Anda di halaman 1dari 17

Pembelajaran Direct Instruction

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi


yang dibimbing oleh Dr. Ibrohim, M.Si dan Umi Fitriati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Offering C 2018 / Kelompok 5

1. Alfany abied m. s (180341617546)


2. Ayu dewi pratiwi (180341617593)
3. Cynthia putri yuwana (180341617578)
4. Firdha ismifatichah (180341617584)
5. Siti widyawati (180341617501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI

September 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................................5
BAB II ISI..................................................................................................................................................6
2.1 Definisi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)....................................................6
2.2 Tujuan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)....................................................6
2.3 Sintaks model pembelajaran langsung (Direct Instruction)....................................................7
2.4 Implementasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).........................................8
2.5 Adaptasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)...............................................10
2.6 Evaluasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)................................................11
2.7 Kekurangan dan kelebihan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesikan tugas makalah yang berjudul “Pembelajaran Direct
Instruction” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada matakuliah strategi pembelajaran biologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembelajaran direct instruction bagi para pembaca
dan juga penulis.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ibrohim, M.Si dan Ibu Umi Fitriati, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahunnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 28 September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada proses kognitif dan
perilaku seseorang. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar diperlukan
banyak faktor yang berpengaruh. Salah satu faktor penting yang berdampak pada hasil
belajar adalah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah bagaimana cara
pendidik dapat merancang model pembelajaran yang efektif sehingga dapat mengatasi
beragam gaya dan latar belakang akademis.
Terdapat banyak sekali model pembelajaran yang menarik dan dapat merangsang
keaktifan siswa sehingga cocok diterapkan untuk pembelajaran biologi di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Salah satu model pembelajaran yang dianggap efektif dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa adalah model Pengajaran langsung (MPL) atau model Direct Instruction.
Model Direct Instruction pertama kali diciptakan oleh Engelmann dan timnya pada
tahun 1960 di University of Illinois di Urbana-Champagne, di bawah Proyek Follow Through
grant (Magliaro dkk, 2005). Model Direct Instruction ini merujuk pada sebuah metode yang
dikembangkan untuk proses belajar dan mengajar yang cepat serta menyediakan interaksi
yang konstan antara siswa dan guru. Setelah disempurnakan model pembelajaran ini
diperkenalkan pada tahun 1968 yang didasarkan pada karya Siegfried Engelmann ( Lindsay,
2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
2. Apakah tujuan dari model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
3. Bagaimana sintaks model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
4. Bagaimana implementasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
5. Bagaimana adaptasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
6. Bagaimana evaluasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction)?
7. Apakah kekurangan dan kelebihan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction)?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengatahui definisi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
2. Memahami tujuan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
3. Dapat menjelaskan sintaks model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
4. Mampu mengimplementasikan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
5. Mampu mengadapatasikan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
6. Mampu mengevaluasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).
7. Mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction).
8.
BAB II
ISI

2.1 Definisi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Direct Intruction berasal dari kata “Direct” yang berarti langsung dan “Instruction” yang
berarti intruksi atau pengajaran. Jadi dalam bahasa Indonesia Direct Intruction dapat
diartikan sebagai intruksi langsung atau pengajaran langsung. Istilah Direct Intruction
umumnya merujuk pada sebuah model pembelajaran yang dibuat guru untuk menciptakan
proses belajar dan mengajar yang lancar dan efektif.
Direct Intruction merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan secara
langsung oleh pendidik yang terdiri atas penjelasan secara verbal mengenai konsep atau
keterampilan baru. Proses belajar menggunakan model Direct Instruction dapat dilakukan
secara individu maupum berkelompok. Menurut Garrdison & Vaughan model Direct
Intruction adalah model yang dapat memberikan struktur disiplin dan menyebabkan
pembelajaran lebih bermakna dan sistematis pengalaman (Pham, Huang, 2011).
Model direct instruction telah melewati uji coba dalam sebuah penelitian dan
mendapatkan hasil bahwa, instruksi langsung atau direct instruction merupakan
pembelajaran yang berpusat pada guru yang memiliki fokus pada komunikasi yang jelas.
Dalam model ini, tingkat ke-efektifan pendidikan tergantung pada ketersediaan kualitas
pengajaran oleh guru yang kompeten, dan dilengkapi dengan strategi yang efektif (Ewing,
2011).

2.2 Tujuan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Tujuan dari model pembelajaran Direct Instruction yaitu untuk mengajarkan pengetahuan
dan skill-skill dasar yang harus dimiliki siswa seperti kemampuan berhitung dan membaca
(Fawaid & Mirza, 2009). Selain itu, pembelajaran Direct Instruction juga bertujuan untuk
menunjang proses pembelajaran siswa yang berhubungan dengan pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang sudah terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang
bagaimana cara dalam melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif merupakan
pengetahuan mengenai sesuatu yang dapat diungkapkan melalui kata-kata (Eggen &
Kauchak, 2012).

2.3 Sintaks model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Model Direct Intruction terdiri atas 5 tahap, yaitu:
1. Perkenalan dan peninjauan
Dalam tahap ini pendidik memperkenalkan pembelajaran yang akan dilakukan
kemudian pendidik melihat pemahaman dari peserta didik dan memastikan pengetahuan
yang harus dimengerti untuk mengasah keterampilan peserta didik. Pendidik dapat
memperkenalkan pembelajaran dengan sebuah gambaran atau kata yang umum
digunakan agar mudah dipahami peserta didik. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan
pendidik pada tahap ini adalah:
a. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan pendidik untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Melakukan penjelasan atau arahan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran
d. Menginformasikan materi atau konsep yang digunakan selama pembelajaran
e. Menginformasikan kerangka pembelajaran
f. Memotivasi siswa.
2. Penyajian atau Presentasi
Pada tahap ini pendidik berusaha membantu siswa dengan memberikan materi
atau konsep pembelajaran. Pada tahap ini juga pendidik dapat memberikan pemeragaan
serta contoh yang terkait dengan materi yang dipelajari. Jika materi yang akan dipelajari
merupakan konsep baru, maka pendidik harus mendiskusikan karakteristik dari konsep
tersebut, aturan pendefinisian, dan memberikan beberapa contoh yang terkait konsep
tersebut. Jika materi yang akan dipelajari merupakan sebuah keterampilan baru , maka
pendidik harus menyampaikan langkah-langkah yang terkait untuk memiliki
keterampilan tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah. Pada tahap ini
pendidik juga bertugas menguji apakah siswa telah memahami informasi baru sebelum
mereka mengaplikasikannya dalam tahap praktik. Apabila terdapat materi yang dianggap
sulit atau belum dipahami oleh siswa, maka pendidik harus menjelaskan ulang materi
tersebut untuk membantu pemahaman siswa.

3. Guided Practice atau Praktik Semi-Independent atau Latihan Terbimbing


Pada tahap ke-tiga ini pendidik memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan secara semi-independent dibawah bimbingan pendidik.
Dalam tahap ini pendidik bertugas mengontrol kerja siswa, memberikan respon yang
korektif apabila dibutuhkan dan memberikan respon balik terhadap kinerja siswa dalam
praktiknya.
4. Mengecek pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan siswa untuk menerapkan konsep
dan keterampilannya di kehidupan nyata. Pada tahap ini peran pendidik diharuskan
mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, dan mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik. Disisi lain pendidik juga diharapkan mampu
menuntun siswa dan dapat memberi respon balik terhadap respon siswa, untuk
menguatkan respon yang sudah tepat ataupun untuk memperbaiki kesalahan dan
mengarahkan siswa pada langkah-langkah praktik yang tepat. 
5. Praktik Independent atau Latihan Mandiri
Setelah siswa dirasa mampu melakukan tugas dengan baik, selanjutnya siswa
diarahkan untuk melakukan praktik independent dimana siswa melakukan praktik secara
mandiri tanpa bantuan dan bimbingan pendidik. Meskipun tidak memberikan bimbingan,
tetapi ada praktik independent pendidik tetap meninjau kerja siswa untuk mengetahui
seberapa tingkat kebenaran siswa dalam mengerjakan praktiknya dan memberikan respon
yang bersifat korektif bagi siswa yang membutuhkan. Praktik independent ini umumnya
dilakukan apabila tingkat keberhasilan siswa melakukan tugas mencapai 85-90%.

2.4 Implementasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Contoh dari implementasi pembelajaran langsung dalam Mata Pelajaran Biologi dengan
Materi Ajar “Pengamatan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan” adalah sebagai berikut (Gayatri,
2009) :
a. Tahap I : Menyampaikan informasi, tujuan, dan memotivasi siswa
Pada tahap ini, guru melakukan pengecekan terhadap kesiapan belajar siswa,
media, dan ruang kelas. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Kemudian, guru memberi informasi bahwa pada
tubuh kita tersusun atas banyak sel-sel yang berukuran sangat kecil, dan untuk
mengamatinya secara langsung harus menggunakan alat khusus yaitu mikroskop.
Agar siswa dapat mengamati sel menggunakan mikroskop, maka guru harus
menginformasikan kepada siswa bahwa mereka harus mampu dalam membuat
preparat sel, mampu dalam mengatur mikroskop, dan mampu dalam mengoperasikan
mikroskop. Langkah tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi dan menarik
perhatian siswa untuk berperan penuh dalam proses pembelajaran.
b. Tahap II : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Pada tahap ini, guru menunjukkan kepada siswa mengenai cara membuat preparat
sel. Selanjutnya, guru menunjukkan kepada siswa alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum seperti bawang merah, pisau/silet, tusuk gigi, kaca benda, kaca
penutup, dan pipet tetes. Dengan panduan petunjuk praktikum, guru memodelkan
cara membuat preparat bawang merah dan preparat sel pipi. Kemudian, guru juga
memodelkan cara memasang preparat pada mikroskop dan cara mengamati bayangan
sel menggunakan mikroskop dengan perbesaran yang berbeda-beda sehingga dapat
terlihat sel yang akan diamati.
c. Tahap III : Memberi latihan terbimbing
Pada tahap ini, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah mikroskop yang ada. Kemudian, setiap kelompok dibimbing untuk membuat
preparat sel bawang merah atau sel pipi manusia. Setiap kelompok hanya membuat
salah satu dari preparat sel tersebut. Setelah siswa sudah dapat membuat preparat sel
dan telah memahami langkah-langkah dalam menyiapkan mikroskop, siswa diminta
untuk menyiapkan mikroskop dalam kelompoknya masing-masing dengan dibimbing
oleh guru. Selanjutnya, guru membimbing siswa dalam memasang preparat yang
telah dibuat pada mikroskop dan membantu dalam menemukan bayangan. Setelah
siswa sudah dapat melihat bayangan dan dapat mengamati preparat sel nya, siswa
diminta untuk menggambar sel yang diamatinya dan menunjukkan nama bagian-
bagian sel yang terlihat.
d. Tahap IV : Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
Pada tahap ini, guru mendatangi setiap kelompok untuk mengamati kerja siswa
dan memberi pertanyaan untuk memastikan bahwa siswa sudah terampil dan paham
dalam melakukan pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan dengan baik dan benar.
Jika siswa belum terampil atau melakukan kesalahan dalam bekerja, maka guru harus
segera memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan oleh guru bisa melalui
penjelasan atau dengan memodelkan sekali lagi keterampilan yang belum dikuasai
oleh siswa. Umpan balik dari guru harus spesifik dalam menunjukkan bagian yang
salah, kemudian mengapa dikatakan salah, dan memberikan solusi cara memperbaiki
kesalahan tersebut.
e. Tahap V : Memberi kesempatan latihan lebih lanjut
Setiap kelompok diminta untuk saling menukar preparat satu sama lain sehingga
semua kelompok memiliki kesempatan untuk mengamati preparat sel bawang merah
dan preparat sel pipi manusia. Kemudian, siswa diminta mengamati preparat yang
baru diperoleh dari kelompok lain dengan mengikuti cara-cara seperti pengamatan
sebelumnya sehingga diharapkan siswa sudah paham mengenai cara pengamatan sel
hewan dal sel tumbuhan menggunakan mikroskop. Untuk selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam berdiskusi untuk menemukan perbedaan pada sel hewan
(sel pipi manusia) dan sel tumbuhan (sel bawang merah). Supaya keterampilan yang
sudah dimiliki siswa dapat bertahan lama, maka siswa diberi kesempatan untuk
melakukan praktikum secara mandiri baik di kelas maupun di rumah.

2.5 Adaptasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Adaptasi pada metode pembelajaran langsung harus mengalami banyak penyesuaian,
model pembelajaran langsung dapat digunakan pada semua tingkat kelas. pada area konten
yang mengajarkan keterampilan prosedural sebagai tujuannya dan dengan peserta didik yang
secara budaya dan bahasa beragam. Maka adaptasi pembelajaran dapat:
1. Latihan Sesuai Dengan Tahapan Perkembangan, Menggunakan model pembelajaran
langsung dengan peserta didik usia berbeda.
Adaptasi dengan metode ini yaitu dengan cara melatih siswa sesuai dengan tahap
perkembangannya masing masing. Banyak karakteristik model berlaku untuk semua
tingkatan kelas. Misalnya, memperoleh dan mempertahankan perhatian siswa,hal ini
sangat penting karena mereka sedang mengembangkan pemahaman yang mendalam
selama fase belajar. pada metode ini guru harus dapat membuat siswa dapat beradaptasi
saat pembelajaran dengan menggunakan contoh contoh konkret selama proses
pembelajaran berlangsung terlepas dari usia siswa, (Eggen,2012).
2. Menggunakan Instruksi langsung dengan peserta didik.
Pada umumnya pembelajaran langsung efektif untuk di gunakan pada siswa,
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran ini sangat efektif dengan siswa yang
memiliki budaya dan bahasa yang beragam (Hidayati 2012). Pendekatan ini secara
eksplisit digunakan untuk mengajarkan keterampilan prosedural bagi siswa dengan
budaya dan bahasa yang beragam dengan adanya struktur tambahan yang meningkatkan
kemampuan pembelajaran mereka . Selain itu,sifat interaktif dari pembelajaran langsung
ini memberikan peluang bagi guru untuk menghubungkan ide,ide baru untuk berbagai
latar belakang pengetahuan siswa dan untuk menilai kemajuan belajar mereka.

2.6 Evaluasi model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


Menurut Zainul dan Nasution (2001) evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Jika ingin melakukan
kegiatan evaluasi, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang
tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan merencanakan
dan melaksanakan evaluasi. Menurut Arifin (2012) Fungsi utama evaluasi dalam
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu :
A. Fungsi formatif.
Evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi siswa
yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
B. Fungsi sumatif.
Evaluasi dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas Adan laporan
perkembangan belajar siswa serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. Fungsi diagnostik
Evaluasi dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan)
yang mengalami kesulitan belajar.
D. Fungsi seleksi dan penempatan
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan
siswa sesuai dengan minat dan kemampuan.
Evaluasi pada Model pembelajaran langsung dirancang untuk mengajarkan keterampilan
prosedural dan pemahaman siswa.Untuk menilai keterampilan ini sederhana yaitu dengan
cara siswa diberi masalah dan siswa harus memecahkan masalah itu sendiri. Namun, proses
ini tidak sesederhana yang tampak di permukaan. jika kata kata dalam masalah yang
digunakan untuk penilaian terlalu mirip dengan yang digunakan dalam instruksi, siswa hanya
dapat menampilkan kemampuan mereka untuk mengingat satu set prosedur daripada
menunjukkan pemahaman asli mereka. ini berarti bahwa pendidik harus menggunakan
penilaian yang hati hati dalam memilih masalah masalah yang digunakan untuk penilaian.
Hal ini bisa terjadi ketika ada murid yang diberi soal berbeda namun dengan kata soal
yang sama seperti contoh menggunakan kata soal berapa banyak jumlah biasanya di pikiran
siswa akan terpikir penambahan jumlah maka kecenderungan ini yang harus dimengerti oleh
pada pendidik agar siswa tidak salah pemahaman tentang pembelajaran yang di anutnya
sehingga mereka mampu merespon berbagai item penilaian,dan sering kali dengan sedikit
pemahaman yang benar dari topic maka akan menambah validitas penilaian (Arnyana 2006).
Untuk itulah pengajar harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi model pembelajarannya
kepada siswa nya agar model pembelajaran dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa nya.

2.7 Kekurangan dan kelebihan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).


a. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) menurut Sanjaya(2007) :
1. Guru mengendalikan semua isi materi dan informasi yang akan diberikan pada
siswa sehingga kefokusan mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa dapat
dipertahankan.
2. Merupakan cara yang paling efektif dalam mengajarkan suatu konsep,
pengetahuan yang terstruktur dan keterampilan kepada siswa.
3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dapat memberikan tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.
4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dapat diterapkan secara
efektif dalam kelas besar maupun kelas kecil.
5. Siswa dapat mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan jelas.
6. Kinerja siswa dapat dipantau oleh guru dengan baik.
7. Siswa mendapatkan banyak informasi dalam waktu yang relatif singkat.
8. Bagi siswa yang tidak suka membaca atau tidak mampu dalam menafsirkan
informasi dapat terbantu dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru.
9. Siswa dapat memperoleh pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung, seperti
contoh-contoh yang relevan dan hasil dari penelitian terkini.
10. Bisa digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan yang
dihadapi siswa sehingga hal tersebut dapat diungkapkan.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) menurut


Hidayati(2012) :
1. Hanya untuk kemampuan mendengar dan menyimak yang baik, sehingga sulit
untuk mengatasi perbedaan siswa dalam hal kemampuan, pengetahuan awal,
tingkat pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.
2. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif sehingga siswa sulit
dalam mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
3. Karena pembelajaran berpusat pada guru, maka keberhasilan strategi
pembelajaran sangat bergantung pada kompetensi dan kemampuan komunikasi
yang dimiliki guru.
4. Jika infromasi yang disampaikan kepada siswa bersifat kompleks, abstrak, rinci,
siswa kurang diberi kesempatan yang cukup dalam memproses dan memahami
informasi tersebut.
Menekankan pada komunikasi satu arah (one-way communication) sehingga menyebabkan
pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan oleh guru.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Tujuan dari model pembelajaran Direct Instruction yaitu untuk mengajarkan pengetahuan
dan skill-skill dasar yang harus dimiliki siswa seperti kemampuan berhitung dan
membaca
2. Model pembelajaran Direct Indection mempunyai kelebihan dan kekurangan.
3. Adaptasi pembelajaran langsung mencakup Menggunakan model pembelajaran langsung
dengan peserta didik usia yang berbeda dan Menggunakan instruksi langsung dengan
peserta didik
4. Evaluasi Model Pembelajaran harus selalu dilakukan oleh guru ke siswa agar siswa dapat
memahami model pembelajaran langsung dari guru tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. E-book tersedia:
[http://winarno.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/25/2013/01/34-Evaluasi-
Pembelajaran.pdf]
Arnyana, Putu. 2006. Pengaruh Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran
Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Bali:
IKIP Negeri Singaraja
Eggen, P. & Kauchak, D. 2012. Strategies and Models for Teachers. New York : Pearson.

Ewing, B. (2011). Direct Instruction In Mathematics: Issues For Schools With High Indigenous
Enrolments: A Literature Review. Australian Journal of Teacher Education , 65-92.

Fawaid, Achmad dan Ateilla Mirza. 2009. Model-Model Pengajaran (Edisi Delapan).


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fawaid, A., & Mirza, A. 2009. Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-
SMA. USA: Pearson Education.
Gayatri, Y. 2009. Implementasi Pengajaran Langsung (Direct Instruction) dalam Pembelajaran
Biologi: Contoh Pengembangan perangkat Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan, 8(2), 26-35.
Hidayati, A.N. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction terhadap Hasil
Belajar Matematika. Semarang : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang.

Lindsay, J. 2012. What the Data Really Show: Direct Instruction Really Works!, tersedia pada
http://www.jefflinsay.com, diakses tanggal 25 September 2020

Magliaro. S. G, Barbara B. L. dan John K. B. 2005. Direct Instruction Revisited; A key Model
for Intructional Technology, ETR&D,vol,53, no 4. Pp, 41-45, diakses tanggal 25
September 2020.

Pham, Huang. 2011. Theory-Based Instructional Models Applied in Classroom Contexts.


Literacy Information and Computer Education Journal (LICEJ). Vol. 2. No. 2. , 406-415.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sumber Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai