Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggi Putera

Kelas : B
NPM : 561922205
Semester : II
Kuliah : Peraturan Lelang Pertemuan 6
MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS PANCASILA

1. Salah satu prinsip dari Lelang adalah, bahwa “setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan
oleh dan/atau dihadapan Pejabat Lelang, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah”
a. Mengapa harus demikian:
b. Lantas Bagaimana dengan lelang mobil perusahaan yang dilakukan hanya oleh bagian
umum/SDM dari suatu perusahaan?
c. Terhadap prinsip tersebut diatas ada pengecualiannya, apa sajakah pengecualian
tersebut? Jelaskan jawaban Saudara!

Jawab :

a. Karena:
1) Sesuai dengan amanat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
2) Pejabat lelang adalah orang yang berdasarkan Peraturan Perundang undangan
diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang
b. Pelaksanan lelang tersebut dapa di ajukan gugatan atas pelaksanaan lelang yang tidak
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
c. Pengecualiannya (Pasal 49 VR)
1) Lelang Gadai oleh rumah gadai
2) Lelang ikan segar dan lain-lain hewan laut
3) Lelang kau kecil dan hasil hutan pemerintah
4) Lelang hasil tanah dan perkebunan yang ditanam untuk dan atas biaya penduduk
Indonesia di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
5) Lelang hewan-hewan tangkapan Polisi
6) Lelang harta peninggalan anggota Angkatan darat atau tentara dan kelasi bangsa
Indonesia dari Angkatan laut
7) Lelang senjata api, obat bius, dan keperluan perang
8) Lelang buku dan majalah perpustakaan oleh anggotanya
9) Lelang barang-barang dari kayu dan hasil hutang Kasunanan, Kasultanan, dan
mangkunegaraan
10) Lelang lain yang diatur secara tersendiri oleh undang-undang atau Peraturan
pemerintah yang memberikan pengecualian untuk dilakukan tidak oleh dan/atau di
hadapan Pejabat Lelang
Selain itu dibebaskan juga:
1) Lelang yang dilakukan oleh juru sita berkenaan dengan eksekusi hukuman
2) Lelang cengkeh oleh KUD
3) Lelang atas Barang-barang yang dimiliki atau dikuasai oleh negara berdasarkan
Inpres No.9 Tahun 1970

2. Lelang dilaksanakan walaupun hanya di ikuti oleh 1 (satu) orang Peserta Lelang. Bagaimana
pendapat Saudara mengenai hal ini? Karena tujuan lelang adalah mendapatkan harga
tertinggi melalui persaingan peserta lelang

Jawab:

a. Pelaksanaan Lelang dilaksanakan walaupun hanya di ikuti oleh 1 (satu) orang Peserta
Lelang sesuai dengan yang termaktub dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang

b. Pelaksanaan lelang karena terdapat Permohonan lelang yang diajukan oleh Penjual
kepada KPKNL dan telah melengkapi dokumen persyaratan lelang dan telah memenuhi
Legalitas Formal Subjek dan Objek Lelang (Pasal 11 ayat (1) jo Pasal 13 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang)

3. Dalam hal tidak ada peserta lelang, lelang tetap dilaksanakan dan dibuatkan risalah lelang.
Bagaimana pendapat Saudara mengenai hal ini? Mengapa harus demikian?

Jawab:
a. Pelaksanaan Lelang tetp dilakukan walaupun tidak ada peserta lelang sebagaimana
termaktub dalam Pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.

b. Pelaksanaan lelang karena terdapat Permohonan lelang yang diajukan oleh Penjual
kepada KPKNL dan telah melengkapi dokumen persyaratan lelang dan telah memenuhi
Legalitas Formal Subjek dan Objek Lelang (Pasal 11 ayat (1) jo Pasal 13 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang)

4. Lelang yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak dapat
dibatalkan. Lantas bagaimana pendapat Saudara dengan banyaknya terjadi gugatan
terhadap pelaksanan lelang yang menghendaki lelang dibatalkan oleh Pengadilan:

Jawab:

a. ada beberapa karakteristik gugatan perbuatan melawan hukum dalam lelang,


antara lain terkait:

1) Gugatan atas dasar kesalahan/kelalaian debitor sehubungn dengan


kepemilikan debitor atas barang jaminan meliputi perbuatan mengenai harta
bersama, harta warisan, jaminan milik pihak ketiga;

2) Gugatan atas dasar kesalahan/kelalaian debitor dengan persyaratan dalam


hubungan perjanjian kredit meliputi perbuatan mengenai
pengikatan/perjanjian yang cacat/tidak sah, hak tanggungan;
3) Gugatan atas dasar kesalahan/kelalaian institusi/lembaga eksekusi, selaku
kuasa undang-undang dari kreditor (Pengadilan Negeri, PUPN) meliputi
perbuatan mengenai paksa/penyitaan/SP3N/Pemblokiran;

4) Gugatan atas dasar kesalahan/kelalaian sehubungan dengan pelaksanaan


lelang dan akibat dari lelang meliputi perbuatan pelelangan, harga tidak wajar,
pengosongan.

5) Gugatan atas dasar kesalahan/kelalaian lain-lain.

b. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 1365 KUHPerdata disebutkan bahwa: “tiap


perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang bersalah menimbulkan kerugian, mengganti kerugian
tersebut.” Berdasarkan rumusan pasal tersebut, suatu perbuatan dikatakan
melawan hukum apabila memenuhi empat unsur yaitu:
1) Perbuatan itu harus melawan hukum (onrechtmatig);
2) Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian;
3) Perbuatan itu harus itu dilakukan dengan kesalahan;
4) Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal.

Anda mungkin juga menyukai