Anda di halaman 1dari 81

LITERATURE REVIEW PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

Tugas Kelompok Ini Untuk Memenuhi Praktek Laboratorium Keperawatan

(PLKK) Sistem Gadar Mahasiswa Semester VIII Prodi S1 Keperawatan Oleh

Pembimbing

Ns. Anita Dwi Ariyani., M.Kep

Disusun Oleh :

1. ARDHI KHOIRUL HAKIM

2. ANITA PUSPITA DEWI

3. INDRIANA NOFITA

4. I KETUT ANGGAS DWI

5. NI LUH PUTU MELIA K

6. SABRINA AYU INDAH I

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan

hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat melaksanakan

tugas kelompok membuat Literature Review Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.

Tujuan membuat makalah ini guna melengkapi salah satu tugas Praktek

Laboratorium Keperawatan (PLKK) Sistem Gadar Mahasiswa Semester VIII

Prodi S1 Keperawatan . Disamping itu juga menambah pengetahuan tentang

Literature Review Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Oleh Pembimbing Ns. Anita

Dwi Ariyani., M.Kep.

Saya yakini bahwa dalam menyusun Laporan Pendahuluan Dan Asuhan

Keperawatanpada ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu

saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca semua.

Banyuwangi, 15 Juni 2020


Penyusun

Kelompok 3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ginjal adalah salah satu organ yang mempunyai fungsi sangat vital

bagi tubuh manusia, organ yang berbentuk mirip kacang ini berfungsi

menyaring urea dalam darah dan membuangnya bersama urin. Gagal

ginjal adalah penyakit dimana ginjal mengalami penurunan fungsi hingga

akhirnya tidak mampu bekerja sama sekali untuk menyaring dan

membuang sisa metabolisme dan tidak mampu menjaga keseimbangan

cairan dan zat kimia dalam tubuh. Gagal ginjal kronik merupakan penyakit

dengan penyebab yang sangat beragam yang mengakibatkan penurunan

fungsi ginjal secara bertahap dan dalam waktu yang lama. Pasien bisa

dikatakan gagal ginjal kronik jika mengalami penurunan laju filtrasi

glomerulus selama lebih dari 3 bulan. Gagal ginjal kronik juga merupakan

komplikasi dari beberapa penyakit baik dari ginjal itu sendiri maupun dari

penyakit diluar ginjal (Papadakis & J. Mcphee, 2016).

Sekitar 1 dari 10 populasi dunia teridentifikasi mengalami penyakit

ginjal kronis (PGK). Hasil studi systematic review dan meta analisys yang

dilakukan oleh Hill dkk (2016) menunjukkan 13,4% penduduk dunia

menderita PGK. Hasil Riset Kesehatan dasar (2013) menuliskan bahwa

angka kejadian penduduk Indonesia yang menderita gagal ginjal sebanyak

2 per 1000 pendudukdan prevalensi PGK di Jawa Timur sebesar 0,3%.

Gagal ginjal kronis semakin banyak menyerang pada usia dewasa

muda. Hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak sehat seperti banyaknya
mengkonsumsi makanan cepat saji, kesibukan yang membuat stres, duduk

seharian di kantor, sering minum kopi, minuman berenergi, jarang

mengkonsumsi air putih. Kebiasaan kurang baik tersebut menjadi faktor

risiko kerusakan pada ginjal (Dharma, 2014).

Mekanisme dasar terjadinya PGK adalah adanya cedera jaringan.

Cedera sebagian jaringan ginjal tersebut menyebabkan pengurangan massa

ginjal, yang kemudian mengakibatkan terjadinya proses adaptasi berupa

hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan hiperfiltrasi.

Namun proses adaptasi tersebut hanya berlangsung sementara, kemudian

akan berubah menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron

yang masih tersisa. Pada stadium dini PGK, terjadi kehilangan daya

cadang ginjal, pada keadaan dimana basal laju filtrasi glomerulus (LFG)

masih normal atau malah meningkat. Secara perlahan tapi pasti akan

terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif (Sitifa A dkk,2018)

Akibat ketidakmampuan ginjal membuang produk sisa melalui

eliminasi urin bisa menyebabkan gangguan fungsi endokrin, metabolik

dan cairan, elektrolit serta asam basa, sehingga diperlukan dialisis atau

transplatasi ginjal untuk kelangsungan hidup pasien (S

Suparti,2016).Terapi hemodialisis adalah suatu teknologi tinggi sebagai

terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun

tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,

hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran

semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal

buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Pasien gagal
ginjal menjalani proses hemodialisa 1-3 kali seminggu dan setiap kalinya

memerlukan waktu 2-5 jam, kegiatan ini akan berlangsung terus 3-4 jam

per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terusmenerus sepanjang

hidupnya. Hemodialisa merupakan pengobatan untuk mengganti sebagian

faal ginjal pada keadaan gagal ginjal sehingga dapat memperpanjang

kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup pada pasien gagal

ginjal kronis (F. Mailani & R.F Andriani, 2017). Pasien gagal ginjal

kronik yang tidak menjalani hemodialisis maka pasien hanya akan

bertahan dalam beberapa hari atau minggu. Oleh karena itu, hidup pasien

gagal ginjal kronik bergantung pada hemodialisis (Nurlinawati, Dini

Rudini dan Yuliana,2019)

Gagal ginjal kronik merupakan suatu masalah kesehatan yang

penting, mengingat selain prevalensi dan angka kejadiannya semakin

meningkat juga pengobatan pengganti ginjal yang harus dialami oleh

penderita gagal ginjal merupakan pengobatan yang mahal, butuh waktu

dan kesabaran yang harus ditanggung oleh penderita gagal ginjal dan

keluarganya (Harrison, 2013). Penderita gagal ginjal kronik akan

mengalami perubahan pada semua aspek kehidupan baik aspek fisik,

ekonomi, psikologis, maupun lingkungan serta tidak terbatas pada rentang

usia, hal ini tentu saja akan berpengaruh pada kualitas hidup penderita

gagal ginjal kronik (Maunaturrohmah, dkk., 2015).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimama Review

jurnal Pada pasien Gagal Ginjal Kronik ?”

1.3 TUJUAN

Mengetahui Review jurnal pada penelitian tentang pasien

menderita Gagal Ginjal Kronik .

1.4 MANFAAT

Literature review pada pasien gagal ginjal kronik, menunjukkan


manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Tugas ini mampu memberi wawasan/informasi yang

menyangkut tentang pasien gagal ginjal kronik .

2. Bagi Profesi Keperawatan

Tugas ini mampu memberikan masukan bagi profesi

keperawatan dalam mengambangkan perencanaan keperawatan

yang akan dilakukan pada pasien penderita gagal ginjal kronik .


BAB 2

METODE PENELITIAN

2.1 Strategi Pencarian Literature

Data yang digunakan pada penugasan gawat darurat ini adalah data

sekunder Pengertian data sekunder menurut Sugiyono (2015) adalah

sumber data yang didapatkan secara tidak langsung, suatu data yang

diberikan peneliti dari sumber data sebelumnya, misalnya melalui penelitian

orang lain atau dalam bentuk dokumen, sehingga diperoleh bukan dari

pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

atau jurnal yang relevan dengan topik dilakukan menggunakan database.

Hasil dari analisa data selanjutnya akan di ketahui PICO

(Population, Intervention, Comporsion, Outcome), sehingga pada tahapan

perencanaan ini, kriteria pertanyaan untuk penelitian ini disusun berdasarkan

PICO, sehingga data yang diperolah menunjukkan berbagai informasi

penelitian tentang pasien penderita gagal ginjal kronik (GGK).


2.1.1. Framework yang digunakan (PICO/PICOT question)

Penulisan Hasil Study Literature

Kriteria pertanyaan untuk penelitian ini disusun berdasarkan PICO (Population, Intervention, Comporsion, Outcome).

NoPencarian artikel
Judulpada database Google
P (population)
Scholar. I (intervention) C (comparison) O (outcomes) Time
1 Kualitas hidup pasien gagal Populasinya adalah - - 1. Kualitas hidup penderita
Pencarian
ginjal menghasilkan
yang jurnal seluruh
menjalani yang terdiri dari gagal
penderita … jurnal. Struktur PICO adalah : gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis ( (the quality life ginjal yang tercatat di Hemodialisis dalam kategori
of renal failure patient register kunjungan buruk sebesar 55,9% (19
undergo hemodialysis) (Rizky pasien di ruang penderita) dan 44,1% (15
firman, sri mugianti, imam hemodialisis rsd mardi penderita) Memiliki kualitas
sunarno, sri winarni, 2016) waluyo kota blitar pada hidup baik
bulan Oktober-desember 2. Kualitas hidup buruk
2014 sebanyak 84 orang Penderita gagal ginjal yang
menjalani hemodialysis
Berdasarkan domain
lingkungan sebanyak 63% (21
Penderita), psikologi sebanyak
56% (19 penderita), Kesehatan
fisik sebanyak 53% (18
penderita), dan Dukungan
sosial sebanyak 44% (15
penderita).
2. Hubungan ketidakpatuhan Populasi dalam - - 1. 31 responden yang
pembatasan asupan cairan penelitian ini adalah mengalami
dengan tingkat keparahan semua pasien yang keparahangagalginjal
gagal ginjal kronik, menderita gagal ginjal kroniklebih banyak terjadi pada
(Tut Handayani, Nona kronik di ruangan perempuan yaitu sebanyak 17
Mu’minun, Alamsyah, 2020) hemodialisa dan ruang orang (54,8%) dan terendah
melati rs tk.ii pelamonia terjadi pada laki-laki yaitu
makassar sebanyak 103 sebanyak 14 orang (45,2%).
orang. 2. 31 responden yang
mengalami keparahangagal
ginjal kroniklebih banyak
terjadi pada kelompok umur
46-60 tahun yaitu sebanyak 14
orang (45,2%) dan terendah
pada kelompok umur 61-75
tahunsebanyak4 orang (12,9%).
3. 31 responden yang
mengalami keparahan gagal
ginjal kronik pada tingkat
pendidikan sma sebanyak 17
orang (54,8%), dan terendah
pada tingkat pendidikan smp 2
orang (6,5%).
4. Ketidakpatuhan pembatasan
asupan cairan dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa
dari 31 responden yang tidak
patuhsebanyak 17 orang
(54,8%) dan yang patuh
sebanyak 14 orang (45,2%).
5. 31 responden yang
mengalami keparahan gagal
ginjal kronik terdapat 22orang
(71,0%) danyang tidak parah
sebanyak 9 orang (29,0%).
6. Hasil analisis dengan
menggunakan uji chi square
dengan uji alternatife fisher
exact diperoleh nilai ρ (0,004)
<α (0,05). Hal ini berarti ada
hubungan antara ketidak
patuhan pembatasan asupan
cairan dengan tingkat
keparahan gagal ginjal kronik
di ruang hemodialisa dan ruang
melati rs tk.ii pelamonia
makassar. Jika ρ<α
menandakan bahwa hipotesis
penelitian di terima.
3. Hubungan kadar hemoglobin Populasi dalam - - 1. Penelitian ini didapatkan
dan tekanan darah terhadap penelitian ini adalah bahwa Sebagian besar pasien
Kualitas hidup pasien gagal gagal ginjal kronik yang
seluruh pasien gagal
ginjal kronik Yang menjalani menjalani hemodialisa
ginjal kronik yang
hemodialisis (Alkhusari, memiliki kadar hemoglobin
menjalani Tidak normal berjumlah 39
muhammad andika
hemodialisa Rumah orang (81,3%), tekanan darah
sasmita saputra, 2019 )
Sakit di Palembang tidak normal berjumlah 34
orang (70,8%)
sebanyak 90 orang
2. Kualitas hidup buruk
berjumlah 39 orang (81,3%)
dari 48 responden.
3. Hasil uji statistik dengan
Menggunakan uji chi square
didapatkan ada hubungan yang
bermakna antara kadar
hemoglobin (p=0,000) dan
tekanan darah (p=0,012)
terhadap kualiatas hidup.

4 Peningkatan kualitas hidup Populasi dalam Psychological 1. Kualitas 1. Kualitas hidup pada
pada penderita gagal ginjal penelitian ini adalah intervention hidup pada penderita gagal ginjal kronik
kronik yang menjalani terapi seluruh pasien gagal penderita sebelum dilakukan
hemodialisa melalui ginjal kronik yang gagal ginjal psychological intervention
psychological intervention di menjalani terapi kronik dengan terapi relaksasi spiritual
unit hemodialisa Rs royal hemodialisa di unit sebelum dzikir dari 12 orang responden
prima medan tahun 2016 hemodialisa rs royal dilakukan tidak mengalami peningkatan
(Emma Veronika Hutagaol, prima medan pada bulan psychological kualitas hidup itu dapat dilihat
2016) maret 2016, jumlah intervention dari responden hanya
penderita gagal ginjal dengan terapi mengalami kualitas hidup
kronik sebanyak 36 relaksasi cukup 42% (5 orang) dan
orang spiritual kualitas hidup kurang 58% (7
dzikir orang).
2. Kualitas 2.kualitas hidup pada penderita
hidup pada gagal ginjal kronik setelah
penderita dilakukan psychological
gagal ginjal intervention dengan terapi
kronik setelah relaksasi spiritual dzikir dari 12
dilakukan orang responden ada yang
psychological mengalami peningkatan
intervention kualitas hidup, itu dapat dilihat
dengan terapi dari kualitas hidup baik 58% (7
relaksasi orang), kualitas hidup cukup
spiritual 33% (4 orang) dan kualitas
dzikir hidup kurang 9% (1 orang).
3. Berdasarkan hasil
perhitungan wilcoxon signed
rank test, maka nilai z=-3,127
dengan (p=0,002) <0,05
sehingga keputusan hipotesis
maka h0 ditolak, yang artinya
ada peningkatan kualitas hidup
antara psychological
intervention dengan terapi
relaksasi spiritual dzikir
terhadap kualitas hidup pada
penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi
hemodialisa.
5 Pengaruh relaksasi otot Pada penelitian ini yaitu Kelompok intervensi 1. Kelompok 1.hasil uji dependen t-test pada -
progresif terhadap tingkat 36 responden dengan 18 akan diberikan intervensi kelompok intervensi didapatkan
depresi pada pasien gagal responden untuk relaksasi otot progresif relaksasi otot p-value 0,000 (<0,05) maka ho
ginjal kronik yang menjalani kelompok intervensi dan sedangkan kelompok progresif ditolak dan ha diterima, artinya
hemodialisis di unit 18 responden lagi untuk kontrol tidak akan 2. Kelompok ada pengaruh yang bermakna
hemodialisa rs telogorejo kelompok kontrol. diberikan relaksasi kontrol tidak antara relaksasi otot progresif
semarang, otot progresif akan terhadap tingkat depresi pada
(Nur Eva Alfiyanti, Dody diberikan pasien ggk yang menjalani
Setyawan, Muslim Argo Bayu relaksasi otot hemodialisis.
Kusuma, 2014) progresif 2.hasil uji mann whitney
didapatkan p-value 0,000
(<0,05) yang berarti bahwa ada
perbedaan yang bermakna
penurunan tingkat depresi
antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol,
dimana penurunan tingkat
depresi pada kelompok
intervensi lebih baik daripada
penurunan tingkat depresi pada
kelompok kontrol. Hasil
tersebut dapat dibuktikan pada
table yang menunjukkan bahwa
mean rank pada kelompok
intervensi 26,31 lebih besar
dibandingkan dengan mean
rank kelompok kontrol yaitu
10,69
6 Pengaruh terapi progressive Populasi dari penelitian Terapi progressif 1. Kecemasan 1. Rerata kecemasan 1. tahap
muscle relaxation ini adalah semua pasien mucle relaxation(pmr). pada pasien pasien sebelum intervensi
(pmr)terhadap pgk yang menjalani pgk sebelum dilakukan terapi pmr dilakukan
penurunankecemasan pada hemodialisa secara rutin pemberian adalah 50,10 dengan pada
pasien penyakit ginjal kronis di unit hemodialisa rst terapi standar deviasi 3,957 di tanggal 25
(pgk) akibat lamanya dr. Reksodiwiryo padang progresif rst dr. Reksodiwiryo april
menjalani terapi hemodialisa pada bulan januari- april muscle padang. sampai
Di rst dr. Reksodiwiryo padang 2016 sebanyak 63 orang relaxation(p 2. Rerata kecemasan dengan 5
tahun 2016 (Yola Yolanda, dengan jumlah sampel mr). pasien sesudah mei
2016) sebanyak 10 orang yang 2. Kecemasan dilakukan terapi pmr 2016.sebel
diambil secara purposive pada pasien adalah 45,00 dengan um
sampling dengan pgk sesudah standar deviasi 3,091. melakukan
memperhatikan kriteria pemberian 3. Uji statistik dengan intervensi
inklusi dan ekslusi terapi paired sampel t-test peneliti
sampel progresif didapatkan nilai p value terlebih
muscle 0,000 (p<0,05) dengan dahulu
relaxation(pm nilai upper 6,625 dan menilai
r). nilai lower 3,575. Hal kecemasan
ini menunjukkan bahwa pasien pgk
terdapat pengaruh dengan
antara kecemasan kuesioner
pasien sebelum dan 2. Intervensi
setelah dilakukan terapi kedua
pmr, yang berarti terapi dilakukan
pmr efektif untuk kamis
menurunkan kecemasan siang
pada pasien penyakit tanggal 28
ginjal kronik (pgk) april 2016
akibat lamanya 3. Intervensi
menjalani hemodialisa ketiga hari
di rst dr. Reksodiwiryo senin
padang tanggal 2
mei dasn
intervensi
ke empat
tanggal 5
mei 2016
4. Pada tahap
akhir
peneliti
melakukan
penilaian
kecemasan
post-test
responden
yang
diambil
adalah
pasien pgk
yang
menjalani
hemodialis
is pada
hari senin
siang dan
kamis
siang
5. Teknik
pmr ini
dilakukan
2 kali
seminggu
selama 2
minggu
dengan
waktu ±
15 menit
setiap
latihan
6. Tahap
posttest
dilakukan
pada hari
kamis
tanggal 5
mei 2016,
peneliti
melakukan
posttest
dengan
mengisi
kembali
lembar
kuisioner
zung self-
rating
anxiety
scale
(sas/sras)
untuk
mengukur
kecemasan
pada
pasien
pgk.
7. Pada akhir
pertemuan
(terminasi)
, peneliti
mengucap
kan
terimakasi
h kepada
seluruh
responden
atas
kesediaan
waktunya

7 Pengaruh penggunaan asam Populasi penelitian Terapi dengan asam 1.sebelum penggunaan 1. Persentase pasien yang Hasil kadar
folat terhadap kadar adalah seluruh pasien folat terapi asam folat lebih banyak hemoglobin
hemoglobin pasien penyakit penyakit ginjal kronik 2.Sesudah penggunaan menderita penyakit pasien dicatat
ginjal kronik yang menjalani yang menjalani terapi asam folat ginjal kronik yaitu selama empat
hemodialisis di rsud abdul hemodialisis di rsud pada pasien yang bulan dari data
wahab sjahranie. abdul wahab sjahranie berusia 46 sampai 65 hasil laboratotium
(Alvionita, Welinda Dyah samarinda tahun dengan pasien, kemudian
Ayu, Muhammad Amir persentase 73.33%. data yang
Masruhim, 2016) 2. Berdasarkan hasil didapatkan
penelitian yang dianalisis dengan
dilakukan maka dapat menggunakan
diketahui presentase statistik.
hasil tertinggi dari
pengukuran kadar
hemoglobin adalah
kadar hemoglobin
meningkat setelah
dilakukan terapi
dengan asam folat
terhadap pasien yaitu
dengan persentase
sebanyak 80%.
Apabila dilihat dari
persentasenya maka
dapat dikatakan bahwa
asam folat
memberikan pengaruh
terhadap kadar
hemoglobin dari
pasien.
3. Pvalue yaitu 0,001 (p
< 0.05). Berdasarkan
nilai tersebut maka
dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan
kadar antara kadar
sebelum dan setelah
hemodialysis
4. Kadar normal
hemoglobin pada laki-
laki yaitu 15.7 g/dl
dengan rentang normal
14.0-17.5 g/dl
sedangkan perempuan
kadar normalnya
adalah 13.8 g/dl
dengan rentang normal
12.3-15.3 g/dl.
8 Pengaruh pendidikan 30 responden terdiri dari Pemberian pendidikan 1. Sesudah diberikan 1. Mayoritas responden
kesehatan secara individual Pasien yang belum kesehatan tentang pendidikan berusia 45-60 tahun
tentang Pembatasan asupan pernah mendapatkan Pembatasan asupan Kesehatan secara sebanyak 14 orang
cairan terhadap pengetahuan Pendidikan kesehatan cairan individual (46,7%), jenis kelamin
tentang Pembatasan cairan dan tentang pembatasan 2. Sebelum diberikan laki-laki 18 orang
idwg (interdialytic weight Asupan cairan pendidikan (60,0%), pendidikan
gain) Pada pasien hemodialisis. sebelumnya Kesehatan secara sma 9 orang (30,0%),
(Rifka Hanum, Sofiana individual tidak bekerja 12 orang
Nurchayati, Yesi Hasneli , (40,0%),
2015) 2. Hasil uji statistik
menggunakan uji t
independen didapatkan
mean pengetahuan
pasien hemodialisis
sesudah diberikan
pendidikan kesehatan
pada kelompok
eksperimen adalah
10,40, sedangkan pada
kelompok control
didapatkan mean
pengetahuan pasien
hemodialisis adalah
8,13. Nilai p value
(0,001) < α (0,05),
maka ho ditolak
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
pemberian pendidikan
kesehatan secara
individual tentang
pembatasan asupan
cairan dan idwg
berpengaruh terhadap
peningkatan
pengetahuan pasien
hemodialisis tentang
pembatasan asupan
cairan.

9 Gambaran makna hidup pasien Pasien yang menderita - - Pasien akan mengalami
gagal ginjal kronik yang gagal ginjal kronis keadaan meaningless
menjalani hemodialisa. stadium 5
(Vika Maris Nurani, Sulis
Mariyanti, 2013)
10 End-of-life care preferences 584 pasien ckd stadium 4 - - 61% pasien menyesali
and needs: perceptions of dan stadium 5 keputusan mereka untuk
Patients with chronic kidney memulai dialisis. Lebih banyak
disease. (Sara n. Davison, pasien Yang ingin meninggal di
2010) rumah (36,1%) atau di rumah
sakit rawat inap (28,8%)
dibandingkan dengan di rumah
sakit (27,4%).
1.1.2. Kata kunci yang digunakan

Berdasarkan judul “Literature review pada penderita gagal ginjal

kronik “. Maka peneliti melakukan pencarian jurnal menggunakan kata

kunci “Pasien penderita Gagal ginjal kronik”, “Gagal ginjal kronik di

IGD”. Penelitian ini juga menggunakan layanan Sci-hub, ketika peneliti

mengalami kesulitan dalam pencarian jurnal karena berbayar. Sci-hub

adalah salah satu website yang memiliki tujuan Provider- Mass dalam

penyediaan jurnal agar dapat di akses secara penuh oleh para peneliti.

1.1.3 Database atau searchengine yang digunakan

Peneliti pada penelitian ini, melakukan pencarian data melalui

website portal jurnal yang dapat di akses melalui Scholar Google.

1.2. Kriteria inklusi dan ekslusi

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi .

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri tertentu oleh setiap

anggota populasi yang dapat dijadikan sebagai sampel (Notoatmodjo,

2010).

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2016).
Tabel 2.2 : Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

Criteria Inclussion Exclussion


Population Pasien penderita gagal Pasien yang sudah

ginjal kronik melakukan transplantasi

ginjal
Intervention Pada jurnal dengan Intervensi yang

penelitian dilakukan pada pasien

eksperimental gagal ginjal kronik yang

Intervensi yang sudah melakukan

dilakukan pada pasien transplantasi ginjal

penderita gagal ginjal

kronik
Comparators Pada jurnal dengan Pada jurnal dengan

penelitian penelitian eksperimental

eksperimental tidak terdapat kelompok

menunjukkan Suatu control

intervensi yang di

bandingkan sebelum

dan sesudah diberi

perlakuan
Outcomes Pada jurnal dengan Tidak terdapat pengaruh

penelitian dan hubungan pada

eksperimental jurnal penelitian

menunjukkan adanya

pengaruh yang

siginifikan
Pada jurnal penelitian

korelasional

menunjukkan adanya

hubungan yang

diginifikan
Publication years 2010- 2020 < 2010
Language Indonesia dan inggris -

2.3. Seleksi studi dan penilaian Kualitas

2.3.1. Hasil pencarian dan seleksi studi

Penugasan ini dilakukan dengan menggunakan metode Literatur

Review. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, sehingga hasil dari studi

Pencarian Literatur

Basis Data : Google Scholar


literatur tersebut dapat diakui kredibilitasnya. Adapun tahapan-tahapan

tersebut digambarkan sebagai berikut :

Screening :
Hasil jurnal secara keseluruhan
(n= 14 ) 1. Rentang waktu 10
tahun (Tahun 2010-
Tahun 2020) google
scholar (Research
journal, Full Text)
Screening (n= 2. Jurnal Internasional
12 ) 3. Jurnal Nasional
Jurnal Full Text

1. Scholer Google (11)


Jurnal yang dapat diakses penuh
(Full Text) (n=11) Kriteria Inklusi:

1. kata kunci “Pasien


penderita Gagal ginjal
kronik”, “Gagal ginjal kronik
di IGD”
Jurnal Akhir yang sesuai dengan 2. jurnal eksperimental dan
korelasional
Kriteria Inklusi (n= 10)
3. menunjukkan pengaruh dan
hubungan yang siginifikan

Gambar 1. Flow diagram berdasarkan PRISMA : Tahapan Literature Review

2.3.2 Penilaian Kualitas

Penilaian kualitas pada metode Literature Review (LR) adalah

penilaian sumber data jurnal yang layak dengan kriteria sebagai berikut ;

Peer Reviewer (peninjauan dan penilaian jurnal oleh sejawat), Digital


Object Identifier (DOI) bisa disebut sebagai alamat atau identitas unik

artikel dan Journal Impact Factors (JIF). Kriteria tersebut dapat

membatalkan data atau jurnal yang sudah didapat untuk dianalisa lebih

lanjut
2.3.3 Daftar Artikel Hasil Pencarian
Berikut daftar artikel hasil pencarian yang terkait tentang Gagal Ginjal Kronik
2.3 Tabel Daftar Artikel Hasil Pencarian

No Author Tahun Volume, Judul Metode Hasil Pencarian Database


Angka
1 Rizky Firman, Sri 2016 Volume 3, Kualitas Hidup Desain : Hasil penelitian Google
Mugianti, Imam No. 2 Pasien Gagal Deskriptif dapat di ketahui Scholar
Sunarno, Sri Ginjal Yang Sampel : Seluruh bahwa, sebagian
Winarni Menjalani pe-nderita gagal besar penderita
Hemodialisis ginjal yang tercatat gagal ginjal yang
di register menjalani terapi
kunjungan pasien hemodialisis di
di ruang Rumah sakit
hemodialisis mardi waluyo kota
sebanyak 34 blitar mengalami
sampel penurunan
menggunakan diantaranya pada
teknik sampling kesehatan fisik,
aksidental. psikologi, dan
Instrumen : juga lingkungan,,
Pengumpulan data dibuktikan dengan
menggunakan 53% (18 orang)
kuesioner The penderita gagal
Word Health ginjal yang
Organization menjalani
Quality of Life hemodialisis
(WHO QoL). merasakan
kesehatan fisik
yang menurun,
56% (19 orang)
penderita gagal
ginjal yang
menjalani
hemodialisis
merasakan kondisi
psikologis yang
memburuk, 44%
(15 orang)
merasakan
dukungan sosial
yang rendah
akibat dari
kurangnya intraksi
baik dari keluarga,
perawat, dan
teman kerabatnya,
dan 63% (21
orang) merasakan
ketidak
nyamanan, dan
ketidak tentraman
di lingkungan
sekitarnya.
Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa kualitas
hidup penderita
gagal ginjal yang
menjalani
hemodialisis
dalam kategori
buruk sebesar
55,9% (19
penderita) dan
44,1% (15
penderita)
memiliki kualitas
hidup baik,
kualitas hidup
buruk penderita
gagal ginjal yang
menjalani
hemodialisis
berdasarkan
domain
lingkungan
sebanyak 63% (21
penderita),
psikologi
sebanyak 56% (19
penderita),
kesehatan fisik
sebanyak 53% (18
penderita), dan
dukungan sosial
sebanyak 44% (15
penderita).

2 Tut Handayani, 2020 Volume 3, Hubungan Desain : Jenis Hasil penelitian Google
Nona Mu’minun, No. 1 Ketidakpatuhan penelitian Cross menunjukkan Scholar
Alamsyah Pembatasan Sectional bahwa, dari 31
Asupan Cairan Sampel : Seluruh responden yang
Dengan pasien yang mengalami
Tingkat menderita gagal keparahan gagal
Keparahan ginjal kronik di ginjal kronik lebih
Gagal Ginjal ruangan banyak terjadi
Kronik Hemodialisa dan pada perempuan
Ruang melati RS yaitu sebanyak 17
Tk. II Pelamonia orang (54,8%) dan
Makasar sebanyak terendah terjadi
31 responden, pada laki-laki
menggunakan yaitu sebanyak 14
teknik accidental orang (45,2%).
sampling. Sedangkan
Analissis : Data berdasarkan data
dianalisis ketidak patuhan
menggunakan uji pembatasan
chi square dengan asupan cairan
uji alternatife Dari 31 responden
Fisher Exact yang tidak patuh
sebanyak 17 orang
(54,8%) dan yang
patuh sebanyak 14
orang (45,2%).
Sedangkan
berdasarkan
tingkat keparahan
dari 31 responden
yang mengalami
keparahan gagal
ginjal kronik
terdapat 22 orang
(71,0%) dan yang
tidak parah
sebanyak 9 orang
(29,0%).
Selanjutnya
berdasarkan
analisis uji chi
square dengan uji
alternatife fisher
exact diperoleh
nilai p (0,004) <
a❑ (0,05). Hal ini
berarti ada
hubungan antara
ketidak patuhan
pembatasan
asupan cairan
dengan tingkat
keparahan gagal
ginjal kronik di
ruang hemodialisa
dan ruang melati
di RS Tk.II
Pelamonia
Makasar. Jika p <
a❑ menandakan
bahwa hipotesis
penelitian
diterima.
3 Alkhusari, 2019 Volume 10, Hubungan Desain : Hasil penelitian Google
Muhammad No. 1 Kadar Deskriptif analitik menunjukkan Scholar
Andika Sasmita S. Hemoglobin dengan desain bahwa responden
Dan Tekanan penelitian cross yang mempunyai
Darah sectional kadar hemoglobin
Terhadap Sampel : Sebagian normal dengan
Kualitas Hidup dari populasi kualitas hidup
Pasien Gagal pasien gagal ginjal baik lebih banyak
Ginjal Kronik kronik yang yaitu berjumlah 7
Yang menjalani orang (77,8%)
Menjalani hemodialisa di dari 9 responden
Hemodialisis rumah sakit di dibandingkan
Palembang responden yang
sebanyak 48 mempunyai kadar
sampel, hemoglobin tidak
menggunakan normal dengan
teknik purposive kualitas hidup
sampling baik berjumlah 2
Instrumen : orang (18,8%)
Pengumpulan data dari 39 responden.
menggunakan Dari hasil uji Chi
kuesioner. square didapatkan
Analisis : Data p value = 0,000 (p
dianalisis < a❑), hal ini
menggunakan uji menunjukkan
Chi square bahwa H0 ditolak
yang menyatakan
bahwa ada
hubungan yang
signifikan antara
kadar hemoglobin
terhadap kualitas
hidup pasien gagal
ginjal kronik yang
menjalani
hemodialisa.
Sedangkan
berdasarkan hasil
analisis chi square
berdasarkan
tekanan darah
pasien
menunjukkan ,
responden yang
memiliki tekanan
darah normal
dengan kualitas
hidup baik lebih
banyak yaitu
berjumlah 6 orang
(42,9%) dari 14
responden dari
responden yang
memiliki tekanan
darah tidak
normal dengan
kualitas hidup
baik berjumlah 3
orang (18,8%)
dari 34 responden.
Dari uji chi
square didapatkan
p value = 0,012 (p
< a❑), hal ini
menunjukkan
bahwa H0 ditolak
yang menyatakan
bahwa ada
hubungan yang
signifikan antara
tekanan darah
terhadap kualitas
hidup pasien gagal
ginjal kronik yang
menjalani
hemodialisa.

4 Vika Maris 2013 Volume 11, Gambaran Desain : Kualitatif Hasil penelitian Google
Nurani, Sulis No 1 Makna Hidup Instrumen : menunjukkan Scholar
Mariyanti Pasien Gagal Pengumpulan data bahwa, mengenai
Ginjal Kronik menggunakan tiga sumber nilai
Yang lembar pernyataan, dalam pemenuhan
Menjalani untuk meminta makna hidup
Hemodialisa persetujuan subyek maka dapat
penelitian, disimpulkan
Pedoman bahwa dua dari
wawancara tiga subyek dalam
digunakan untuk penelitian ini telah
meningkatkan berhasil
peneliti menjadi menemukan
aspek aspek yang makna hidup
harus dibahas yaitu, subyek PD
sekaligus chek list, dan SZ melalui
Tape Recorder dan pemenuhan ketiga
alat tulis, sumber nilai.
menggunakan alat Subyek SZ
bantu tape merupakan
recorder. menurut peneliti
Analisis : Analisis memiliki tingkat
data dalam pemaknaan hidup
penelitian paling tinggi
kualitatif yaitu dalam penelitian
dengan ini. Hal ini
mengorganisasika dikarenakan ia
n terlebih dahulu mampu
data-data yang merealisasikan
telah didapat. makna hidup
Selain itu peneliti melalui ketiga
kuga harus sumber nilai nilai
memiliki kepekaan yang kemudian
teoritis agar membuat subyek
peneliti mudah SZ merasa
dalam mengolah bahagia.
data tersebut Sedangkan subyek
sebelum PD yang juga
melakukan mampu
analisis. Langkah- menemukan
langkah yang makna hidup
dilakukan dalam dalam
analisis ini adalah penderitaannya,
verbatim, koding, masih merasakan
dan analisis awal . adanya kecemasan
akan kematian.
Melalui
pemenuhan tiga
sumber ini mampu
menimbulkan
perasaan bahagia
dalam diri PD.
Sedangkan subyek
PF yang kurang
mendapatkan cinta
kasih, serta
menjadikan
kebahagiaan
sebagai obyek dan
tujuan hidupnya
membuat ia masih
berada dalam
tahap proses
pencarian makna
hidup. Ini ditandai
dari hasrat yang
berlebihan dalam
upaya mengejar
kesuksesan dan
kebahagiaan.
Namun subyek PF
tersebut melalui
usaha
mendekatkan diri
kepada Tuhan
melalui ibadah.
Hal ini merupakan
salah satu cara
untuk mencapai
makna hidup
melalui keyakinan
kepada Tuhan,
sehingga peneliti
menyimpulkan
sebagai peruses
pencarian makna
hidup.

5 Ema Veronika 2017 Volume 2 Peningkatan Desain : Pra Hasil penelitian Google
Hutagol No 1 Kualitas Hidup eksperiment menunjukkan Scholar
Pada Penderita dengan bahwa adanya
Gagal Ginjal menggunakan peningkatan
Kronik Yang rancangan one kualitas hidup
Menjalani group pre post test penderita gagal
Terapi design ginjal kronik
Hemodialisa Sampel : Pasien terhadap
Melalui yang menderita psychological
Psychological gagal ginjal kronik intervention
Intervention Di yang menjalani dengan terapi
Unit terapi hemodialisa relaksasi spiritual
Hemodialisa sebanyak 12 dzikir, dengan
RS Royal responden, teknik jumlah responden
Prima Medan pengambilan 12 orang
Tahun 2016 sampel responden
menggunakan diperoleh rata-rata
purposive 2,58 dengan
sampling standar deviasi
Instrumen : 0,515 sebelum
Pengumpulan data dilakukan
menggunakan psychological
kuesioner kualitas intervention
hidup yaitu world dengan terapi
health relaksasi spiritual
organization dzikir (pre-test)
quality of life dan terjadi
(WHOQOL) peningkatan
Analisis : Data kualitas hidup
dianalisis setelah
menggunakan uji psychological
Wilcoxon intervention
dengan terapi
relaksasi dzikir
yaitu 1,50 dengan
standar deviasi
0,674.
Berdasarkan hasil
perhitungan
wicoxon signed
rank test, dengan
p= 0,002 (p <
0,05) sehingga
keputusan
hipotesis maka H0
ditolak, bahwa ada
peningkatan
kualitas hidup
yang signifikan
antara
psychological
intervention
dengan terapi
relaksasi spiritual
dzikir terhadap
kualitas hidup
penderita gagal
ginjal kronik yang
menjalani terapi
hemodialisa.
6 Nur Eva Alfiyanti, 2014 Volume 3, Pengaruh Desain : Quasi Hasil penelitian Google
Dody Setiawan, No. 3 Relaksasi Otot Experiment pre menunjukkan Scholar
Muslim Argo Bayu Progresif test and post test bahwa : tingkat
K. Terhadap nonequivalent depresi pada
Tingkat control group responden
Depresi Pada Sampel : Sebagian sebelum diberikan
Pasien Gagal dari populasi yang PMR sebagian
Ginjal Kronik menderita gagal besar berada pada
Yang ginjal kronik kategori depresi
Menjalani sebanyak 36 ringan yaitu 13
Hemodialisis di sampel, responden
Unit menggunakan (72,7%), depresi
Hemoodialisa teknik purposive sedang sebesar 4
Rs Telogorejo sampling. responden
Semarang Analisis : Data (22,2%) dan
dianalisis depresi berat
menggunakan uji sebesar 1
mann whitney responden (5,6%).
-Tingkat depresi
pada responden
sesudah diberikan
PMR sebagian
besar berada pada
kategori depresi
ringan yaitu 10
responden
(55,6%) dan
normal (tidak
deprsi) sebesar 8
responden
(44,4%).
-Tingkat depresi
pada rresponden
yang tidak
mendapatkan
PMR saat sebelum
(pengukuran awal)
berada pada
kategori depresi
ringan sebesar 12
responden
(66,7%) dan
depresi sedang
sebesar 6
responden
(33,3%)
-Tingkat depresi
pada responden
yang tidak
mendapatkan
PMR saat sesudah
(pengukuran akhir
tanpa diberi
intervensi) berada
pada kategori
depresiringan
sebesar 15
responden
(83,3%), normal
(tidak depresi)
sebesar 2
responden
(11,1%) dan
depresi sedang
sebesar 1
responden (5,6%).
-Ada pengaruh
relaksasi otot
progresif terhadap
tingkat depresi
pada pasien GGK
yang menjalani
hemodialisis
dengan p-value
0,000 (< 0,05).
-Ada perbedaan
penurunan tingkat
depresi pada
responden antara
kelompok yang
diberikan PMR
dengan kelompok
yang tidak
diberikan PMR
dengan p-value
0,000 (< 0,05),
dimana pada
kelompok yang
diberikan PMR,
penurunan tingkat
depresi lebih baik
dibandingkan
dengan kelompok
yang tidak
diberikan PMR
7 Yola Yolanda 2017 Volume, XI Pengaruh Desain : Hasil penelitian Google
Jilid 1, Terapi Eksperimen semu dapat diketahui Scholar
No.75 Progressive (quasi experiment bahwa :
Muscle design) dengan -Rerata
Relaxation rancangan one kecemasan pasien
(PMR) group pre test and PGK sebelum
Terhadap post test design. dilakukan terapi
Penurunan Sampel : pasien PMR didapatkan
Kecemasan gagal ginjal kronik sebesar 50,10
Pada Pasien yang menjalani dengan standar
Penyakit Ginjal hemodialisis deviasi 3,957 di
Kronis (PGK) sejumlah 10 RS Tk. III
Akibat sampel, dr.Reksodiwiryo
Lamanya menggunakan Padang.
Menjalani teknik purposive -Rerata
Terapi sampling. kecemasan pasien
Hemodialisa Di Instrumen : PGK sesudah
RST DR. Kuesioner dilakukan terapi
Reksodiwiryo pengukuran PMR didapatkan
Padang Tahun kecemasan Zung rerata sebesar
2016 Self-Rating 45,00 dengan
Anxiety Scale standar deviasi
(SAS/SRAS) 3,091 di RS Tk.
Analisis : Data III dr.
dianalisis Reksodiwiryo
menggunakan uji Padang.
paired sampel t- -Terdapat
test. pengaruh antara
kecemasan pasien
PGK sebelum dan
setelah dilakukan
terapi PMR, yang
berarti terapi PMR
efektif untuk
menurunkan
kecemasan pada
pasien Penyakit
Ginjal Kronik
(PGK) akibat
lamanya
menjalani
hemodialisa di RS
Tk. III dr.
Reksodiwiryo
Padang (p =
0,000).
8 Alvionita , 2016 Volume 3, Pengaruh Desain : pra- Hasil penelitian Google
Welinda Dyah No. 3 Penggunaan eksperimental menunjukkan Scholar
Ayu, Muhammad Asam Folat berupa one group bahwa, terdapat
Amir M. Terhadap pre test – post test 50% laki-laki,
Kadar design. 50% perempuan ,
Hemoglobin Sampel : Pasien dan 73,33% pada
Pasien Penyakit gagal ginjal kronik usia 41-65 tahun.
Ginjal Kronik yang menjalani Pemberian asam
Yang hemodialisis di folat pada pasien
Menjalani RSUD Abdul penyakit ginjal
Hemodialisis Wahab Sjahranie kronik dapat
Di RSUD Samarinda meningkatkan
Abdul Wahab sebanyak 30 kadar hemoglobin
Sjahranie sampel. Penelitian pasien (p value
dilakukan secara 0,001).
prospektif. Yang artinya
Instrumen : terdapat pengaruh
Pengumpulan data setelah dilakukan
dilakukan dengan terapi pemberian
mencatat beberapa asam folat kepada
parameter yaitu, pasien gagal ginjal
nama, usia, jenis kronik dengan
kelamin, lamanya presentase
dilakukan sebanyak 80%.
hemodialisis,
terapi obat-obatan
pasien dan hasil
kadar hemoglobin
pasien.
Analisis : Data
dianalisis
menggunakan uji
paired t test

9 Rifka Hanum, 2015 Volume 2 Pengaruh Desain : Quasi Hasil penelitian Google
Sofiana No. 2 Pendidikan eksperimental menunjukkan Scholar
Nurchayati, Yesi Kesehatan dengan rancangan bahwa, mayoritas
Hasneli N. Secara nonequivalent responden berusia
Individual control group 45-60 tahun
Tentang design. (46,7%), jenis
Pembatasan Sampel : Pasien kelamin laki-laki
Asupan Cairan yang belum pernah (60%), pendidikan
Terhadap mendapatkan SMA (30,0%),
Pengetahuan pendidikan sebagian besar
Tentang kesehatan tentang pekerjaan adalah
Pembatasan pembatasan tidak bekerja
Cairan Dan asupan cairan (40,0%), dan
IDWG sebelumnya lamanya
(Interdialytic sebanyak 30 menjalani
Weight Gain) sampel, hemodialisis 12-
Pada Pasien menggunakan 60 bulan (66,7%).
Hemodialisis purposive Rata-rata
sampling. pengetahuan HD
Instrumen : tentang asupan
Pengumpulan data cairan dan IDWG
menggunakan sebelum diberi
kuesioner pendidikan
pengetahuan kesehatan adalah
tentang asupan 8,33 pada
cairan. kelompok
Analisis : Data eksperimen dan
dianalisis 8,27 pada
menggunakan uji kelompok kontrol,
statistik t sedangkan
dependent dan sesudah
independent pemberian
pendidikan
kesehatan menjadi
10,40 pada
kelompok
eksperimen dan
8,13 pada
kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil
uji t dependent
diperoleh p value
(0,000) < (0,05),
dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan
pengetahuan
tentang
pembatasan
asupan ccairan
dan IDWG pada
pasien
hemodialisis yang
bermakna sebelum
dan sesudah
diberikan
pendidikan
kesehatan secara
individual pada
kelompok
eksperimen.
Kelompok kontrol
tanpa diberikan
pendidikan
kesehatan
pengetahuan
responden
meningkat, namun
berdasarkan uji t
dependent
diperoleh nilai p
value (0,433) >
(0,05), dengan
demiikian
disimpulkan
bahwa tidak ada
perbedaan
pengetahuan
tentang
pembatasan
asupan cairan dan
IDWG pada
pasien
hemodialisis yang
bbermakna antara
sebelum dan
sesudah tanpa
diberikan
pendidikan
kesehatan pada
kelompok kontrol,
sedangkan
perbedaan post
test pengetahuan
antara kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol
berdasarkan hasil
uji statistik t
independent
adalah p value
(0,001) < (0,05),
sehingga H0 di
tolak,
10 Sara N. Davison 2010 Volume 5, End-of-Life Desain : Deskriptif Penelitian Google
No. 195- Care menunjukkan Scholar
204 Preferences an bahwa, sebagian
Needs: besar pasien
Perceptions of (84,6%) merasa
Patients with bahwa mereka
Chronic mendapatkan
Kidney Disease informasi
mengenai kondisi
medis dan
prognosis mereka,
namun hanya
17,9% merasa
bahwa kesehatan
mereka akan
memburuk selama
12 bulan ke
depan. Mayoritas
melaporkan tidak
mengetahui apa
perawatan paliatif
dan rumah sakit
(masing-masing
83, 4% dan
71,8% .
Sedangkan lebih
dari 90% peserta
menjawab bahwa
penting bahwa
mereka menerima
informasi
terperinci tentang
kondisi medis
mereka, termasuk
informasi
prognostik.
Demikaian pula
antara 80% dan
85% pasien
menjawab bahwa
pentingnya untuk
diberitahu tentang
pilihan
pengobatan,
termasuk
penarikan dari
dialysis,
perencanaan
untuk masa depan
dalam kasus
kematian, dan
memiliki gejala
fisik, termasuk
rasa sakit,
dikelola oleh tim
nefrologi.
Selanjutnya
meskipun 89%
pasien bergantung
pada keluarga dan
teman untuk
dukungan sosial
dan emosional,
lebih dari 50%
paasien juga
bergantung pada
nefrologi dan
perawat nefrologi
mereka untuk
dukungan ini.
Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
Peserta
melaporkan
kepada staf
nefrologi untuk
perawatan akhir
hidup yang luas
saat ini tidak perlu
diintegritaskan
secara sistematis
kedalam
perawatan ginjal
mereka, seperti
manajemen rasa
sakit dan gejala,
perencanaan
perawatan
lanjutan,dan
dukungan
psikologi dan
spiritual.Sebanyak
61% pasien
menyesali
keputusan mereka
untuk memulai
dialysis. Libih
banyak pasien
yang ingin
meninggal
dirumah (36,1%)
atau di rumah
sakit rawat inap
(28,8%)
dibandingkan
dengan dirumah
sakit (27,4%).
KUrang dari 10%
pasien
melaporkan telah
meakukan diskusi
tentang masalaah
perawatan akhir-
hidup dengan
nephrologist
mereka dalam 12
bulan terakhir .
Kesimpulannya,
praktik klinis
akhir-hidup saat
ini tidak
memenuhi
kebutuhan pasien
dengan CKD
lanjut.
BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

Anggota kelompok pada bab ini, akan menguraikan hasil literature dan pembahasan

tentang pasien penderita gagal ginjal kronik . anggota kelompok menggunakan metode

Literature review dilakukan berdasar strategi pencarian online jurnal nasional dan jurnal

internasional yang dipilih dari Google Scholar .

3.1 Hasil dan Analisis

Tugas Literature Review pada pasien penderita gagal ginjal kronik dimulai

pengumpulan data pada Database elektronik dari Google Scholar. Istilah pencarian

termasuk “Pasien penderita Gagal ginjal kronik” dan “Gagal ginjal kronik di IGD”.

Peneliti menemukan 10 jurnal Goggle Scholar. Kriteria jurnal adalah: publikasi dari

tahun 2010 hingga tahun 2020, full paper, artikel berbahasa Indonesia dan Inggris,

dengan kata “Pasien penderita Gagal ginjal kronik” dan “Gagal ginjal kronik di IGD”

serta screening berikutnya, peneliti membaca kriteria inklusi abstrak yang diterapkan

dari tinjauan sistematis memiliki hasil pengukuran yang sama, yaitu memilki

pengaruh dan hubungan yang signifikan .

3.1.1 Karakteristik Studi Literatur

Sepuluh jurnal dari studi kuantitatif yang ditinjau dalam penulisan ini untuk

mengidentifikasi Pasien penderita gagal ginjal kronik Pada Lansia . Jurnal yang

dipilih dalam ulasan ini adalah 1 jurnal Internasional dan 9 jurnal Nasional .
3.2 Sintesis Hasil Literature

Berdasarkan 10 jurnal yaitu jurnal Internasional maupun jurnal nasional dari

Database elektronik yaitu Google Scholar, didapatkan 3 sintesis hasil literature pada

pasien penderita gagal ginjal kronik yaitu psikologis pada pasien gagal ginjal kronik

(GGK), Asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK), dan Kadar hemoglobin

pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK) . Paparan sistesis hasil literature sebagai

berikut :

3.2.1 Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik

Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik berdasarkan jenis

kelamin paling banyak diderita pada laki laki, hal ini dibuktikan dari hasil

literature Alfiyanti, Setyawan, & Kusuma (2014) dan Kamil, Agustina, &

Wahid (2018), bahwa Responden kebanyakan adalah berjenis kelamin laki-

laki dengan jumlah 107 responden (58,5%), sedangkan perempuan sebanyak

76 responden (41,5%). Hal ini disebabkan karena kebiasaan laki-laki yang

dapat memengaruhi kesehatan seperti mengonsumsi kopi, minuman berenergi,

rokok, serta alkohol menjadi pemicu terjadinya penyakit sistemik dan

menyebabkan penurunan fungsi ginjal, diperkuat oleh hasil penelitian dari

Hanum, Nurchayati, & Hasneli (2015) jenis kelamin laki laki lebih banyak

dari perempuan menderita gagal ginjal dengan persentase (60,0%).

Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik berdasarkan

umur, bahwa paling banyak diderita diatas umur 40 tahun dan maksimal umur

65 tahun, dibuktikan penelitian dari Handayani, Mu’minun, & Alamsyah

(2020), hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

mengalami keparahan gagal ginjal kronik lebih banyak terjadi pada kelompok

umur 46-60 tahun yaitu sebanyak 14 orang (45,2%) disusul hasil penelitian
dari Alvionita, Ayu, & Masruhim (2016) bahwa berdasarkan hasil penelitian

persentase pasien yang lebih banyak menderita penyakit ginjal kronik yaitu

pada pasien yang berusia 46 sampai 65 tahun dengan persentase 73.33%. Usia

maksimal 65 tahun dibuktikan juga hasil penelitian dari Kamil, Agustina, &

Wahid (2018) Penelitian ini menunjukkan responden terbanyak pada

kelompok usia 51-65 tahun dengan jumlah 77 responden (42,1%).

Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik berdasarkan

pendidikan paling banyak pada responden lulus SMA,dibuktikan hasil

penelitian dari Handayani, Mu’minun, & Alamsyah (2020) bahwa dari 31

responden yang mengalami keparahan gagal ginjal kronik pada tingkat

pendidikan SMA sebanyak 17 orang (54,8%), disusul hasil penelitian dari

Alfiyanti, Setyawan, & Kusuma (2014) distribusi frekuensi responden

berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok intervensi maupun kelompok

kontrol sebagian besar berada pada tingkat pendidikan SMA, yaitu secara

berurutan adalah sebesar 11 responden (61,1%) dan 9 responden (50%) .

Penderita gagal ginjal kronik paling banyak diderita pada responden lulus

SMA hal ini dibuktikan juga dari hasil penelitian Kamil, Agustina, & Wahid

(2018) menampilkan data pendidikan responden terbanyak yakni SMA

dengan jumlah 77 responden (42,1%).

Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik berdasarkan

lama menjalankan Hemodialisa yaitu selama >12 bulan, dibuktikan hasil

penelitian dari Kamil, Agustina, & Wahid (2018) lama pasien menjalani

hemodialisa paling banyak pada >12 bulan dengan persentase 65,2%,

diperkuat hasil penelitian dari Hanum, Nurchayati, & Hasneli (2015) bahwa

waktu lamanya menjalani hemodialisis 12-60 bulan yaitu 20 orang (66,7%).


3.2.2 Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani

hemodialisa.

Hasil penelitian Nurani & Mariyanti (2013) menyatakan bahwa

Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisa tampak pada gambaran psikologisnya, subjek menyatakan bahwa

penyakit yang mereka alami sebagai peristiwa tragis/tragic event dalam hidup

mereka. Beban penderitaan dan peristiwa tragis yang dialami ketiga subjek

membawa mereka pada perasaan meaningless dengan merasa adanya perasaan

tidak berdaya, pesimis, merasa tidak percaya diri dan merasa tidak berarti.

Menderita gagal ginjal berdampak pada psikologis juga di ungkapkan oleh

hasil penelitian dari Firman, Mugianti, Sunarno, & Winarni (2016). sebagian

besar penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah sakit

Mardi Waluyo kota Blitar mengalami penurunan psikologis, 56% (19 orang)

penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis merasakan kondisi

psikologis yang memburuk.

Kondisi psikologis yang memburuk pada pasien gagal ginjal kronik,

seperti perasaan cemas bahkan depresi. Perasaan cemas pada penderita gagal

ginjal kronik bisa diatasi dengan beberapa intervensi, seperti hasil penelitian

dari Yolanda (2017) memberikan intervensi Progressive Muscle Relaxation

(PMR) menunjukkan kecemasan pasien PGK sebelum dilakukan terapi PMR

didapatkan sebesar 50,10 dengan standar deviasi 3,957 di RS Tk. III

dr.Reksodiwiryo Padang sedangkan kecemasan pasien PGK sesudah

dilakukan terapi PMR didapatkan rerata sebesar 45,00 dengan standar deviasi

3,091 di RS Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang sehingga Terdapat pengaruh

antara kecemasan pasien PGK sebelum dan setelah dilakukan terapi PMR,
yang berarti terapi PMR efektif untuk menurunkan kecemasan pada pasien

Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa. Depresi juga dialami oleh

penderita Ggal ginjal kronik selain perasaan cemas, sebagian besar responden

mengalami depresi ringan sebesar 13 responden (72,7%) . Hasil penelitian dari

Kusuma, Alfiyanti, & Setyawan (2014) memberikan intervensi terhadap

depresi pada penderita gagal ginjal kronik, intervensi yang diberikan yaitu

Relaksasi Otot Progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR)). Sintesis hasil

literature menunjukkan Ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat

depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis dengan p-value 0,000

(< 0,05). (5) Ada perbedaan penurunan tingkat depresi pada responden antara

kelompok yang diberikan PMR dengan kelompok yang tidak diberikan PMR

dengan p-value 0,000 (< 0,05), dimana pada kelompok yang diberikan PMR,

penurunan tingkat depresi lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang

tidak diberikan PMR [CITATION Alf04 \l 1033 ].

Psikologis yang memburuk membutuhkan peningkatan kualitas hidup

pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil literature

Hutagaol (2017) memberikan intervensi Psychological intervention,

merupakan salah satu intervensi melalui pendekatan psikologis/kejiwaan

seperti pemberian relaksasi spiritual dzikir dan meditasi yang berfungsi untuk

meningkatkan motivasi dan kualitas hidup seseorang yang mengalami

penyakit gagal ginjal kronik, Berdasarkan hasil perhitungan wicoxon signed

rank test, dengan p= 0,002 (p < 0,05) sehingga keputusan hipotesis maka H0

ditolak, bahwa ada peningkatan kualitas hidup yang signifikan antara

psychological intervention dengan terapi relaksasi spiritual dzikir terhadap


kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi

hemodialisa.

3.2.2 Asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK)

Pada klien gagal ginjal kronik harus melakukan pembatasan asupan

cairan, apabila tidak melakukan pembatasan asupan cairan maka cairan akan

menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema disekitar tubuh

seperti tangan, kaki dan muka. berdasarkan ketidakpatuhan pembatasan

asupan cairan Hasil literature Handayani, Mu’minun, & Alamsyah (2020)

menunjukkan bahwa dari 31 responden yang tidak patuh sebanyak 17 orang

(54,8%) dan mengalami keparahan gagal ginjal kronik terdapat (71,0%). hasil

analisis dengan menggunakan uji chi square dengan uji alternatife Fisher

Exact diperoleh nilai ρ (0,004) <α (0,05). Hal ini berarti ada Hubungan antara

Ketidak patuhan Pembatasan Asupan Cairan dengan Tingkat Keparahan Gagal

Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa dan Ruang Melati RS Tk.II Pelamonia

Makassar. Jika ρ<α menandakan bahwa hipotesis penelitian di terima

(Handayani, Mu’minun, & Alamsyah, 2020).

Pembatasan asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa harus diketahui oleh semua penderitanya, maka perlu

diperlukan intervensi pemberian Pendidikan Kesehatan, seperti hasil literature

Hanum, Nurchayati, & Hasneli (2015) menunjukkan berdasarkan hasil uji t

dependent diperoleh p value (0,000) < (0,05), dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan tentang pembatasan

asupan cairan dan IDWG pada pasien hemodialisis yang bermakna sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan secara individual pada kelompok

eksperimen. Kelompok kontrol tanpa diberikan pendidikan kesehatan


pengetahuan responden meningkat, namun berdasarkan uji t dependent

diperoleh nilai p value (0,433) > (0,05), dengan demiikian disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan pengetahuan tentang pembatasan asupan cairan dan

IDWG (Interdialytic Weight Gain) pada pasien hemodialisis yang bbermakna

antara sebelum dan sesudah tanpa diberikan pendidikan kesehatan pada

kelompok kontrol, sedangkan perbedaan post test pengetahuan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan hasil uji statistik t

independent adalah p value (0,001) < (0,05), sehingga H0 di tolak, dapat

disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan secara individual tentang

pembatasan asupan cairan dan IDWG berpengaruh terhadap peningkatan

pengetahuan pasien hemodialisis tentang pembatasan asupan cairan.

3.2.3 Kadar hemoglobin pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK)

Hasil literature dari Alkhusari & Saputra (2019) menunjukkan

responden penderita gagal ginjal kronik memiliki kadar hemoglobin tidak

normal lebih banyak yaitu berjumlah 39 orang (81,3%) dari 48 responden.

Kadar hemoglobin yang tidak normal memilki hubungan dengan kualitas

hidup penderita gagal ginjal kronik, hasil uji Chi-Square didapatkan p value =

0,000 (p<α), hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin terhadap kualitas

hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa [ CITATION

Alk19 \l 1033 ] .

Masalah kadar hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa dapat dilakukan intervensi, seperti pada hasil literature

Alvionita, Ayu, & Masruhim (2016) pemberian asam folat pada pasien

penyakit ginjal kronik dapat meningkatkan kadar hemoglobin pasien (p value


0,001) yang artinya terdapat pengaruh setelah dilakukan terapi pemberian

asam folat kepada pasien gagal ginjal kronik dengan presentase sebanyak

80% .
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Berdasarkan sintesis hasil literature pasien penderita gagal ginjal kronik, dapat

dibahas sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik

Berdasarkan sintesis hasil literature Karakteristik responden penderita gagal

ginjal kronik berdasarkan jenis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan

perempuan. Kemudian karakteristik berdasarkan umur banyak diderita oleh umur 40

tahun dan maksimal umur 65 tahun. Karakteristik berdasarkan pendidikan, gagal

ginjal kronik banyak diderita dengan jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah

Atas ). Gagal ginjal kronik juga menjalani hemodialisa, sehingga karakteristik

berdasarkan lama menjalani hemodialisa paling banyak selama > 12 bulan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

berada pada jenis kelamin laki-laki, Laki-laki secara dominan sering mengalami

penyakit sistemik diantaranya seperti hipertensi, polikistik ginjal, diabetes melitus,

dan lupus, serta secara herediter yang diturunkan dalam riwayat keluarga (Lamusa,

2015). Penderita gagal ginjal kronik paling banyak di alami pada usia dewasa hingga

lansia, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sari (2014) bahwa

rata-rata umur responden yang menjalani hemodialisis adalah 48,46 tahun. Semakin

bertambanya usia, fungsi ginjal juga semakin menurun, dimana setelah umur 40 tahun

akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara progresif. Pada karakteristik

pendidikan, penderita gagal ginjal paling banyak diderita oleh jenjang pendidikan

SMA, pendidikan berpengaruh dalam proses belajar, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin mudah informasi tersebut dapat diterima dan
semakin banyak informasi yang dimana tingkat pendidikan mempunyai hubungan

dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

(Ullya, 2016). Pasien penderita gagal ginjal kronik juga melakukan hemodialisa, lama

pasien meanjalani hemodialisa selama > 12 bulan, penyakit sebelumnya dapat

memengaruhi lama gagal ginjal kronik dan dapat berakibat pada masalah kesehatan

baru yang berlanjut yaitu fungsi tubuh akan mengalami penurunan sehingga

mengganggu dalam kehidupan sehari-hari (Paputungan, dkk, 2015). Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ikbal Dwi Cipta (2016) menunjukkan responden

secara keseluruhan telah menjalani hemodialisis lebih dari 12 bulan.

Penyakit gagal ginjal kronik disebakan oleh beberapa factor, seperti factor

jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Laki laki lebih dominan menderita gagal

ginjal dari pada perempuan, dengan rentang usia dewasa hingga lansia. Seseorang

terkena penyakit juga karena kurangnya pngetahuan, maka tingkat pendidikan juga

menjadi factor seseorang terkena gagal ginjal kronik. Penderita gagal ginjal juga

menjalani hemodialisa untuk mempertahankan hidupnya, dan lama hemodialisa

selama 12 bulan.

4.1.2 Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa

Berdasarkan sintesis hasil literature Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal

Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa, menunjukkan Gambaran Makna Hidup

yang buruk. Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa merasa adanya

perasaan tidak berdaya, pesimis, merasa tidak percaya diri dan merasa tidak berarti.

hasil literature Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik juga

menunjukkan rasa cemas dan depresi.


Terdapat intervensi untuk mengatasi kondisi psikologis yang menurun pada

pasien gagal ginjal kronik, yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan

Relaksasi Otot Progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR)).

Menurut Nurchayati (2010) menyebutkan bahwa kualitas hidup seseorang

tidak dapat didefenisikan dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat

mendefenisikannya, karena kualitas hidup merupakan suatu yang bersifat subyektif.

WHOQoL menyatakan kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisinya

dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut

hidup, dan hubungan terhadap tujuan, harapan, standar dan keinginan

(Mardyaningsih, 2014)

Seseorang akan terganggu kualitas hidupnya yaitu pada psikologis yang

menurun karena masalah kesehatan yang ia derita, sehingga membutuhkan intervensi

yaitu Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Relaksasi Otot Progresif (Progresive

Muscle Relaxation (PMR)). Psychological intervention merupakan salah satu

intervensi melalui pendekatan psikologis/kejiwaan seperti pemberian relaksasi

spiritual dzikir dan meditasi yang berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan kualitas

hidup seseorang yang mengalami penyakit-penyakit terminal seperti gagal ginjal

kronik, kanker, penyakit infeksi kronik, penyakit jantung terminal, AIDS, akibat

kecelakaan fatal, dan stroke multiple sclerosis ( Hutagaol, Mei 2017). Psychological

intervention melalui Terapi psikologis Relaksasi Spiritual Dzikir, Relaksasi

spiritual dzikir adalah salah satu ritual yang biasa dilakukan oleh umat Islam yang

dapat menimbulkan respon relaksasi dan memberikan efek terhadap kesehatan jangka

panjang dan perasaan bahagia. Terapi dzikir juga merupakan bagian dari meditasi

transcendental yang dapat menghambat efek stres dengan menurunkan kadar kortisol

(Yanti, 2012). Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Subandi dkk
(2013) tentang pengaruh terapi psikoreligius dengan relaksasi doa dan dzikir terhadap

penurunan tingkat ansietas pada lansia diketahui bahwa penerapan terapi psikoreligius

dengan relaksasi doa dan dzikir dapat menurunkan tingkat ansietas secara signifikan,

yang dimana dari 32 responden terjadi penurunan tingkat ansietas sebesar 67% yang

mempengaruhi pengkatan kualitas hidup pasien (Jauhari, 2014).

Depresi menjadi salah satu masalah psikologis pada pasien GGK yang

menjalani hemodialisis. Depresi merupakan penyakit yang melibatkan tubuh, suasana

hati, dan pikiran (Shanty, 2011, hlm. 39). Depresi menjadi masalah psikososial yang

sering muncul pada pasien yang menjalani hemodialisis. Menurut Shanty (2011,

hlm.40) gejala depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis adalah perasaan

tak berdaya, putus asa, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-. hari, perubahan

tidur, kehilangan energi, mudah marah dan gelisah. Depresi dapat di kurangi dengan

melakukan teknik relaksasi. Relaksasi digunakan untuk menenangkan pikiran dan

melepaskan ketegangan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi

depresi yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi otot progesif atau Progresive

Muscle Relaxation (PMR) (Setyoadi & Kushariyadi, 2011, hlm. 108) Progresive

Muscle Relaxation (PMR) merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara

pasien menegangkan dan melemaskan otot secara berurutan dan memfokuskan

perhatian pada perbedaan perasaan yang dialami antara saat otot rileks dan saat otot

tersebut tegang (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011, hlm.314). Ahli fisiologis dan

psikologis Emund Jacobson (1930, dalam Sustrani, Alam & Hadibroto, 2004, hlm.82)

menjelaskan bahwa relaksasi otot progresif adalah cara yang efektif untuk

mengurangi tekanan akibat masalah psikologis, dimana kita bisa belajar bagaimana

mengistirahatkan otot-otot melalui suatu cara yang tepat. Sejalan dengan penelitian
Oktavianis (2010) yang menjelaskan bahwa PMR efektif untuk menurunkan tingkat

stres pada responden.

Penderita gagal ginjal kronik akan beradaptasi dengan keadaan yang harus

menjalani hemodialisa bahkan diet diet yang akan dijalani, hal tersebut

mempengaruhi kualitas hidupnya terutama pada kondisi psikologis yang menurun.

Psikologis tersebut seperti kecemasan dan depresi, maka perlu dilakukan intervensi

yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Relaksasi Otot Progresif

(Progresive Muscle Relaxation (PMR)).

4.1.3 Asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK)

Berdasarkan sintesis hasil literature asupan cairan pada pasien gagal ginjal

kronik (GGK), menunjukkan pasien tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan, hal

ini disebebkan kurangnya pengetahuan pasien sehingga dibutuhkan pendidikan

kesehatan tentang pembatasan asupa cairan

Pada klien gagal ginjal kronik apabila tidak melakukan pembatasan asupan

cairan maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema

disekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di

rongga perut diebut acites. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan

memperberat kerja jantung. Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru-paru

sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas, pembatasan asupan cairan

seringkali sulit dilakukan, terutama jika mereka mengkonsumsi obat-obatan yang

membuat membrane mukosa kering seperti diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus

dan klien berusaha untuk minum.Hal ini dalam kondisi normal manusia tidak dapat

bertahan lebih lama tanpa asupan cairan dibandingkan dengan makanan (Potter Perry,

2010) Pendidikan kesehatan tentang Pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit

gagal ginjal kronik sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya edema dan
komplikasi kardiovaskular. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang

direncanakan untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain, baik individu,

kelompok atau masyarakat agar melaksanakan perilaku hidup sehat (Nursalam &

Efendi, 2008).

Ketidakpatuhan dalam membatasi asupan cairan dapat mengakibatkan IDWG

yang berlebihan hal ini dapat dicegah dengan pengaturan masukan cairan yang baik

sehingga dapat mencegah IDWG yang berlebihan (Denhaerynck, et al dalam Hidayati

2012; Istanti, 2013). Teori tersebut menunjukkan bahwa rata-rata masukan cairan

responden melebihi masukan cairan yang telah direkomendasikan. Tetapi ada

sebagian responden yang tidak bisa menahan rasa hausnya sehingga responden

mengalami kelebihan cairan. Penelitian lain yang dilakukan Desitasari (2013) juga

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan diet pasien GGK

yang menjalani hemodialialisis menunjukkan ada hubungan yang signifkan dimana

seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan mudah mengaplikasikan

pengetahuannya menjadi perilaku yang positif dan dapat mengontrol dirinya dalam

mengatasi masalah yang dihadapinya.

Seseorang penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisa harus membetasi

asupan cairan, maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan guna meningkatkan

pengetahuan pasien untuk kepatuhan pembatasan asupan cairan .

4.1.4 Kadar hemoglobin pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK)

Berdasarkan sintesis hasil literature kadar hemoglobin pada pasien Gagal

ginjal kronik (GGK) menunjukkan kadar hemoglobin yang tidak normal. kadar
hemoglobin tidak nomal pada gagal ginjal kronik dilakukan intervensikonsumsi

penggunaan asam folat.

Adanya diet nutrisi yang tidak adekuat pada pasien gagal ginjal kronik dapat

berpengaruh terhadap terjadinya anemia. Anemia dimulai saat fungsi ginjal

mengalami penurunan 70 mL/menit pada pria dan 50 mL/menit pada wanita. Data

epidemiologi menunjukkan sebanyak dua pertiga pasien PGK tahap awal mengalami

anemia dengan kadar Hb kurang dari 11 gr/dL (Nurchayati, 2011). Anemia

merupakan temuan yang hampir selalu ditemukan pada pasien penyakit ginjal lanjut,

dan hematokrit 18% hingga 20% lazim terjadi. Penyebab anemia adalah

multifaktorial, termasuk defisiensi produksi eritropoetin, faktor dalam sirkulasi yang

tampaknya menghambat eritropoetin, defisiensi asam folat dan besi dan kehilangan

darah dari hemodialisa atau sampel uji laboratorium (Price, 2014).

Pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis biasanya akan diberikan

terapi asam folat. Asam folat berperan dalam pemulihan dan pemeliharaan

hematopoiesis normal Deglin, H.J., dan Vallerand, A.H. (2005) . Asam folat memiliki

peranan asam dalam proses sintesis nukleo protein dimana hal ini merupakan kunci

pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam susunan tulang.

Kerja asam folat biasanya banyak berhubungan dengan kerja dari vitamin B12. Folat

diperlukan dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh yang melibatkan pemindahan

satu unit karbon dalam interkonversi asam amino misalnya konversi homosistein

menjadi metionin dan serin menjadi glisin atau pada sintesis prekusor DNA purin

(Besuni, A., Jafari, N., dan Indriasari, R. 2013) .

Pasien gagal ginjal kronik akan mengalami ketidak normalan kadar

hemoglobin karena multifaktorial, termasuk defisiensi produksi eritropoetin, faktor

dalam sirkulasi yang tampaknya menghambat eritropoetin, defisiensi asam folat dan
zat besi dan kehilangan darah dari hemodialisa, maka dilakuakn sebuah intervensi

penggunaan asam folat pada pasien GGK untuk produksi butir-butir darah merah

normal dalam susunan tulang.


BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dibahas di atas, dapat disimpulan

bahwa :

1. Berdasarkan sintesis hasil literature Karakteristik responden penderita gagal ginjal

kronik berdasarkan jenis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan perempuan

2. karakteristik responden penderita gagal ginjal kronik berdasarkan umur banyak

diderita oleh umur 40 tahun dan maksimal umur 65 tahun.

3. Karakteristik berdasarkan pendidikan, gagal ginjal kronik banyak diderita dengan

jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas ).

4. Gagal ginjal kronik karakteristik berdasarkan lama menjalani hemodialisa paling

banyak selama > 12 bulan.

5. Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani

hemodialisa, menunjukkan Gambaran Makna Hidup yang buruk, seperti rasa

cemas dan depresi

6. Terdapat intervensi untuk mengatasi kondisi psikologis yang menurun pada pasien

gagal ginjal kronik, yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan

Relaksasi Otot Progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR)).

7. asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK), menunjukkan pasien tidak

patuh dalam pembatasan asupan cairan, dilakukan intervensi pendidikan

kesehatan tentang pembatasan asupa cairan

8. kadar hemoglobin pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK) menunjukkan kadar

hemoglobin yang tidak normal. kadar hemoglobin tidak nomal pada gagal ginjal

kronik dilakukan intervensikonsumsi penggunaan asam folat.


5.2 SARAN

Berdasarkan hasil literature review yang di lakukan, di harapkan menjadi

masukan pihak yang terkait seperti :

1. Teoritis

Tugas ini diharapkan mampu memberi wawasan/informasi yang menyangkut

tentang pasien gagal ginjal kronik .

2. Bagi Profesi Keperawatan

Tugas ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi profesi keperawatan

dalam mengambangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan pada

pasien penderita gagal ginjal kronik


DAFTAR PUSTAKA

Firman, R., Mugianti, S., Sunarno, I., & Winarni, S. (2016). Kualitas Hidup Pasien Gagal

Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor

2.

Hutagaol, E. V. (Mei 2017). Peningkatan kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik

yang menjalani terapi hemodialisa melalui psychological intervention di unit

hemodialisa rs royal prima medan tahun 2016. Jurnal jumantik, Volume 2 nomor 1.

Kusuma, M., Alfiyanti, N., & Setyawan, D. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisis Di Unit Hemodialisa Rs Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), 4.

Nurani, V., & Mariyanti, S. (2013). Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik

Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Psikologi , Volume 11 Nomor 1.

Alfiyanti, N., Setyawan, D., & Kusuma, M. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisis Di Unit Hemodialisa Rs Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).

Alkhusari, & Saputra, M. (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin Dan Tekanan Darah

Terhadap Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.

Volume 10, Nomor 1.

Alvionita, Ayu, W., & Masruhim, M. (2016). Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap

Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di

Rsud Abdul Wahab Sjahranie. J. Trop. Pharm. Chem., Vol 3, No. 3.


Handayani, T., Mu’minun, N., & Alamsyah. (2020). Hubungan Ketidakpatuhan Pembatasan

Asupan Cairan Dengan Tingkat Keparahan Gagal Ginjal Kronik . Healthy Papua,

Vol. 3, No. 1.

Handayani, T., Mu’minun, N., & Alamsyah. (2020). Hubungan ketidakpatuhan pembatasan

asupan cairan dengan tingkat keparahan gagal ginjal kronik. Healthy Papua, Vol. 3

No. 1 : 94-99.

Hanum, R., Nurchayati, S., & Hasneli, Y. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan secara

individual tentang pembatasan asupan cairan terhadap pengetahuan tentang

pembatasan cairan dan idwg (interdialytic weight gain) pada pasien hemodialisis.

Jom, Vol. 2 No. 2.

Kamil, I., Agustina, R., & Wahid, A. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Gagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Ulin Banjarmasin. Dinamika

Kesehatan, Vol 9 No. 2.

Yolanda, Y. (April 2017). Pengaruh terapi progressive muscle relaxation (pmr)terhadap

penurunankecemasan pada pasien penyakit ginjal kronis (pgk) akibat lamanya

menjalani terapi hemodialisa di rst dr. Reksodiwiryo padang tahun 2016. Menara

Ilmu, Vol. XI Jilid 1 No.75 .

Lamusa, W. 2015. Hubungan Tindakan Hemodialisa Dengan Tingkat Kecemasan Klien

Gagal Ginjal Di Ruangan Dahlia RSUP Prof Dr. R. Kandou Manado. Manado:

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Ullya, F. 2016. Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa.

Riau: Fakultas Keperawatan Riau


Paputungan, R., Yusuf, K.Z. & Salamanja, V. 2015. Hubungan Lama Menjalani

Hemodialisa Dengan Stress Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo. E-journal Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo.

Cipta, I.D. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Pasien Gagal

Ginjal Kronis Di Unit Hemodialisa RS PKU Muhammadiyah Unit II Gamping

Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Mardyaningsih, Putri, Dewi, 2014. Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

yang Menjalani Terapi Kemodialisis Di RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri, http://www.kualitashiduppasienggk/hemodialisa

rsuddr.soedirman, Diakses Tanggal 20 April 2016.).

Yanti, Nova, 2012. Perbandingan Efektivitas Terapi Dzikir Dengan Relaksasi Benson

Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Sumatera

Barat, Kota Padang

http://www.perbandinganefektivitasdzikir,relaksasibenson,kgddm, Diakses tanggal 12

April 2016.

Jauhari, Januardi, 2014. Pengaruh Terapi Psikoreligius: Doa dan Dzikir Terhadap

Penurunan Tingkat Depresi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota Semarang 2014,

http://www.pengaruh terapipsikoreligius+ggk+hemodialisa, Diakses Tanggal 15 Juni

2016.

Shanty, M. (2011). “Silent Killer Diseases” (Penyakit yang Diam-Diam Mematikan).

Jogjakarta: Javalitera
Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien

Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika

Kozier, Erb, Berman & Snyder, (2011). Buku Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

dan Praktik Volume 1. Jakarta: EGC

Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta: Gramedia

Oktavianis, D. (2010). Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Untuk Menururnkan Tingkat

Stres Pada Pengasuh Lanjut Usia Di Panti Werdha.

alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/4646836682_abs.pd, diperoleh tanggal 30 Oktober

2013

Potter & Perry. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Nursalam, & Effendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Istanti, Y. P. (2013). Hubungan antara masukan cairan dengan interdialytic weight gains

(IDWG) pada pasien chronic kidney disease di Unit hemodialisis RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.Jurnal Profesi volume 10. Diperoleh tanggal 6 April

2014 dari http://download.portal.garuda.org/

Desitasari. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga terhadap

kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Jurnal

OnlineMahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. Diperoleh tanggal 10 september

2014 dari http://jom.unri.ac.id

Deglin, H.J., dan Vallerand, A.H. 2005. Pedoman Obat untuk Perawat. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Besuni, A., Jafari, N., dan Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Pembentuk Sel

Darah Merah dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa.

Universitas Hasanuddin. Makasar.


Harrison, 2013. Nefrologi dan Gangguan Asam-Basa (Harrison’s Nephrology and Acid-

Base Disorders), Jakarta, EGC.

Papadakis, A. M., & J. Mcphee, S. (2016). Current Medical Diagnosis and Treatment.

USA: Lange Migran Hill Education.

Dharma, PS. 2014. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan. Yogyakarta:CV Solusi

Distribusi.

Sitifa A dkk,2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani

Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(1)

S Suparti. 2016. Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan,Frekuensi Dan Lama Hemodialisisdi Rsud Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol 14

No 2, Agustus 2016 | Halaman 50

F. Mailani & R.F Andriani, 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet

Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Stikes Ypak Padang.

Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (416-423)

Maunaturrohmah, A., & Martini, S. (2015). Analisis FAktor yang Berhubungan terhadap

Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD

Jombang. Jurnal Ilmiah Kesehatan STRADA , 4 No. 1 ISSN : 2252 - 3847.

Hill, N. R., Fatoba, S. T., Oke, J. L., Hirst, J. A., O'Callaghan, C. A., Lasserson, D. S., &

Hobbs, F. R.. 2016. Global prevalence of chronic kidney disease-a systematic review

and meta-analysis. PLoS One. 11(7): e0158765.

Anda mungkin juga menyukai