A. Takikardi Sinus
Nodus sinus dipercepat dan menghasilkan impuls dengan frekuensi≥ 100 bpm,dengan batas sampai 160-
180 bpm.Penyebab sinus takikardi adalah faktor yang meningkatkan stimulasi simpatis yaitu
stres,aktivitas,efek obat ventolin dan stimulan(kafein,nikotin),demam,anemia,hipertiroidisme,CHF,serta
syok.Pemberian obat atropin (menghambat tonus vegal) dan katekolamin dapat menimbulkan
takikardi.Takikardi persisten(menetap) memperburuk kondisi patologis yang mendasari pada klien
dengan iskemia miokard karena memendeknya fase diastolik(waktu pengusian ventrikel)dan
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
Irama : Regular
B. Sinus Bradikardi
Nodus sinus menghasilkan impuls dengan frekuensi<60 bpm.Bradikardi terjadi sebagai akibat dari
aktivasi berlebihan sistem saraf parasimpatis pada SA node,hambatan atau block konduksi di SA node
atau AV node; atau hilangnya otomatisasi miokard. Bradikardi dapat ditemukan pada atlit dengan
tingkat latihan yang tinggi,nyeri hebat,hipotiroidisme,infark/iskemia miokard inferior,efek terapi
digitalis,cedera akut medula spinalis,pemberian obat β-bloker,verapamil,dan diltiazem.Klien dengan
gangguan fungsi jantung yang berat tidak mampu mengompensasi slow rate dengan peningkatan
volume sekuncup sehingga sangat berpotensi terhadap penurunan curah jaantung,CHF,dan disritmia
ventrikel lethal.
Irama : Regular
C. SINUS ARREST
Sinus arrest (sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
nodus SA menghasilkan potensial aksi. Bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti
pada pemijatan / hipersensitifitas sinus karotis dan rangsangan pada faring. Selain itu bisa juga
disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus
SA, seperti yang telah disebutkan diatas. Meskipun demikian, sinus arrest tidak selalu berarti kelainan
jantung. Pada orang sehat, arrest kadang timbul ≤2. Tanpa disertai keluhan. Lebih dari itu biasanya
menggambarkan kondisi patologis tertentu, seperti disfungsi simpul SA / sinroma sinus sakit.
Manifestasi sinus arrest pada EKG kita nilai dengan pengamatan hilangnya gelombang P. sebelumnya
kita telah pelajari bersama bahwa gelombang P adalah depleksi yang timbul akibat depolarisasi atrium,
bukan depolarisasi simpul SA. Pada EKG biasa kita tidak bisa melihat aktifitas yang terjadi pada simpul SA
karena masa ototnya yang sangat kecil. Bila demikian, bagaimana kita dapat membedakan antara (1)
simpul SA gagal mencetuskan impuls yang kita kenal sebagai sinus arrest atau (2) depolarisasi yang
dihasilkan oleh simpil SA dihambat / block hingga tidak mendepolarisasi atrium (sinoatrial exit block) ?
pada EKG yang kita lihat sama, yaitu hilangnya gelombang P dengan durasi pause yang bervariasi.
Kadang memang sulit membedakan keduanya, karena sinoartial exit block juga dapat menunjukan pola
yang tidak khas / klasik. Beberapa hal yang mungkin dapat menjadi pertunjuk adalah (1) interfal P-P
pada irama sinus baselime, (2) durasi pause serta (3) irama yang mengambil alih (subsidiary pacemaker).
Hal-hal ini akan diuraikan lebih jauh pada penjelasan tentang sinoartial exit block selanjutnya.
Pada sinus arrest, durasi pause dapat bervariasi, namun bukan merupakan kelipatan aritmatika dari laju
sinus (interval P-P) baseline. Butuh waktu bagi simpul SA untuk dapat mencetuskan depolarisasi yang
baru. Waktu ini tidak dapat diprediksi, karena itu tidak akan mengikuti kelipatan interval P-P
sebelumnya. Pada pause yang cukup lama, dapat terjadi episode asistol bila tidak ada subsidialy
pacemaker bisa mengambil alih. Pasien bisa mengalami sinkope atau sindroma Stokes-Adams bahkan
kematian. Karena pada sinus arrest subsidiary pacemaker yang ada di atrium juga sering terganggu, kita
biasanya akan menemukan junction escape complex/rhythm.
Elektrokardiogram diperoleh dari seorang wanita 40 tahun dengan riwayat kardiomiopati post partum.
Saat ini tidak ada keluahan. Pasien datang untuk rencana treadmill test. Evaluasi ekokardiografi terakhir
menunjukan hasil normal. Hasil treadmill test juga normal apa yang dapat kita pelajari dari EKG ini?
Perhatiakan bahwa durasi pause (b) bukan merupakan kelihatan dari laju sinus baseline (a). saat pause,
irama junction (subsidiary pacemaker) sesaat mengambil alih.
Empat gelombang P pertama diteruskan ke ventrikel menjadi kompleks QRS. Keempat gelombang P ini
memiliki interval P-P konstan (pada gambar memiliki label “a”). Setelah itu tampak bahwa gelombang P
hilang hampir 6 detik (kecepatan rekaman 25 mm/detik) dengan interval yang diberi label “b”. Interval b
ini bukan merupakan kelipatan dari a. Diantaranya terdapat junction ascape rhythm.
2. infark miokard akut, sinus simpul degenerasi dan fibrosis, penyakit serebrovaskular, kecelakaan
dan sebagainya.
Gejala penangkapan Sinus: pasien dengan periode panjang sinus arest akan mengalami pusing,
gangguan kesadaran, kejang-kejang atau bahkan serius.
D. Fluter Atrium
Terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 250
sampai 400 kali permenit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat tetapi
terhadap nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui
jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda penting dari
disritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium yang dilepaskan 250 – 400 kali permenit akan
mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu disritmia yang mengancam nyawa.
Kepak atrial klasik diakibatkan adanya sirkuit re-entry yang khas dan kebanyakan melibatkan atrium
kanan.
Karakteristik
Laju : laju atrial 250 – 450 kali permenit .
Irama : irama atrial teratur tetapi , irama ventrikel bisa teratur atau tidak tergantung produksi
atau blok atrioventrikular.
E. Atrial Fibrilasi adalah takikardi dari supraventrikular dengan karakterisitik aktivitas kontraksi atrium serta
aktivitas listrik atrium yang tidak teratur atau tidak terkoordinasi
Atrial Fibrilasi merupakan Aritmia yang paling sering dijumpai dan insidennya sangat meningkat saat ini
Komplikasi dari Atrial Fibrilasi meliputi instabilitas hemodinamik, kardiomiopati, gagal jantung dan
kejadian - kejadian emboli seperti stroke
Beberapa Penyebab Atrial Fibrilasi adalah sebagai berikut :
Penyakit Jantung Katup
Ischemic Heart Disease
Hipertensi
Thyrotoxicosis
Imbalans Elektrolit
Obat-obatan, Pheocromocytoma
Gangguan keseimbangan Asam Basa darah
Irama: Teratur
Ventrikel takikardi adalah ventrikel ekstrasistol yang timbul ≥ 4x berturut-turut. Merupakan salah satu
aritmia lethal (berbahaya) karena mudah berkembang menjadi ventrikel fibrilasi dan dapat
menyebabkan henti jantung (cardiac arrest). Ventrikel takikardi disebabkan oleh keadaan yang
mengganggu sistem konduksi jantung, seperti kekurangan pasokan O2 akibat gangguan pada pembuluh
darah koroner, kardiomiopati,sarcoidosis, gagal jantung, dan keracunan digitalis.Diagnosis ditegakkan
jika ditemukan denyut jantung 150-210x/menit dan ditemukan gejala berupa sakit kepala, kepala terasa
ringan, kehilangan kesadaran, dan henti jantung yang muncul secara tiba-tiba dan tidak pernah terjadi
sebelumnya. Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya kompleks QRS lebar yang timbul berturut-turut
dan terus menerus dengan kecepatan >150x/menit.
H. Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel fibrilasi merupakan jenis aritmia yang paling berbahaya .Jantung tidak lagi berdenyut
melainkan hanya bergetar sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya henti jantung (cardiac arrest) . Gejala yang timbul berupa tanggapan pasien
berkurang, pasien sudah tidak bernafas atau hanya gasping, henti jantung yang muncul secara tiba-tiba
(Sudden Cardiac Arrest).
Gangguan AV Block
I.
2. Mobitz tipe 2
Interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang berkurang. Dapat terjadi
pada infrak miocard akut, miocarditis, dan proses degenerasi.
I. LBBB
Left Bundle Branch Block adalah adanya Blok atau hambatan pada cabang berkas kiri ventrikel
yang menyebabkan terhambatnya aktivasi depolarisasi dari ventrikel kanan
Adanya hambatan pada aktivasi ventrikel kiri menyebabkan adanya gelombang R sekunder (R')
di lead prekordial sebelah kiri dan gelombang S yang lebar dan dalam di lead prekordial kanan
Terhambatnya aktivasi ventrikel kiri juga menyebabkan gangguan repolarisasi sekunder pada
lead prekordial sebelah kiri seperti ST depresi dan Inversi gelombang T
Penyebab LBBB :
Normal Variant ( < 1 % )
Iskemia Miokardium dan Infark Miokard
Left Ventricular Hyperthrophy ( HT, Stenosis Aorta )
Kardiomiopati
J. RBBB
Right Bundle Branch Block adalah adanya Blok atau hambatan pada cabang berkas kanan ventrikel
yang menyebabkan terhambatnya aktivasi depolarisasi dari ventrikel kanan Adanya hambatan pada
aktivasi ventrikel kanan menyebabkan adanya gelombang R sekunder (R') di lead prekordial sebelah
kanan dan gelombang S yang lebar dan dalam di lead lateral
Terhambatnya aktivasi ventrikel kanan juga menyebabkan gangguan repolarisasi sekunder pada lead
prekordial sebelah kanan seperti ST depresi dan Inversi gelombang T
Penyebab RBBB :
Normal Variant
Penyakit Jantung Kongenital ( ASD , VSD , ToF )
Penyakit Jantung Reumatik
Kardiomiopati
Myoperikarditis
Iskemia Miokardium dan Infark Miokard
Emboli Paru atau Akut Cor Pulmonale