23 Oktober 2019
Oleh :
Narlita Saras Ulkharimah
18/425049/TK/46744
V. Landasan Teori
Digital elevation model (DEM) adalah data digital yang menggambarkan
geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan
titik-titik koordianat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang
didefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat. (Tempfli,
1991 dalam Purwanto, 2008). DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan
relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3 dimensi yang
menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan
bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993).
Fotogrametri adalah seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi
terpercaya tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman,
pengukuran dan interpretasi gambaran fotografik dan polaradiasi tenaga
Elektromagnetik yang terekam (American Society of Photogrammetry,
1979 dalam Wolf, P.R., 1993).
Virtual Stereoplotter adalah perangkat lunak pemrosesan digital foto udara
stereoskopis. Aplikasi ini dibuat dengan VB 2010 Express dengan
mengintegrasikan komponen-komponen dan pustaka seperti DotSpasial 1.2,
Geostatistical Tool, MathNet.Numerics, dan ZedGraph. Beberapa kinerja aplikasi
ini seperti Orientasi Interior, Cross Correlation, Penyesuaian Model Single Bundle,
IDW, Pemfilteran Median, sehingga diperoleh Digital Surface Model (DSM) yang
bereferensi spasial. Kualitas hasil DSM ini dikontrol dari kualitas titik kontrol foto
udara, dan atau titik ikatnya.
4. Misalnya untuk gambar kanan kita menggunakan foto Depok IMG 113 dan
gambar kanan menggunakan foto Depok 114 klik open.
5. Setelah itu akan muncul jendela seperti dibawah, kemudian lakukan
calibration camera untuk foto kiri dan foto kanan dengan memasukan data
calibration kamera sesuai data
6. Klik load untuk menginput data kalibrasi kamera yang telah tersedia, dan sesuai
dengan daerah hasil foto.
Misalnya untuk foto kiri kita gunakan IMG_113_ideal_Camera_Calibration_Data
begitupun dengan foto kanan
Tampilan yang dihasilkan setelah data di open adalah sebagai berikut ini
7. Kemudian pilih save pada kedua tampilan di atas, dan nilai IOP dari foto
kanan maupun kiri akan ditampilkan, klik yes untuk menyetujuinya
Dari gambar di atas kita ketahui bahwasannya IOP untuk foto kanan dan kiri
memiliki nilai yang sama
8. Setelah itu lakukan penentuan titik-titik GCP pada foto dengan klik ikon GCPs
9. Kemudian
Setelah GCP ditampilkan, Lanjutkan dengan menambahkan Tie Point secara manual
dengan cara : Klik ikon Tie Point pada menu tool bar
• Klik save
• Lakukan langkah yang sama hingga terpenuhi jumlah Tie Point yang
diinginkan
a. 8 Tie Point menggerombol
b. 8 Tie Point menyebar
c. 16 Tie Point menggerombol
d. 16 Tie Point menyebar
b. 8 Menyebar
Hasil plotting Tie Point
Nilai EOP
Grafik RMS
c. 16 menggerombol
Plotting tie point
Nilai EOP
RMS Grafik
Penyimpanan
d. 16 Menyebar
Hasil plotting yie point
Penyimpanan
Analisis :
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut maka dapat kita simpulkan bahwasanya
urutan nilai RMS error dari yang paling kecil ke yang paling besar adalah
1. 16 Titik Menyebar dengan nilai RMSe sebesar
Hal ini disebabkan karena semua percobaan menggunakan referensi gambar/data yang
sama yaitu IMG_1513_ideal dan IMG_1514_ideal, meskipun tie point di letakkan
pada posisi yang berbeda di tiap percobaanya, hal tersebut tidak akan mempengaruhi
besarnya IOP
Nilai EOP yang berubah disebabkan karena persebaran dan persebaran tie point yang
berbeda beda di setiap percobaanya.
VIII. Kesimpulan
1. RMS e bergantung pada tie point
Semakin banyak tie point yang menyebar maka nilai RMS e nya semakin baik/
kecil
2. Nilai IOP untuk ke empat percobaan adalah sama.
IX. Daftar Pustaka
Laksono,Dany Puguh; Nugroho Prijono; 2017; Diktat Mata Kuliah Fotogrametri
I;Yogyakarta.