SURVEI GNSS
PERTEMUAN PERTAMA
Jumat, 18 September 2020
A. Pengantar
Perhatikan gambar dibawah ini !
Gambar tersebut merupakan sebuah peta buta, dapat dikatakan peta buta karena
tidak diketahui sistem koordinatnya. Sehingga nilai panjangan,integral garis dan
posisi dari gambar tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Oleh karena itu dalam
pembuatan peta perlu mencantumkan sistem koordinat.
Berbicara tentang sistem koordinat ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Sistem Koordinat Raster
Berupa Pixel (Picture Elementt) yang , berisi baris dan kolom
2. Sistem Koordinat Vektor
Yang dimaksud ddengan sistem koordinat vektor harus berkaitan dengan
arah,nilai dan satuan. Adapun satuan dibagi menjadi satuan panjangan,satuan
berat, satuan sudut, maupun satuan waktu.
Berbicara tentang basis vektor dapat dipilih lagi menjadi Sistem Kartesian
dan Sistem Polar.
a. Sistem Koordinat Kartesian
Menunjukkan posisi titik yang relatif terhadap sumbu X,Y, dan Z
b. Sistem Koordinat Polar atau Kutub
Menunjukkan posisi titik terhadap sudut dan jarak, dan apabila dimodelkan
dalam 3 dimensi ditunjukkan dengan Lintang,Bujur dan Ketinggian.
Berbicara tentang lintang dan bujur maka model bumi yang digunakan
adalah model bumi geodetik (yang berbentuk Elipsoid) dan model bumi
geografik (yang berbentuk bola)
Dari uraian mengenai jalan tol Gilimanuk - Denpasar di atas, perlu diketahui
bahwa pembangunan jalan tol yang terletak di Kawasan Teluk Denpasar ini
menggunakan dana APBN sebesar 10 Triliun. Sehingga proses pengerjaan
diharuskan bersungguh-sungguh,mengingat anggaran yang dikeluarkan tidaklah
sedikit.
Berbicara tentang pembangunan jalan tol tersebut kontribusi atau peranan Ilmu
Teknik Sipil sangatlah besar, namun di sisi lain Ilmu Geodesi juga diperlukan
dalam memberi dukungan data seperti data pengukuran panjang jalan.
Pada mata kuliah Survei Rekayasa Semester 4 lalu, telah dijelaskan mengenai
istilah lengkung sederhana dan lengkung majemuk dalam pembangunan sebuah
jalan. Pada gambar 2 di atas, jalan tol Gilimanuk - Denpasar dapat dikategorikan
sebagai lengkung majemuk, karena bentuk jalan tersebut tidak hanya melengkung,
namun jalan tersebut juga memiliki elevasi (ketinggian) yang naik turun.
Gambar 3
Jalan Tol Bali Mandara
Disamping itu, ilmu geodesi juga diperlukan dalam pembuatan model 3
Dimensi, agar dapat diketahui struktur pemodelan secara rinci dan komprehensif.
Pada Gambar 3 tersebut, nampak sebuah jalan layang yaitu jalan Tol
Denpasar-Singaraja. Dapat kita ketahu bahwasannya jalan tersebut terletak pada
daerah yang berkontur (tidak datar),pada kasus ini tentu saja ilmu geodesi berperan
dalam pembuatan pemodelan 3 dimensi untuk mengetahui area yang akan di cut
maupun area yang akan fill (mengingat bahwa pada gambar 3 tersebut, jalan tol
dibuat dengan memotong bukit). Selain itu dalam pembuatan desain jalan tol pada
gambar 3, diperlukan ketinggian atau elevasi untuk pembuatan tiang pancang jalan.
Untuk itulah Ilmu Geodesi diperlukan untuk memberikan informasi elevasi yang
diperoleh melalui pengukuran.
Perhatikan gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4
Rencana route Tol Gilimanuk-Denpasar
Berbicara tentang informasi geospasial dasar coverage area yang akan dikerjakan
sangatlah luas dan kompleks, sehingga tidak dapat mengandalkan survei dengan
menggunakan alat seperti Total Station, namun diganti dengan teknologi yang lebih
canggih yaitu dengan metode Survei GNSS.
DAFTAR PUSTAKA