Anda di halaman 1dari 4

Nomor :

Revisi ke :
Berlaku Tgl. :

Standard Operasional Procedure (SOP)


PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
POST PARTUM ATONIA UTERI

Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Cebongan

dr. Nur Wahyuni


NIP.19850429 201101 2 011

PEMERINTAH KOTA SALATIGA


DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS CEBONGAN
Alamat : Jl. Soekarno – Hatta KM.01, Telp (0298) 313047
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN
POST PARTUM ATONIA UTERI

No. Dokumen
No. Revisi
SOP
Tgl. Terbit
Halaman
UPT dr. Nur Wahyuni
Puskesmas NIP. 19850429
Cebongan 201101 2 011

1.Pengertian a. Perdarahan pasca persalinan atau hemorragic post


partum (HPP) adalah kehilangan darah melebihi 500 ml
yang terjadi setelah bayi lahir. (Cunningham, 1998).
b. Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah uterus tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan
fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan
Persalinan Normal, Depkes Jakarta; 2002) .
2.Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan dalam melakukan
penatalaksanaan perdarahan post partum atonia uteri
3.Kebijakan Penatalaksanaan perdarahan post partum atonia uteri
mengacu pada prosedur dan pedoman yang berlaku di
puskesmas Cebongan.
4.Referensi Buku Pedoman Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal
JNPK-KR 2008
5.Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat- alat :
 Sarung tangan steril
 Sarung tangan panjang
 Scort
 Obat emergency
 Obat-obatan anti perdarahan
(oksitosin,metergyn)
 Cairan infus RL, infus set, jarum infus no 18.
 Tampon.
2. Segera setelah plasenta lahir lakukan massage
uterus supaya berkontraksi selama 15 detik untuk
mengeluarkan gumpalan darah. Sambil melakukan
massase fundus uteri, periksa plasenta dan selaput
ketuban untuk memastikan ketuban utuh dan
lengkap.
3. Jika perdarahn terus terjadi dan uterus teraba
berkontraksi baik, berikan 10 unit oksitosin IM.
4. Jika kandung kemih ibu penuh pasang kateter ke
dalam kandung kemih ibu untuk mengeluarkan
urine.
5. Periksa laserasi pada perineum, vagina, dan serviks
jika ada robekan di perineum dan vagina segera
lakukan hecting dengan anestesi. Jika robekan di
serviks segera rujuk ke Rumah Sakit.
6. Jika uterus mengalami atoni atau perdarahan terus
terjadi, massase uterus untuk mengeluarkan
gumpalan darah dan merangsang uterus agar
berkontraksi.
7. Bersihkan vagina dan ostium serviks untuk
memastikan tidak ada kotiledon dan kantung
ketuban yang tertinggal.
8. Jika masih perdarahan lakukan kompresi bimanual
internal maksimal lima menit atau hingga
perdarahan bisa dikendalikan dan uterus bisa
berkontraksi dengan baik.
9. Beritahu keluarga terhadap kemungkinan rujukan.
10. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus
berkontraksi dengan baik:
11. Teruskan kompresi bimanual selama 1-2 menit atau
lebih.
12. Keluarkan tangan dr jalan lahir dengan hati hati.
13. Pantau kala empat persalinan dengan seksama ,
termasuk sering melakukan massase uterus untuk
memeriksa atoni, mengamati perdarahan dari jalan
lahir, tekanan darah dan nadi.
14. Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak
berkontraksi dalam waktu lima menit setelah
dimulainya kompresi bimanual pada uterus maka
keluarkan tangan dari jalan lahir dengan hati-hati.
15. Jika tidak ada hipertensi pada ibu, berikan metergin
0,2 mg IM.
16. Mulai IV ringer laktat 500cc + 20 unit oksitosin
menggunakan jarum lubang besar (no 18). Berikan
500cc pertama secepat mungkin , dan teruskan
dengan IV ringer laktat + 20 unit oksitosin yang
kedua.
17. Jika uterus tetap atoni dan atau perdarahan terus
berlangsung.
18. Ulangi kompresi bimanual internal.
19. Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda
perlahan-lahan dan pantau kala empat persalinan
dengan cermat.
20. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi
uterus tetap tidak ada, maka kemungkinan terjadi
rupture uteri, rujuk segera.
21. Ukur jumalah darah yang keluar dan cek dengan
teratur denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
22. Buat catatan yang seksama tentang semua
penilaian tindakan dan pengobatan yang dilakukan.
6. Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai