Anda di halaman 1dari 3

Kesulitan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Suasana kegiatan posyandu Krajan I di bulan Juli kali ini tidak


jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Pukul 9 pagi pada
hari senin tanggal 5 Agustus 2020, Anak-anak satu persatu datang
dengan ditemani ibunya memadati posyandu. Ada yang masih dalam
gendongan, ada yang sudah berjalan dengan langkah kecil, ada juga
yang datang dengan berlari. Terlihat Ibu-Ibu memakai masker yang
menutupi mulut dan hidungnya, sedangkan para balita posyandu
juga dipakaikan masker walaupun terlihat kebesaran pada wajah
mereka yang kecil. Suasana berubah menjadi ramai, dipenuhi suara
tangisan anak kecil yang tidak mau ditimbang. Jika sudah begitu,
Kader posyandu dan ibu balita sibuk menenangkan serta membujuk
anak yang menangis hingga berhasil melakukan penimbangan. Tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, semuanya dicatat di buku oleh
kader posyandu untuk kemudian dihitung status gizinya. Ibu-Ibu akan
tersenyum setiap kali hasil penimbangan berat badan anaknya
menunjukkan kenaikan.

Setelah anaknya selesai melakukan berbagai pengukuran,


masing-masing ibu balita mengambil sebuah kotak makan. Kotak
makan tersebut merupakan milik balita posyandu. Setiap bulan
diadakan kegiatan posyandu, balita akan menerima makanan
tambahan sebagai pemenuhan gizinya yang disediakan dalam kotak
makan. Menurut kader Posyandu Krajan I, Pemberian Makanan
Pendamping ASI untuk balita posyandu dipenuhi dengan makanan
pabrik atau didapatkan dengan membeli.
Posyandu Krajan I adalah salah satu dari sekian banyak
posyandu di Kabupaten Pati. Seperti fungsi Posyandu Balita pada
umumnya, Posyandu Krajan I melaksanakan pelayanan kesehatan
balita rutin setiap bulan, tak terkecuali saat masa pandemi.
Meskipun dalam pelaksanaannya membutuhkan penambahan dan
pengurangan aspek seperti pemakaian masker, tidak diperbolehkan
berkerumun, dan perubahan jenis PMT, namun secara keseluruhan
kegiatan Posyandu Krajan I berfungsi dengan baik. Terbukti dengan
kehadiran balita posyandu yang ditimbang mencapai 90% dari total
balita posyandu yang artinya 90% balita posyandu dipantau status
gizinya untuk kemudian diberikan penanganan lanjutan.

Pelayanan Posyandu dan Puskesmas di Kota Semarang

Sedangkan di Kota Semarang, kegiatan posyandu untuk


sebagian wilayah kelurahan tidak sepenuhnya berjalan dengan
semestinya. Fatona, kader posyandu Kelurahan Kramas, Kecamatan
Tembalang memberitahukan bahwa kegiatan posyandu di seluruh
wilayah Kota Semarang terpaksa berhenti terhitung sejak bulan April.
Hal tersebut terjadi karena beberapa kader posyandu merasa
ketakutan akan terjadi penyebaran virus Covid-19 jika posyandu
tetap diselenggarakan.

“Sebenarnya, Pemerintah melalui Puskesmas telah


memberikan perlengkapan APD untuk digunakan dalam
penyelenggaraan posyandu serta himbauan agar melakukan kegiatan
pengukuran antropometri secara keliling atau door to door demi
meminimalisasi penyebaran virus, namun dalam praktiknya kami
masih belum sepenuhnya berani untuk melakukan giat posyandu.”
Ungkap Fatona.
Lalu bagaimana dengan penanganan balita gizi kurang dan
lansia yang membutuhkan obat rutin jika kegiatan posyandu balita
serta lansia berhenti? Putri Prihati Sih Kurnia, Ahli Gizi Puskesmas
Sekaran mengungkapkan bahwa program penanganan gizi balita dan
pemenuhan obat rutin kepada lansia yang mengalami sakit kronik
masih tetap berjalan tetap berjalan. “Cara pemantauan dan
penanganannya yaitu dengan meminta bantuan kader agar
melakukan pengawasan dan melaporkan jika ada yang sakit dan
membutuhkan pengobatan untuk segera datang ke puskesmas”
Jelasnya.

Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang


telah menyesuaikan pelayanan kesehatan terhitung sejak bulan
Maret saat keadaan pandemi sesuai himbauan pemerintah.
Beberapa pelayanan kesehatan yang dihentikan antara lain
Posyandu, kelas ibu hamil, dan kelas ibu balita. Sedangkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas masih dibuka namun dengan
menerapkan pembatasan dan minimalisasi pengunjung. Masyarakat
yang mengalami sakit ringan dihimbau tidak perlu untuk berobat ke
puskesmas, namun jika benar-benar membutuhkan pemeriksaan di
Puskesmas dapat berkunjung dengan mematuhi protokol kesehatan.
Putri, sebagai pegawai dan ahli gizi Puskesmas Sekaran
mengungkapkan memang terdapat keluhan dari masyarakat
berkaitan dengan pemberlakuan pelayanan kesehatan yang dipenuhi
pembatasan seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai