Pembimbing
Disusun Oleh :
3. INDRIANA NOFITA
BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
tugas kelompok membuat Literature Review Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.
Tujuan membuat makalah ini guna melengkapi salah satu tugas Praktek
Literature Review Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Oleh Pembimbing Ns. Anita
Keperawatanpada ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu
saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca semua.
Kelompok 3
BAB 1
PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ yang mempunyai fungsi sangat vital
bagi tubuh manusia, organ yang berbentuk mirip kacang ini berfungsi
cairan dan zat kimia dalam tubuh. Gagal ginjal kronik merupakan penyakit
fungsi ginjal secara bertahap dan dalam waktu yang lama. Pasien bisa
glomerulus selama lebih dari 3 bulan. Gagal ginjal kronik juga merupakan
komplikasi dari beberapa penyakit baik dari ginjal itu sendiri maupun dari
ginjal kronis (PGK). Hasil studi systematic review dan meta analisys yang
muda. Hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak sehat seperti banyaknya
mengkonsumsi makanan cepat saji, kesibukan yang membuat stres, duduk
hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan hiperfiltrasi.
yang masih tersisa. Pada stadium dini PGK, terjadi kehilangan daya
cadang ginjal, pada keadaan dimana basal laju filtrasi glomerulus (LFG)
masih normal atau malah meningkat. Secara perlahan tapi pasti akan
dan cairan, elektrolit serta asam basa, sehingga diperlukan dialisis atau
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran
semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal
buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Pasien gagal
ginjal menjalani proses hemodialisa 1-3 kali seminggu dan setiap kalinya
memerlukan waktu 2-5 jam, kegiatan ini akan berlangsung terus 3-4 jam
ginjal kronis (F. Mailani & R.F Andriani, 2017). Pasien gagal ginjal
bertahan dalam beberapa hari atau minggu. Oleh karena itu, hidup pasien
dan kesabaran yang harus ditanggung oleh penderita gagal ginjal dan
usia, hal ini tentu saja akan berpengaruh pada kualitas hidup penderita
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan pada penugasan gawat darurat ini adalah data
sumber data yang didapatkan secara tidak langsung, suatu data yang
orang lain atau dalam bentuk dokumen, sehingga diperoleh bukan dari
pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel
Kriteria pertanyaan untuk penelitian ini disusun berdasarkan PICO (Population, Intervention, Comporsion, Outcome).
NoPencarian artikel
Judulpada database Google
P (population)
Scholar. I (intervention) C (comparison) O (outcomes) Time
1 Kualitas hidup pasien gagal Populasinya adalah - - 1. Kualitas hidup penderita
Pencarian
ginjal menghasilkan
yang jurnal seluruh
menjalani yang terdiri dari gagal
penderita … jurnal. Struktur PICO adalah : gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis ( (the quality life ginjal yang tercatat di Hemodialisis dalam kategori
of renal failure patient register kunjungan buruk sebesar 55,9% (19
undergo hemodialysis) (Rizky pasien di ruang penderita) dan 44,1% (15
firman, sri mugianti, imam hemodialisis rsd mardi penderita) Memiliki kualitas
sunarno, sri winarni, 2016) waluyo kota blitar pada hidup baik
bulan Oktober-desember 2. Kualitas hidup buruk
2014 sebanyak 84 orang Penderita gagal ginjal yang
menjalani hemodialysis
Berdasarkan domain
lingkungan sebanyak 63% (21
Penderita), psikologi sebanyak
56% (19 penderita), Kesehatan
fisik sebanyak 53% (18
penderita), dan Dukungan
sosial sebanyak 44% (15
penderita).
2. Hubungan ketidakpatuhan Populasi dalam - - 1. 31 responden yang
pembatasan asupan cairan penelitian ini adalah mengalami
dengan tingkat keparahan semua pasien yang keparahangagalginjal
gagal ginjal kronik, menderita gagal ginjal kroniklebih banyak terjadi pada
(Tut Handayani, Nona kronik di ruangan perempuan yaitu sebanyak 17
Mu’minun, Alamsyah, 2020) hemodialisa dan ruang orang (54,8%) dan terendah
melati rs tk.ii pelamonia terjadi pada laki-laki yaitu
makassar sebanyak 103 sebanyak 14 orang (45,2%).
orang. 2. 31 responden yang
mengalami keparahangagal
ginjal kroniklebih banyak
terjadi pada kelompok umur
46-60 tahun yaitu sebanyak 14
orang (45,2%) dan terendah
pada kelompok umur 61-75
tahunsebanyak4 orang (12,9%).
3. 31 responden yang
mengalami keparahan gagal
ginjal kronik pada tingkat
pendidikan sma sebanyak 17
orang (54,8%), dan terendah
pada tingkat pendidikan smp 2
orang (6,5%).
4. Ketidakpatuhan pembatasan
asupan cairan dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa
dari 31 responden yang tidak
patuhsebanyak 17 orang
(54,8%) dan yang patuh
sebanyak 14 orang (45,2%).
5. 31 responden yang
mengalami keparahan gagal
ginjal kronik terdapat 22orang
(71,0%) danyang tidak parah
sebanyak 9 orang (29,0%).
6. Hasil analisis dengan
menggunakan uji chi square
dengan uji alternatife fisher
exact diperoleh nilai ρ (0,004)
<α (0,05). Hal ini berarti ada
hubungan antara ketidak
patuhan pembatasan asupan
cairan dengan tingkat
keparahan gagal ginjal kronik
di ruang hemodialisa dan ruang
melati rs tk.ii pelamonia
makassar. Jika ρ<α
menandakan bahwa hipotesis
penelitian di terima.
3. Hubungan kadar hemoglobin Populasi dalam - - 1. Penelitian ini didapatkan
dan tekanan darah terhadap penelitian ini adalah bahwa Sebagian besar pasien
Kualitas hidup pasien gagal gagal ginjal kronik yang
seluruh pasien gagal
ginjal kronik Yang menjalani menjalani hemodialisa
ginjal kronik yang
hemodialisis (Alkhusari, memiliki kadar hemoglobin
menjalani Tidak normal berjumlah 39
muhammad andika
hemodialisa Rumah orang (81,3%), tekanan darah
sasmita saputra, 2019 )
Sakit di Palembang tidak normal berjumlah 34
orang (70,8%)
sebanyak 90 orang
2. Kualitas hidup buruk
berjumlah 39 orang (81,3%)
dari 48 responden.
3. Hasil uji statistik dengan
Menggunakan uji chi square
didapatkan ada hubungan yang
bermakna antara kadar
hemoglobin (p=0,000) dan
tekanan darah (p=0,012)
terhadap kualiatas hidup.
4 Peningkatan kualitas hidup Populasi dalam Psychological 1. Kualitas 1. Kualitas hidup pada
pada penderita gagal ginjal penelitian ini adalah intervention hidup pada penderita gagal ginjal kronik
kronik yang menjalani terapi seluruh pasien gagal penderita sebelum dilakukan
hemodialisa melalui ginjal kronik yang gagal ginjal psychological intervention
psychological intervention di menjalani terapi kronik dengan terapi relaksasi spiritual
unit hemodialisa Rs royal hemodialisa di unit sebelum dzikir dari 12 orang responden
prima medan tahun 2016 hemodialisa rs royal dilakukan tidak mengalami peningkatan
(Emma Veronika Hutagaol, prima medan pada bulan psychological kualitas hidup itu dapat dilihat
2016) maret 2016, jumlah intervention dari responden hanya
penderita gagal ginjal dengan terapi mengalami kualitas hidup
kronik sebanyak 36 relaksasi cukup 42% (5 orang) dan
orang spiritual kualitas hidup kurang 58% (7
dzikir orang).
2. Kualitas 2.kualitas hidup pada penderita
hidup pada gagal ginjal kronik setelah
penderita dilakukan psychological
gagal ginjal intervention dengan terapi
kronik setelah relaksasi spiritual dzikir dari 12
dilakukan orang responden ada yang
psychological mengalami peningkatan
intervention kualitas hidup, itu dapat dilihat
dengan terapi dari kualitas hidup baik 58% (7
relaksasi orang), kualitas hidup cukup
spiritual 33% (4 orang) dan kualitas
dzikir hidup kurang 9% (1 orang).
3. Berdasarkan hasil
perhitungan wilcoxon signed
rank test, maka nilai z=-3,127
dengan (p=0,002) <0,05
sehingga keputusan hipotesis
maka h0 ditolak, yang artinya
ada peningkatan kualitas hidup
antara psychological
intervention dengan terapi
relaksasi spiritual dzikir
terhadap kualitas hidup pada
penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi
hemodialisa.
5 Pengaruh relaksasi otot Pada penelitian ini yaitu Kelompok intervensi 1. Kelompok 1.hasil uji dependen t-test pada -
progresif terhadap tingkat 36 responden dengan 18 akan diberikan intervensi kelompok intervensi didapatkan
depresi pada pasien gagal responden untuk relaksasi otot progresif relaksasi otot p-value 0,000 (<0,05) maka ho
ginjal kronik yang menjalani kelompok intervensi dan sedangkan kelompok progresif ditolak dan ha diterima, artinya
hemodialisis di unit 18 responden lagi untuk kontrol tidak akan 2. Kelompok ada pengaruh yang bermakna
hemodialisa rs telogorejo kelompok kontrol. diberikan relaksasi kontrol tidak antara relaksasi otot progresif
semarang, otot progresif akan terhadap tingkat depresi pada
(Nur Eva Alfiyanti, Dody diberikan pasien ggk yang menjalani
Setyawan, Muslim Argo Bayu relaksasi otot hemodialisis.
Kusuma, 2014) progresif 2.hasil uji mann whitney
didapatkan p-value 0,000
(<0,05) yang berarti bahwa ada
perbedaan yang bermakna
penurunan tingkat depresi
antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol,
dimana penurunan tingkat
depresi pada kelompok
intervensi lebih baik daripada
penurunan tingkat depresi pada
kelompok kontrol. Hasil
tersebut dapat dibuktikan pada
table yang menunjukkan bahwa
mean rank pada kelompok
intervensi 26,31 lebih besar
dibandingkan dengan mean
rank kelompok kontrol yaitu
10,69
6 Pengaruh terapi progressive Populasi dari penelitian Terapi progressif 1. Kecemasan 1. Rerata kecemasan 1. tahap
muscle relaxation ini adalah semua pasien mucle relaxation(pmr). pada pasien pasien sebelum intervensi
(pmr)terhadap pgk yang menjalani pgk sebelum dilakukan terapi pmr dilakukan
penurunankecemasan pada hemodialisa secara rutin pemberian adalah 50,10 dengan pada
pasien penyakit ginjal kronis di unit hemodialisa rst terapi standar deviasi 3,957 di tanggal 25
(pgk) akibat lamanya dr. Reksodiwiryo padang progresif rst dr. Reksodiwiryo april
menjalani terapi hemodialisa pada bulan januari- april muscle padang. sampai
Di rst dr. Reksodiwiryo padang 2016 sebanyak 63 orang relaxation(p 2. Rerata kecemasan dengan 5
tahun 2016 (Yola Yolanda, dengan jumlah sampel mr). pasien sesudah mei
2016) sebanyak 10 orang yang 2. Kecemasan dilakukan terapi pmr 2016.sebel
diambil secara purposive pada pasien adalah 45,00 dengan um
sampling dengan pgk sesudah standar deviasi 3,091. melakukan
memperhatikan kriteria pemberian 3. Uji statistik dengan intervensi
inklusi dan ekslusi terapi paired sampel t-test peneliti
sampel progresif didapatkan nilai p value terlebih
muscle 0,000 (p<0,05) dengan dahulu
relaxation(pm nilai upper 6,625 dan menilai
r). nilai lower 3,575. Hal kecemasan
ini menunjukkan bahwa pasien pgk
terdapat pengaruh dengan
antara kecemasan kuesioner
pasien sebelum dan 2. Intervensi
setelah dilakukan terapi kedua
pmr, yang berarti terapi dilakukan
pmr efektif untuk kamis
menurunkan kecemasan siang
pada pasien penyakit tanggal 28
ginjal kronik (pgk) april 2016
akibat lamanya 3. Intervensi
menjalani hemodialisa ketiga hari
di rst dr. Reksodiwiryo senin
padang tanggal 2
mei dasn
intervensi
ke empat
tanggal 5
mei 2016
4. Pada tahap
akhir
peneliti
melakukan
penilaian
kecemasan
post-test
responden
yang
diambil
adalah
pasien pgk
yang
menjalani
hemodialis
is pada
hari senin
siang dan
kamis
siang
5. Teknik
pmr ini
dilakukan
2 kali
seminggu
selama 2
minggu
dengan
waktu ±
15 menit
setiap
latihan
6. Tahap
posttest
dilakukan
pada hari
kamis
tanggal 5
mei 2016,
peneliti
melakukan
posttest
dengan
mengisi
kembali
lembar
kuisioner
zung self-
rating
anxiety
scale
(sas/sras)
untuk
mengukur
kecemasan
pada
pasien
pgk.
7. Pada akhir
pertemuan
(terminasi)
, peneliti
mengucap
kan
terimakasi
h kepada
seluruh
responden
atas
kesediaan
waktunya
7 Pengaruh penggunaan asam Populasi penelitian Terapi dengan asam 1.sebelum penggunaan 1. Persentase pasien yang Hasil kadar
folat terhadap kadar adalah seluruh pasien folat terapi asam folat lebih banyak hemoglobin
hemoglobin pasien penyakit penyakit ginjal kronik 2.Sesudah penggunaan menderita penyakit pasien dicatat
ginjal kronik yang menjalani yang menjalani terapi asam folat ginjal kronik yaitu selama empat
hemodialisis di rsud abdul hemodialisis di rsud pada pasien yang bulan dari data
wahab sjahranie. abdul wahab sjahranie berusia 46 sampai 65 hasil laboratotium
(Alvionita, Welinda Dyah samarinda tahun dengan pasien, kemudian
Ayu, Muhammad Amir persentase 73.33%. data yang
Masruhim, 2016) 2. Berdasarkan hasil didapatkan
penelitian yang dianalisis dengan
dilakukan maka dapat menggunakan
diketahui presentase statistik.
hasil tertinggi dari
pengukuran kadar
hemoglobin adalah
kadar hemoglobin
meningkat setelah
dilakukan terapi
dengan asam folat
terhadap pasien yaitu
dengan persentase
sebanyak 80%.
Apabila dilihat dari
persentasenya maka
dapat dikatakan bahwa
asam folat
memberikan pengaruh
terhadap kadar
hemoglobin dari
pasien.
3. Pvalue yaitu 0,001 (p
< 0.05). Berdasarkan
nilai tersebut maka
dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan
kadar antara kadar
sebelum dan setelah
hemodialysis
4. Kadar normal
hemoglobin pada laki-
laki yaitu 15.7 g/dl
dengan rentang normal
14.0-17.5 g/dl
sedangkan perempuan
kadar normalnya
adalah 13.8 g/dl
dengan rentang normal
12.3-15.3 g/dl.
8 Pengaruh pendidikan 30 responden terdiri dari Pemberian pendidikan 1. Sesudah diberikan 1. Mayoritas responden
kesehatan secara individual Pasien yang belum kesehatan tentang pendidikan berusia 45-60 tahun
tentang Pembatasan asupan pernah mendapatkan Pembatasan asupan Kesehatan secara sebanyak 14 orang
cairan terhadap pengetahuan Pendidikan kesehatan cairan individual (46,7%), jenis kelamin
tentang Pembatasan cairan dan tentang pembatasan 2. Sebelum diberikan laki-laki 18 orang
idwg (interdialytic weight Asupan cairan pendidikan (60,0%), pendidikan
gain) Pada pasien hemodialisis. sebelumnya Kesehatan secara sma 9 orang (30,0%),
(Rifka Hanum, Sofiana individual tidak bekerja 12 orang
Nurchayati, Yesi Hasneli , (40,0%),
2015) 2. Hasil uji statistik
menggunakan uji t
independen didapatkan
mean pengetahuan
pasien hemodialisis
sesudah diberikan
pendidikan kesehatan
pada kelompok
eksperimen adalah
10,40, sedangkan pada
kelompok control
didapatkan mean
pengetahuan pasien
hemodialisis adalah
8,13. Nilai p value
(0,001) < α (0,05),
maka ho ditolak
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
pemberian pendidikan
kesehatan secara
individual tentang
pembatasan asupan
cairan dan idwg
berpengaruh terhadap
peningkatan
pengetahuan pasien
hemodialisis tentang
pembatasan asupan
cairan.
9 Gambaran makna hidup pasien Pasien yang menderita - - Pasien akan mengalami
gagal ginjal kronik yang gagal ginjal kronis keadaan meaningless
menjalani hemodialisa. stadium 5
(Vika Maris Nurani, Sulis
Mariyanti, 2013)
10 End-of-life care preferences 584 pasien ckd stadium 4 - - 61% pasien menyesali
and needs: perceptions of dan stadium 5 keputusan mereka untuk
Patients with chronic kidney memulai dialisis. Lebih banyak
disease. (Sara n. Davison, pasien Yang ingin meninggal di
2010) rumah (36,1%) atau di rumah
sakit rawat inap (28,8%)
dibandingkan dengan di rumah
sakit (27,4%).
1.1.2. Kata kunci yang digunakan
adalah salah satu website yang memiliki tujuan Provider- Mass dalam
penyediaan jurnal agar dapat di akses secara penuh oleh para peneliti.
2010).
2016).
Tabel 2.2 : Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
ginjal
Intervention Pada jurnal dengan Intervensi yang
kronik
Comparators Pada jurnal dengan Pada jurnal dengan
intervensi yang di
bandingkan sebelum
perlakuan
Outcomes Pada jurnal dengan Tidak terdapat pengaruh
menunjukkan adanya
pengaruh yang
siginifikan
Pada jurnal penelitian
korelasional
menunjukkan adanya
hubungan yang
diginifikan
Publication years 2010- 2020 < 2010
Language Indonesia dan inggris -
Review. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, sehingga hasil dari studi
Pencarian Literatur
Screening :
Hasil jurnal secara keseluruhan
(n= 14 ) 1. Rentang waktu 10
tahun (Tahun 2010-
Tahun 2020) google
scholar (Research
journal, Full Text)
Screening (n= 2. Jurnal Internasional
12 ) 3. Jurnal Nasional
Jurnal Full Text
penilaian sumber data jurnal yang layak dengan kriteria sebagai berikut ;
membatalkan data atau jurnal yang sudah didapat untuk dianalisa lebih
lanjut
2.3.3 Daftar Artikel Hasil Pencarian
Berikut daftar artikel hasil pencarian yang terkait tentang Gagal Ginjal Kronik
2.3 Tabel Daftar Artikel Hasil Pencarian
2 Tut Handayani, 2020 Volume 3, Hubungan Desain : Jenis Hasil penelitian Google
Nona Mu’minun, No. 1 Ketidakpatuhan penelitian Cross menunjukkan Scholar
Alamsyah Pembatasan Sectional bahwa, dari 31
Asupan Cairan Sampel : Seluruh responden yang
Dengan pasien yang mengalami
Tingkat menderita gagal keparahan gagal
Keparahan ginjal kronik di ginjal kronik lebih
Gagal Ginjal ruangan banyak terjadi
Kronik Hemodialisa dan pada perempuan
Ruang melati RS yaitu sebanyak 17
Tk. II Pelamonia orang (54,8%) dan
Makasar sebanyak terendah terjadi
31 responden, pada laki-laki
menggunakan yaitu sebanyak 14
teknik accidental orang (45,2%).
sampling. Sedangkan
Analissis : Data berdasarkan data
dianalisis ketidak patuhan
menggunakan uji pembatasan
chi square dengan asupan cairan
uji alternatife Dari 31 responden
Fisher Exact yang tidak patuh
sebanyak 17 orang
(54,8%) dan yang
patuh sebanyak 14
orang (45,2%).
Sedangkan
berdasarkan
tingkat keparahan
dari 31 responden
yang mengalami
keparahan gagal
ginjal kronik
terdapat 22 orang
(71,0%) dan yang
tidak parah
sebanyak 9 orang
(29,0%).
Selanjutnya
berdasarkan
analisis uji chi
square dengan uji
alternatife fisher
exact diperoleh
nilai p (0,004) <
a❑ (0,05). Hal ini
berarti ada
hubungan antara
ketidak patuhan
pembatasan
asupan cairan
dengan tingkat
keparahan gagal
ginjal kronik di
ruang hemodialisa
dan ruang melati
di RS Tk.II
Pelamonia
Makasar. Jika p <
a❑ menandakan
bahwa hipotesis
penelitian
diterima.
3 Alkhusari, 2019 Volume 10, Hubungan Desain : Hasil penelitian Google
Muhammad No. 1 Kadar Deskriptif analitik menunjukkan Scholar
Andika Sasmita S. Hemoglobin dengan desain bahwa responden
Dan Tekanan penelitian cross yang mempunyai
Darah sectional kadar hemoglobin
Terhadap Sampel : Sebagian normal dengan
Kualitas Hidup dari populasi kualitas hidup
Pasien Gagal pasien gagal ginjal baik lebih banyak
Ginjal Kronik kronik yang yaitu berjumlah 7
Yang menjalani orang (77,8%)
Menjalani hemodialisa di dari 9 responden
Hemodialisis rumah sakit di dibandingkan
Palembang responden yang
sebanyak 48 mempunyai kadar
sampel, hemoglobin tidak
menggunakan normal dengan
teknik purposive kualitas hidup
sampling baik berjumlah 2
Instrumen : orang (18,8%)
Pengumpulan data dari 39 responden.
menggunakan Dari hasil uji Chi
kuesioner. square didapatkan
Analisis : Data p value = 0,000 (p
dianalisis < a❑), hal ini
menggunakan uji menunjukkan
Chi square bahwa H0 ditolak
yang menyatakan
bahwa ada
hubungan yang
signifikan antara
kadar hemoglobin
terhadap kualitas
hidup pasien gagal
ginjal kronik yang
menjalani
hemodialisa.
Sedangkan
berdasarkan hasil
analisis chi square
berdasarkan
tekanan darah
pasien
menunjukkan ,
responden yang
memiliki tekanan
darah normal
dengan kualitas
hidup baik lebih
banyak yaitu
berjumlah 6 orang
(42,9%) dari 14
responden dari
responden yang
memiliki tekanan
darah tidak
normal dengan
kualitas hidup
baik berjumlah 3
orang (18,8%)
dari 34 responden.
Dari uji chi
square didapatkan
p value = 0,012 (p
< a❑), hal ini
menunjukkan
bahwa H0 ditolak
yang menyatakan
bahwa ada
hubungan yang
signifikan antara
tekanan darah
terhadap kualitas
hidup pasien gagal
ginjal kronik yang
menjalani
hemodialisa.
4 Vika Maris 2013 Volume 11, Gambaran Desain : Kualitatif Hasil penelitian Google
Nurani, Sulis No 1 Makna Hidup Instrumen : menunjukkan Scholar
Mariyanti Pasien Gagal Pengumpulan data bahwa, mengenai
Ginjal Kronik menggunakan tiga sumber nilai
Yang lembar pernyataan, dalam pemenuhan
Menjalani untuk meminta makna hidup
Hemodialisa persetujuan subyek maka dapat
penelitian, disimpulkan
Pedoman bahwa dua dari
wawancara tiga subyek dalam
digunakan untuk penelitian ini telah
meningkatkan berhasil
peneliti menjadi menemukan
aspek aspek yang makna hidup
harus dibahas yaitu, subyek PD
sekaligus chek list, dan SZ melalui
Tape Recorder dan pemenuhan ketiga
alat tulis, sumber nilai.
menggunakan alat Subyek SZ
bantu tape merupakan
recorder. menurut peneliti
Analisis : Analisis memiliki tingkat
data dalam pemaknaan hidup
penelitian paling tinggi
kualitatif yaitu dalam penelitian
dengan ini. Hal ini
mengorganisasika dikarenakan ia
n terlebih dahulu mampu
data-data yang merealisasikan
telah didapat. makna hidup
Selain itu peneliti melalui ketiga
kuga harus sumber nilai nilai
memiliki kepekaan yang kemudian
teoritis agar membuat subyek
peneliti mudah SZ merasa
dalam mengolah bahagia.
data tersebut Sedangkan subyek
sebelum PD yang juga
melakukan mampu
analisis. Langkah- menemukan
langkah yang makna hidup
dilakukan dalam dalam
analisis ini adalah penderitaannya,
verbatim, koding, masih merasakan
dan analisis awal . adanya kecemasan
akan kematian.
Melalui
pemenuhan tiga
sumber ini mampu
menimbulkan
perasaan bahagia
dalam diri PD.
Sedangkan subyek
PF yang kurang
mendapatkan cinta
kasih, serta
menjadikan
kebahagiaan
sebagai obyek dan
tujuan hidupnya
membuat ia masih
berada dalam
tahap proses
pencarian makna
hidup. Ini ditandai
dari hasrat yang
berlebihan dalam
upaya mengejar
kesuksesan dan
kebahagiaan.
Namun subyek PF
tersebut melalui
usaha
mendekatkan diri
kepada Tuhan
melalui ibadah.
Hal ini merupakan
salah satu cara
untuk mencapai
makna hidup
melalui keyakinan
kepada Tuhan,
sehingga peneliti
menyimpulkan
sebagai peruses
pencarian makna
hidup.
5 Ema Veronika 2017 Volume 2 Peningkatan Desain : Pra Hasil penelitian Google
Hutagol No 1 Kualitas Hidup eksperiment menunjukkan Scholar
Pada Penderita dengan bahwa adanya
Gagal Ginjal menggunakan peningkatan
Kronik Yang rancangan one kualitas hidup
Menjalani group pre post test penderita gagal
Terapi design ginjal kronik
Hemodialisa Sampel : Pasien terhadap
Melalui yang menderita psychological
Psychological gagal ginjal kronik intervention
Intervention Di yang menjalani dengan terapi
Unit terapi hemodialisa relaksasi spiritual
Hemodialisa sebanyak 12 dzikir, dengan
RS Royal responden, teknik jumlah responden
Prima Medan pengambilan 12 orang
Tahun 2016 sampel responden
menggunakan diperoleh rata-rata
purposive 2,58 dengan
sampling standar deviasi
Instrumen : 0,515 sebelum
Pengumpulan data dilakukan
menggunakan psychological
kuesioner kualitas intervention
hidup yaitu world dengan terapi
health relaksasi spiritual
organization dzikir (pre-test)
quality of life dan terjadi
(WHOQOL) peningkatan
Analisis : Data kualitas hidup
dianalisis setelah
menggunakan uji psychological
Wilcoxon intervention
dengan terapi
relaksasi dzikir
yaitu 1,50 dengan
standar deviasi
0,674.
Berdasarkan hasil
perhitungan
wicoxon signed
rank test, dengan
p= 0,002 (p <
0,05) sehingga
keputusan
hipotesis maka H0
ditolak, bahwa ada
peningkatan
kualitas hidup
yang signifikan
antara
psychological
intervention
dengan terapi
relaksasi spiritual
dzikir terhadap
kualitas hidup
penderita gagal
ginjal kronik yang
menjalani terapi
hemodialisa.
6 Nur Eva Alfiyanti, 2014 Volume 3, Pengaruh Desain : Quasi Hasil penelitian Google
Dody Setiawan, No. 3 Relaksasi Otot Experiment pre menunjukkan Scholar
Muslim Argo Bayu Progresif test and post test bahwa : tingkat
K. Terhadap nonequivalent depresi pada
Tingkat control group responden
Depresi Pada Sampel : Sebagian sebelum diberikan
Pasien Gagal dari populasi yang PMR sebagian
Ginjal Kronik menderita gagal besar berada pada
Yang ginjal kronik kategori depresi
Menjalani sebanyak 36 ringan yaitu 13
Hemodialisis di sampel, responden
Unit menggunakan (72,7%), depresi
Hemoodialisa teknik purposive sedang sebesar 4
Rs Telogorejo sampling. responden
Semarang Analisis : Data (22,2%) dan
dianalisis depresi berat
menggunakan uji sebesar 1
mann whitney responden (5,6%).
-Tingkat depresi
pada responden
sesudah diberikan
PMR sebagian
besar berada pada
kategori depresi
ringan yaitu 10
responden
(55,6%) dan
normal (tidak
deprsi) sebesar 8
responden
(44,4%).
-Tingkat depresi
pada rresponden
yang tidak
mendapatkan
PMR saat sebelum
(pengukuran awal)
berada pada
kategori depresi
ringan sebesar 12
responden
(66,7%) dan
depresi sedang
sebesar 6
responden
(33,3%)
-Tingkat depresi
pada responden
yang tidak
mendapatkan
PMR saat sesudah
(pengukuran akhir
tanpa diberi
intervensi) berada
pada kategori
depresiringan
sebesar 15
responden
(83,3%), normal
(tidak depresi)
sebesar 2
responden
(11,1%) dan
depresi sedang
sebesar 1
responden (5,6%).
-Ada pengaruh
relaksasi otot
progresif terhadap
tingkat depresi
pada pasien GGK
yang menjalani
hemodialisis
dengan p-value
0,000 (< 0,05).
-Ada perbedaan
penurunan tingkat
depresi pada
responden antara
kelompok yang
diberikan PMR
dengan kelompok
yang tidak
diberikan PMR
dengan p-value
0,000 (< 0,05),
dimana pada
kelompok yang
diberikan PMR,
penurunan tingkat
depresi lebih baik
dibandingkan
dengan kelompok
yang tidak
diberikan PMR
7 Yola Yolanda 2017 Volume, XI Pengaruh Desain : Hasil penelitian Google
Jilid 1, Terapi Eksperimen semu dapat diketahui Scholar
No.75 Progressive (quasi experiment bahwa :
Muscle design) dengan -Rerata
Relaxation rancangan one kecemasan pasien
(PMR) group pre test and PGK sebelum
Terhadap post test design. dilakukan terapi
Penurunan Sampel : pasien PMR didapatkan
Kecemasan gagal ginjal kronik sebesar 50,10
Pada Pasien yang menjalani dengan standar
Penyakit Ginjal hemodialisis deviasi 3,957 di
Kronis (PGK) sejumlah 10 RS Tk. III
Akibat sampel, dr.Reksodiwiryo
Lamanya menggunakan Padang.
Menjalani teknik purposive -Rerata
Terapi sampling. kecemasan pasien
Hemodialisa Di Instrumen : PGK sesudah
RST DR. Kuesioner dilakukan terapi
Reksodiwiryo pengukuran PMR didapatkan
Padang Tahun kecemasan Zung rerata sebesar
2016 Self-Rating 45,00 dengan
Anxiety Scale standar deviasi
(SAS/SRAS) 3,091 di RS Tk.
Analisis : Data III dr.
dianalisis Reksodiwiryo
menggunakan uji Padang.
paired sampel t- -Terdapat
test. pengaruh antara
kecemasan pasien
PGK sebelum dan
setelah dilakukan
terapi PMR, yang
berarti terapi PMR
efektif untuk
menurunkan
kecemasan pada
pasien Penyakit
Ginjal Kronik
(PGK) akibat
lamanya
menjalani
hemodialisa di RS
Tk. III dr.
Reksodiwiryo
Padang (p =
0,000).
8 Alvionita , 2016 Volume 3, Pengaruh Desain : pra- Hasil penelitian Google
Welinda Dyah No. 3 Penggunaan eksperimental menunjukkan Scholar
Ayu, Muhammad Asam Folat berupa one group bahwa, terdapat
Amir M. Terhadap pre test – post test 50% laki-laki,
Kadar design. 50% perempuan ,
Hemoglobin Sampel : Pasien dan 73,33% pada
Pasien Penyakit gagal ginjal kronik usia 41-65 tahun.
Ginjal Kronik yang menjalani Pemberian asam
Yang hemodialisis di folat pada pasien
Menjalani RSUD Abdul penyakit ginjal
Hemodialisis Wahab Sjahranie kronik dapat
Di RSUD Samarinda meningkatkan
Abdul Wahab sebanyak 30 kadar hemoglobin
Sjahranie sampel. Penelitian pasien (p value
dilakukan secara 0,001).
prospektif. Yang artinya
Instrumen : terdapat pengaruh
Pengumpulan data setelah dilakukan
dilakukan dengan terapi pemberian
mencatat beberapa asam folat kepada
parameter yaitu, pasien gagal ginjal
nama, usia, jenis kronik dengan
kelamin, lamanya presentase
dilakukan sebanyak 80%.
hemodialisis,
terapi obat-obatan
pasien dan hasil
kadar hemoglobin
pasien.
Analisis : Data
dianalisis
menggunakan uji
paired t test
9 Rifka Hanum, 2015 Volume 2 Pengaruh Desain : Quasi Hasil penelitian Google
Sofiana No. 2 Pendidikan eksperimental menunjukkan Scholar
Nurchayati, Yesi Kesehatan dengan rancangan bahwa, mayoritas
Hasneli N. Secara nonequivalent responden berusia
Individual control group 45-60 tahun
Tentang design. (46,7%), jenis
Pembatasan Sampel : Pasien kelamin laki-laki
Asupan Cairan yang belum pernah (60%), pendidikan
Terhadap mendapatkan SMA (30,0%),
Pengetahuan pendidikan sebagian besar
Tentang kesehatan tentang pekerjaan adalah
Pembatasan pembatasan tidak bekerja
Cairan Dan asupan cairan (40,0%), dan
IDWG sebelumnya lamanya
(Interdialytic sebanyak 30 menjalani
Weight Gain) sampel, hemodialisis 12-
Pada Pasien menggunakan 60 bulan (66,7%).
Hemodialisis purposive Rata-rata
sampling. pengetahuan HD
Instrumen : tentang asupan
Pengumpulan data cairan dan IDWG
menggunakan sebelum diberi
kuesioner pendidikan
pengetahuan kesehatan adalah
tentang asupan 8,33 pada
cairan. kelompok
Analisis : Data eksperimen dan
dianalisis 8,27 pada
menggunakan uji kelompok kontrol,
statistik t sedangkan
dependent dan sesudah
independent pemberian
pendidikan
kesehatan menjadi
10,40 pada
kelompok
eksperimen dan
8,13 pada
kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil
uji t dependent
diperoleh p value
(0,000) < (0,05),
dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan
pengetahuan
tentang
pembatasan
asupan ccairan
dan IDWG pada
pasien
hemodialisis yang
bermakna sebelum
dan sesudah
diberikan
pendidikan
kesehatan secara
individual pada
kelompok
eksperimen.
Kelompok kontrol
tanpa diberikan
pendidikan
kesehatan
pengetahuan
responden
meningkat, namun
berdasarkan uji t
dependent
diperoleh nilai p
value (0,433) >
(0,05), dengan
demiikian
disimpulkan
bahwa tidak ada
perbedaan
pengetahuan
tentang
pembatasan
asupan cairan dan
IDWG pada
pasien
hemodialisis yang
bbermakna antara
sebelum dan
sesudah tanpa
diberikan
pendidikan
kesehatan pada
kelompok kontrol,
sedangkan
perbedaan post
test pengetahuan
antara kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol
berdasarkan hasil
uji statistik t
independent
adalah p value
(0,001) < (0,05),
sehingga H0 di
tolak,
10 Sara N. Davison 2010 Volume 5, End-of-Life Desain : Deskriptif Penelitian Google
No. 195- Care menunjukkan Scholar
204 Preferences an bahwa, sebagian
Needs: besar pasien
Perceptions of (84,6%) merasa
Patients with bahwa mereka
Chronic mendapatkan
Kidney Disease informasi
mengenai kondisi
medis dan
prognosis mereka,
namun hanya
17,9% merasa
bahwa kesehatan
mereka akan
memburuk selama
12 bulan ke
depan. Mayoritas
melaporkan tidak
mengetahui apa
perawatan paliatif
dan rumah sakit
(masing-masing
83, 4% dan
71,8% .
Sedangkan lebih
dari 90% peserta
menjawab bahwa
penting bahwa
mereka menerima
informasi
terperinci tentang
kondisi medis
mereka, termasuk
informasi
prognostik.
Demikaian pula
antara 80% dan
85% pasien
menjawab bahwa
pentingnya untuk
diberitahu tentang
pilihan
pengobatan,
termasuk
penarikan dari
dialysis,
perencanaan
untuk masa depan
dalam kasus
kematian, dan
memiliki gejala
fisik, termasuk
rasa sakit,
dikelola oleh tim
nefrologi.
Selanjutnya
meskipun 89%
pasien bergantung
pada keluarga dan
teman untuk
dukungan sosial
dan emosional,
lebih dari 50%
paasien juga
bergantung pada
nefrologi dan
perawat nefrologi
mereka untuk
dukungan ini.
Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
Peserta
melaporkan
kepada staf
nefrologi untuk
perawatan akhir
hidup yang luas
saat ini tidak perlu
diintegritaskan
secara sistematis
kedalam
perawatan ginjal
mereka, seperti
manajemen rasa
sakit dan gejala,
perencanaan
perawatan
lanjutan,dan
dukungan
psikologi dan
spiritual.Sebanyak
61% pasien
menyesali
keputusan mereka
untuk memulai
dialysis. Libih
banyak pasien
yang ingin
meninggal
dirumah (36,1%)
atau di rumah
sakit rawat inap
(28,8%)
dibandingkan
dengan dirumah
sakit (27,4%).
KUrang dari 10%
pasien
melaporkan telah
meakukan diskusi
tentang masalaah
perawatan akhir-
hidup dengan
nephrologist
mereka dalam 12
bulan terakhir .
Kesimpulannya,
praktik klinis
akhir-hidup saat
ini tidak
memenuhi
kebutuhan pasien
dengan CKD
lanjut.
BAB 3
Anggota kelompok pada bab ini, akan menguraikan hasil literature dan pembahasan
tentang pasien penderita gagal ginjal kronik . anggota kelompok menggunakan metode
Literature review dilakukan berdasar strategi pencarian online jurnal nasional dan jurnal
Tugas Literature Review pada pasien penderita gagal ginjal kronik dimulai
pengumpulan data pada Database elektronik dari Google Scholar. Istilah pencarian
termasuk “Pasien penderita Gagal ginjal kronik” dan “Gagal ginjal kronik di IGD”.
Peneliti menemukan 10 jurnal Goggle Scholar. Kriteria jurnal adalah: publikasi dari
tahun 2010 hingga tahun 2020, full paper, artikel berbahasa Indonesia dan Inggris,
dengan kata “Pasien penderita Gagal ginjal kronik” dan “Gagal ginjal kronik di IGD”
serta screening berikutnya, peneliti membaca kriteria inklusi abstrak yang diterapkan
dari tinjauan sistematis memiliki hasil pengukuran yang sama, yaitu memilki
Sepuluh jurnal dari studi kuantitatif yang ditinjau dalam penulisan ini untuk
mengidentifikasi Pasien penderita gagal ginjal kronik Pada Lansia . Jurnal yang
dipilih dalam ulasan ini adalah 1 jurnal Internasional dan 9 jurnal Nasional .
3.2 Sintesis Hasil Literature
Database elektronik yaitu Google Scholar, didapatkan 3 sintesis hasil literature pada
pasien penderita gagal ginjal kronik yaitu psikologis pada pasien gagal ginjal kronik
(GGK), Asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK), dan Kadar hemoglobin
pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK) . Paparan sistesis hasil literature sebagai
berikut :
kelamin paling banyak diderita pada laki laki, hal ini dibuktikan dari hasil
literature Alfiyanti, Setyawan, & Kusuma (2014) dan Kamil, Agustina, &
Hanum, Nurchayati, & Hasneli (2015) jenis kelamin laki laki lebih banyak
umur, bahwa paling banyak diderita diatas umur 40 tahun dan maksimal umur
mengalami keparahan gagal ginjal kronik lebih banyak terjadi pada kelompok
umur 46-60 tahun yaitu sebanyak 14 orang (45,2%) disusul hasil penelitian
dari Alvionita, Ayu, & Masruhim (2016) bahwa berdasarkan hasil penelitian
persentase pasien yang lebih banyak menderita penyakit ginjal kronik yaitu
pada pasien yang berusia 46 sampai 65 tahun dengan persentase 73.33%. Usia
maksimal 65 tahun dibuktikan juga hasil penelitian dari Kamil, Agustina, &
kontrol sebagian besar berada pada tingkat pendidikan SMA, yaitu secara
Penderita gagal ginjal kronik paling banyak diderita pada responden lulus
SMA hal ini dibuktikan juga dari hasil penelitian Kamil, Agustina, & Wahid
penelitian dari Kamil, Agustina, & Wahid (2018) lama pasien menjalani
diperkuat hasil penelitian dari Hanum, Nurchayati, & Hasneli (2015) bahwa
hemodialisa.
penyakit yang mereka alami sebagai peristiwa tragis/tragic event dalam hidup
mereka. Beban penderitaan dan peristiwa tragis yang dialami ketiga subjek
tidak berdaya, pesimis, merasa tidak percaya diri dan merasa tidak berarti.
hasil penelitian dari Firman, Mugianti, Sunarno, & Winarni (2016). sebagian
besar penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah sakit
Mardi Waluyo kota Blitar mengalami penurunan psikologis, 56% (19 orang)
seperti perasaan cemas bahkan depresi. Perasaan cemas pada penderita gagal
ginjal kronik bisa diatasi dengan beberapa intervensi, seperti hasil penelitian
dilakukan terapi PMR didapatkan rerata sebesar 45,00 dengan standar deviasi
antara kecemasan pasien PGK sebelum dan setelah dilakukan terapi PMR,
yang berarti terapi PMR efektif untuk menurunkan kecemasan pada pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa. Depresi juga dialami oleh
penderita Ggal ginjal kronik selain perasaan cemas, sebagian besar responden
depresi pada penderita gagal ginjal kronik, intervensi yang diberikan yaitu
depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis dengan p-value 0,000
(< 0,05). (5) Ada perbedaan penurunan tingkat depresi pada responden antara
kelompok yang diberikan PMR dengan kelompok yang tidak diberikan PMR
dengan p-value 0,000 (< 0,05), dimana pada kelompok yang diberikan PMR,
pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil literature
seperti pemberian relaksasi spiritual dzikir dan meditasi yang berfungsi untuk
rank test, dengan p= 0,002 (p < 0,05) sehingga keputusan hipotesis maka H0
hemodialisa.
cairan, apabila tidak melakukan pembatasan asupan cairan maka cairan akan
(54,8%) dan mengalami keparahan gagal ginjal kronik terdapat (71,0%). hasil
analisis dengan menggunakan uji chi square dengan uji alternatife Fisher
Exact diperoleh nilai ρ (0,004) <α (0,05). Hal ini berarti ada Hubungan antara
asupan cairan dan IDWG pada pasien hemodialisis yang bermakna sebelum
diperoleh nilai p value (0,433) > (0,05), dengan demiikian disimpulkan bahwa
hidup penderita gagal ginjal kronik, hasil uji Chi-Square didapatkan p value =
0,000 (p<α), hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang menyatakan bahwa
Alk19 \l 1033 ] .
Alvionita, Ayu, & Masruhim (2016) pemberian asam folat pada pasien
asam folat kepada pasien gagal ginjal kronik dengan presentase sebanyak
80% .
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan sintesis hasil literature pasien penderita gagal ginjal kronik, dapat
ginjal kronik berdasarkan jenis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan
ginjal kronik banyak diderita dengan jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah
berada pada jenis kelamin laki-laki, Laki-laki secara dominan sering mengalami
dan lupus, serta secara herediter yang diturunkan dalam riwayat keluarga (Lamusa,
2015). Penderita gagal ginjal kronik paling banyak di alami pada usia dewasa hingga
lansia, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sari (2014) bahwa
rata-rata umur responden yang menjalani hemodialisis adalah 48,46 tahun. Semakin
bertambanya usia, fungsi ginjal juga semakin menurun, dimana setelah umur 40 tahun
akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara progresif. Pada karakteristik
pendidikan, penderita gagal ginjal paling banyak diderita oleh jenjang pendidikan
pendidikan seseorang maka semakin mudah informasi tersebut dapat diterima dan
semakin banyak informasi yang dimana tingkat pendidikan mempunyai hubungan
dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
(Ullya, 2016). Pasien penderita gagal ginjal kronik juga melakukan hemodialisa, lama
memengaruhi lama gagal ginjal kronik dan dapat berakibat pada masalah kesehatan
baru yang berlanjut yaitu fungsi tubuh akan mengalami penurunan sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Ikbal Dwi Cipta (2016) menunjukkan responden
Penyakit gagal ginjal kronik disebakan oleh beberapa factor, seperti factor
jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Laki laki lebih dominan menderita gagal
ginjal dari pada perempuan, dengan rentang usia dewasa hingga lansia. Seseorang
terkena penyakit juga karena kurangnya pngetahuan, maka tingkat pendidikan juga
menjadi factor seseorang terkena gagal ginjal kronik. Penderita gagal ginjal juga
selama 12 bulan.
4.1.2 Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa
yang buruk. Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa merasa adanya
perasaan tidak berdaya, pesimis, merasa tidak percaya diri dan merasa tidak berarti.
hasil literature Psikologis Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik juga
pasien gagal ginjal kronik, yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan
tidak dapat didefenisikan dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat
dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut
(Mardyaningsih, 2014)
yaitu Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Relaksasi Otot Progresif (Progresive
spiritual dzikir dan meditasi yang berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan kualitas
kronik, kanker, penyakit infeksi kronik, penyakit jantung terminal, AIDS, akibat
kecelakaan fatal, dan stroke multiple sclerosis ( Hutagaol, Mei 2017). Psychological
spiritual dzikir adalah salah satu ritual yang biasa dilakukan oleh umat Islam yang
dapat menimbulkan respon relaksasi dan memberikan efek terhadap kesehatan jangka
panjang dan perasaan bahagia. Terapi dzikir juga merupakan bagian dari meditasi
transcendental yang dapat menghambat efek stres dengan menurunkan kadar kortisol
(Yanti, 2012). Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Subandi dkk
(2013) tentang pengaruh terapi psikoreligius dengan relaksasi doa dan dzikir terhadap
penurunan tingkat ansietas pada lansia diketahui bahwa penerapan terapi psikoreligius
dengan relaksasi doa dan dzikir dapat menurunkan tingkat ansietas secara signifikan,
yang dimana dari 32 responden terjadi penurunan tingkat ansietas sebesar 67% yang
Depresi menjadi salah satu masalah psikologis pada pasien GGK yang
hati, dan pikiran (Shanty, 2011, hlm. 39). Depresi menjadi masalah psikososial yang
sering muncul pada pasien yang menjalani hemodialisis. Menurut Shanty (2011,
hlm.40) gejala depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis adalah perasaan
tak berdaya, putus asa, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-. hari, perubahan
tidur, kehilangan energi, mudah marah dan gelisah. Depresi dapat di kurangi dengan
melepaskan ketegangan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi
depresi yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi otot progesif atau Progresive
Muscle Relaxation (PMR) (Setyoadi & Kushariyadi, 2011, hlm. 108) Progresive
Muscle Relaxation (PMR) merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara
perhatian pada perbedaan perasaan yang dialami antara saat otot rileks dan saat otot
tersebut tegang (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011, hlm.314). Ahli fisiologis dan
psikologis Emund Jacobson (1930, dalam Sustrani, Alam & Hadibroto, 2004, hlm.82)
menjelaskan bahwa relaksasi otot progresif adalah cara yang efektif untuk
mengurangi tekanan akibat masalah psikologis, dimana kita bisa belajar bagaimana
mengistirahatkan otot-otot melalui suatu cara yang tepat. Sejalan dengan penelitian
Oktavianis (2010) yang menjelaskan bahwa PMR efektif untuk menurunkan tingkat
Penderita gagal ginjal kronik akan beradaptasi dengan keadaan yang harus
menjalani hemodialisa bahkan diet diet yang akan dijalani, hal tersebut
Psikologis tersebut seperti kecemasan dan depresi, maka perlu dilakukan intervensi
yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan Relaksasi Otot Progresif
Berdasarkan sintesis hasil literature asupan cairan pada pasien gagal ginjal
kronik (GGK), menunjukkan pasien tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan, hal
Pada klien gagal ginjal kronik apabila tidak melakukan pembatasan asupan
cairan maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema
disekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di
rongga perut diebut acites. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan
membuat membrane mukosa kering seperti diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus
dan klien berusaha untuk minum.Hal ini dalam kondisi normal manusia tidak dapat
bertahan lebih lama tanpa asupan cairan dibandingkan dengan makanan (Potter Perry,
2010) Pendidikan kesehatan tentang Pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit
gagal ginjal kronik sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya edema dan
komplikasi kardiovaskular. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang
kelompok atau masyarakat agar melaksanakan perilaku hidup sehat (Nursalam &
Efendi, 2008).
yang berlebihan hal ini dapat dicegah dengan pengaturan masukan cairan yang baik
2012; Istanti, 2013). Teori tersebut menunjukkan bahwa rata-rata masukan cairan
sebagian responden yang tidak bisa menahan rasa hausnya sehingga responden
mengalami kelebihan cairan. Penelitian lain yang dilakukan Desitasari (2013) juga
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan diet pasien GGK
pengetahuannya menjadi perilaku yang positif dan dapat mengontrol dirinya dalam
ginjal kronik (GGK) menunjukkan kadar hemoglobin yang tidak normal. kadar
hemoglobin tidak nomal pada gagal ginjal kronik dilakukan intervensikonsumsi
Adanya diet nutrisi yang tidak adekuat pada pasien gagal ginjal kronik dapat
mengalami penurunan 70 mL/menit pada pria dan 50 mL/menit pada wanita. Data
epidemiologi menunjukkan sebanyak dua pertiga pasien PGK tahap awal mengalami
merupakan temuan yang hampir selalu ditemukan pada pasien penyakit ginjal lanjut,
dan hematokrit 18% hingga 20% lazim terjadi. Penyebab anemia adalah
tampaknya menghambat eritropoetin, defisiensi asam folat dan besi dan kehilangan
terapi asam folat. Asam folat berperan dalam pemulihan dan pemeliharaan
hematopoiesis normal Deglin, H.J., dan Vallerand, A.H. (2005) . Asam folat memiliki
peranan asam dalam proses sintesis nukleo protein dimana hal ini merupakan kunci
pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam susunan tulang.
Kerja asam folat biasanya banyak berhubungan dengan kerja dari vitamin B12. Folat
diperlukan dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh yang melibatkan pemindahan
satu unit karbon dalam interkonversi asam amino misalnya konversi homosistein
menjadi metionin dan serin menjadi glisin atau pada sintesis prekusor DNA purin
dalam sirkulasi yang tampaknya menghambat eritropoetin, defisiensi asam folat dan
zat besi dan kehilangan darah dari hemodialisa, maka dilakuakn sebuah intervensi
penggunaan asam folat pada pasien GGK untuk produksi butir-butir darah merah
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dibahas di atas, dapat disimpulan
bahwa :
kronik berdasarkan jenis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan perempuan
6. Terdapat intervensi untuk mengatasi kondisi psikologis yang menurun pada pasien
gagal ginjal kronik, yaitu intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR) dan
7. asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK), menunjukkan pasien tidak
8. kadar hemoglobin pada pasien Gagal ginjal kronik (GGK) menunjukkan kadar
hemoglobin yang tidak normal. kadar hemoglobin tidak nomal pada gagal ginjal
1. Teoritis
Firman, R., Mugianti, S., Sunarno, I., & Winarni, S. (2016). Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor
2.
Hutagaol, E. V. (Mei 2017). Peningkatan kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik
hemodialisa rs royal prima medan tahun 2016. Jurnal jumantik, Volume 2 nomor 1.
Kusuma, M., Alfiyanti, N., & Setyawan, D. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Nurani, V., & Mariyanti, S. (2013). Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
Alfiyanti, N., Setyawan, D., & Kusuma, M. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Alkhusari, & Saputra, M. (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin Dan Tekanan Darah
Terhadap Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.
Alvionita, Ayu, W., & Masruhim, M. (2016). Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap
Asupan Cairan Dengan Tingkat Keparahan Gagal Ginjal Kronik . Healthy Papua,
Vol. 3, No. 1.
Handayani, T., Mu’minun, N., & Alamsyah. (2020). Hubungan ketidakpatuhan pembatasan
asupan cairan dengan tingkat keparahan gagal ginjal kronik. Healthy Papua, Vol. 3
No. 1 : 94-99.
Hanum, R., Nurchayati, S., & Hasneli, Y. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan secara
pembatasan cairan dan idwg (interdialytic weight gain) pada pasien hemodialisis.
Kamil, I., Agustina, R., & Wahid, A. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Gagal
menjalani terapi hemodialisa di rst dr. Reksodiwiryo padang tahun 2016. Menara
Gagal Ginjal Di Ruangan Dahlia RSUP Prof Dr. R. Kandou Manado. Manado:
Manado.
Ullya, F. 2016. Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa.
Hemodialisa Dengan Stress Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUD Prof. Dr. H.
Cipta, I.D. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Pasien Gagal
Mardyaningsih, Putri, Dewi, 2014. Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Ginjal Kronik
Yanti, Nova, 2012. Perbandingan Efektivitas Terapi Dzikir Dengan Relaksasi Benson
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Sumatera
April 2016.
Jauhari, Januardi, 2014. Pengaruh Terapi Psikoreligius: Doa dan Dzikir Terhadap
Penurunan Tingkat Depresi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
2016.
Jogjakarta: Javalitera
Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Kozier, Erb, Berman & Snyder, (2011). Buku Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta: Gramedia
2013
Potter & Perry. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.
Nursalam, & Effendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Istanti, Y. P. (2013). Hubungan antara masukan cairan dengan interdialytic weight gains
Desitasari. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Jurnal
Deglin, H.J., dan Vallerand, A.H. 2005. Pedoman Obat untuk Perawat. Penerbit Buku
Besuni, A., Jafari, N., dan Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Pembentuk Sel
Darah Merah dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa.
Papadakis, A. M., & J. Mcphee, S. (2016). Current Medical Diagnosis and Treatment.
Dharma, PS. 2014. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan. Yogyakarta:CV Solusi
Distribusi.
Sitifa A dkk,2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(1)
S Suparti. 2016. Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau Dari
F. Mailani & R.F Andriani, 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Stikes Ypak Padang.
Maunaturrohmah, A., & Martini, S. (2015). Analisis FAktor yang Berhubungan terhadap
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD
Hill, N. R., Fatoba, S. T., Oke, J. L., Hirst, J. A., O'Callaghan, C. A., Lasserson, D. S., &
Hobbs, F. R.. 2016. Global prevalence of chronic kidney disease-a systematic review