Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN

PERDARAHAN POST
PARTUM PRIMER
No. : SOP/UKP/217
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
13/04/2017 Halaman : 1/5

UPT
PUSKESMAS dr. Prima Artha Tarigan

GUNUNGPUTRI NIP. 196305151991032004

Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawat daruratan


yang tepat pada ibu yang mengalami perdarahan post partum
1. Pengertian
primer/atonia uteri.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Bidan mampu


mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah
2. Tujuan persalinan (perdarahan post partum primer) dan segera melakukan
pertolongan pertama kegawatdaruratan untuk mengendalikan
perdarahan.
Keputusan Kepala Puskesmas No.440/SK-
78/PKM.GP/IV/2017,Tentang Layanan klinis yang menjamin
3. Kebijakan kesinambungan layanan

4. Referensi

5. Langkah-langkah Proses
Bidan harus :
a. Periksa gejala dan tanda perdarahan post partum primer.

b. Segera setelah placenta dan selaput ketuban dilahirkan, lakukan


masase uterus supaya berkontraksi, untuk mengeliarkan
gumpalan darah, sambil melakukan masase fundus uteri
periksa plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan
plasenta utuh dan lenngkap.

c. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang


mengalir sebelum memberikan perawatan. Gunakan sarung
tangan DTT / steril untuk semua periksa dalam, dan gunakan
sarung tangan kapanpun menangani benda yang
terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh.

d. Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba berkontraksi


baik :
• Berikan 10 unit oksitosin IM.
• Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, dengan
menggunakan teknik aseptik, pasang kateter ke kandung
kemih.
e. Jika uterus mengalami atonia uteri, atau perdarahan terus
terjadi :
• Berikan 10 unit oksitosin IM.
• Lakukan masase uterus untuk mengeluarkan gumpalan
darah . Periksa lagi apakah placenta utuh dengan teknik
aseptik, menggunakan sarung tangan DTT / steril, usap
vagina dan ostium serviks untuk menghilangkan jaringan
placenta atau selaput ketuban yang tertinggal.
• Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, gunakan teknik
aseptik untuk memasang kateter kedalam kandung kemih.
• Gunakan sarung tangan DTT/ steril, lakukan kompres
bimanual internal maksimal 5 menit atau hingga
perdarahan bisa dikendalikan dan uterus bisa berkontraksi
dengan baik.
• Anjurkan keluarga untuk mulai mempersiapkan
kemungkinan rujukan.
• Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus dapat
berkontraksi dengan baik :
Teruskan kompresi bimanual selama selama 1-2
menit atau lebih.
Keluarkan tangan dari vagina secara hati-hati.
Pantau kala 4 persalinan dengan seksama, termasuk
sering melakukan masase uterus untuk memeriksa
atonia, mengamati perdarahan dari vagina, tekanan
darah dan nadi.
• Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak
berkontraksi dalam waktu 5 menit setelah dimulainya
kompresi bimanual pada uterus.
Instruksikan salah satu anggota keluarga
untuk melakukan kompresi bimanual
eksternal.
Keluarkan tangan dari vagina secara hati-hati.
Jika tidak ada tanda hipertensi pada ibu, berikan
methergin 0,2 mg IM.
Mulai IV Ringer Laktat 500 cc + 20 unit oksitosin
menggunakan jarum berlubang besar ( 16 atau 18 G)
dengan teknik aseptik.
Berikan 500 cc pertama secepat mungkin, dan
teruskan dengan IV Ringer Laktat +20 unit oksitosin
yang kedua.
• Jika uterus tetap atoni dan / atau perdarahan terus
berlangsung.
Ulangi kompresi bimanual internal.
Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda
perlahan-lahan dan pantau kala IV persalinan dengan
cermat.
• Jika uteris tidak berkontraksi, rujuk segera ketempat
dimana operasi bisa dilakukan.
• Dampingi ibu ke tempat rujukan.Teruskan infus IV
dengan kecepatan 500 cc / jam hingga ibu mendapatkan
total 1,5 liter dan kemudian turunkan kecepatan hingga
125 cc / jam.

f. Jika ibu menunjukan tanda dan gejala syok rujuk segera dan
melakukan tindakan berikut ini :
• Jika IV belum diberikan, mulai berikan dengan intruksi
ibu muntah.
•Selimuti ibu, jaga ibu tetap hangat, tapi jangan membuat
ibu kepanasan.
•Jika mungkin, naikkan kakinya untuk meningkatkan
daerah yang kembali ke jantung.
g. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus tetap
tidak ada maka kemungkinan terjadi ruptura uteri. Hal ini juga
memerlukan rujukan segera ke rumah sakit.
h. Bila kompres bimanual pada uterua tidak berhasil, cobalah
kompresi aorta. Cara ini dilakukan pada keadaan darurat,
sementara penyebab perdarahan sedang dicari.
i. Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur
denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
j. Buat catatan yang seksama tentang semua penilaian, semua
tindakan yang dilakukan dan semua pengobatan yang
diberikan. Termasuk saat pencatatan.
k. Jika syok tidak dapat diperbaiki, maka segera rujuk
keterlambatan akan berbahaya.
l. Jika perdarahan berhasil dikendalikan, ibu har us diamati
dengan ketat untuk gejala dan tanda infeksi. Berikan
antibiotik jika terjadi tanda-tanda infeksi.

Gejala dan Tanda syok berat :


Nadi lemah dan cepat (110 kali/ menit atau lebih).

Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90


mmHg.
Nafas cepat (Frekuensi pernafasan) 30 kali / menit

atau lebih.
Urine kurang dari 30 cc/menit.

Bingung, gelisah, atau pingsan.


Berkeringat atau kulit menjadi dingin dan basah.


Pucat.

Kompresi Bimanual Uterus (dari dalam) :


o Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, lalu keringkan
dengan handuk bersih. Gunakan sarung tangan panjang
yang steril/ DTT.
o Letakan tangan kiri seperti di atas ( menekan fundus uteri
dari luar )
o Masukan tangan kanan dengan hati-hati ke dalam vagina
dan bulat kepalan tinju.
o Kedua tangan didekatkan dan secara bersama-bersama
menekan uterus.
o Lakukan tindakan ini sampai diperoleh pertolongan lebih
lanjut, bila diperlukan. Prinsipnya adalah menekan uterus
dengan cara manual agar terjadi hemostasis.

Kompresi Manual Pada Aorta


Kompresi manual pada aorta hanya dilakukan pada
perdarahan hebat dan jika kompresi luar serta tidak efektif.
• Kompresi manual pada aorta adalah alternatif untuk
kompresi bimanual. Kompresi hanya boleh dilakukan pada
keadaan darurat sementara penyebab perdarahan sedang
dicari.

Anda mungkin juga menyukai