Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh

hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa serum) akibat kurangnya hormon

insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya (Kowalak, 2016).

Komplikasi yang dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol,

misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan

gangren. (Perkeni, 2015). Komplikasi tersebut dapat menimbulkan berbagai

masalah baik fisik maupun psikologis, sehingga menyebabkan penderita

merasa putus asa dan tidak dapat menerima keadaannya sehingga akan

mempengaruhi konsep diri penderita (Ernawati, 2014). Konsep diri yang

negatif akan berdampak buruk pada mental penderita yang dapat

menimbulkan depresi. (Stuart and Sundeen, 2015).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016

menunjukkan bahwa sekitar 150 juta orang menderita Diabetes Melitus di

seluruh dunia, dan jumlah ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun

2025. Prevalensi penderita ulkus diabetik di Indonesia sekitar 15% dari 10

juta jiwa dengan angka amputasi 30%, angka mortalitas 32%, dan ulkus

diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar

80% untuk diabetes mellitus. Amputasi dapat dicegah sebesar 50%, dengan

pasien diajarkan merawat kaki dan mempraktikkannya setiap hari (Marison,

2014). Sedangkan menurut Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia

1
2

(Persadia) Subagijo Adi di Jawa Timur jumlah penderita diabetes mellitus

6% atau 2.248.605 jiwa dari total jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak

37.476.757 jiwa (Persi, 2015) dan yang mengalami Gangren sebanyak

115.424 jiwa. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Sri Ayu

Lestari di Poliklinik Kaki Diabetik Banjarmasin di dapatkan hasil dari 70

responden terdapat 39 responden (55,7%) mengalami konsep diri negatif

dan 31 responden (44,3%) mengalami konsep diri positif. Berdasarkan hasil

penelitian yang di lakukan oleh Muhammad Yulianto di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta di dapatkan hasil dari 49 responden yang mengalami

Diabetes Melitus dengan Gangren, yang mengalami depresi sedang yaitu

sebanyak 30 responden (61,2%). Sedangkan untuk depresi ringan nya yaitu

sebanyak 19 responden (38,8%). Data dari Dinas Kesehatan banyuwangi

(2018) menyatakan bahwa penderita Diabetes Melitus 10269 jiwa dari total

jumlah penduduk 1.692.324 jiwa. Penderita Diabetes Melitus terbanyak No

1 di Banyuwangi tahun 2018 adalah Puskesmas Sempu sebanyak 2.190 jiwa,

dengan penderita gangren sebanyak 33 jiwa. Dari studi pendahuluan yang

telah di lakukan di Puskesmas Sempu, di dapat bahwa dari 10 responden

penderita diabetes mellitus gangren yang mengalami depresi berat sejumlah

3 orang, responden yang mengalami depresi sedang sebanyak 4 orang dan

responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 3 orang.

Diabetes Mellitus Gangren disebabkan oleh banyak faktor antara lain

diabetik neuropati, pheripherial vaskular disease, trauma, dan infeksi

(Suryadi,2015. Penyakit gangren yang muncul menyebabkan perubahan

bentuk fisik tubuh yang dapat memberikan pandangan positif dan negatif
3

terhadap diri pada aspek fisik, emosional, intelektual, dan dimensi

fungsional, pandangan positif dan negatif terhadap diri pada penderita

diabetes mellitus gangren dapat mempengaruhi konsep diri. (Delaune &

Ladner, 2014).

Penderita Gangren yang memiliki kosep diri positif akan mengembangan

sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri, dan kemampuan untuk melihat

dirinya sendiri secara realistis yang kemudian individu dapat menilai

hubungan dengan orang lain secara tepat dan hal ini akan menimbulkan

penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya bila penderita memiliki konsep

diri yang negatif, maka akan menimbulkan perasaan tidak mampu, rendah

diri, merasa ragu dan kurang percaya diri, hal tersebut dapat menumbuhkan

penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk sehingga akan menimbulkan

berbagai masalah baik itu aspek fisik maupun psikologis yang dapat

menyebabkan munculnya depresi (Schmitz,2014). Depresi dapat berdampak

terhadap gangguan pola fikir, gangguan tidur, nafsu makan terganggu

sehingga menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga rentan terhadap

penyakit lain. (Boyd,2014).

Upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menangani konsep diri pada

penderita diabetes mellitus gangren yaitu dengan membentuk persepsi atau

pandangan positif terhadap diri sendiri, menumbuhkan pandangan yang

positif dari masyarakat, dan adanya dukungan keluarga sangat berperan

untuk memberikan motivasi sehingga di harapkan memunculkan konsep diri

yang positif pada penderita selain itu melakukan perawatan diri yang benar
4

dan tepat dapat mengurangi pandangan diri yang negatif. Maryati dan

Suryawati (2014).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Penderita Diabeates

Melitus Gangren Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempu Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat di rumuskan

permasalahanya sebagai berikut “ Adakah Hubungan antara Konsep Diri

Dengan Tingkat Depresi Pada Penderita Diabetes Melitus Gangren Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sempu Tahun 2019?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya ada hubungan antara konsep diri dengan tingkat

depresi pada penderitadm gangren di wilayah kerja Puskesmas

Sempu Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasinya konsep diri pada penderita diabetes melitus

gangren di wilayah kerja Puskesmas Sempu tahun 2019.

2. Teridentifikasinya tingkat depresi pada penderita diabetes

melitus gangren di wilayah kerja Puskesmas Sempu tahun 2019.


5

3. Teranalisinya Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Depresi

Pada Penderita Diabetes Melitus Gangren Di wilayah kerja

Puskesmas Sempu Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan khusunya di bidang

keperawatan. Mendapatkan informasi mengenai perawatan konsep

diri dengan tingkat depresi pada penderita diabetes melitus

gangren.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan

wawasan kepada penderita diabetes melitus gangren yang

mengalami gangguan konsep diri.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan acuan dan

wawasan bagi lingkungan tempat penelitian mengenai hubungan

konsep diri dengan tingkat depresi pada penderita diabetes

melitus gangren di wilayah kerja Puskesmas Sempu tahun 2019.

3. Manfaat Profesi Keperawatan

Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan

ilmu pengetahuan dan dapat di gunakan sebagai bahan pustaka

atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.


6

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan

penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.

Anda mungkin juga menyukai