Dosen Pengampu :
Hidayani, SKM. M.KM
Retno Sugesti, S. ST. M.Kes
Agus Santi Br.Ginting, S.ST,M.Kes
Disusun Oleh :
Putik Silvia Anggraeni 07190200007
Puti ‘Aini Qolbi 07190200008
Reksa Pauji 07190200009
Syarifa Safiera Farhana 07190200010
Diah Aulia 07190200014
Dwi Lestari 07190200015
Indah Fajar Andriyani 07190200016
Nadia Friska Triyana 07190200032
ii
6. Luaran yang dihasilkan : 1. Meningkatkan derajat kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan bidan terhadap
menjaga kesehatan mental dan pelayanan pada
masa kehamilan, masa nifas dan keluarga
berencana midwive coping with situation di era
pandemi COVID-19
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 hari
8. Biaya Total : Rp.432.000
a. DIKTI : Rp.0
b. Sumber Lain : Rp.0
Mengetahui,
Ketua LPPM STIKes Indonesia Maju
iii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Webinar : Peran bidan kiat menjaga kesehatan mental dan pelayanan pada masa
kehamilan, masa nifas dan keluarga berencana midwive coping with situation di era pandemi
COVID 19.
2. Tim Pelaksana :
3. Objek ( sasaran) Web Seminar : Bidan, Dosen, Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan, Himpunan Mahasiswa STIKIM,
Praktisi Kesehatan, Organisasi
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan Juni Tahun 2020
Berakhir : bulan Agustus Tahun 2020
iv
7. Mitra yang terlibat : Bidan, Dosen, Mahasiswa Prodi Sarjana
TerapanKebidanan, Himpunan Mahasiswa
STIKIM, Praktisi Kesehatan dan
Organisasi.
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi
Yang ditawarkan : meningkatnya kekhawatiran pada ibu hamil,
ibu nifas dan keluarga berencana (PUS)
sehingga mempengaruhi kesehatan mental
dan rendahnya pelayanan pada masa
kehamilan, masa nifas dan keluarga
berencana midwive coping with situation di
era pandemi COVID 19.
9. Konstribusi mendasar pada khalayak sasaran : Webinar tentang Peran bidan kiat menjaga
kesehatan mental dan pelayanan pada masa
kehamilan, masa nifas dan keluarga
berencana midwive coping with situation di
era pandemi COVID 19.
10.Rencana luaran : Meningkatnya kemampuan dan pengetahuan
mahasiswa kebidanan untuk memberikan
KIE pada Ibu hamil, Ibu nifas dan Keluarga
Berencana (PUS) dan serta dapat
menurunkan AKI & AKB di indonesia.
v
DAFTAR ISI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan proposal kegiatan Web Seminar (Webinar) dengan Judul “Peran Bidan Kiat
Menjaga Kesehatan Mental dan Pelayanan pada Masa Kehamilan, Masa Nifas, dan
Keluarga Berencana “Midwives Coping With Stressfull Situation”di Era Pandemi COVID-
19”.
Harapan Kegiatan Webinar ini adalah untuk menambah wawasan bagi Mahasiswa Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan dan dapat bermanfaat untuk masyarakat termasuk di dalam nya
memberikan pemahaman mengenai peran bidan yang sesuai dengan judul Webinar serta sebagai
acuan bahan ajar yang merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
harus diberikan oleh civitas akademika khusus para tenaga pengajar. Dan dalam kesempatan ini,
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada proposal
kegiatan ini. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang
dapat membangun. Semoga berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun dapat menjadi
Penulis
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(COVID-19) adalah penyakit yang sedang mewabah hampir di seluruh dunia saat ini,
dengan nama virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARSCOV2).
Dimulai dari daerah Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok yang melaporkan pertama kali
mengenai kasus Pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya. Data dari website WHO
tanggal 7 Maret 2010 didapatkan kasus konfirmasi sebanyak 90870 dengan total
kematian 3112 orang.
Berdasarkan data per tanggal 14 Februari 2020, angka mortalitas di seluruh dunia
sebesar 2,1%, secara khuss di kota Wuhan sebesar 4,9% dan provinsi Hubei sebesar
3,1%. Di Indonesia per tanggal 14 Maret 2020 ada sebanyak 96 kasus yang terkonfirmasi
COVID-19 dengan jumlah kematian 6 orang dan menjadi negara ke 65 yang positif
konfirmasi COVID-19. Secara keseluruhan tingkat mortalitas dari COVID-19 masih
lebih kecil jika dibandingkan dengan kejadian luar biasa oleh Coronavirus tipe lain yaitu
Severe Acute Respiratory Syndrome-coronavirus (SARSCoV) dan Middle East
Respiratory Syndrome-coronavirus (MERS-CoV) masing-masing sebesar 10% dan 40%.
Virus corona telah memicu ketidak pastian dipenjuru dunia, tentu saja membuat
khawatir hampir di segala bidang. Hal ini disebabkan oleh virus covid-19 yang sangat
cepat menular dan dapat menyebabkan kematian. semua ini dapat mempengaruhi
kesehatan mental bagi ibu hamil terutama yang sudah memasuki bulan nya menjelang
persalinan juga merasa was was dan takut untuk pergi memeriksakan kandungan ataupun
bersalin. Terlebih lagi dengan adanya rekomendasi karangtina dan physcal distancing.
Hal ini memberikan efek perburukan psikologis, ketakutan akan infeksi yang dialami nya
dan menularkan ke orang lain. Hal tersebut dianggap menjadi stressor selama karantina.
Dan situasi pandemi ini juga dapat mempengaruhi mental pada ibu nifas pasca
melahirkan, yaitu depresi, suatu kondisi yang dapat mempengaruhi pikiran, emosi, dan fungsi
ibu : sulit tidur , nafsu mkan berkurang serta kesehatan mental pasangannya. Dalam kondisi
pandemi COVID-19 seperti ini tentu kekhawatiran akan paparan virus makin tinggi, dengan
adanya penerapan physical distancing ini dapat memperburuk depresi dan mengurangi akses
ke perawatan kesehatan dan dukungan sosial. Karena dukungan sosial
1
2
merupakan salah satu yang di butuhkan ibu dalam membangun ketahanan dan mndorong
pemulihan selama masa nifas ini.
Mewabahnya COVID-19 ini sangat berpengaruh terhadap rentannya terjadi kehamilan
tidak diinginkan (KTD) karena dalam menghadapi wabah covid ini dilakukan kebijakan
PSBB untuk pncgahan penularan COVID-19. Kondisi ini menyebabkan dampak terhadap
kelangsungan pelayanan kesehatan masyarakat termasuk pelayanan Keluarga Berencana.
Hal itu di indikasikan dengan pasangan usia subur (PUS) yang memerlukan
kontrasepsi yang tidak bisa mengakses layanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan dan
menunda ke fasilitas kesehatan selama pandemi COVID-19. Hal itu disebabkan
kekhawatiran PUS yang memerlukan kontrasepsi takut akan tertular COVID-19.
Mengingat pentingnya menajaga kesehatan mental dan pelayanan bagi ibu selama
masa kehamilan, pasca melahirkan dan keluarga berencana di era pandemi COVID-19.
Bidan memiliki andil penting dalam memperdalam peran untuk melakukan KIE sesuai
kompetensi dan kualifikasi bidan.
Berdasarkan latar belakang demikian, Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM), turut serta dan
peduli serta berpartisipasi dengan cara memberikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat yang dikemas dalam kegiatan webinar dengan judul “Peran bidan Kiat
menjaga kesehatan mental dan pelayanan pada masa kehamilan, masa nifas dan keluarga
berencana midwives coping with stressfull situation di era pandemi COVID-19”. Webinar
ini adalah sebuah kegiatan untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka meningkatkan kompetensi nya sebagai seorang bidan. Melalui webinar ini kita
dapat menjalankan peran kita sebagai bidan dalam melakukan promotif dengan
memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pada Ibu hamil, Ibu nifas dan
Keluarga Berencana (PUS)
3
1.4.2.3.Bagi Peneliti
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat mendukung hasil – hasil
penelitian sejenis sebelumnya. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan subyek dan obyek penelitian yang
lebih luas serata pengembangan pemaparan sesuai situasi dan kondisi sekarang ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal
seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu
minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem
koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan
tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan
sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.
Sampai saat ini, pengetahuan tentang infeksi COVID-19 dalam hubungannya
dengan kehamilan dan janin masih terbatas dan belum ada rekomendasi spesifik untuk
penanganan ibu hamil dengan COVID-19. Berdasarkan data yang terbatas tersebut dan
5
6
Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Januari 2020, dan buku Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia COVID-19 yang dikeluarkan oleh
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2020. Dokter dan petugas
kesehatan lainnya juga harus memberitahu petugas penanggung jawab infeksi di
rumah sakitnya sendiri (Komite Pencegahan dan pengendalian infeksi / PPI) untuk
penanganan kasus di tempat penemuan dan petugas di rumah sakit rujukan dan
Departemen Kesehatan di daerahnya.
2.2. Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Mental Pada Ibu Hamil, Ibu nifas dan
Kelurga Berencana
Penyakit yang telah menelan banyak korban hingga saat ini telah menimbulkan
banyak kekhawatiran dikalangan masyarakat. Setiap menit, masyarakat slalu dihujani
oleh informasi seputar COVID 19, baik melalui TV, media sosial, serta internet. Maka
tak heran jika banyak masyarakat mengalami gangguan mental di tengah pandemi
penyakit yang ditimbulkan oleh virus novel corona tersebut. Beberapa gangguan yang
kerap timbul pada orang dewasa misalnya mudah terbawa emosi, stress, cemas
berlebihan, depresi, dan sebagainya. Dan hal ini juga sangat memungkinkan terjadi pada
wanita yang sangat berperan penting dirumah, dan hal ini juga sangat mempengaruhi
sikologis ibu hamil, ibu nifas dan keluarga berencana (PUS).
Kecemasan dan gangguan mental ini kemudian akan menimbulkan
ketidakseimbangan di otak yang pada akhirnya timbul menjadi gangguan psikis, atau
disebut juga psikosomatik.
Bidan dalam membantu menjaga kesehatan mental pada ibu hamil, nifas dan
Keluarga Berencana (PUS) adalah dengan memberikan KIE (Komunikasi, Konseling
dan Edukasi). Bahwa menjaga kesehatan mental adalah keharusan yang harus
dilakukan untuk mengurangi dampak stress yang dialami selama pandemic COVID-
19. Menjaga kesehatan mental berarti harus menjaga kesehatan fisik yaitu dengan
menjaga kebersihan dan kesehatan seperti berikut :
1. Pola hidup sehat
Mengonsumsi makanan bergizi, penuhi kebutuhan nutrisi, perbanyak minum
air minimal 8 gelas perhari dan olahraga yang teratur seperti peregangan otot,
8
jam. Setelahnya masker kain harus dicuci menggunakan sabun dan air.
Dipastikan bersig sebelum dipakai kembali.
l. Keluarga yang menemani ibu hami, ibu bersalin dan nifas harus
menggunakan masker dan jaga jarak.
m. Menghindari kontak dengan hewan seperti : kelelawar, tikus, musang
atau hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.
n. Bila terdapat gejala COVID-19 diharapkan untuk menghubungi
telepon layanan darurat yang tersedia (hotline COVID-19 : 119 ext 9).
Untuk melakukan penjemputan ditempat sesuai SOP atau langsung ke
RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
o. Hindari pergi ke nega/daerah yang terjangkit COVID-19. Bila saat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetric atau praktisi kesehatan terkait.
p. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di
media sosial terpercaya.
5. Mendapatkan sumber informasi
untuk mencegah gangguan mental kita juga perlu membatasi diri dari paparan
berita dan media sosial yang dipenuhi oleh informasi seputar COVID-19.
Karena membaca atau melihat banyaknya berita menyedihkan dan menakutkan
seputar COVID-19 akan membuat diri semakin putus asa, stress, bahkan depresi.
Pahami pula bahwa tidak semua informasi yang ada di tv ataupun internet dan
media-media lain itu tidak semuanya benar. Mendapatkan sumber informasi
terpercaya mengenai COVID-19 yaitu melalui situs kesehatan dunia (WHO),
situs milik pemerintah (Kemenkes RI), atau situs yang dibuat oleh pemerintah
khusus untuk mengetahui perkembangan terkait dengan pandemic COVID-19
(https://www.covid19.go.id/).
Pandemic COVID-19 memang menimbulkan kecemasan bagi semua
orang. Tetapi, stress yang berlebihan akan menurunkan imun tubuh, yang pada
akhirnya mengancam kesehatan fisik. Dan kecemasan serta gangguan mental
sangat berpotensi terjadi pada wanita dan berpotensi besar terjadi pada ibu hamil
dikarkanakan keadaan emosionalnya yang tidak stabil dan berubah-ubah, oleh
11
sebab itu peran bidan disini yaitu membantu untuk memberikan dan
menyampaikan cara untuk mecegah gangguan mental yang sudah diriliskan oleh
WHO bagaimana cara mencegahnya kepada pasien kebidanana pada Ibu hamil,
Nifas, dan KB (PUS) menggunakan bahasa yang mudah dimenegerti dan
dipahami.
2.3. Peran Bidan Dalam Pelayanan Ibu Selama Masa Kehamilan, Masa Nifas Dan Kb Di
Era Pandemi
2.3.1 Pelayanan Masa Kehamilan
a. Pemeriksaan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor resiko (termasuk
program pencegahan penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak
atau PPIA). Oleh karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan oleh
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak
menunggu lama. Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan
ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.
b. Dilakukan anamesa dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita
tuberculosis.
c. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama
dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida
d. Jika ada komplikasi aatau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk pemriksaan
dan tata laksana lebih lanjut.
e. Pemeriksaan rutin USG untuk sementara dapat DITUNDA Pada ibu dengan
PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai pada rekomendasi dari episode
isolasi berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus resiko tinggi.
f. Ibu hamil diminta untuk mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika ada
keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke
fasyankes.
g. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat melalui media komunikasi
h. Kelas ibu hamil ditunda pelaksanaannya dimasa pandemi covid-19 atau
mengikuti kelas secara online.
12
2.3.3.2 Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Bidan Dalam Pelaksanaan Pelayanan
a. Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi COVID-19 dengan
meningkatkan penyampaian informasi KIE ke masyarakat.
b. Bidan harus menggunakan APD dengan level yang disesuaikan dengan
pelayanan yang diberikan dan memastikan klien yang datang
menggunakan masker dan membuat perjanjian terlebih dahulu
c. Kader dalam membantu pelayanan juga diharapkan melakukan upaya
pencegahan dengan selalu menggunakan masker segera mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau handsanitizer setelah
bertemu klien.
16
Jenis webinar ini adalah The-Lead-Generation or Sales Webinar, ini adalah jenis webinar
yang hanya meminta peserta untuk mendaftarkan diri dan email di website registrasi webinar. Dari
kegiatan webinar ini peserta akan di berikan akses ke webinar sesuai dengan tanggal dan waktu yang
di tetapkan serta akan di berikan modul atau materi yang nantinya akan di gunakan saat webinar
berlangsung. Tujuan metode The-Lead Generation or Sales Webinar adalah untuk meningkatkan
leads, sekaligus memberikan ilmu atau informasi yang benar-benar berguna bagi para peserta
webinar. Sehingga peserta webinar memahami isi yang di dapat dari kegiatan webinar
Media yang di gunakan adalah melalui sambungan internet, saat ini ada berbagai aplikasi
live streaming video yang bisa digunakan dalam melakukan webinar. Berdasarkan topik,
pembicara, waktu, durasi webinar, serta jumlah peserta yang di harapkan dalam webinar ini,
maka media yang di gunakan adalah Plat form terdiri dari media sosial yaitu zoom meeting.
17
18
Seluruh profesi bidan, mahasiswa bidan, dosen, praktisi kesehatan, dan organisasi
di seluruh Indonesia yang berminat mengikuti kegiatan webinar ini
BAB IV
PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA
Harga Per
No Keterangan Banyaknya Total Harga
Satuan
1. Narasumber 3 orang Rp. 100.000 Rp. 300.000
Penyusunan dan Penggandaan
2. Laporan 3 jilid Rp. 44.000 Rp. 132.000
4.1.2.Perencanaan Waktu
Kegiatan webinar mulai dari pembuatan proposal sampai dengan hasil webinar ini
direncanakan selama 4 minggu dan dilaksanakan pada bulan juni 2020 sampai dengan Agustus
2020. Tahapan dan waktu kegiatan webinar akan diuraikan pada tabel 5.2 berikut ini.
19
20
Masalah : Kurangnya peran bidan dalam menjaga kesehatan mental pada ibu hamil,
nifas, dan KB, serta kurangnya peran bidan dalam memberikan pelayanan
selama masa kehamilan, nifas, dan KB di era pendemi COVID-19
Pokok Bahasan : Peran bidan dalam memberikan pelayanan di era pendemi COVID-19
Sub Pokok Bahasan : 1. Peran bidan dalam menjaga kesehatan mental pada ibu hamil, ibu
nifas, dan KB pada PUS, di era pendemi COVID-19
2. Peran bidan dalam memberikan pelayanan selama masa kehamilan, nifas,
dan KB di era pendemi COVID-19
Sasaran : Bidan, Dosen, Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan, Himpunan
Mahasiswa STIKIM, Praktisi Kesehatan dan Organisasi
Tempat : di lokasi masing-masing
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Agustus 2020
Waktu : 90 Menit
Penyuluh : Hidayani, SKM. M.KM, Retno Sugesti, S. ST. M.Kes dan Agus Santi
Br.Ginting, S.ST,M.Kes
A. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah di berikan webinar selama 1 jam 30 menit, tanpa membaca sasaran dapat :
Mamahami Peran bidan dalam menjaga kesehatan mental pada ibu hamil, ibu nifas, dan
KB pada PUS, di era pendemi COVID 19 dan memahami Peran bidan dalam memberikan
pelayanan selama masa kehamilan, nifas, dan KB di era pendemi COVID- 19.
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 jam 30 menit, tanpa membaca sasaran dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian pendemi COVID-19.
b. Menjelaskan kembali pengaruh pendemi COVID -19 terhadap kesehatan mental.
c. Menjelaskan kembali pengaruh pendemi COVID-19 terhadap pelayanan
kesehatan dalam lingkup kebidanan.
d. Menjelaskan kembali bagaimana peran bidan dalam menjaga kesehatan mental
pada ibu hamil, ibu nifas, dan KB pada PUS, di era pendemi COVID-19.
e. Menjelaskan kembali bagaimana peran bidan dalam memberikan pelayanan
selama masa kehamilan, nifas, dan KB di era pendemi COVID-19.
B. Materi
1. Pengertian pendemi COVID-19.
2. Peran bidan dalam menjaga kesehatan mental pada ibu hamil, nifas, dan KB.
3. Peran bidan dalam memberikan pelyanan kesehatan pada ibu hamil, nifas, dan KB.
C. Media
1. Power Point (PPT)
2. Laptop
D. Metode
1. Blanded Learning
2. Ceramah
3. Tanya jawab/Diskusi
B. Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Mental Pada Ibu Hamil, Ibu nifas dan
Kelurga Berencana
Penyakit yang telah menelan banyak korban hingga saat ini telah menimbulkan
banyak kekhawatiran dikalangan masyarakat. Setiap menit, masyarakat slalu dihujani
oleh informasi seputar COVID 19, baik melalui TV, media sosial, serta internet. Maka
tak heran jika banyak masyarakat mengalami gangguan mental di tengah pandemi
penyakit yang ditimbulkan oleh virus novel corona tersebut. Beberapa gangguan yang
kerap timbul pada orang dewasa misalnya mudah terbawa emosi, stress, cemas
berlebihan, depresi, dan sebagainya. Dan hal ini juga sangat memungkinkan terjadi pada
wanita yang sangat berperan penting dirumah, dan hal ini juga sangat mempengaruhi
sikologis ibu hamil, ibu nifas dan keluarga berencana (PUS).
Kecemasan dan gangguan mental ini kemudian akan menimbulkan
ketidakseimbangan di otak yang pada akhirnya timbul menjadi gangguan psikis, atau
disebut juga psikosomatik.
Bidan dalam membantu menjaga kesehatan mental pada ibu hamil, nifas dan
Keluarga Berencana (PUS) adalah dengan memberikan KIE (Komunikasi, Konseling dan
Edukasi). Bahwa menjaga kesehatan mental adalah keharusan yang harus dilakukan
untuk mengurangi dampak stress yang dialami selama pandemic COVID 19.
Menjaga kesehatan mental berarti harus menjaga kesehatan fisik yaitu dengan
menjaga kebersihan dan kesehatan seperti berikut :
Pola hidup sehat
C. Peran Bidan Dalam Pelayanan Ibu Selama Masa Kehamilan, Masa Nifas Dan Kb
Di Era Pandemi
Pelayanan Masa Kehamilan
Bidan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program
yaitu dengan
menggunakan metode MKJP (IUD pasca plasenta/MOW)
bantuan
Bidan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan kader untuk minta
pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu :
Bagi akseptor IUD/implan/suntik yang sudah habis masa
pakainya,tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan
Bagi akseptor suntik yangtidak bisa kontrol kembali ke petugas
kesehatan sesuai jadwal.
Bidan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan kader untuk minta bantuan
pemberian pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu : bagi akseptor
pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal.
Pemberian materi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait KB dapat dilaksanakan secara online atau
konsultasi via telfon.
2. Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Bidan Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi covid 19 dengan
meningkatkan penyampaian informasi KIE ke masyarakat.
Bidan harus menggunakan APD dengan level yang disesuaikan dengan
pelayanan yang diberikan dan memastikan klien yang datang
menggunakan masker dan membuat perjanjian terlebih dahulu
Kader dalam membantu pelayanan juga diharapkan melakukan upaya
pencegahan dengan selalu menggunakan masker segera mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir atau handsanitizer setelah
bertemu klien.
Berkoordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan pil dan
kondom di kader atau PLKB sebagai alternatif pengganti bagi klien yang
tidak dapat bertemu dengan petugas kesehatan.
Melakukan koordinasi untuk meningkatkan peran PLKB dan kader dalam
membantu pendistribusian pil KB dan kondom kepada klien yang
membutuhkan, yang tetap berkoordinasi dengan petugas kesehatan
Memudahkan masyarakat untuk tetap mendapatkan akses informasi
tentang pelayanan KB diwilayahkerjanya misalnya dengan membuat
hotline di puskesmas dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Chen H,Guo J Wang C, Loe f ,Yu X,Zhang W et al. Clinical characteristics and
intrauterine vertical transmission potential Of COVID 19 infekction in nine
pregnant women retrospective of medical records. Lancet 2020
Depkes, RI (2015). Pelayanan Kesehatan ibu dan Anak. Departemen Kesehatan RI
Infeksi, Pokja, Saluran Reproduksi, Perkumpulan Obstetri, and D A N Ginekologi,
‘REKOMENDASI PADA MATERNAL ( HAMIL , BERSALIN DAN NIFAS )’, 2020
Kemenkes RI pedoman Kesiapsiagaan menghadapi coronavirus direktorat jendral
pencegahan dan pengendalian covid 19.
‘Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Dalam
Situasi Pandemi COVID0-19’ Tahun 2020
‘Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir Selama Masa Social
Distancing’Tahun 2020
Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
World Health Organization. Maternal Mortality Available at:
URL:www.who.int.Accessed Mei 24,2016