Anda di halaman 1dari 18

PERDARAHAN POST

PARTUM

IBI CABANG KABUPATEN TANGERANG


23 DESEMBER 2020
DEFINISI

 Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir dan atau
plasenta lahir pada persalinan pervaginam dan lebih dari 1000ml pada persalinan seksio
sesaria (definisi klinis)
 Setiap perdarahan pasca persalinan yang berpotensi mempengaruhi fungsi hemodinamik
ibu ( definisi fungsional)
 PPP primer terjadi dalam 24 jam pertama persalinan.
 PPP sekunder adalah perdarahan yang lebih banyak dari normal setelah 24 jam persalinan.
TUJUAN

 Mengenal atau mengetahui penyebab PPP


 Mampu melakukan tatalaksana PPP
 Merencanakan rujukan setelah stabilisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
 Melakukan komunikasi prarujukan dengan SIJARIEMAS
 Melakukan rujukan sesuai peraturan bupati no.128 tahun 2015 dan permenkes 001/2012
dengan prinsip BAKSOKUDO
TATALAKSANA

 Lakukan anamnesa
 Lakukan pemeriksaan k/u dan TTV dan pemeriksaan obstetric
 Pastikan penyebab perdarahan dan komplikasi yang terjadi
 Kenali adanya tanda-tanda syok (segera lakukan stabilisasi)
 Lakukan pengawasan tekanan darah,nadi dan pernafasan ibu tiap 15 menitdalam 1 jam
pertama
 Periksa kondisi abdomen
 Periksa area jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan laserasi
 Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
 Tentukan penyebab perdarahan dan lakukan tatalaksana sesuai penyebab
PENYEBAB PERDARAHAN

 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Sisa plasenta
 Robekan jalan lahir
 Inversio uteri
ATONIA UTERI

 Tanda dan gejala:

Perdarahan segera setelah bayi dan placenta lahir,dimana uterus tidak


berkontraksi atau lembek.
Tatalaksana atonia uteri

 Kosongkan kandung kemih.


 Melakukan massage uterus selama 15 detik (MAK III).
 Evaluasi jalan lahir ada tidaknya bekuan darah/sisa placenta.
 Lakukan KBI selama 5 menit bersamaan dengan pemberian infus oksitosin 20iu dalam RL
dengan kecepatan 60 tts/mnt dan pemberian misoprostol 3 rectal dan 2 oral atau 5 rectal
sekaligus.
 Beri ergometrin 0,2 mg/IM.
 Setelah 5 menit KBI,lakukan evaluasi kontraksi uterus:
#bila kontraksi baik pertahankan KBI selama 2 menit, keluarkan tangan secara perlahan selanjutnya
rawat pasien sebagai pasian rawat nifas normal.
Tatalaksana

#Bila kontraksi tidak baik lakukan KBE.


#Bila KBE tidak berhasil dilakukan persiapan rujukan segera dan KBE dipertahankan selama dalam
perjalanan rujukan.

 Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien dan resiko serta melakukan informed
consent terhadap pasien dan keluarga.
 Rujukan diawali dengan komunikasidengan SIJARIEMAS dan pasien dirujuk ke RS sesuai
dengan BAKSOKUDO.
 Catat semua kegiatan dalam buku register,KIA dan status pasien.
 Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di RS.
b. Retensio Placenta

 Definisi: placenta tidak lahir setelah 30 menit setelah bayi lahir.


 Tanda dan Gejala:
 Placenta tdk lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
 Perdarahan bisa ada atau tidak
 Pastikan sudah dilakukan MAK III
 Pastikan bahwa tidak ada placenta akreta (diketahui dg di USG pada hamil tua 1x )
Tatalaksana RetPlac

 Beri infus oksitosin 20iu dalam RL dg kecepatan 60 tts/mnt.


 Kenali adanya tanda-tanda syok
 Segera lakukan stabilisasi (ABCD)
 Pasang cateter urine
 Jelaskan kpd keluarga tentang keadaan pasien dan siapkan rujukan ke PKM PONED atau
RS (tergantung kondisi pasien)
 Lakukan rujukan segera diawali dg komunikasi SIJARIEMAS ke RS sesuai dg
BAKSOKUDO
 Catat semua kegiatan dalam buku register,KIA dan status pasien.
c. Sisa Placenta

 Tanda dan Gejala:


 Placenta atau sebagian selaput tidak lengkap.
 Perdarahan dapat terjadi dalam 24 jam,tidak terlalu banyak.
 Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pasca salin disertai subinvolusi uterus
Tatalaksana

 Beri infus oksitosin 20iu dg kecepatan 60 tts/mnt.


 Lakukan eksplorasi digital/ 2 jari (bila cervix terbuka)dan keluarkan bekuan dan jaringan
yang tersisa.
 Bila perdrahan terjadi setelah 24 jam pasca salin,lakukan rujukan ke RS.
 Jelaskan kpd keluarga ttg keadaan pasien.
 Lakukan rujukan segera bila perdarahan berlanjut,diawali dg komunikasi SIJARIEMASke
RS sesuai BAKSOKUDO.
 Persiapan rujukan dg mengacu pada prinsip BAKSOKUDO
 Catat kegiatan dan ikuti perkembangan pasien selama di RS
d. Robekan Jalan Lahir

 Definisi : suatu keadaan robekan jalan lahir,dimana darah segar mengalir segera setelah
bayi lahir.

 Ruptur perineum terdiri dari derajat 1sampai derajat 4


Tatalaksana

 Lakukan asepsis dan antisepsis


 Tata laksana syok bila terjadi syok dengan melakukan langkah ABCD
 Lakukan eksplorasi untuk identifikasi sumber perdarahan
 Hentikan sumber perdarahan, jahit dg benang catgut chromic 2/0 pada rupture perineum grade 1
dan 2. cari sumber perdarahan lain dan lakukan penjahitan.
 Pada kasus rupture uteri,laserasi portio dan hematoma vulva yang luas serta rupture
perineum grade 3 dan 4 segera rujuk
 Rujukan diawali dengan komunikasi SIJARIEMAS dan fasilitas call center ke RS sesuai dg
BAKSOKUDO
 Catat semua kegiatan dan ikuti perkembangan pasien selama di RS
e. Inversio Uteri

 Definisi : endometrium cavum uteri terbalik dan turun dari posisi yang normal.
 Tanda dan gejala:
 Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen
 Vagina terisi massa uterus yg terbalik kadang placentanya masih menempel dg
endometrium uterus (juga tampak keluar di vulva)
 Nyeri perut ringan atau berat
 Terdapat tanda-tanda syok (neurogenic dan hipovolemik)
Tatalaksana

 Lakukan stabilisasi <pastikan jalan nafas bebas dan berikan oksigen 10 lpm dg
menggunakan masking
 Bila ibu kesakitan berikan obat penawar nyeri
 Pada kasus dg placenta masih menempel jangan lakukan pelepasan placenta sebelum
reposisi
 Pasang dua jalur intravena dg menggunakan bloodset dan jarum terbesar (16/18)
 Perbaiki kekurangan cairan dan darah sesuai dg jumlah perdarahan (prinsip: jk terjadi
syok diperkirakan kehilangan darah >2000cc<resusitasi cairan 2-3 X jml perdarah yg
hilang.
Tatalaksana

 Bila tidak terjadi perdarahan dan inversion terjadi lebih dari 2 jam rujuk pasien ke RS
setelah stabilisasi
 Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien
 Lakukan rujukan segera diawali dg komunikasi SIJARIEMAS ke RS
 Persiapan rujukan dg mengacu pada prinsip BAKSOKUDO
 Catat semua kegiatan dalam buku register,KIA dan status pasien
 Ikuti perkembangan pasien selama di RS

Anda mungkin juga menyukai