NPM :1831040269
KELAS : PPI B
Masih dari Alquran surat Al-Baqarah, ayat tentang puasa yang selanjutnya ini terdapat di
dalam ayat 184.
Ayatَiniَmemilikiَarti:َ“(yaitu)َdalamَbeberapaَhariَyangَtertentu.َMakaَbarangsiapaَdiantaraَ
kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberikan
makan bagi seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasaَlebihَbaikَbagimuَjikaَkamuَmengethaui.”َ
(QS. Al-Baqarah, Ayat 184)
Ayat Alquran yang menyatakan tentang puasa juga tersitar dalam QS Al-Baqarah Ayat 185.
ََن كَان َْ ص ْمهَُۖ َو َمُ َن َش ِهدََ مِ ْنكُ َُم ال َّش ْه ََر ف َْلي َِ َاس َوبَيِنَاتَ مِنََ ْال ُهدَىَ َو ْالفُرْ ق
َْ انَۚ فَ َم ََ ضانََ الَّذِي أ ُ ْن ِز
َ ِ َّل فِي َِه ْالقُرْ آنَُ هُدًى لِلن َ َش ْه َُر َر َم
علَىَ َما َ ّللا ْ
َََّ ْر َو ِلت ُ ْكمِ لُوا ال ِعدَّ َةَ َو ِلتُك َِب ُروا ْ
ََ ل ي ُِري َدُ ِبكُ َُم العُس ْ
ََ ّللا ِبكُ َُم اليُس
َ َ ْر َو ََُّ َُرَۗ ي ُِري َد ُ
ََ مِن أَيَّامَ أخ
َْ َعلَىَ َسف ََر فَ ِعدَّة َ َم ِريضًا أَ َْو
ََهَدَاكُ َْم َولَعَلَّكُ َْم تَ ْشكُ ُرون
Ayat ini memiliki arti: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nyaَ yangَ diberikanَ kepadamu,َ supayaَ kamuَ bersyukur.”َ (QS.َ Al-Baqarah, Ayat
185).
Fiqih Puasa
• Mafahim
Puasa secara bahasa berarti: Menahan. Menurut istilah syara' berarti menahan diri dari sesuatu
perkara yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat
tertentu.
1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke dalam tubuh seperti mulut,
hidung, telinga dan dua lubang qubul (kemaluan) dan dubur (pantat) dengan disengaja,
2. Mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa,
tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau karena dipaksa, maka
puasanya tetap Sah.
3. Murtad, yakni keluar dari Islam, baik dengan niat dalam hati, perkataan, perbuatan,
walau pun perbuatan murtad tersebut sekejap saja.
4. Haid, nifas dan melahirkan sekali pun sebentar.
5. Gila meski pun sebentar.
6. Pingsan dan mabuk (tidak disengaja) sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekali pun
sebentar, puasanya tetap Sah.
7. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.
8. Mengeluarkan mani, baik dengan tangan, atau tangan istrinya, atau dengan berhayal,
atau dengan melihat (jika dengan berhayal dan melihat itu dia tahu kalau akan
mengeluarkan mani), atau dengan tidur berdampingan (bersenang-senang) bersama
istrinya. Jika mani keluar dengan salah satu sebab di atas, maka puasanya batal.
9. Muntah dengan sengaja.