Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Menggunakan Kode Target untuk


Pemodelan 3D
Fotogrametri Non Topografi

Disusun Oleh :

Rizki Abdilah

17/410221/TK/45578

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEODESI

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN 2020
I. MATA ACARA PRAKTIKUM
Menggunakan Kode Target Pada Photomodeler Scanner untuk Pemodelan 3D
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu melakukan kalibrasi kamera dengan objek grid menggunakan
software Photomodeller scanner
2. Mahasiswa mampu melakukan proses pemodelan 3D dengan photomodeller scanner
III. TEORI
Kamera fotogrametri tidak mempunyai lensa yang sempurna, sehingga proses
perekaman yang dilakukan akan memiliki kesalahan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkalibrasian kamera untuk dapat menentukan besarnya penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi. Ada dua jenis distorsi lensa, yaitu distorsi yang bersifat radial dan tangensial.
Distorsi lensa dapat menyebabkan bergesernya titik pada foto dari posisi yang sebenarnya,
sehingga memberikan ketelitian pengukuran yang tidak baik, namun tidak mempengaruhi
kualitas ketajaman citra yang dihasilkan.
Fotogremetri didasarkan pada pengolahan gambar. Produk utama adalah DTM, DSM,
orthoimages, rekontruksi 2D dan 3D dan klasifikasi objek dunia nyata, dan visualisasi. Dari
beberapa foto hasil pemotretan yang dihasilkan dari posisi pemotretan yang berbeda, akan
dapat dibentuk sebuah model 3D. Model ini dipresentasikan oleh titik-titik tiga dimensi
(x,y,z). untuk dapat memberikan model 3D tersebut diperlukan suatu proses hitungan
fotogrametri seperti orientasi dalam, orientasi luar, dan orientas absolute
IV.LANGKAH KERJA
1. Buka software Photomodeler Scanner, pilih “camera calibration”
2. Masukkan file foto bidang kalibrasi

3. Melakukan kalibrasi kamera menggunakan automarking. Pilih “Run” untuk memulai


proses automarking. Tampilkan laporan hasil kalibrasi kamera dengan pilih “show report”
4.

5.
6.

7.
8. Tampilkan ID pada titik, pastikan semua kode target sudah tereferensi, jika belum lakukan
referensi secara manual antar foto
9.
10. Lakukan kalibrasi kamera kembali, simpan project.
11. Lakukan pemodelan 3D untuk tangga kecil, pilih automatic target, lalu RAD.

12.
13.
14. Pilih file yang akan dibuat 3D dan masukkan kamera kalibrasi yang sudah disimpan tadi,
15. Tunggu proses automarking hingga selesai.

16.
17. Tampilkan ID kode target, lalu lakukan Automatic target marking, atur ukuran dot.

18.
19. Lakukan referensi manual jika ada dot yang tidak terdeteksi.
20.
21. Untuk mendapatkan orientasi pada objek, pilih process pada menu bar project, lakukan
untuk semua foto.

22.
23. Lakukan automatic reference agar semua titik yang tidak terdeteksi (abu-abu) tereferensi
satu sama lain, gunakan automatic referencing pada bar referencing, centang “allow coded
target points to be used”
24.
25. Lakukan “Mark Line mode” untuk memudahkan interpretasi model 3D

26.
27. Tampilkan model 3

28.
V. PEMBAHASAN

Hasil model 3D diatas menggunakan kode target objek tangga kecil, dengan proses
automatic target marking, yang memudahkan proses deteksi kode target sehingga proses
pengerjaan bisa memakan waktu lebih cepat, langkah selanjutnya adalah proses interpretasi
model 3D dengan mark line mode, untuk memperoleh bentuk 3D dengan garis yang terorientasi
dengan tool process.
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum ini disimpulkan bahwa kamera yang akan digunakan untuk pemodelan
3D harus melalui kalibrasi pada parameter kamera, proses kalibrasi dlakukan dengan bidang
target, pengambilan gambar bidang target harus sesuai standar, tingkat pencahayaan yang
sesuai, mencakup semua titik, dan gambar harus focus pada bidang target.

Anda mungkin juga menyukai