Disusun oleh:
Karoma Ridho Fathulloh C1C014082
Ani Faturrohmah C1C015007
Ike Ria Amalia C1C015009
Novi Yani C1C015034
Estri Mufridatul Hikmah C1C015072
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan;
unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur program
pemasaran yang paling mudah disesuaikan, dimana ciri-ciri produk, saluran, bahkan
promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi
nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk atau
merknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat
menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar.
Keputusan penetapan harga jelas rumit dan sulit. Pemasar harus memperhitungkan
banyak faktor dalam mengambil keputusan penetapan harga—perusahaan, pelanggan,
persaingan, dan lingkungan pemasaran. Keputusan penetapan harga harus konsisten
dengan strategi pemasaran perusahaan dan pasar sasarannya serta penentuan posisi
merk.
2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana perusahaan menyesuaikan harga?
B. Bagaimana perusahaan memulai dan menanggapi perubahan harga?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menyesuaikan Harga
Perusahaan biasanya tidak menetapkan hanya satu harga untuk produknya melainkan
bervariasi, struktur penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh
permintaan dan biaya geografis, tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat
pemesanan, frekuensi pengiriman, jaminan, kontrak perbaikan dan factor-faktor lainnya.
Berikut adalah beberapa bentuk penyesuainan harga yang dapat dilakukan oleh
perusahaan.
Beberapa bentuk diskriminasi harga (dimana penjual menawarkan jenis harga yang
berbeda kepada orang yang berbeda dalam kelompok dagang yang sama) dianggap
melanggar hukum. Namun, diskriminasi harga dibenarkan jika penjual tersebut dapat
membuktikan bahwa biayanya berbeda ketika menjual volume yang berbeda atau
mutu yang berbeda untuk produk yang sama kepada pengecer yang berbeda.
Agar diskriminasi harga berhasil, harus ada syarat-syarat tertentu. Pertama, pasar
tersebut harus dapat di segmentasikan dan segmen-segmen ini harus menunjukkan
intensitas permintaan yang berbeda. Kedua, anggota-anggota segmen denga harga
yang lebih rendah harus tidak dapat menjual kembali produk tersebut kepada segmen
dengan harga yang lebih tinggi. Ketiga, pesaing harus tidak dapat menjual dengan
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan tersebut di segmen yang
harganya lebih tinggi. Keempat, biaya untuk membagi segmen dan menertibkan pasar
tersebut tidak boleh melebihi pendapatan tambahan yang diperoleh dari diskriminasi
harga. Kelima, praktik tersebut tidak boleh menimbulkan kemarahan dan niat buruk
pelanggan. Keenam, bentuk diskriminasi harga tertentu tidak boleh melanggar hukum.
Peningkatan harga yang berhasil dapat dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
Misalnya, jika marjin laba perusahaan adalah 3% penjualan, peningkatan harga 1%
akan meningkatkan laba sebesar 33% jika volume penjualan tidak terpengaruh. Situasi
ini diilustrasikan dalam table berikut,
Sebelum Sesudah
Harga $10 $10 (kenaikan harga 1%)
Unit terjual 100 100
Pendapatan $1.000 $1.010
Biaya -970 -970
Laba $30 $40 (peningkatan laba
33%)
Asumsinya ialah bahwa perusahaan mengenakan harga $10 dan menjual 100 unit
dan mengeluarkan biaya $970, menghasilkan laba $30, atau 3% dari penjualan.
Dengan menaikan harga sebesar 10 sen (kenaikan harga 1%) maka laba terdorong
sebesar sebesar 33%, dengan mengasumsikan volume penjualan tetap sama.
b. Reaksi Pesaing
Ya
Tidak
Dibawah 2%.
Sebesar 2-4%. Turunkan Diatas 4% . Turunkan
Selipkanlah kupon diskon
harga sebesar potongan harga sampai menyamai
untuk pembelian
harga pesaing tersebut. harga pesaing.
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Gramedia.