Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK “E”

FISIKA UMUM
DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :
FANIA WAHDINI (4203321009)
KEVIN PHILIP PASARIBU (4203321002)
RODEARNA SIREGAR (4203121046)
WANDA SUSANNA TAMPUBOLON (4203121069)

PENDIDIKAN FISIKA B
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2020
DAFTAR ISI
Pengertian Angka Penting.............................................................................................................

Aturan Angka Penting...................................................................................................................

Operasi Angka Penting..................................................................................................................

Kesimpulan....................................................................................................................................

Saran..............................................................................................................................................
Angka Penting
A. Pengertian Angka Penting (Significant Figures)

          Mengukur sangat berbeda dengan menghitung, walupun keduanya mengaitkan angka-angka
dengan suatu benda. Kita dapat menghitung jumlah lembaran buku secara pasti. Akan tetapi,
pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Misalnya ketebalan kertas yang diukur
dengan menggunakan micrometer sekrup. Tinggi benda yang diukur dengan
menggunakan meteran. Diameter tabung yang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Massa
benda yang diukur menggunakan neraca atau timbangan. Suhu yang diukur dengan
menggunakan termometer. Kuat arus yang diukur menggunakan amperemeter.  

          Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm (mempunyai batas ketelitian
0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut
kita ukur dengan jangka sorong (jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya
dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer
sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6
angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan
sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang
dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Semakin besar tingkat ketelitian alat ukur, maka
semakin kecil tingkat ketidakpastian dalam pengukuran. Tentu saja pengukuran panjang dengan
mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.

Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka
penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak/pasti karena dapat dibaca
pada skala, sedangkan satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa
dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.

          Jadi, angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan


alat ukur, yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu
angka terakhir yang ditafsir atau diragukan.       

          Sedangkan angka hasil perhitungan, bukan termasuk angka penting. Sebagai contoh jumlah
mahasiswa Pendidikan Fisika kelas B Unimed adalah 50 orang. Maka angka 50 tidak memiliki angka
penting, karena angka 50 merupakan angka hasil menghitung, bukan angka hasil mengukur.           

          Jadi, angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang diperoleh
dari kegiatan membilang  (menghitung).

B. Aturan Angka Penting


  Tujuan dari pengukuran adalah menunjukkan hasil pengukuran tersebut pada orang lain sehingga
orang tersebut mengerti dan paham. Untuk itu diperlukan suatu aturan agar penyajian hasil pengukuran
tersebut mudah dipahami dan tetap memberikan keakuratan yang dibutuhkan. Aturan yang dimaksud di
atas adalah aturan angka penting. Berikut aturan angka penting :

1.     Semua angka yang bukan nol adalah angka penting,


      Contoh : Hasil pengukuran  65,89 cm  (4 angka penting)                       
2.     Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting.  

      Contoh : 1,002         (4 angka penting)                                                                      

3.     Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit angka bukan nol bukan angka penting,
       Contoh : 25,00   (2 angka penting)
                   25,000  (2 angka penting)
                   2500    (4 angka penting, mengapa ? sebab tidak ada tanda  desimalnya)                                    
4.     Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang  memiliki angka-angka nol pada
deretan akhir harus dituliskan dalam   notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut adalah
angka penting atau bukan.                                                 

          Contoh :

Angka Jumlah Angka Penting

0,00342 3

342 3

340 2 atau 3

  Angka terakhir pada contoh di atas bersifat ambigu. Untuk   menghilangkan sifat ambigu, notasi ilmiah
harus dipakai.

Angka Jumlah Angka Penting

3,42 x 10-3 3

3,42 x 102 3

3,40 x 102 3

3,4 x 102 2

5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2 x 105 memiliki
dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0.                      
6.     Angka nol yang berada di belakang angka bukan nol, bukan termasuk angka penting kecuali setelah
ditentukan letak desimalnya. Misalnya angka 12500, harus diubah dulu menjadi 1,25 x 104 berarti
memiliki 3 angka penting. Jika kita mengubahnya menjadi 1,250 x 104 berarti terdapat 4 angka penting,
7.     Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah   tanda desimal bukan angka
penting.
     Contoh : 0,00556         = 3 angka penting
                   0,00006500  = 4 angka penting

8.     Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan angka
dimaksud.  Dengan kata lain, Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan   termasuk angka penting,
kecuali kalau angka sebelum nol diberi garis bawah.        

Contoh: 1500 ton (memiliki 4 angka penting) tapi kalau ada garis bawah di angka 0 pertama maka angka
pentingnya jadi 3.

CONTOH SOAL :          


Hitunglah jumlah angka penting pada angka-angka dibawah ini.

1.     1,0050

2.     23,4000

3.     0,010025

4.     13,000124

5.     4500

6.     1,2 x 105

7.     1,20 x 103

Jawaban dari soal diatas adalah

1.     5 angka penting yakni 1, 0, 0, 5, 0

2.     6 angka penting yakni 2, 3, 4, 0, 0, 0

3.     5 angka penting yakni 1, 0, 0, 2, 5 

4.     8 angka penting yakni 1, 3 ,0, 0, 0, 1, 2, 4

5.     4500 harus diubah dulu menjadi bentuk baku 4,5 x 10 3 jadi ada 2  angka penting yakni 4, 5 namun
jika kita mengubahnya menjadi 4,50 x 10 3 maka ada 3 angka penting yakni 4, 5, 0

6.     2 angka penting yakni 1, 2

7.     3 angka penting yakni 1, 2, 0 

Dua poin penting yang harus dibuat tentang angka penting:


1.Definisi eksak mempunyai jumlah tak terdefinisi angka penting.  Contoh, satu inch terdefinisi dengan 
pasti 2,54 centimeter, 1,000000+      inch = 2,54000000+ centimeter di mana tanda”+” mengindikasikan
ada         jumlah tak terdefinisi angka nol. Secara umum nol tidak akan ditulis.

2.Angka-angka yang dihasilkan dari hubungan matematika eksak     mempunyai jumlah tak terdefinisi
angka penting.

Untuk mengatasi permasalahan jumlah angka penting yang tak terdefinisi, perlu dilakukan pembulatan
angka.

Aturan Pembulatan

1.     Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil, maka angka
itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan. Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak
tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008 ( kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)

2.  Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah    5 atau lebih besar, maka
angka tersebut dan seluruh angka di bagian   kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan 
bertambah  satu

Secara ringkas dapat disimpulkan :

       Membulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan di antara 5-9   Tidak dibulatkan ke atas jika
angka di belakang pemotongan di antara          0-4

Hasil pada Kalkulator Jumlah Angka Penting yang Angka yang Dilaporkan
Dibutuhkan

5.937.458 3 5.940.000

0,23946 3 0,239

0,23956 3 0,240

Contoh (1) 1,037878 = 1,038 (ketiga angka yang diberi garis bawah dihilangkan, sedangkan angka 7 yang
dicetak tebal, dibulatkan menjadi 8). 

Contoh (2)  28,02500 = 28,03 (ketiga angka yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka 2 yang dicetak
tebal diubah menjadi 3).             

Contoh (3) : 12,897 = 12,90 (angka 7 yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka 8 dan 9 yang dicetak
tebal diubah menjadi 90.
C. Operasi Angka Penting 
Operasi angka penting yang akan kita bahas adalah penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan
pembagian, serta pengkuadratan dan pengakaran.

1.     Penjumlahan angka penting dan Pengurangan angka penting

Perlu diingat bahwa, penjumlahan atau pengurangan angka penting akan menghasilkan angka penting
yang memiliki satu angka taksiran. Terlebih dahulu kita harus paham tentang angka taksiran, angka
taksiran adalah angka yang hasilnya tidak pasti. Misalnya ketika anda mengukur panjang paku
menggunakan penggaris, anda mendapatkan angka 5,6 cm lebih sedikit. Nah kemudian anda menerka-
nerka sendiri angka lebih sedikit tersebut sehingga menjadi 5,64 cm. Berarti angka 4 adalah angka
taksiran.

Prosedur yang benar untuk penjumlahan / penguranngan angka penting :

     1. Meratakan poin decimal                                

     2. Menandai angka penting terakhir setiap nomor dengan tanda panah       

     3. Mengkalkulasikan jawaban                                                 

     4. Tanda panah paling jauh ke kiri dari angka penting terakhir jawaban

Penjumlahan Angka Penting :

Contoh 1 :

 5,64     (angka 4 adalah angka taksiran)

 1,3  +  (angka 3 adalah angka taksiran)

 6,94    (ada dua angka taksiran yakni, angka 9 dan angka 4)

Padahal hasil penjumlahan harus berisi satu angka taksiran. Jadi angka 4 harus dibulatkan, sehingga
hasil penjumlahan menjadi 6,9.

Contoh 2 :

Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga
hanya terdapat satu angka taksiran)

Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1

Pengurangan Angka Penting


2,864    (angka 4 adalah angka taksiran)

1,2   -    (angka 2 adalah angka taksiran)

1,664    (angka 6 dan angka 4 adalah angka taksiran)

Karena hasil pengurangan harus mengandung satu angka taksiran maka hasil pengurangan menjadi
1,7.

2. Perkalian angka penting dan pembagian angka penting

          Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka
penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.

          Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh
memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan penting

Prosedur yang benar untuk perkalian / pembagian angka penting :

1. Mengindikasikan jumlah angka penting untuk setiap angka 

2. Mengkalkulasikan jawaban                                             

3. Membulatkan jawaban agar mempunyai jumlah angka penting yang sama seperti angka dengan
jumlah angka penting terkecil  5,0 x 10,624 = 53,120 menjadi 53 

Perkalian Angka Penting

Contoh 1 : 

1,253    (mengandung 4 angka penting)

1,1   x   (mengandung 2 angka penting)

1,3783 (mengandung 5 angka penting)

Padahal hasil perkalian harus mengandung jumlah angka penting yang paling sedikit dari faktor pengali,
dalam hal ini faktor pengali yang memiliki angka penting paling sedikit adalah 1.1 yakni memiliki 2 angka
penting sehingga hasil perkalian harus mengandung 2 angka penting. Maka hasil perkalian menjadi 1,4.

Contoh 2 :

Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm


(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa. Kemudian bulatkan
hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling
sedikit)

Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)

Contoh 3 :

Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95

Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan banyak angka penting pada
bilangan penting 8,95

Contoh 4 :

3,4 x 6,7 = … ?

Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 mempunyai dua angka penting)

Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting)

3,4 x 6,7 = 23

Contoh 5 :

2,5 x 3,2 = … ?

Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka penting)

Jika kita hitung pakai kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol.

2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting)

Contoh 6 :

1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2

Pembagian angka penting cara kerjanya sama dengan  perkalian angka penting.

Pembagian Angka Penting :

Contoh 1 :

2,0 : 3,0 = …. ?  (angka penting paling sedikit adalah dua)


Jika anda memakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,66666666666666666 dan seterusnya… harus
dibulatkan hingga hanya ada dua angka penting :

2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka  penting, yakni 6 dan 7)

Contoh 2 :

2,1 : 3,0 = …. ?  (angka penting paling sedikit adalah dua)

Jika anda memakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,7… harus ditambahkan nol sehingga terdapat dua
angka penting :

2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka  penting, yakni 7 dan 0)

3. Pengkuadratan angka penting dan pengakaran angka penting 


Hasil pengkuadratan angka penting harus mengandung jumlah angka penting yang sama dengan jumlah
angka penting yang dikuadratkan. Demikian juga pada penarikan akar angka penting. Contoh
mengkuadratkan angka penting.
(1,5)2  hasilnya adalah 2.3, kenapa? 1,5 jika dikuadratkan adalah 2,25 tetapi karena hasil pengkuadratan
angka penting harus memiliki jumlah angka penting yang sama dengan jumlah angka penting bilangan
yang dikuadratkan maka hasilnya menjadi 2,3.
Kesimpulan
 Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur,
yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir
yang ditafsir atau diragukan.

 Sedangkan angka hasil perhitungan, bukan termasuk angka penting. Sebagai contoh jumlah mahasiswa
Pendidikan Fisika kelas B Unimed adalah 50 orang. Maka angka 50 tidak memiliki angka penting, karena
angka 50 merupakan angka hasil menghitung, bukan angka hasil mengukur.

Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah pengetahuan,
terutama tentang angka penting dan diharapkan agar para pembaca dapat memahami setiap pokok
materi dari makalah tersebut

Anda mungkin juga menyukai