Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN DEVIDEN

SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH MENAJEMEN KEUANGAN

OLEH
DIAN TASVIANA (2019110238)
DONATUS DIDIK MULIONO (2019110244)
HENDRIKUS MAWI (20191100239)
KATARINA BEATA (2019110231)
MARIA OKTAVIANO (2019110085)
MARIA RESTIANA JENITA (2019110005)
ZAKI PERDIANSYAH (20191102232)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas segala limpahan rahmat dan
karunia Tuhan Yang Maha Esa, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan, Adapun judul makalah ini adalah “KEBIJAKAN
DIVIDEN”. Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang membangunagar
supaya adanya perbaikan. Akhirnya,penyusun sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih atas
perhatiannya dan mohom maaf atas segala kekurangan. Besar harapan semoga
makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

Daftar isi........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1. 1 latar belakang.................................................................................................

1. 2 rumusan masalah...........................................................................................

1. 3 tujuan penulisan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2. 1 Kebijakan Deviden..........................................................................................

2.2 Tipe Kebijakan Deviden.................................................................................

2. 3 Prosedur Pembayaran Deviden Tunai..........................................................

2. 4 Relevensi Dari Kebijakan Deviden...............................................................

2. 5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden ........................

2. 6 Bentuk Lain Deviden.....................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting perusahaan dan
merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan. Terdapat dua alasan
mengenai pentingnya kebijakan dividen. Alasan pertama, pembayaran dividen dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan. Apabila
dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai
perusahaan juga tinggi. Sebaliknya apabila dividen yang dibayarkan kecil, maka harga
saham juga rendah. Alasan kedua pentingnya kebijakan dividen adalah karena laba
ditahan merupakan sumber dana internal terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan
perusahaan. Pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga dana yang
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi maupun investasi akan berkurang.
Bradley et al (1998) menyatakan kebijakan dividen merupakan inti keuangan
perusahaan. Ditegaskan juga bahwa hubungan nilai-nilai fundamental keuangan
perusahaan disebut sebagai dividen. Nilai dari semua ekuitas perusahaan sama dengan
nilai sekarang dari semua dividen masa depan.
Dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi bagi para pemegang saham
atau investor atas kepemilikan saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain. Dividen kas
merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas bagi pihak perusahaan. Kesempatan
perusahaan untuk melakukan investasi akan berkurang dengan membagikan dividen kas.
Dividen kas dapat menjadi sinyal 2 bagi kreditor, mengenai kecukupan kas perusahaan
untuk membayar bunga dan bahkan melunasi pokok pinjaman (Suharli, 2007).
Deitiana (2011) menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan yang
diambil perusahaan untuk menentukan seberapa besar bagian dari laba bersih yang
diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau sebagai laba yang ditahan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan masalah
pada penyusunan makalah ini adalah:

1. Pengertian kebijakan deviden dan jenis-jenis kebijakan deviden.


2. Mekanisme pembagian dividen.
3. Contoh perusahaan yang melakukan pembagian dividen.

1
1.3. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup
kebijakan dividen yang terdapat dalam rumusan masalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2. Pengertian Kebijakan Dividen


Dalam melakukan perdagangan saham perusahaan akan memperoleh laba bersih.
Laba bersih (net earnings) ini sering disebut sebagai: “Laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa” (earnings available to common stockholders) disingkat EAC.
Laba bersih tersebut akan dikenakan pajak sehingga menjadi laba bersih sesudah pajak
(earinings after tax atau EAT). Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan
terhadap EAT ini yaitu:
1. Dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen.
2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning) untuk
membiayai operasi selanjutnya.

Apabila manajemen memilih alternatif pertama artinya manajemen harus membuat


keputusan tentang besarnnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. Pembuatan
keputusan tentang dividen ini disebut kebijkan dividen.

Bambang Riyanto (2001: 281) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai “politik


yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen
atau untuk digunakan di dalam perusahaan (laba ditahan).

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003: 390) kebijakan dividen adalah rencana
tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen.

Menurut Wetson dan Brigham (1990: 198) kebijakan dividen adalah keputusan untuk
membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.

Menurut Suad Husnan, kebijakan dividen dapat diartikan:


1) Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagikan atau tidak.
2) Apakah laba dibagikan dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham baru.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah
kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen
(dibagikan/ditahan).

3
Menurut Lukas Setia Atmaja (2003: 285) rasio antara dividen dan laba bersih sering
disebut sebagai Dividend Payout Rasio (DPR), yang persamaannya adalah DPR = Total
Dividend/ Net Income. Karena kelebihan laba bersih di atas dividen itu menjadi laba
ditahan maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para
pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan
sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti
laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan
(internal financing) ini mempunyai cost of capital yang paling kecil dibandingkan
dengan metode pendanaan lainnya. Dengan demikian keputusan dividen akan mengacu
pada suatu kebijakan (dividend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan
konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

Ditinjau dari memaksimumkan rentabilitas modal sendiri, maka kebijakan dividen


perlu memperhatikan rentabilitas aktiva dan tingkat bunga. Dikatakan demikian, Karen
apabila kebijakan menetapkan bahwa laba ditahan semakin besar berarti perusahaan ini
menggunakan metode pendanaan dengan menambah modal sendiri, yakni pendanaan
internal.

Kebijakan dividen merupakan salah satu sumber konflik antara manajemen dan
principal karena dividen dapat merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan
kepada investor. Dividen yang dibayarkan secara tunai maupun konversi dengan saham
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek yang baik
di masa yang akan datang.

2.2 Tipe Kebijakan Deviden

1. Dividen Kas (Cash Dividend)


Pembayaran dividen dalam bentuk uang kas. Dibandingkan dengan jenis
dividen lain, deviden kas lebih sering digunakan oleh perusahaan dan umumnya juga lebih
disukai oleh para pemilik saham.

2. Dividen Aktiva selain Kas (Property Dividend)


Dividen yang dibagikan dalam bentuk barang atau aktiva selain kas. Dividen properti ini
yang dibagikan adalah bagian dari aktiva yang tidak akan mengganggu keberlangsungan
hidup bisnis perusahaan. Dan barangnya bisa dibagi rata kepada para pemegang saham.

4
3. Dividen Utang (Scrip Dividend)
Dividen utang adalah janji tertulis untuk membayar jumlah deviden kas tertentu kepada
pemilik saham dikemudian hari. Janji ini umumnya berupa surat promes. Deviden utang ini
bisa terjadi apabila laba perusahaan mencukupi namun saldo kas perusahaan tidak cukup
untuk membayarnya.

4. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)


Dividen likuidasi adalah deviden yang muncul ketika manajemen direksi ingin melikuidasi
usahanya dan mengembalikan seluruh aktiva bersih yang tersisa kepada pemilik saham dalam
bentuk kas tunai.

5. Dividen Saham (Stock Dividend)


Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham yang pembagiannya
sesuai dengan persentase kepemilikan saham. Tidak berbentuk uang kas tunai.
jumlah saham yang beredar akan meningkat namun kapitalisasi pasar besarnya tetap tidak
berubah karena setiap penambahan saham baru diikuti dengan penurunan nilai saham. Sedikit
banyak mirip dengan stock split atau pemecahan saham. Tujuannya untuk bisa
mempertahankan tingkat modal perusahaan.
2.3 Prosedur Pembayaran Deviden Tunai
Prosedur Pembayaran Dividen
Pengumuman emiten dan dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham disebut
tanggal pengumuman dividen. Menurut Sinuraya (1999), rincian tanggal yang diperhatikan
dalam pembayaran dividen, diantaranya yaitu:

Tanggal Pengumuman
Tanggal pengumuman (Declaration Date) adalah tanggal yang secara resmi diumumkan
oleh emiten mengenai bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan
dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular. Isi pengumuman
tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting seperti tanggal pencatatan, tanggal
pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.

Tanggal Pencatatan
Tanggal pencatatan (date of record) adalah tanggal dimana perusahaan melakukan
pencatatan nama para pemegang saham. Pemegang saham yang terdaftar diberikan hak
sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar tidak diberikan hak untuk mendapatkan
dividen.

Tanggal cum-dividend
Tanggal cum-dividend adalah tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat
hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

5
Tanggal ex-dividend
Tanggal ex-dividend adalah tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi
hak untuk mendapatkan dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau
sesudahnya, maka investor tersebut tidak bisa mendaftarkan namanya untuk mendapatkan
dividen.

Tanggal pembayaran
Tanggal pembayaran (payment date) adalah tanggal dimana pembayaran dividen oleh
perusahaan pada para pemegang saham yang telah berhak atas dividen. Jadi pada tanggal
tersebut, para investor sudah bisa mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang
telah diumumkan oleh emiten apakah dividen tunai atau dividen saham.

2.4 Relevensi Dari Kebijakan Deviden

( Dividen dibayar tinggi (Bird In the Hand Theory)


Teori yang dikemukakan oleh Hanafi (2012) argumen ini mengatakan bahwa pembayaran
dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi resiko, yang pada giliran
selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham.
Beberapan argumen yang mendukung pembayaran dividen tinggi:
 Mengurangi ketidakpastian Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi
ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena dividen
diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang, ketidakpastian
dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain. Karena
faktor ketidakpastian berkurang, investor semacam itu mau membayar harga yang lebih
tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.
 Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang
saham. Menurut teori keagenan (agency theory) menurut teori tersebut, konflik bisa
terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Misalnya pihak manajemen
dengan pemegang saham manajemen biasanya diberikan kewenangan untuk membagikan
dividennya kepada pemegang saham, namun oleh pihak manajemen bisa mempunyai
agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham.
 Efek Pajak. Meskipun dividen memilki efek pajak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan capital again, tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran dividen
yang lebih tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ?


Kebijakan dividen berhubungan dengan pertanyaan
apakah dividen dibagikan atau tidak ?
Jika dibagikan, berapa nominal dividen yang akan dibagikan?
Kebijakan dividen perusahaan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Setidaknya ada 8 hal yang harus diperhatikan perusahaan sebelum
menetapkan kebijakan dividennya. Ke-8 faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen antara lain:

6
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang
3. Tingkat Ekspansi Aktiva
4. Stabilitas Laba
5. Peraturan Hukum Perundang-undangan
6. Pengendalian Perusahaan
7. Pembatasan dalam Perjanjian Utang
8. Kemampuan untuk Meminjam

1. Posisi Likuiditas Perusahaan


Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar.

Posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh dalam


pengambilan kebijakan dividen. Semakin lancar likuiditas perusahaan,
semakin besar juga kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.
Ketika sebuah perusahaan tidak cukup likuid.
Kas yang masuk sedikit. Dan utang jangka pendeknya harus segera
dibayarkan.
Dalam kondisi seperti itu....
Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak ?    
Apabila perusahaan membagikan dividen disaat keuangan tidak likuid,
resiko gagal bayar hutang akan sangat tinggi.
Perusahaan akan kesulitan membayar utang dan bahkan kesulitan dalam
melakukan kegiatan operasinal seperti biasa.
Hal Ini karena kondisi keuangan yang sudah tidak bagus, ditambah lagi
harus membagikan keuntungan kepada para pemegang saham.
2.6 Bentuk Lain Deviden

Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang di bayarkan kepada para pemegang saham,
sesuai dengan banyaknya saham yang dimiliki. Pemberian dividen di lakukan jika sudah
mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen sendiri tidak semata –
semata bisa di berikan kepada para pemegang saham. Jika ingin mendapatan dividen, para
penanam modal harus memegang saham dalam waktu yang relatif lama yaitu  hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham

7
yang berhak mendapatkan dividen. Deviden ini juga memiliki beberapa jenis, yaitu seperti
berikut ini:

1. Dividen tunai

Jenis dividen tunai adalah yang paling umum dibagikan kepada pemegang saham. Cara
pembayarannya adalah secara tunai. Sehingga, hal ini lebih disenangi oleh para pemegang
saham. Terkadang perusahaan public membayarkan dividen ini secara berkala. Antara dua
sampai empat kali dalam 1 tahun. Selain itu, dividen ini biasanya akan dikenai pajak sesuai
dengan hukum yang berlaku pada tahun pengeluaran.

2. Dividen saham

Sesuai dengan namanya, dividen saham ini dibayarkan dalam bentuk saham. Dividen ini
sering di manfaatkan oleh perusahaan jika perusahaannya kekurangan uang kas. Pembagian
dividen jenis stock biasanya diberikan secara merata bagi semua pemegang saham. Dengan
demikian, para pemegang saham akan menerima saham lebih banyak setelah mendapatkan
dividen saham ini.

3. Dividen properti

Dividin properti ini dibagikan dalam bentuk aset/barang. Tidak dengan tunai ataupun saham.
Jenis pembagian dividen ini jarang dilakukan oleh prusahaan. Karena akan lebih sulit
perhitungannya. Biasanya perusahaan melakukannya karena uang tunai yang ada di
perusahaan sudah terlanjur tertanam dalam investasi perusahaan lain.

4. Dividen skrip

Dividen Skrip dibayarkan dalam bentuk surat janji hutang. Perusahaan akan membayarkan
pada waktu dan jumlah tertentu sesuai dengan surat janji hutang. Dan biasanya surat ini akan
dikenakan bunga sampai dengan uang tersebut dibayarkan kepada pemilik saham.
Pembayaran dengan jenis ini bisa saja terjadi karena kurangangnya persediaan uang tunai
dalam perusahaan. Sehingga, akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka
pendek kepada pemegang surat.

5. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi bisa diartikan sebagai pengembalian modal. Hal ini bisa saja terjadi karena
perusahaan mengalami kebangkrutan. Namun, hal ini hanya berlaku jika perusahaan tersebut
masih memiliki sedikit sisa kekayaannya. Jika tidak ada yang tersisa, maka pemegang saham
tidak akan mendapat apa-apa.

8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

            Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan,
pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas
return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil,
kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra
tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan
kebijakan deviden yang stabil.

9
DAFTAR PUSTAKA

Atika Jauhari Hatta. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden.

Anonim. 2010. Modul Manajemen Keuangan. Depok.

Latiefasari Hani Diana. 2011. Anallisis yang mempengaruhi factor-faktor Kebijakan


Deviden. Skripsi Sarjana. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

10

Anda mungkin juga menyukai