Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Fotogrametri I

PENGOLAHAN FOTO UDARA MENGGUNAKAN SOFTWARE VIRTUAL


STEREOPLOTTER DAERAH DEPOK

23 Oktober 2019

Oleh :
Narlita Saras Ulkharimah
18/425049/TK/46744

Program Studi Sarjana Teknik Geodesi


Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2019
I. Mata Acara
Pengenalan Software Virtual Stereoplotter
II. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar:
a. Mahasiswa mampu memahami penggunaan software Virtual StereoPlotter.
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh dari persebaran tie point yang digunakan.
c. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh dari jumlah tie point yang digunakan.
d. Mahasiswa mampu mengetahui mengapa hasil IOP dan EOP berubah.
III. Alat dan Bahan
• Komputer/Laptop
• Software Virtual Stereoplotter
• Data GCP maupun data calibrate dari kedua foto
IV. Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan pada :


Hari : Rabu
Tanggal :24 Oktober 2019
Waktu : 13.00- 15.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fotogrametri Teknik Geodesi FT UGM

V. Landasan Teori
Digital elevation model (DEM) adalah data digital yang menggambarkan
geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan
titik-titik koordianat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang
didefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat. (Tempfli,
1991 dalam Purwanto, 2008). DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan
relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3 dimensi yang
menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan
bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993).
Fotogrametri adalah seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi
terpercaya tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman,
pengukuran dan interpretasi gambaran fotografik dan polaradiasi tenaga
Elektromagnetik yang terekam (American Society of Photogrammetry,
1979 dalam Wolf, P.R., 1993).
Virtual Stereoplotter adalah perangkat lunak pemrosesan digital foto udara
stereoskopis. Aplikasi ini dibuat dengan VB 2010 Express dengan
mengintegrasikan komponen-komponen dan pustaka seperti DotSpasial 1.2,
Geostatistical Tool, MathNet.Numerics, dan ZedGraph. Beberapa kinerja aplikasi
ini seperti Orientasi Interior, Cross Correlation, Penyesuaian Model Single Bundle,
IDW, Pemfilteran Median, sehingga diperoleh Digital Surface Model (DSM) yang
bereferensi spasial. Kualitas hasil DSM ini dikontrol dari kualitas titik kontrol foto
udara, dan atau titik ikatnya.

VI. Langkah Kerja


1. Bukalah software Virtual Stereoplotter
2. Tampilan yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut

3. Perhatikan menu menu yang tersedia didalamnya, kemudian untuk


memasukkan citra maka pilih load image, lakukan untuk gambar kanan dan
gambar kiri

4. Misalnya untuk gambar kanan kita menggunakan foto Depok IMG 113 dan
gambar kanan menggunakan foto Depok 114 klik open.
5. Setelah itu akan muncul jendela seperti dibawah, kemudian lakukan
calibration camera untuk foto kiri dan foto kanan dengan memasukan data
calibration kamera sesuai data

6. Klik load untuk menginput data kalibrasi kamera yang telah tersedia, dan sesuai
dengan daerah hasil foto.
Misalnya untuk foto kiri kita gunakan IMG_113_ideal_Camera_Calibration_Data
begitupun dengan foto kanan
Tampilan yang dihasilkan setelah data di open adalah sebagai berikut ini

7. Kemudian pilih save pada kedua tampilan di atas, dan nilai IOP dari foto
kanan maupun kiri akan ditampilkan, klik yes untuk menyetujuinya

Dari gambar di atas kita ketahui bahwasannya IOP untuk foto kanan dan kiri
memiliki nilai yang sama
8. Setelah itu lakukan penentuan titik-titik GCP pada foto dengan klik ikon GCPs
9. Kemudian
Setelah GCP ditampilkan, Lanjutkan dengan menambahkan Tie Point secara manual
dengan cara : Klik ikon Tie Point pada menu tool bar

Tampilan yang dihasilkan


Centang use mouse pointer to add pixel coordinate Tie Points untuk memasukkan Tie
Point dengan mouse
• Input nama titik, misalnya T1

• Klik save
• Lakukan langkah yang sama hingga terpenuhi jumlah Tie Point yang
diinginkan
a. 8 Tie Point menggerombol
b. 8 Tie Point menyebar
c. 16 Tie Point menggerombol
d. 16 Tie Point menyebar

VII. Hasil dan Pembahasan


a. 8 menggerombol
Hasil plotting tie point
EOP gambar kanan dan gambar kiri

Hasil nilai EOP


Grafik RMS

Tie point database


Simpan

b. 8 Menyebar
Hasil plotting Tie Point

Nilai EOP masing masing gambar


Proses

Nilai EOP
Grafik RMS

Tie Point Database


Untuk menyimpan masing masing data di atas klik Export, kemudian tentukan nama file
dan lokasi penyimpanannya

c. 16 menggerombol
Plotting tie point
Nilai EOP
RMS Grafik

Database Tie Point

Penyimpanan
d. 16 Menyebar
Hasil plotting yie point

EOP masing masing gambar


Nilai EOP
Grafik RMS
Tie Points Database

Penyimpanan

Analisis :
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut maka dapat kita simpulkan bahwasanya
urutan nilai RMS error dari yang paling kecil ke yang paling besar adalah
1. 16 Titik Menyebar dengan nilai RMSe sebesar

2. 16 Titik Menggerombol dengan nilai RMSe sebesar


3. 8 Titik Menyebar dengan nilai RMSe sebesar

4. 8 Titik Menggerombol dengan nilai RMSe sebesar

Adapun analisis yang kami peroleh dari praktikum ini adalah,


a. Pengaruh jumlah tie point terhadap RMSe
Semakin banyak Tie Point yang digunakan maka nilai RMSe yang dihasilkan
semakin kecil hal tersebut dikarenakan, banyaknya tie point dapat digunakan
untuk mengikat banyak objek yang berada di sekitarnya, begitupun sebaliknya
b. Pengaruh persebaran Tie point terhadap nilai RMSe
Dalam praktikum ini kami memilih 2 kategori persebaran Tie Point yaitu
menggerombol dan menyebar, Analisa yang kami peroleh dari hasil di atas adalah,
persebaran tie point secara menyebar akan menghasilkan nilai RMSe yang lebih
kecil dibandingkan dengan persebaran tie point yang menggerombol, hal tersebut
masih ada kaitannya dengan banyaknya dan cakupan pengikatan objek.
c. Nilai IOP dan IOP berubah
Penjelasan :
Pada praktikum kali ini nilai IOP untuk semua percobaan (8 menyebar dan
menggerombok serta 16 menyebar dan menggerombol) adalah tetap yaitu

Hal ini disebabkan karena semua percobaan menggunakan referensi gambar/data yang
sama yaitu IMG_1513_ideal dan IMG_1514_ideal, meskipun tie point di letakkan
pada posisi yang berbeda di tiap percobaanya, hal tersebut tidak akan mempengaruhi
besarnya IOP
Nilai EOP yang berubah disebabkan karena persebaran dan persebaran tie point yang
berbeda beda di setiap percobaanya.

VIII. Kesimpulan
1. RMS e bergantung pada tie point
Semakin banyak tie point yang menyebar maka nilai RMS e nya semakin baik/
kecil
2. Nilai IOP untuk ke empat percobaan adalah sama.
IX. Daftar Pustaka
Laksono,Dany Puguh; Nugroho Prijono; 2017; Diktat Mata Kuliah Fotogrametri
I;Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai