Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .    Latar Belakang


Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud Undang-Undang Dasar 1945.
Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran
menuju paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih
mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan
kesehatan dalam ranngka mencapai visi Indonesia sehat 2011, dimana
diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan
yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang
optimal.
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di
Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan
terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat
menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas
merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan
masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan
populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas
pada sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara
berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya
kesehatan telah diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut
adalah pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat
rujukan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan
mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan kesehatan
dengan penuh tanggung jawab.
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang
kesehatan tersebut maka Program Studi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi
sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam
rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa
depan melalui Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Komunitas dan Jiwa
Komunitas. Kegiatan merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang
pengabdian masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk
pengembangan dari praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan
pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.
Dipilihnya daerah dusun Gadog Desa Taman suruh sebagai tempat
keperawatan komunitas karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Stikes
Banyuwangi disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku
kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan
meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu,
dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-
penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat,
penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program Studi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi, dalam
rangka Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Komunitas dan Jiwa
Komunitas di harapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperwatan
komunitas

2. Tujuan Khusus
Dalam program Studi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi, dalam
rangka Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Komunitas dan Jiwa
Komunitas di harapkan mahasiswa mampu :
1.      Mengidentifikasi data yang diperlukan
2.      Mengumpulkan data keluarga sehat dengan menggunkan metode/
strategi yang sesuai
3.      Menganalisa data yang diperlukan
4.      Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
5.   Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan
berdasarkan kriteria tertentu
6.      Melaksanakn rencana keperawatan
7.      Melakukan evaluasi keperawatan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperolah Program Studi S1 Keperawatan Stikes
Banyuwangi, dalam rangka Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Komunitas
dan Jiwa Komunitas , yaitu :
1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya
keperawatan komunitas
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan
serta pemecahan masalah kesehatan
3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan
keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan
4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya
kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


A. Defini Keperawatan Komunitas
1.      Komunitas
a.       Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai
suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah,
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.
b.      Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam
hidupnya.
c.       Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan
norma dan nilai yang telah melembaga.
2.      Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013)
3.      Keperawatan Komunitas
a.       Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
b.      Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan
masyarakat yag ditujukan pada pengembangan serta peningkatan
kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat (Ruth B. Freeman,1981)
c.       Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing
practice) merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan
masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan
populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu,
keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat
kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010).
d.      Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan
promosi kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan
pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011).

B.  Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1.      Tujuan Keperawatan Komunitas
 Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut :
a.       Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
b.      Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
( health general community ) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a.       Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b.      Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah
tersebut
c.       Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d.      Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e.       Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi

2.      Fungsi Keperawatan Komunitas


1)      Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2)      Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannnya di bidang kesehatan.
3)      Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta
melibatkan peran serta masyarakat.
4)      Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006).
C.  Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa  prinsip, yaitu :
1.    Kemanfaatan
     Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2.    Kerjasama
     Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
3.    Secara langsung
     Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4.    Keadilan
     Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
5.    Otonomi Klien
     Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
D.  Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1.      Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2.      Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3.      Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a.       Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1)              Ibu hamil
2)              Bayi baru lahir
3)              Balita
4)              Anak usia sekolah
5)              Usia lanjut
b.      Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1)      Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2)      Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c.       Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1)      Wanita tuna susila
2)      Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3)      Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d.      Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1)      Panti wredha
2)      Panti asuhan
3)      Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4)      Penitipan balita.
E.  Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-
spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang
melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, 
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sbg berikut :
1.      Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang
berada pada lokasi atau batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-
nilai, keyakinan dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi
satu sama lain  untuk mencapai tujuan.
2.      Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan 
yang  dinamis  sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3.      Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4.      Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui 
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
F.   Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri
dari tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
1.      Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.
Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen
spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
2.      Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3.      Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
G. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
1.      Proses kelompok (group process) 
                 Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang
dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah 
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi
upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 
2.      Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
                 Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3.      Kerjasama (Partnership)


                 Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A.      Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:
1. Sanders Interactional Framework
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga
dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
1)      Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
2)      Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
3)      Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi
populasi)
1. Kliens interactional framework
1)      Masyarakat sebagai system social
a)      Pola komunikasi
b)      Pengambilan keputusan
c)      Hubungan dengan system lain
d)     Batas wilayah
2)      Penduduk dan lingkungannya
a)      Karakter penduduk (demografi)
b)      Faktor lingkungan, biologi dan social
c)      Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
1. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
1)      Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a)      Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan
komunitas
b)      Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status
perkawinan
c)      Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan
d)     Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
2)      Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan
dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn
mengelilingi wilayah komunitas
3)      Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan :
a)      Hospital
b)      Praktik swasta
c)      Puskesmas
d)     Rumah perawatan
e)      Pelayanan kesehatan khusus
f)       Perawatan di rumah
g)      Counseling support services
h)      Pelayanan khusus (social worker)
Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:
a)      Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)
b)      Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
c)      Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup,
sarana transportasi)
d)     statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
e)      Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
4)      Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a)      Karakteristik pendapatan keluarga/RT
b)      Karakteristik pekerjaan
5)      Keamanan transportasi
a)      Keamanan
- Protection service
- Kwalitas udara, air bersih
b)      Transportasi (milik pribadi/umum)
6)      Politik & Government
-          Jenjang pemerintahan
-          Kebijakan Dep.Kes
7)      Komunikasi
-          Formal
-          In formal
8)      Pendidikan
a)      Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah,
bahasa)
b)      Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam
maupun di luar komunitas
9)      Recreation
Menyangkut tempat rekreasi
Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa
teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas
B. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)      Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
2)      Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3)      Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan
fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa
keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi
(Mubarak, 2005).

C. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
1)      Klasifikasi data atau kategori data
2)      Penghitungan prosentase cakupan
3)      Tabulasi data
4)      Interpretasi data
D. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).
E. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah  (Mubarak, 2005)
 Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
1)      Perhatian masyarakat
2)      Prevalensi kejadian
3)      Berat ringannya masalah
4)      Kemungkinan masalah untuk diatasi
5)      Tersedianya sumberdaya masyarakat
6)      Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
1)      Sesuai dengan peran perawat komunitas
2)      Jumlah yang beresiko
3)      Besarnya resiko
4)      Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5)      Minat masyarakat
6)      Kemungkinan untuk diatasi
7)      Sesuai dengan program pemerintah
8)      Sumber daya tempat
9)      Sumber daya waktu
10)  Sumber daya dana
11)  Sumber daya peralatan
12)  Sumber daya manusia
F. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan
memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2009).
G. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
(Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
H. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan
taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak,
2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
I. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan


keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap

Anda mungkin juga menyukai