini kebetulan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan
yang cepat.
c. Infeksi
Jika terkena infeksi dan demam dapat mempengaruhi turun nafsu makan atau
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Eksternal
a. Pendapatan
57
Sulastri D. DKK, ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Padang’, Jurnal Kesehatan Andalas, 2015.
58
Ibid.
48
b. Pendidikan
Yaitu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau
c. Pekerjaan
keluarga.
d. Budaya
Budaya merupakan cirri chas yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan seseorang.
Kurang gizi protein adalah masalah kurang gizi yang diakibatkan oleh rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-harinya sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi dalam jangka waktu lama. Cirri-ciri KEP adalah skor-z berat
Kurang gizi diukur dengan menggunakan indeks Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB). Kondisi kurang gizi dapat disebut juga wasting dengan skor-z BB/TB
dibawah -2,00 SD baku normal diklasifikasikan kurang gizi akut, bila skor-z BB/TB
Kurang gizi kronis dapat diukur berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut umur
merupakan istilah kurang gizi kronis yang dinamakan terjadi pertumbuhan linier pada
anak. Cirri-cirinya adalah berdasarkan indikasi Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
bila skor-z -2,00 SD diklasifikasikan kurang gizi akut, bila skor-z TB/U dibawah -3,00
a. Marasmik-kwasiorkor
Masalah gizi marasmik-kwasiorkor adalah tingkat kurang gizi paling berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari
terjadi beberapa gejala klinik kwasiorkor dan marasmus dan disertai dengan edema yang
tidak mencolok.
b. Marasmus
Marasmus adalah masalah yang kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
c. Kwasiokor
Adalah masalah gizi dalam tingkat berat badan yang umumnya terjadi pada balita.
Cirinya yaitu masalah pada seluruh bagian tubuh (terutama pada bagian punggung
kaki/ dorsum pedis). Wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis
dan kemerahan seperti warna rambut jagung dan rambut mudah dicabut tanpa rasa
Status gizi baik adalah keadaan dimana asupan zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan aktivitas tubuh. Seseorang yang memiliki status gizi baik atau normal maka
dengan usianya, tumbuh menjadi sehat, nafsu makan baik dan mudah menyesuaikan
pangan. Kondisi ini berkaitan dengan kelebihan energy didalamnya konsumsi pangan
yang relative lebih besar dari penggunaan yang dibutuhkan untuk aktifitas tubuh atau
energy expenditure. Kelebihan energy dalam tubuh, diubah menjadi lemak dan
59
Andriyanto D, ‘Tumbuh Kembang Anak Dalam Simposium Sehari Manajemen Terkini Tumbuh Kembang Anak
Yang Optimal’, Surakarta, 2010.
60
Soekirman, ‘Ilmu Gizi Dan Aplikasinya’, Jakarta : Departemen Pendidikan, 2012.
51
Status gizi kurang atau status gizi buruk dikarnakan kurangnya satu atau beberapa
zat gizi yang diperlukan. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan tubuh
kekeurangan zat gizi yaitu dikarnakan oleh makanan yang dikonsumsi kurang. Selain
itu zat gizi ini yang dikonsumsi gagal untuk doserap dan dipergunakan oleh tubuh.
Kurang gizi banyak menimpa anak-anak khususnya anak yang berusia dibawah lima
tahun karena umur tersebut termasuk golongan yang rentan jika kebutuhannya zat gizi
Ada beberapa cara mengukur status gizi anak yaitu dengan pengukuran klinis,
a. Pengukuran Klinis
Pengukuran klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat yang ada. Metode ini didasarkan pada perubahan yang terjadi yang
dapat dihubungan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral atau pada organ yang dekat dengan
b. Pengukuran Biokimia
diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang dapat digunakan antara lain : urine, tinja, darah dan otot.
c. Pengukuran Biofisik
61
PPSDMK.Loc.Cit.
52
Penilaian status gizi secara biofisik merupakan metode penentuan status gizi
dengan melihat/ menilai kemampuan fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan
d. Pengukuran Antropometri
berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Dari beberapa pengukuran tersebut,
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas sesuai dengan usia yang paling sering
Status gizi balita dinilai menurut 4 indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB)
1. BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
2. TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
3. BB/TB adalah berat badan anak yang dibandingkan dengan tinggi badan yang
dicapai.
Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai mana terdapat paa tabel
62
Kemenkes RI, ‘KEPMENKES RI NO:1995/MENKES/XII/2010’, 2010.
53
Tabel 2.3
Berdasarkan Indeks
Tinggi >2 SD
Gemuk >2 SD
Normal -2 SD s/d 2 SD
Gemuk >2 SD
54
Z-Score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut
buku pertumbuhan WHO. Ada beberapa istilah dalam status gizi sebagai berikut:
1. Underweight/ Berat Badan Kurang/ Gizi Kurang yaitu gabungan gizi buruk dan gizi
kurang.
1. Caranya mudah, aman, sederhana dan teknisnya tidak terlalu banyak yang dilakukan.
7. Bersifat portable.
a. Indikator BB/U
1) Cara mengukur
63
Kementrian Kesehatan RI, ‘Buku Saku Nasional Pemantauan Status Gizi’, 2017.
55
b) Siapkan tabel rujukan WHO-NCHS untuk indikator BB/U sesuai dengan jenis
kelamin.
i. Tergolong gizi lebih jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan angka
ii. Tergolong gizi baik jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan angka
iii. Tergolong gizi kurang jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan angka
iv. Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari angka pada kolom -3
SD baku WHO-NCHS.
oedem.
b) Data umur yang akurat sulit diperoleh terutama di Negara yang sedang
berkembang.
56
d) Budaya setempat yang mempengaruhi orang tua untuk tidak mau menimbang
b. Indikator TB/U
Indikator TB/U berguna untuk menggambarkan status gizi masa lalu. Dalam
Bertambahnya tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu
singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam
1) Cara pengukuran
i. Tergolong normal jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan angka pada
ii. Tergolong stunted/pendek gizi baik jika hasil ukur lebih kecil dari angka
c) Memerlukan data umur yang akurat yang sering sulit diperoleh negara-
negara berkembang.
c. Indikator BB/TB
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif. Berat badan berkorelasi
linear dengan tinggi badan artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan
akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian
berat badan yang normal akan proposional tertentu. Dengan demikian berat badan
1) Cara pengukuran
c) Perhatikan kolom paling kiri untuk variabel perujuk yaitu tinggi badan.
(1) Tergolong gemuk lebih jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan
(2) Tergolong normal jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan angka
(3) Tergolong kurus/wasted jika hasil ukur lebih besar atau sama dengan
(4) Tergolong sangat kurus gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari angka
b) Dapat menilai status “kurus” dan “gemuk” dan keadaan marasmus atau KEP
a) Kesalahan pada saat pengukuran karena pakaian anak yang tidak dilepas dan
c) Masalah sosial budaya setempat dapat mempengaruhi orang tua untuk tidak
atau jangkung.64
tubuh. Akan tetapi BB/TB akan lebih jelas dan peka dalam menunjukan
status gizi bila keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan BB/U atau
TB/U saja. Untuk menentukan status gizi digunakan Z-score sebagai batas
ambang kategori. Standar deviasi unit (Z-skor) digunakan untuk meneliti dan
Tabel 2.4
Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
menurut standar Buku Antropometri WHO-NHCS
Indeks Status Gizi Simpangan Baku
(Z skor)
64
Jakarta : Kencana, ‘Gizi Dan Kesehatan Balita’, M. Adriani, 2014.
60
Tabel 2.5
Interprensi Status Gizi
Berdasarkan Tiga Indeks
Status gizi atau keadaan kesehatan yang merupakan akibat dari masukan zat gizi
dan penggunaannya didalam tubuh yang diperoleh dari makanan sehari-hari berdasarkan
Peneliti mengambil teori Perkembangan anak Balita usia 1-5 tahun dari Kemenkes
RI (2016) yang sudah ada. Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak baik
faktor internal ataupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu ras/ etnik atau bangsa,
keluarga, jenis kelamin, umur, genetic, kelainan kromosom, faktor eksternal yaitu faktor
61
prenatal (gizi, mekanis, zat kimia, endokrin, dan radiasi), faktor pasca persalinan (gizi,
penyakit kronis, lingkungan fisik, psikologi, endokrin, sosial ekonomi, pola asuh, dan
stimulasi), dan mengambil teori berdasarkan Jurnal Kesehatan Anak (2014) faktor yang
mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak yaitu faktor keluarga (kepribadian ayah dan
ibu, pendidikan, pekerjaan dan adat istiadat, dan pola asuh), faktor lingkunga (tempat
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian.
Pada penelitian ini peneliti hanya mengambil 3 variabel yaitu variable pengasuhan
(Pola Asuh), Sumber Informasi, dan gizi (Status Gizi). Alasan peneliti mengambil pola
asuh, sumber informasi, dan status gizi karena jika gizi kurang atau tidak terpenuhi
usianya dan memiliki resiko lebih cepat terkena penyakit. Variabel sumber informasi,
menurut peneliti sumber informasi yang kurang dapat mengurangi pengetahuan orang tua/
yang mengasuh anak sehingga mempengaruhi kualitas perkembangan anak karena akan
mudah menyebabkan perilaku anak menyimpang. Variabel pola asuh yang positif dapat