FOTOGRAMETRI I
Disusun Oleh :
Ana Mardhiyana A
17/415136/TK/46425
Kelompok 10 Kelas A
2018
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan final project kali ini, yaitu:
1. Mengetahui penggunaan papan kalibrasi dan cara penggunaannya
2. Mencegah terjadinya distorsi pada foto
3. Melakukan proses Interior Orientation dan Eksterior Orientation
4. Melakukan pemilihan Titik GCP dan Tie Points pada foto
5. Melakukan pembuatan Digital Surface Model
Fotogrametri merupakan ilmu, seni dan teknologi untuk memperoleh ukuran terpercaya dari foto
udara (Kiefer, 1993). Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, teknik fotogrametri terus
berkembang. Mulai dari fotogrametri analog, fotogrametri analitik hingga fotogrametri digital.
Munculnya berbagai software komersial pengolah foto udara sangat mendukung
dikembangkannya teknik fotogrametri digital, sehingga saat ini telah mampu dilakukan produksi
Digital Elevation Model (DEM) dengan akurasi yang cukup baik dari sumber data foto udara
digital (Rendy dan Farda, 2012).
Photo Modeler Scanner adalah perangkat lunak yang dibuat oleh Eos System Inc. Kegunaan utama
perangkat lunak ini adalah adanya suatu proses yang dinamakan dengan inverse camera, dalam
proses tersebut dapat dilakukan pengukuran yang akurat di origin foto yang belum terdefinisi.
Virtual Stereoplotter adalah perangkat lunak yang dapat melakukan proses Interior and Exterior
Orientation, Single Model Bundle Adjustment dan Median Filtering. Selain itu, Virtual
Stereoplotter merupakan pemograman open source pengolah foto udara stereo digital untuk
menghasilkan DSM yang gratis sehingga dapat diakses oleh banyak orang.
Kalibrasi kamera pada Photo Modeler Scanner dilakukan untuk memberikan hasil ukuran yang
akurat. Kamera kalibrator dalam Photo Modeler Scanner mampu menyimpan informasi tambahan
untuk membantu mengukur kualitas hasil kalibrasi. Keseluruhan RMS Residual dan Maksimum
Residual memberikan umpan balik yang berguna tentang keberhasilan kalibrasi dan sangat
berguna ketika membandingkan dua kalibrasi dari kamera yang sama. Semakin kecil nilai RMS
Residual maka semakin baik pula kualitas hasil kalibrasi.
Page | 1
Model 3D dalam survei dan pemetaan meliputi Digital Surface Model (DSM), Digital Elevation
Model (DEM), Digital Terrain Model (DTM), dan Digital Geoid Model (DGM). DSM merupakan
model permukaan digital dengan referensi permukaan objek terhadap Mean Sea Level (MSL).
DEM merupakan model permukaan digital yang memunyai referensi terhadap ellipsoid. DTM
merupakan model permukaan digital yang mempunyai referensi terhadap koordinat toposentrik
dan telah dilakukan koreksi unsur-unsur geodetic terhadap model tersebut. DGM merupakan
model permukaan digital yang mempunyai referensi terhadap geoid/rata-rata ekuipotensial yang
berimpit dengan MSL.
Hasil DEM tersebut bisa digunakan untuk berbagai aplikasi, baik yang beesifat keteknikan maupun
yang non teknik. DEM yang dihasilkan tersebut akan dicek dengan profil melintang. Profil
merupakan kenampakan objek baik secara topografi maupun non topografi. Profil terbagi atas dua
macam, yaitu profil memanjang dan melintang. Profil melintang merupakan kenampakan objek
secara melintang secara tegak lurus terhadap sumbu objek tersebut. Profil memanjang merupakan
kenampakan objek memanjang mengikuti sumbu objek tersebut, missal profil as jalan. Profil
melintang tersebut mencerminkan kenampakan DEM wilayah tersebut dan ditampilkan dalam
bentuk grafik.
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
2.1 Alat dan Bahan
Dalam pelaksanannya proses ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Papan Kalibrasi
2. Miniatur
3. Kertas Milimeter Block
4. Penggaris
5. Handphone
6. Laptop
7. Software Photo Modeler Scanner
8. Software Virtual Stereoplotter
Page | 2
Tegak
Agak Condong
Condong
Page | 3
3. Pastikan foto yang akan di kalibrasi terdapat dalam satu album. Kemudian pilih album (1) lalu klik
tulisan “All” (2) dan setelah itu pilih next (3)
5. Pilih tulisan “Show report” untuk melihat penjelasan hasil kamera setelah di kalibrasi
Page | 4
6. Setelah kamera dilakukan kalibrasi. Buka applikasi Virtual Stereoplotter
7. Masukkan foto untuk foto sebelah kiri pilih gambar kiri seperti di bawah ini. Masukkan foto yang
kanan dengan cara memilih gambar sebelah kanan.
8. Masukkan hasil kalibrasi kamera sesuai dengan hasil yang ada pada Photo Modeler Scanner.
setelah diisi kemudian pilih “load”
Page | 5
9. RMS yang didapat hasil Interior Orientation pada kedua foto
IMG_8512 IMG_8513
11. Masukkan Titik GCP foto dengan memilih seperti gambar dibawah ini beri nama titik
GCP pilih proyeksi UTM WGS 1984 zona 49S pilih titik GCP pada gambar
minimal 4 masukkan koordinat (x,y,z) dalam meter setelah itu pilih “save”
Page | 6
12. Hasil foto setelah dimasukkan Titik GCP
13. Masukkan Tie Points dengan memilih seperti gambar dibawah ini kemudian input titik ikat
secara bebas dan membentuk piramid. Beri nama pada titiknya save new point
Page | 7
15. Untuk menampilkan Tie Point dengan memilih seperti gambar dibawah ini kemudian pilih
“perform bundle adjustmen”
16. Hasil RMS yang didapat hasil Exterior Orientation pada foto
Page | 8
18. Pilih DSM DSM Processing pilih hasil bundle adjustment
20. Pilih “Generate” untuk menghasilkan data raster. Isikan pada Z field dengan “Z” dan
selebihnya default kemudian “Ok”
Page | 9
21. Hasil data Raster
22. Pilih logo tersebut kemudian tarik garis pada bagian yang ingin dilihat
23. Untuk melihat tampilan grafik dengan memilih logo seperti dibawah ini
Page | 10
24. Kemudian pilih logo seperti gambar dibawah ini untuk filtering. Isikan seperti gambar
yang telah dicontohkan
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kalibrasi Kamera
Hasil dari kalibrasi kamera ini menghasilkan IOP dan EOP karena kamera yang digunakkan berupa
kamera non-metrik yang memiliki geometri tidak baik. Hasil dari perhitungan IOP untuk
mendapatkan unsur-unsur orientasi dalam antara lain panjang focus terkalibrasi (f), posisi titik
utama foto (Xo, Yo) dan koefisien distorsi lensa (K1, K2, K3, P1, P2). Nilai RMS yang didapat
adalah 1.3 dan mendapat 87%, hal ini menandakan bahwa kamera yang digunakan sudah baik
(>80%) tetapi hasil kalibrasi belum terlalu baik karena masih >1. Hasil IOP ini yang akan
dimasukkan kedalam software Virtual Stereoplotter dan kamera yang digunakkan harus sama.
Page | 11
Hasil Grafik Bundle Adjustement
Hasil grafik ini menunjukan setiap nomer iterasi dan hasil nilai RMS yang didapat. Proses Bundle
Adjustment atau hitung kuadrat terkecil ini melakukan iterasi sebanyak 10 kali. Dari grafik dapat
dilihat nilai RMS tertinggi didapat pada iterasi pertama sebesar 0.00136. Untuk iterasi selanjutnya
nilai RMS semakin kecil mendekati 0 sehingga tidak muncul dalam grafik. Dilakukannya iterasi
sebanyak 10 kali agar mendapat hasil yang unik sesuai.
Hasil Exterior Orientation (EO) ini adalah proses melalui titk control yang diukur dari tanah dan
ditampilkan pada gambar. Proses ini memungkinkan perhitungan untuk setiap foto dilakukan
secara terpisah. Hasil EO ini mendapatkan nilai omega, phi, kappa, Tx, Ty dan Tz.
Page | 12
Hasil Interior Orientation Parameter
Hasil Interior Orientation (IO) ini adalah proses transformasi affine yaitu, memulihkan citra digital
referensi koordinat sistem kembali ke sistem koordinat kamera fotogrametri. Hal ini dimungkinkan
melalui pengukuran tanda fiducial mark gambar tesebut dengan mengkorelasikan piksel posisi
(kolom dan baris) dalam gambar tersebut ke sistem kartesian kamera.
Hasil Digital Surface Model (DSM) dapat dilihat dari profil melintang tersebut. Untuk membentuk
DSM harus memilih tie point yang membentuk suatu objek tersebut agar hasil akhirnya akan
menyerupai objek sebenarnya. Semakin banyak atau rapat tie point yang diambil maka semakin
membentuk objek tersebut. Ketika ditarik profil melintang mendapatkan grafik yang naik atau
semakin naik menandakan bahwa dari bentuk tersebut memiliki beda ketinggian atau tidak berada
dalam ketinggian yang sama. Jika dilihat dari bentuk miniatur, DSM dan Grafik merepresentasikan
hasil yang sama, karena pada bentuk sebenarnya memang semakin naik seperti bentuk piramid.
Hasil median filtering ini merupakan hasil gambar raster DSM yang di proses agar mengurangi
atau mereduksi noise yang ada pada raster DSM dengan ukuran 3x3.
Page | 13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Hasil kalibrasi kamera mendapat hasil 87% dan RMS 1.3. hal ini menandakan bahwa
kamera yang digunakkan sudah baik tetapi hasil kalibrasi belum terlalu baik. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal sedikit sulit dikarenakan harus dilakukan foto ulang
papan kalibrasi dan melakukan proses kalibrasi yang tidak sebentar.
2. Dari hasil pembentukan Digital Surface Model (DSM) menggunakan Virtual Stereoplotter
mendapatkan hasil yang mendekati bentuk aslinya, dapat dilihat ketika dilakukan profil
melintang dan grafik yang dihasilkan hamper sama dengan miniatu, bentuk DSM juga
dipengaruhi dari pemilihan tie point yang membetuk objek tersebut.
4.2 Saran
1. Dalam penggunaan software Virtual Stereoplotter karena software ini termasuk baru
dibentuk dan masih perlu perkembangan terutama ketika pengolahan data RMS, bundle
adjustment dan proses hasil raste kadang hasil tidak muncul sehingga perlu di lakukan
ulang sampai muncul hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Julzarika. 2009. Pemodelan 3D Batu Mandi Menggunakan Digital Elevation Model (DEM)
Turunan Digital Surface Model (DSM) Shuttle Radar Tophography Mission (SRTM) 90 Dengan
Interpolasi Cokriging.
http://www.jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_inderaja/article/view/1183/1061. diakses tanggal
03 Desember 2018.
Kiefer dan Lillisand. 1993. Penginderaann Jauh dan Interpretasi Citra. Text Book. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Mulia dan Hepy. 2014. Studi Fotogramteri Jarak Dekat Dalam Pemodelan 3D Dan Analisis
Volume Objek. http://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/687/422. diakses tanggal 03
Desember 2018.
Rendy dan Farda. 2012. Pemrograman ‘Virtual Stereoplotter’ sebagai program spasial peghasil
Digital Surface Model dari foto udara stereo digital.
http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/viewFile/29/29. diakses tanggal 03 Desember
2018.
Page | 14