NIM : P27820119039
Kelas : Tingkat 2 Reguler A
Konsep Sterilisasi
Beberapa istilah khusus yang sering digunakan untuk sarana dan proses pengendalian
mikroba ini. Penggunaan istilah – istilah ini penting dalam pemberiaan etiket pada obat –
obatan serta bahan kima yng digunakan dalam mikroorganisme. Berikut istilah –istilah yang
di maksud antara lain:
a. Biosida merupakan istilah umum yang menggambarkan agen khemis/agen kimiawi,
biasanya boardspektrum dalam minginaktivasi mikroorganisme.
b. Sterilisasi merupakan proses fisika atau kimia yang secara lengkap dapat merusak atau
memberhentikan semua kehidupan mikroba termasuk spora.
c. Desinfektan adalah suatu bahan yang biasanya berupa zat kimiawi yang dapat mematikan
sel vegetatif yang terdapat pada permukaan benda mati namun, tidak menjamin dapat
mematikan bentuk – bentuk spora mikroorganisme penyebab penyakit.
d. Septik, dicirikan dengan terdapatnya patogen dalam jaringan hidup.
e. Antiseptik merupakan suatu substansi yang melawan atau mencegah pertumbuhan infeksi
atau mikroorganisme dalam maupun di atas jaringan hidup dengan cara menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya.
f. Aseptik dikarakteristikkan dengan hilangnya mikroba patogen.
g. Bahan sanitasi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi populasi mikroorganisme
sampai batas yang diaanggap aman menurut persyaratan kesehatan masyarakat.
h. Bakteriostatis merupakan istilah spesifik yang berhubungan dengan kegunaannya yaitu
suatu bosida yang dapat menghambat multiplikasi bakteri yang dipatkan berdasarkan
penghilangan agen.
i. Bahan antimikrobial, diartikan bahan yang mengganggu pertumbuhan mikroorgnisme
dan metabolisme mikroba. Beberapa bahan antimikrobial digunakan secara khusus untuk
mengobati infeksi yang dimaksud dengan bahan terapeutik.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penghambatan mikroorganisme oleh bahan atau
proses antimikrobial. Hal –hal tersebut harus dipertimbangkan keefektifannya dalam
penerapan metode pengendalian. Faktor – faktor tersebut antara lain:
1. Konsentrasi atau intensitas zat antimikrobial.
Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobial maka makin cepat sel – sel yang akan
terbunuh. Misalkan fenol dengan konsentrasi 4, 25 gr/L dalam waktu kurang lebih 10 jam
akan membunuh sel dengan jumlah yang sama dengan fenol yang berkonsenrasi 6, 04
gr/L dalam waktu kurang lebih 1,5 jam.
2. Jumlah mikroorganisme.
Dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam membunuh populasi. Sehingga apabila jumlah
selnya banyak maka perlakukan harus diberikan waktu yang lebih lama supaya kita cukup
yakin bahwa semua sel tersebut mati.
3. Suhu.
Kenaikan suhu yang sedang secara besar dapat menaikkan keefektifan suatu desinfektan
atau bahan antimikrobial lain. Keadaan ini dapat diterangkan dengan adanya fakta bahwa
zat kimia merusak mikroorganisme melalui reaksi kimia dan laju reaksi kimia dipercepat
dengan meningkatkan suhu.
4. Spesies mikroorganisme.
Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentangan yang berbeda-beda terhadap sarana
fisik dan bahan kimia. Misalkan, pada spesies pembentuk spora, sel vegetatifnya lebih
mudah dibunuh dari pada sporanya. Spora bakteri adalah paling resisten dalam hal
kemampuan untuk bertahan hidup pada keadaan fisik dan kimiawi yang kurang baik.
5. Adanya bahan Organik
Adanya bahan organik asing dapat menurunkan dengan nyata keefektifat zat kimia
anitimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan – bahan tersebut atau melindungi
mikroorganisme adanya. Sebagai contoh penggabungan desinfektan dengan bahan organik
menghasilkan suatu endapan sehingga desinfektan tidak mungkin lagi mengikat
mikroorganisme.
6. Keasaman atau Kebasahan (pH).
Mikroorganisme yang terdapat pada keadaan lingkungan dengan pH asam dapat dibasmi
dengan mudah dan dalam waktu singkat pada suhu yang lebih rendah dibandingkan
dengan mikroorganisme yang sama dilingkungan basa.
Berbagai proses serta substansi banyak digunakan sebagai sarana antimikrobial yang bekerja
menurut berbagai cara. Suatu sel hidup yang normal memiliki struktur atau bagian antara lain
sejumlah enzim, membran sitoplastik, ribosom dan lain sebagainya. Dimana kerusakan pada
salah satu bagian tersebut dapat mengawali terjadinya perubahan yang menuju kepada
kematian sel.
Tidak ada satupun teknik atau sarana antimikrobial yang terbaik bagi semua penerapan
praktis. Misalkan suatu zat kimia atau proses cocok untuk pengendalian mikroorganisme
dalam suatu produk pangan, namun hal ini belum tentu cocok digunakan untuk bahan biologis
yang menginfeksikan pasien. Begitu pula suatu zat yang cocok untuk permukaan benda mati
besar kemungkinan tidak cocok untuk diberikan pada kulit manusia. Setiap keadaan harus
dipertimbangkan dari sudut hasil yang dikehendaki serta sarana atau metode yang akan
mencapai hasil ini dengan baik.
Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat atau dibunuh dengan saran atau proses
fisik, atau bahan kimia. Proses atau sarana mana yang digunakan bergantung pada banyak
faktor dan hanya dapat ditentukan setelah diadakannya evaluasi terhadapa keadaan khusus
yang bersangkutan.
Obat Antimikroba
Obat yang memiliki kemampuan mempengaruhi banyaknya jenis mikroba. Jenis obat
antimikroba ada 2, antara lain:
1. Spektrum Luas
Mempengaruhi bakteri positif dan gram negatif serta beberapa jenis mikroba lainnya
misalnya kloramfenikol, ampisilin, tetrasiklin dan sulfonamid. Penggunaan
antimikroba berspektrum luas yang kurang tepat dapat menyebabkan superinfeksi.
Superinfeksi merupakan keadaan dimana mikroba flora normal tumbuh berlebihan dan
menjadi patogen oportunistik. Contohnya yaitu superinfeksi oleh Candida albicans,
karena fungi ini tidak sensitif terhadap antibiotika.
2. Spektrum Sempit
Mempengaruhi beberapa jenis mikroba misalnya penisilin G hanya efektif terhadap
bakteri gram positif.
Sifat obat antimikroba yang baik antara lain:
1. Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak hospes.
2. Bersifat bakterisidal dan bukan bakteri Static.
3. Tidak menyebabkan resistensi pada kuman.
4. Berspektrum luas.
5. Tidak bersifat anorganik atau tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam
jangka waktu yang lama.
6. Tetap aktif dalam plasma cairan tubuh atau eksudat.
7. Ldi dalam air dan stabil.
8. Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat tercapai dan bertahan untuk waktu lama.