Anda di halaman 1dari 16

Materi pelaksanaan dalam manajemen

Dalam sebuah managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari Planning
(perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating (pengarahan/penggerakan), dan Controlling
(pengendalian). Salah satu fungsi tidak berjalan dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek
managemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan organisasi
dengan baik. Pengarahan dalam memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota
maupun mengatasi masalah yang ada di dalam organisasi. Pengetahuan tentang actuating
(penggerakan/pengarahan) dikalangan para remaja zaman sekarang harus ditingkatkan.
Pengetahuan tentang actuating pun penting untuk diketahui dan dipelajari. Dengan dibuatnya
makalah ini, diharapkan akan lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan tentang
Actuating .
Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan
tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai sebuah tujuan. Directing bukan saja agar
pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi
mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengarahan atau actuating. Di
dalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara lebih berdaya
guna untuk mencapai tujuan.

PENGERTIAN ACTUATING
Actuating (pengarahan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi, actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating
adalah pelaksanaan untuk bekerja. Actuating merupakan fungsi manajemen yang terpenting dan
paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah adanya
planning (rencana), organizing (organisasi) dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan, maka
proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai.

2.2  PENGERTIAN ACTUATING MENURUT PARA AHLI


1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengarahan yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara
efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. George R. Terry
Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the
objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts.
Artinya :
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerja sama dan bekerja
secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan  perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian.
3. Koontz dan O’Donnel
Directing and leading are the interpersonal  aspects of managing by which subordinate
are led to understand and contribute effectively and efficiency to the attainment of enterprise
objectives.
Artinya :
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh
adanya  pengaturan terhadap bawahan - bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian
pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Jadi, pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing,
menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu
kegiatan usaha.
4. Keith Davis
Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat.
2.3 BAGIAN BAGIAN ACTUATING
1.      Staffing
Actuating terbagi ke dalam 5 bagian, yaitu :
Staffing (pengisian jabatan) adalah kegiatan untuk memperoleh karyawan yang efektif
yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di organisasi perusahaan.
Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan
melaksanakan tugas-tugas pada setiap jabatan tersebut, sehingga sasaran perusahaan dapat
tercapai. Pengisian jabatan ini, dilakukan dengan cara penarikan, seleksi, dan penempatan
karyawan yang baik, sehingga para karyawan dapat bekerja efektif dalam melakukan tugas-
tugasnya.
Asas pengisian jabatan ini adalah “penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang
tepat dan penempatan orang-orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat” atau the right man in
the right place and the right man in the right job. Asas ini perlu dihayati dan diterapkan untuk
menghindari terjadinya mismanagement dalam kepegawaian. Pokok masalah yang akan
dipelajari pada fungsi pengisian jabatan ini, adalah :
·         Pengadaan (procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan, baik kualitas maupun kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Untuk mendapatkan karyawan yang kualitas dan kuantitasnya baik, sehingga efektif
mengerjakan tugas-tugasnya harus dilakukan dengan cara :
a.)    Job Analysis (analisis jabatan)
Adalah menganalisis pekerjaan-pekerjaan apa aja yang harus dilakukan pada suatu jabatan,
mengapa pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana melakukannya. Hasil analisis jabatan ini adalah
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
b.)   Job Description (uraian pekerjaan)
Adalah uraian mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab seorang pejabat pada suatu
jabatan atau apa hak dan kewajibannya.
c.)     Job Specification (spesifikasi pekerjaan)
Adalah uraian syarat-syarat orang yang dapat memangku suatu jabatan tertentu, agar ia
dapat bekerja secara efektif.
·         Penarikan (recruiting)
Penarikan adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau melamar
lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan. “mencari” yaitu menetapkan sumber-
sumber tenaga kerja yang akan ditarik. “mempengaruhi” adalah menetapkan cara-cara
penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa dan melalui para karyawan yang telah ada.
Penarikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu penarikan dengan cara internal maupun dengan cara
eksternal.
Penarikan dengan cara internal, yakni karyawan yang akan mengisi lowongan jabatan yang
kosong, ditarik dari karyawan yang telah ada dalam perusahaan. Penarikan dilakukan dengan
cara “mutasi atau transfer”, baik yang sifatnya vertikal (promosi,demosi) maupun horizontal
(rotasi).
a)      Promosi adalah mutasi dengan menaikkan pangkat atau jabatan seseorang,
sehingga authority dan responsibility-nya semakin besar biasanya diikuti kenaikan pendapatan.
Promosi diartikan peningkatan status (jabatan) seseorang karyawan, seperti karyawan percobaan
atau calon pegawai menjadi karyawan tetap,  atau karyawan operasional diangkat menjadi
karyawan manajerial. Dengan peningkatan status (promosi) ini maka hak, kewajiban, dan
pendapatannya akan semakin besar pula. Dasar-dasar promosi dikenal atas:
1.  Senioritas, yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja seorang karyawan.
Kelemahan senioritas sebagai dasar promosi  adalah seorang karyawan yang kemampuannya
sangat terbatas, tetapi karena masa kerjanya lebih lama ia yang di promosikan. Kebaikan dasar
ini adalah labour turn over relatif kecil.
2.      Ability (kecakapan), yaitu promosi yang didasarkan atas kecakapan seorang karyawan, yang
kecakapannya lebih baik mendapat prioritas pertama untuk di promosikan.
3.      Kombinasi senioritas dan ability adalah promosi yang dilakukan berdasarkan lamanya masa
kerja dan tingkat pendidikan formal melalui ujian kenaikan golongan. Dasar promosi kombinasi
ini akan lebih baik, lebih lebih objektif, dan akan menempatkan orang terbaik pada suatu jabatan.
b)     Demosi adalah mutasi dengan cara penurunan pangkat atau jabatan seseorang karyawan.          
Kebaikannya :
1.      Biaya-biaya penarikan relatif kecil.
2.      Perilaku karyawannya telah diketahui.
3.      Karyawannya telah berpengalaman.
4.      Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
5.      Karyawan yang cakap ada kesempatan untuk promosi.
6.      Memotivasi semangat kerja karyawan.
7.      Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik.
8.      Dan lain sebagainya. 
Keburukannya :
1.  Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan menimbulkan lowongan
yang kosong kembali.
2.      Pelaksanaan sistem kerja hanya tetap begitu-begitu saja.
3.      Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang.
4.      Promosinya sering didasarkan atas nepotisme.
5.      Dan lain sebagainya.
c)      Rotasi (mutasi horizontal) adalah pemindahan seorang karyawan dari suatu jabatan ke jabatan
lainnya, tetapi pangkatnya teta, hanya pekerjaannya yang berbeda. Mutasi/transfer karyawan
dilakukan atas “keinginan karyawan atau keinginan perusahaan”. Mutasi dilakukan bertujuan
untuk penempatan kembali karyawan, ke jabatan yang lebih sesuai dengan keahliannya.
Penarikan dengan cara eksternal,  yakni pelamar pekerjaan yang mengisi lowongan jabatan
yang kosong ditarik orang-orang dari luar perusahaan, yaitu :
1.      Lembaga-lembaga pendidikan
2.      Kantor penempatan tenaga kerja
3.      Pasar tenaga kerja (umum)
4.      Nepotisme atau kawan-kawan karyawan
Penarikan tenaga kerja atau sumber daya manusia ini dilakukan melalui iklan pada media
massa, seperti pada surat kabar, radio dan televisi.
Untuk memperoleh pelamar yang banyak, hendaknya iklan itu dimuat pada media massa
terkenal dan peredarannya cukup luas. Semakin banyak pelamar yang memasukkan lamarannya
maka kesempatan untuk memperoleh karyawan yang sangat memenuhi persyaratan akan
semakin banyak.
·         Seleksi  (selection)
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang
ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Dasar seleksi adalah job specification dari
perusahaan bersangkutan. Metode seleksi dikenal atas: “metode nonilmiah dan metode
ilmiah”.
Metode nonilmiah,  yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada
kiteria/standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan
kepada perkiraan dan pengalaman saja.
Seleksi dalam hal ini tidak berpedoman kepada job description dan job specifiction dari jabatan
yang akan diisi itu. Seleksi nonilmiah (observation method) ini, kurang dapat dipertanggung
jawabkan, karena kualitas dan kuantitas karyawan yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan bahkan sering menimbulkan mismanagement kepegawaian.
Metode ilmiah, adalah seleksi yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan kebutuhan
nyata jabatan yang akan diisi serta berpedoman kepada kriteria spesifikasi dan standar-standar
tertentu.
Dengan seleksi ilmiah ini diharapkan akan diperoleh karyawan yang qualified dan
penempatannya yang tepat, sehingga pembinaannya dan pengembangannya relatif lebih murah.
1.      Prosedur Seleksi
a.      Seleksi surat-surat lamaran
b.      Pemeriksaan referensi
c.       Wawancara pendahuluan
d.      Seleksi ilmu pengetahuan
e.      Tes psikologi
f.        Tes kesehatan
g.      Wawancara akhir dengan atasan langsungnya
h.      Memutuskan diterima atau tidak
2.      Tingkat-tingkat Seleksi
a.      Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur yang telah ditetapkan
perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka pelamar dinyatakan diterima dengan status
karyawan percobaan atau calon pegawai (capeg).
b.      Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan (capeg) dengan cara
mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan dan kemampuan nyata calon karyawan
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
c.       Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan, jika lulus maka
calon karyawan (capeg) dingkat menjadi karyawan tetap. Dengan status karyawan tetap ini maka
semua haknya sebagai karyawan akan diterima.
3.      Penyeleksi
Penyeleksi adalah orang-orang yang melaksanakan seleksi itu, baik dilakukan secara
individu maupun kolektif. Penyeleksi ini harus jujur, objektif, dan bebas dari pengaruh “halo
efek dan nepotisme”. Jadi keputusan mereka harus berdasarkan nilai nyata yang dicapai peserta
seleksi itu.
Penyeleksi ini dapat dilakukan oleh :
a)      Bagian Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = bagian personalia).
b)      Pihak ketiga yang profesional.
c)      Kombinasi USDM dan pihak ketiga.
USDM, dimana seleksi itu dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan bersangkutan saja.
Pihak ketiga profesional, artinya seleksi dilakukan oleh orang-orang dari luar perusahaan,
misalnya tes psikologi dilakukan oleh ikatan sarjana psikologi dan lain-lainnya.
Kombinasi USDM dan pihak ketiga. Misalnya tes psikologi dan pengetahuan umum
dilakukan pihak ketiga, sedang wawancara dilakukan oleh kombinasi USDM dan pihak ketiga,
hasilnya akan lebih baik. Pelaksanaan seleksi yang baik akan memperoleh karyawan yang
kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga mismanagement
kepegawaian dapat dihindarkan.
·         Penempatan (placement)
Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus seleksi
pada jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi
pekerjanya (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan). Penempatan ini sangat penting, karena aktivitas-
aktivitas perusahaan baru dapat dilakukan, jika semua jabatan ada pekerjanya.
Dalam penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan induksi.
Orientasi, artinya memberitahukan kepada karyawanbaru tentang hak dan kewajibannya,
tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur organisasi
perusahaan serta memperkenalkannya kepada para karyawan lama.
Induksi, adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah
ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan).
·         Pelatihan (training)
Pelatihan karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biaya tetapi biaya-biaya ini menjadi investasi jangka panjang
di bidang sumber daya manusia bagi perusahaan bersangkutan.
Pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan
operasional sesuai dengan kebutuhan tugas-tugasnya (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan).
Training is the short term education process utilizing a systematic and organized
procedure by which nonmanagerial personnel learn technical knowledge and skills for a definite
purpose (Andrew F. Sikula).
Artinya :
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang
sistematis dan terorganisasi, yang dalam kesempatan itu karyawan operasional belajar
pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
·         Pemberhentian (separation)
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dengan suatu
perusahaan. Pemberhentian (PHK) ini disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan
karyawan, kontrak kerja habis, peraturan perburuhan, pensiun, dan atau meninggal dunia.
Pemberhentian ini diatur berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 1964, P4 D, P4 P,
keputusan pengadilan atau pasal 1603, ayat (1) KUHP. Pemberhentian ini berhubungan erat
dengan status karyawan bersangkutan. Status karyawan dikenal atas karyawan tetap, karyawan
kontrak, karyawan harian lepas, karyawan honorer, dan karyawan percobaan.  Karyawan tetap
dan karyawan kontrak dapat diberhentikan perusahaan tanpa memberikan pesangon,
jika  pemberhentian itu didasarkan karen memukul atasan atau asusila di perusahaan. Jika
karyawan berhenti atas keinginan sendiri, pesangon tidak diberikan, kecuali atas keijaksanaan
perusahaan saja. Bagi karyawan harian lepas, honorer dan percobaan, jika diberhentikan tidak
mendapat pesangon. Setiap karyawan yang berhenti selalu membawa biaya-biaya, seperti biaya
penarikan, seleksi, dan pelatihan yang merugikan perusahaan. Jika turn-over karyawan suatu
perusahaan sering terjadi, hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan itu kurang baik.
Labour turn-over (perputaran karyawan) adalah perbandingan antara masuk dan
berhentinya karyawan suatu perusahaan.
2.      Koordinasi
Definisi-definisi koordinasi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut.
A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan,
unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan serta para bawahan dalam mencapai
tujuan organisasi.
B.      E.F.L Brech
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
C.      G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Definisi G.R. Terry ini berati bahwa
koordinasi adalah pernyataan usaha dan meliputi ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
2.      Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini
3.      Pengarahan usaha-usaha ini
D.     Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A
Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan
tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu, dan
saling melengkapi.
Tipe – tipe Koordinasi
1)      Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan
yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di
bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
2)      Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan
atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam setingkat organisasi
(aparat) yang setingkat. Koordinasi horizontal dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.
Interdisciplinary  adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan
tindakan-tindakan, mewujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan yang
lain secara intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.
Interrelated adalah koordinasi antarbadan(instansi),unit-unit yang fungsinyaberbeda, tetapi
instansi yang satu dengan yang lain saling begantungan atau mempunyai kaitan baik, secara
intern maupun ekstern yang levelnya setaraf.

3.      Komunikasi
Komunikasi (communication) merupakan hal yang terpenting dalam manajemen, karena
proses manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. Pemberian perintah, laporan,
informasi, berita, saran, dan menjalin hubungan-hubungan hanya dapat dilakukan dengan
komunikasi saja, tanpa komunikasi proses manajemen tidak terlaksana.
Henry Clay Lindgren mengatakan bahwa effective leadership means effective communication
atau kepemimpinan yang efektif berarti komunikasi yang efektif.
Lawrence D. Brenan, mengemukakan bahwa management is communication atau manajemen
adalah komunikasi. Untuk jelasnya pengertian komunikasi ini, penulis mengutip beberapa
definisi komunikasi sebagai berikut :
A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Komunikasi adalah suatu alat untuk menyampaikan perintah, laporan, berita, ide, pesan
atau informasi dari komunikator kepada komunikan agar di antara mereka terdapat interaksi.
B.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Communication is received as the transfer of information from one person to an other
whether or not it elicits confidence. But the information transfered must be understandable to
the receiver.
Artinya :
Komunikasi digambarkan sebagai pemindahan informasi dari seseorang ke orang lain
terlepas dari dipercayai atau tidak. Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dipahami si
penerima.
C.      R.C. Davis
Communication is the phase of the managerial process that transmits ide as from one
person to another for use in the performance of managerial function.
Artinya :
Komunikasi adalah suatu tahap dari proses kepemimpinan, yang memindahkan ide
seseorang ke orang lain untuk digunakan dalam fungsi-fungsinya memimpin pekerjaan.
D.     William Albig
Communication is the process of transmitting meaningful symbols between individuals.
Artinya :
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung pengertian
antara individu-individu.
Kesimpulan dari definisi-definisi di atas, yaitu :
1.      Komunikasi hanya dapat dilakukan, jika ada komunikator (giver) dan komunikan (receiver)
2.      Komunikasi hanya merupakan alat untuk menyampaikan perintah, laporan, informasi, dan lain-
lainnya dari seorang komunikator kepada komunikan, jadi bukanlah tujuan.
3.      Komunikasi haruslah dapat dipahami oleh si penerima atau komunikan, sehingga menimbulkan
interaksi. Jika komunikasi dipahami maka pelaksanaan tugas akan benar.
Tujuan komunikasi, yaitu untuk memberikan perintah, laporan, informasi, ide, saran,
berita, dan menjalin hubungan-hubungan dari seorang komunikator kepada komunikan atau
penerimanya.
Proses Komunikasi
Unsur-unsur Komunikasi
a)      Komunikator (pemberi = giver) adalah orang yang menyampaikan pesan komunikasi itu.
b)      Pesan yaitu informasi, perintah, laporan, berita, dan lain-lainnya yang disampaikan itu.
c)      Saluran (simbolis = channel) adalah alat (simbol) yang dipergunakan untuk berkomunikasi.
d)      Komunikan (penerima = receiver) yaitu orang yang menerima pesan komunikasi tersebut.
e)      Feedback (action),   adalah reaksi yang ditimbulkan oleh komunikasi itu.
Lambang-lambang Komunikasi
a.      Lambang (simbol = channel) adalah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan
pesan yang dikomunikasikan kepada komunikan, yaitu :
b.      Suara yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan suara oleh komunikator.
c.       Tulisan (gambar), yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan tulisan atau gambar-gambar oleh
komunikator kepada komunikannya.
d.      Gerak-gerik, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan gerak-gerik oleh komunikator kepada
komunikannya, misalnya dengan raut muka, telunjuk, kedipan mata, dan lain-lainnya.
e.      Warna yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan warna oleh komunikator kepada komunikan,
misalnya lampu petunjuk jalan pada perempatan, merah berhenti, kuning siap untuk jalan, dan
hijau boleh jalan, bendera putih tanda menyerah, dan lain-lainnya.
Fungsi-fungsi Komunikasi
1.      Instructive, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan perintah dari atasan
kepada bawahannya.
2.      Evaluation, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari bawahan kepada
atasannya.
3.      Informative,  adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan informasi, beita,
dan pesan-pesan lainnya.
4.      Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran, nasehat-
nasehat dari seseorang kepada orang lain.
Ruang Lingkup Komunikasi
1.      Public Communication (komunikasi massa) adalah komunikasi dalam arti luas, artinya pesan
komunikasi itu ditunjukkan kepada masyarakat luas, baik yang dikenal maupun tidak. Misalnya :
tulisan dalam surat kabar, majalah, buku, pidato di televisi, dan radio.
2.      Business Communication adalah komunikasi dalam arti sempit, artinya pesan komunikasi itu
dilakukan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Pesan komunikasi itu biasanya berfungsi
untuk instructive dan evaluative, seperti memberikan perintah dan laporan-laporan.
Tipe-tipe Komunikasi
1.      Komunikasi Formal (formal communication) adalah komunikasi dalam organisasi formal,
pesannya instructive dan evaluative yang dilakukan mengikuti rangkaian hierarki formal
organisasi serta hubungannya dengan tugas-tugas dan tanggung jawab. Pesan komunikasi ini
dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan (perintah) atau dari bawahan ke atasan
(laporan).
2.      Komunikasi Informal (informal communication = the grapevine = pohon anggur) adalah
komunikasi dalam organisasi informal atau formal. Pesan komunikasinya
berfungsi informative dan  evaluative, jadi tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab.
Komunikasi bertujuan memberikan berita atau pesan dan menciptakan hubungan-hubungan
manusia.
 Komunikasi efektif artinya jika komunikan mengerti, mempersepsi dan melaksanakan
reaksi (action) atau tugas-tugas sesuai dengan pesan yang diberikan oleh komunikatornya dan
ada feedback-nya.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan mengemukakan syarat komunikasi yang baik, yaitu :
1.      Disampaikan pada waktu dan kondisi yang tepat.
2.      Channel dan simbol-simbol komunikasi yang baik dan jelas.
3.      Mempergunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mudah dipahami dan persepsinya jelas.
4.      Memperhatikan kemampuan daya tangkap dan daya nalar komunikan.
5.      Komunikator menyampaikannya dengan tenang dan tidak emosional.
6.      Disampaikan secara jelas dengan menghindari hambatan-hambatan komunikasi.
7.      Dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way traffic).
8.      Pesan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh.
9.      Jika dipahami maka terjadi reaksi (action) dan feed back positif yang menimbulkan interaksi.
4.      Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka
mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan
yang mampu,cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi penting, karena dengan
motivasi ini, diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli


1.      Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
2.      Harold Koontz
Motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal.
Artinya :
            Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu
tujuan.
3.      Wayne F. Cascio
                 Motivation is a force that results from an individuals desire to satisfy their needs (e.g.
hunger, thirst, social approval). 
Artinya :
            Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk
memuaskan kebutuhannya (misalnya: rasa lapar, haus, dan bermasyarakat).
4.      Stephen P. Robbine
                 We will define motivation as the willingness to exert high levels of effort toward
organizational goals, conditional by efforts ability to satisfy some individual need.
Artinya :
            Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal
mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan individu.
5.      American Encyclopedia
                 Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) within the
individual which arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such factor as
biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior.
Artinya :
            Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam
diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
            Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya apat diduga dari
pengamatan tingkah laku manusia.
6.      Merle J. Moskowits
            Motivaton is usually defined the initiation and direction of behavior and the study of
motivation is in effect the study of course of behavior.
Artinya :
            Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan
pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
Aspek dan Pola Motivasi
Aspek motivasi dibedakan antara aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis.
            Dalam aspek aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam
menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai
tujuan yang diinginkan.
            Dalam aspek pasif atau statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga
sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya
manusia ke arah tujuan yang diinginkan.
            Dr. David McClelland mengemukakan pola motivasi sebagai berikut :
1.      Achievement Motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu
tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2.      Affiliation Motivation, adalah dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan orang
lain.
3.      Competence Motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan
yang bermutu tinggi.
4.      Power Motivation, adalah dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya
kecenderungan mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.

            Tujuan Pemberian Motivasi


1.      Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2.      Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3.      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4.      Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
5.      Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6.      Mengefektifkan pengadaan karyawan.
7.      Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
8.      Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
9.      Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
10.  Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
11.  Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Jenis-Jenis Motivasi
1.      Motivasi Positif (insentif positif) manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah
kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan
meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2.      Motivasi Negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan
hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasinya rendah). Dengan motivasi
negatif ini, semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Metode-Metode Motivasi
1.      Metode Langsung (direct motivation), adalah motivasi (material dan nonmaterial) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasannya. Jadi, sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan
lain sebagainya.
2.      Motivasi Tidak Langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang diberikan hanya
merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas,
sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya: kursi yang
empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja terang dan nyaman, suasana dan lingkungan
pekerjaan yang baik, penempatan karyawan yang tepat dan lain-lainnya. Motivasi tidak langsung
ini besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas
kerja meningkat.

5.      Leadership (kepemimpinan)
            Kepemimpinan merupakan intisari manajemen. Dengan kepemimpinan yang baik, proses
manajemen akan berjalan lancar dan karyawan bergairah melaksanakan tugas-tugasnya. Gairah
kerja, produktivitas kerja, dan proses manajemen suatu perusahaan akan baik, jika tipe, gaya,
cara atau style kepemimpinan yang diterapkan manajernya baik.
            Tegasnya baik atau buruknya, tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan sebagian
besar ditentukan oleh kecakapan manajer dalam melaksanakan kepemimpinannya untuk
mengerahkan para bawahannya. Kecakapan dan kewibawaan seorang manajer melakukan
kepemimpinannya akan mendorong gairah kerja, kreativitas, partisipasi, dan loyalitas para
bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
                 Leader adalah orangnya, sedangkan leadership ialah gaya atau style seorang manajer
untuk mengarahkan, mengkoordinasi, dan membina para bawahannya agar mau bekerja sama
dan bekerja produktif mencapai tujuan perusahaan.
Definisi-definisi kepemimpinan yang dikemukakan para penulis adalah sebagai berikut.
·       Menurut Pancasila
            Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila ialah kepemimpinan yang memiliki jiwa
Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta memimpin masyarakat
lingkungannya ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
·       Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar
mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
·       Chester Irving Barnard
            Kepemimpinan adalah kemampuan pribadi untuk menegaskan keputusan yang
memberikan dimensi mutu dan dimensi kesusilaan terhadap koordinasi kegiatan organisasi dan
perumusan tujuannya.
·       Ordway Tead
                 Leadership is the activity of influencing people to cooperate toward some goals which
come to find desirable.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama
untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
·       William G. Scott
                 Leadership as the process of influencing the activities of an organized group in it
efforts toward goals setting and goal achievement.
Artinya :
            Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisasi dalam
kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
·       John D. Pfiffner & Robert Presthus
                 Leadership is the art of coordinating and motivating individuals and group to achieve
desired ends.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-individu dan
kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
·       Harold Koontz dan Cyrill O’Donnell
                 Leadership is the art of inducing subordinates to accomplish their assignment with
zeal and confidence.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan semangat keyakinan.
·       Kae H. Chung dan Leon C. Megginson
                 Leadership is the process of influencing other people for the purpose of achieving
shared goals.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk mencapai
tujuan bersama.
·       Paul Hersey dan Kennet H. Blanchard
                 Leadership is the process of influencing the activities of an individual or a group in
effort toward goal achievement in a given situation.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam
usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Unsur-Unsur Kepemimpinan
1.      Pemimpin (leader = head) adalah orang yang memimpin.
2.      Bawahan (pengikut) adalah orang-orang yang dipimpin.
3.      Organisasi adalah alat dan wadah untuk melakukan kepemimpinan.
4.      Tujuan (objective) adalah sasaran yang ingin dicapai.
5.      Lingkungan adalah internal dan eksternal perusahaan.
Cara/Gaya/Tipe/Style Kepemimpinan
            Cara atau gaya-gaya kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dalam
mempengaruhi para bawahannya tidak sama.
                             Gaya-gaya kepemimpinan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, adalah :
1.      Kepemimpinan Otoriter, yaitu jika seorang pemimpin menganut sistem sentralisasi wewenang.
Falsafah pemimpin, bawahan adalah untuk pemimpin (atasan) dan menganggap dirinya yang
paling berkuasa, paling pintar dan mampu.
2.      Kepemimpinan Partisipatif, yaitu jika seorang pemimpin dalam melaksanakan
kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja syang serasi,
menumbuhkan loyalitas dan partisipasi bawahannya.
3.      Kepemimpinan Delegatif, yaitu jika seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada
bawahannya dengan agak lengkap, sehingga bawahan itu dapat mengambil keputusan dan
kebijakan-kebijakan dengan agak bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.
            Gaya-gaya kepemimpinan menurut Stephen J. Carroll dan Henry L. Tosi, adalah
Kharismatik: Mereka memiliki kesetiaan dan tanggung jawab dari pengikutnya, bukan karena
mereka memiliki kemahiran khusus atau ada pada kedudukan khusus, tetapi karena para
pengikutnya menanggapinya sebagai individu. Pengaruh kharismatik tidak dapat dipindahkan
kepada orang lain.
2.4 MANFAAT ACTUATING
            Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan oleh seorang untuk suatu kelompok.
Biasanya, manajer yang melaksanakan pengarahan karena manajer mengetahui keahlian dan
kemampuan karyawan, mengerti kapasitas dan keinginan karyawan, mengetahui hasil dan ,
mengamati etos kerja karyawan. Dengan semua latar belakan tersebut, manajer akan mampu
memilih teknik memberikan pengarahan yang efektif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
dengan cara yang terbaik.Manajer yang mengarahkan karyawan, harus menggunakan instruksi-
instruksi yang menunjang pengetahuan tentang aspek untuk melakukan suatu tugas tertentu.
Demikian pula untuk dapat mengikuti tujuan, maka diliput berbagai situasi,diberi data yang rinci,
dan dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus ditempuh.

2.5 PRINSIP – PRINSIP ACTUATING


Ø  Pengarahan harus jelas
Ø  Pengarahan diberikan satu per satu
Ø  Pengarahan harus positif
Ø  Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat
Ø  Pengarahan harus erat dengan motivasi
Ø  Perintah satu aspek berkomunikasi

Mengendalikan Fungsi Manajemen


Prinsip Actuating dalam manajemen, menurut Kurniawan ( 2009 ) :
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik – baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup
yang berbeda pula.

Pentingnya Actuating dalam Organisasi


Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada
pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi
dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai