BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2009).
7
8
(Saptarini, 2014).
2.1.2 Klasifikasi
tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin
insulin.
cystic fibrosis), dan yang dipicu oleh obat atau bahan kimia
9
2.1.3 Etiologi
2) Autoimunitas
memproduksi insulin.
10
dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak
mellitus tipe 2 :
2) Kurang berolahraga
tubuh.
berkurangnya aktivitas
penyakit diabetes.
tinggi.
diabetes
glukosa.
dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola
makan dan gaya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh
2.1.4 Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia
(Baradero, 2009).
b. Hiperglikemia Non-Ketonik
2009).
2. Komplikasi kronik
(Tarwoto, 2012).
2.2.1 Definisi
2.2.2 Klasifikasi
sekitar lesi, nyeri lokal, teraba hangat lokal, adanya pus (Bernard,
atau abses.
2.2.3 Etiologi
lain:
1. Diabetik neuropati
2. Pheripheral vasculardiseases
3. Trauma
4. Infeksi
5P, yaitu:
1. Pain (Nyeri)
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (Kesemutan)
5. Paralysis (Lumpuh)
akan menjadi bagian terakhir pada fase ini. Hal ini juga
1. Neuropati Diabetik
2. Trauma
3. Infeksi
aeruginosa).
4. Amputasi
gangren meliputi
1. Cemas
2. Stres
3. Depresi
al, 2010)
dkk.,2015).
1. Penilaian neuropati
2. Penilaian struktur
3. Penilaian vaskuler
4. Penilaian ulkus
2.3.1 Definisi
13).“
menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang
menilai negative.
25
berikut.
disetujui masyarakat.
pribadinya tidak cukup baik dari pada orang lain. Hal ini
orang lain.
tidak diperhatikan.
a. Berfikir positif
b. Kontrol Diri
c. Percaya Diri
a. Berfikir Negatif
c. Cemas
2015)
d. Stress
e. Depresi
psikis (Kartono,2010).
1. Dimensi Internal
berikut.
harga diri.
2. Dimensi Eksternal
di sekitarnya.
perception).
33
1. Teori Perkembangan
1. Usia
2. Jenis Kelamin
2012).
3. Pendidikan
1. Pandangan positif
2. Interaksi sosial
positif.
3. Keluarga
Scale (TSCS) ini menghasilkan skor total untuk konsep diri tetapi
(1953 dalam amaliah 2012). Serta deskripsi diri yang di tulis oleh
2.4 Depresi
dari nafsu makan dan berat badan, perubahan pola tidur dan
di antaranya:
a. Depresi Ringan,
b. Depresi Sedang
c. Depresi Berat
2. Gangguan Dysthmic
Health, 2010).
40
sosial.
1. Aspek Biologi
hidroksilase (DBH-OH).
2. Aspek Genetik
depresi berat.
3. Aspek Psikologi
Sampai saat ini tak ada sifat atau kepribadian tunggal yang
1. Faktor Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Lama Menderita
dkk. 2016).
1. Ringan
kurangnya 2 minggu.
2. Sedang
2 minggu.
45
3. Berat
a. Mood depresif.
diri.
h. Tidur terganggu.
i. Disertai waham.
minggu.
1. Pencegahan primer
kerumah perawatan.
tingkat kemandirian.
penuh makna.
2. Pencegahan Sekunder
perlukan.
benar.
f. Mengkomunikasikan perhatian.
3. Pencegahan Tersier
lingkungan.
1. Farmakologi
a. Lithium
gangguan bipolar.
c. Trisiklik
2. Non Farmakologi
49
antara lain:
benar-benar rilek.
bimbang.
positif.
d. Berolahraga.
mendeteksi stres dan tahap stres dan bukanya sebagai alat untuk
2.5 Hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada penderita Diabetes
Melitus Gangren
karena adanya luka yang dialami oleh penderita diabetes pada area kaki
dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit, sampai luka
dengan ketebalan penuh (full thickness), yang dapat meluas kejaringan lain
(Fernando, et al., 2014; Frykberg, et al., 2006; Rowe, 2015; Yotsu, et al.,
positif dan negatif terhadap diri mereka. Individu yang memiliki kosep diri
positif akan mengembangan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri, dan
individu dapat menilai hubungan dengan orang lain secara tepat dan hal ini
akan menimbulkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya bila konsep diri
diri, merasa ragu dan kurang percaya diri, hal tersebut dapat menumbuhkan
penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk. (Hurlock, 2008 dalam Elvina,