FOTOGRAMETRI DIGITAL
Kalibrasi Kamera Menggunakan
Toolbox Matlab
Disusun Oleh :
Fashan Boby Nurmahdi (03311840000057)
Dosen Pengampu :
Agung Budi Cahyono ST., M.Sc., DEA
Dosen Responsi :
Husnul Hidayat ST., MT.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini bisa tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini si pembaca
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Saya sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan laporan ini, karena keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman. Untuk itu saya begitu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berdasarkan permasalah tersebut, tujuan praktikum kalibrasi kamera ini antara lain agar
mahasiswa mampu memahami konsep kalibrasi kamera secara digital dengan bantuan
software Matlab, serta mampu memahami distorsi lensa dan parameter-parameter yang
didaptkan melalui kalibrasi kamera.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yakni mahasiswa dapat memahami konsep
kalibrasi kamera dan nilai-nilai parameter orientasi dalam atau Interior Orientation
Parameters (IOP) hasil kalibrasi dapat digunakan.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kamera
Dalam fotogrametri kamera merupakan salah satu instrumen paling penting, karena
kamera digunakan untuk membuat foto yang merupakan alat utama dalam fotogrametri.
Oleh karena itu dapat dikatakan pula bahwa foto yang akurat (mempunyai kualitas geometri
yang tinggi) diperoleh dari kamera yang teliti. Baik untuk keperluan foto udara maupun foto
terestrial, kamera diklasifikasikan menjadi dua kategori umum yaitu kamera metrik dan
kamera non-metrik.
2.1.1 Kamera Metrik
Kamera metrik merupakan jenis kamera yang dirancang khusus untuk keperluan
fotogramterik. Kamera metrik yang umum digunakan mempunyai ukuran format 23
× 23 cm. Sebelum digunakan, kamera metrik dibuat stabil dan dikalibrasi secara
menyeluruh. Melalui proses kalibrasi kamera, nilai-nilai parameter dari kamera
metrik seperti focal length (panjang fokus), distorsi radial lensa, distorsi tangensial
lensa, dan principal point (titik utama foto) diketahui dan dapat digunakan untuk
periode yang lama. Untuk kamera metrik berformat normal dikenal tiga sudut bukaan
(angle field of view), yakni :
a. Normal Angle (NA), dengan panjang focus 210 mm
b. Wide Angle (WA), dengan panjang focus 152 mm
c. Super Wide Angle, dengan panjang focus 88 mm
Sebagian besar kamera metrik umumnya dirancang dengan focal length tetap
untuk objek yang tak terhingga. Apabila kamera metrik diterapkan untuk keperluan
foto terrestrial (pemotretan pada jarak pendek), kamera metrik tidak dapat
menghasilkan gambar yang tajam, sehingga diperlukan modifikasi khusus pada focal
length-nya agar diperoleh gambar yang tajam pada saat melakukan pemotretan jarak
pendek.
2.1.2 Kamera Non – Metrik
Kamera non-metrik dirancang untuk keperluan foto professional maupun
pemula, dimana kualitas visual lebih diutamakan daripada kualitas geometrinya.
Kamera non-metrik memiliki dua kelemahan, yaitu :
a. Ketidakstabilan Geometrik
Ketidakstabilan geometrik ini menjadi masalah terbesar bagi para
penggunaan kamera non-metrik. Kamera non-metrik memiliki lensa yang tidak
sempurna, sehingga apabila kamera non-metrik digunakan untuk keperluan foto
udara, hasil pemotretannya akan mengalami kesalahan (distorsi). Kamera non-
metrik tidak memiliki fiducial mark, namun dapat dilakukan modifikasi untuk
membuat fiducial mark. Selain itu, pada kamera non-metrik tidak diketahui
2
secara pasti besarnya focal length dan posisi principal point, sehingga
pengukuran pada foto udara menjadi kurang teliti. Kamera non-metric dapat
dikalibrasi dengan teknik tertentu sehingga parameter-parameter internal yang
berpengaruh pada ketelitian geometrik foto dapat diketahui dan kamera non-
metrik dapat digunakan untuk keperluan aplikasi fotogrametri.
b. Ukuran Film yang Terbatas
Untuk mencakup area dengan luas dan skala yang sama, penggunaan
kamera format kecil 24 × 36 mm membutuhkan jumlah foto lebih banyak
dibandingkan jika pemotretan itu dilakukan menggunakan kamera metrik format
besar 23 × 23 cm.
Gambar 2.1 Ilustrasi akibat adanya distorsi lensa dan tidak ortogonalnya sumbu
2.3 Matlab
MATLAB merupakan kependekan dari MATrix LABoratory dikarenakan setiap data
pada MATLAB menggunakan dasar matriks. MATLAB adalah bahasa pemrograman tinggi,
tertutup, dan case sensitive dalam lingkungan komputasi numerik yang dikembangkan oleh
MathWorks. Salah satu kelebihannya yang paling populer adalah kemampuan membuat
grafik dengan visualisasi terbaik. MATLAB mempunyai banyak tools yang dapat membantu
berbagai disiplin ilmu. Ini merupakan salah satu penyebab industri menggunakan MATLAB.
Selain itu MATLAB mempunyai banyak library yang sangat membantu untuk
menyelesaikan permasalahan matematika seperti membuat simulasi fungsi, pemodelan
matematika dan perancangan GUI.
4
MATLAB digunakan oleh kalangan pelajar, teknisi, peneliti di universitas, institusi
penelitian, maupun Industri sebagai alat yang membantu melakukan komputasi matematis
untuk berbagai keperluan. MATLAB biasanya digunakan untuk penelitian, pengembangan
sistem, dan desain sistem. Berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya, MATLAB
merupakan bahasa pemrograman tertutup. Sehingga, kompilasi program MATLAB harus
menggunakan software MATLAB yang dikembangkan oleh MathWorks. Selain itu,
MATLAB juga mendukung pemrograman interpretatif untuk melakukan sejumlah instruksi
secara langsung melalui CLI (command line interface).
5
BAB III
METODOLOGI
6
3.3 Diagram Alir Praktikum
Mulai
Finish
Persiapkan Alat
dan Bahan
Proses Kalibrasi
Menentukan Posisi
Membuka Matlab dan Jalankan
dan Sudut
Toolbox Calib
Pemotretan
Kolimator
Membuka Matlab dan Jalankan
Tidak Toolbox Calib
3.4 Metodologi
Berikut langkah - langkah praktikum kalibrasi kamera :
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum (Smartphone, laptop, Software Matlab)
b. Potret papan kolimator dari berbagai sudut dan posisi seperti berikut
7
c. Memasukkan hasil pemotretan ke dalam folder TOOLBOX_calib
d. Run script Matlab calib_gui.m kemudian muncul kotak dialog Camera Calibration
Toolbox, pilih Standard jika RAM laptop mencukupi untuk proses, jika tidak bisa pilih
Memory efficient.
8
Gambar 3.6 Proses Menandai Titik-Titik Pojok Kolimator
g. Setelah image1 ditandai, maka klik enter. Selanjutnya diminta mengisi ukuran
kotakkotak pada sumbu X dan sumbu Y sesuai dengan gambar image tersebut di
command windows. Setelah itu tekan ENTER maka akan ditampilkan plot yang sudah
kita masukkan tadi pada command windows seperti gambar dibawah ini.
h. Program akan otomatis melanjutkan ke image selanjutnya. Lakukan proses yang salam
untuk image2 sampai dengan image15. Setelah semua image selesai dilakukan extract
grid corners, maka akan muncul informasi di command windows yang ditandai dengan
tulisan “done”.
9
i. Untuk melakukan kalibrasi, klik calibration, setelah selesai akan muncul seperti
dibawah ini.
j. Pilih Reproject on images untuk melihat error dan pilih Show Extrinsic untuk melihat
extrinsic parameter dari foto.
k. Pilih Save untuk menyimpan hasil kalibrasi dalam format file .m dan .mat
10
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil
Setelah dilakukan kalibrasi dengan menggunakan Toolbox calibrasion didapatkan hasil
berupa parameter-parameter kalibrasi sebagai berikut :
Keterangan :
a. fc = Focal Length
b. cc = Principal Point
c. Alpha_c = Skew
d. kc = Distortion
e. err = Pixel Error
11
4.1.2 Distorsi Foto
12
Gambar 4.5 Radial Distortion
13
Distorsi tangensial terbesar terjadi pada area pojok masing-masing sisi foto.
Distorsi tangensial terkecil terjadi pada area di sekitar pusat foto. Pada area atas foto
mengarah menuju pusat foto. Pada area bawah foto distorsi tangensial menjauhi pusat
foto.
14
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kalibrasi kamera ini, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
a. Diperoleh parameter kalibrasi sebagai berikut :
1. Fc (Focal Length) : [3365,89367 3361,52941] +/- [4,29107 4,53925]
2. cc (Principal Point) : [1964,49251 1522,10360] +/- [3,23946 3,04232]
3. Kc (Distortion) : [0,10470 -0,35715 0,00067 -0,00067 0,00000] +/-
[0,00373 0,01440 0,00036 0,00036 0,00000]
4. err (Pixel Error) : [1,25778 1,29959]
b. Distorsi radial pada foto ini memiliki koefisien K1 = 0.1047 ; K2 = -0.3571 ; K3 =
0.0006693 ; K4 = -0.000365. Distorsi Radial terbesar terjadi pada pojok masing-masing
sisi foto. Sedangkan nilai terkecil distorsi radial yaitu terjadi pada tengah/pusat foto.
Sebagian besar distorsi radial mengarah ke dalam atau menuju titik pusat (principal
point).
c. Koefisien distorsi tangensial P1 = 0.0006693 dan P2 = -0.000365. Distorsi tangensial
terbesar terjadi pada area pojok masing-masing sisi foto. Distorsi tangensial terkecil
terjadi pada area di sekitar pusat foto. Pada area atas foto mengarah menuju pusat foto.
Pada area bawah foto distorsi tangensial menjauhi pusat foto.
5.2 Saran
Dari pembahasan sebelumnya, maka Penyusun memberikan saran, yaitu pada proses
pemotretan, usahakan menggunakan mode standard untuk mengetahui distorsi yang
dihasilkan dan usahakan semua sisi kolimator terpotret agar hasil kalibrasi lebih akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wolf, Paul R, 1983 , Elements Of Photogrammetry With Air Photo Interpretation and Remote
Sensing, second edition,McGraw-Hill.
Ligterink, G. H. 1987 . Dasar Fotogrametri Interpretasi Foto Udara. Jakarta: Universitas Indonesia
http://dharmasamaja.blogspot.com/2010/03/kalibrasi-kamera.html ,diakses tanggal 24 Oktober
2020 pukul 10.00 WIB
16
LAMPIRAN
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32