“PERTEMUAN 5”
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Drs.H.Nursal Hakim, M.Pd
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU
PRODI D-III KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
Tugas
Buatlah paragraf sesuai dengan pola pengembangan paragraf, masing-masing satu paragraf
setiap jenis pola pengembangan paragraf dan sesuaikan dengan Ilmu Keperawatan!
1. Pola Klimaks
Contoh 1
Contoh 2
Ibnu adalah seorang fotografer di Kota Pekanbaru. Siang itu ibu sedang memotret
seseorang dan ibnu pun berdiri di pinggir jalan. Tak berselang lama datang sebuah motor
dengan kecepatan tinggi menabrak Ibnu. Lalu Ibnu pun terpental dan mengalami luka yang
cukup serius, Ibnu kehilangan banyak darah. Kemudian warga pun datang menghampiri Ibnu
dan membawanya kerumah sakit. Setibanya di rumah sakit keluarga Ibnu pun datang, Ibnu
segera dilarikan ke ruang UGD untuk mendapat perawatan intensif. Beberapa jam kemudian
perawat mengabarkan kepada keluarga Ibnu bahwa Ibnu mengalami koma.
2. Pola Antiklimaks
Contoh 1
Saat seseorang didiagnosa memiliki kondiri kanker, dokter akan memberi tahunya
jenis stadium kanker yang dialami. Umumnya penyakit kanker memiliki empat stadium atau
tingkatan. Mulai dari stadium IV, tahap ini biasanya menunjukkan bahwa kanker telah
menyebar luas ke seluruh tubuh, atau bagian tubuh yang lain. Kanker ini disebut juga kanker
stadium lanjut. Lalu kanker stadium III, stadium ini berarti kondisi kanker lebih kecil dan
tumbuh padda jaringan di sekitar getah bening. Kanker stadium I dan II, kanker umumnya
hanya ada di satu area tubuh dan ukurannya sangat kecil. Kanker stadium 0, merupakan
kanker pertama atau stadium pra-kanker atau masih dalam perhitungan. Di dunia medis, tidak
ada istilah kanker bisa sembuh. Melainkan, kanker bisa dikendalikan atau dikontrol.
Contoh 2
Indah menderita kanker darah stadium 3. Kanker darah merupakan suatu kondisi
ketika sel darah yang menjadi abnormal atau ganas, sebagian besar kanker ini bermula di
sumsum tulang tempat sel darah diproduksi. Indah selalu cemas dan takut akan kondisi yang
saat ini dia alami. Mulai dari orang tua, teman dan para perawat selalu memberi Indah
semangat dan meyakinkan indah bahwa dia pasti akan sembuh. Indah pun mulai bersemangat
kembali dan selalu menjalani hari-hari dengan penuh senyuman. Setelah melalui beberapa
tahap pengobatan kondisi Indah pun sudah mulai membaik.
3. Pola Kausalitas
Di balik hiruk penanganan wabah corona (Covid-19), ada yang bekerja dalam senyap.
Dengan perlindungan diri seadanya, mereka mempertaruhkan keselamatan demi menolong
pasien Covid-19. Mereka adalah para perawat yang menangani pasien secara langsung di
ruang isolasi, dengan risiko terpapar virus corona yang mematikan. Meskipun banyak dari
mereka yang telah menjadi korban dari keganasan virus ini. Namun, Mereka tetap berjuang
dengan penuh kesabaran dan tanpa kenal lelah, serta rela menahan rindu untuk bertemu
orang-orang tercinta.
6. Pola Pertentangan
Banyak pihak yang sering salah dalam mengartikan profesi perawat , mulai dari
menganggap perawat sebagai pembantu dokter bahkan menganggap perawat sebagai dokter.
Perlu kita ketahui ,bahwasannya perawat dan dokter itu dua profesi yang berbeda. Ada hal
yang bisa dilakukan perawat, tetapi tidak boleh untuk dilakukan oleh dokter. Perawat dapat
bekerja lintas unit di suatu rumah sakit tergantung keperluan pekerjaan untuk suatu pasien.
Perawat memiliki waktu lebih lama bersama pasien dibandingkan dokter. Secara umum,
perawat bisa melakukan tindakan secara menyeluruh sedangkan dokter khusus menangani
penyakit dan fisiologi. Lebih dari itu semua, kedua profesi tersebut memiliki kode etik
masing-masing untuk saling bekerja sama.
7. Pola Perbandingan
8. Pola Generalisasi
Hasil kerja perawat di rumah sakit dapat dinilai melalui pengamatan langsung yaitu
proses pemberian asuhan keperawatan atau laporan dan catatan pasien. Salah satu strategi
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dirumah sakit, yaitu dengan penerapan
proses keperawatan, terutama tahap implementasi atau pelaksanaan asuhan keperawatan.
Tahap implementasi merupakan tahap paling penting karena ini merupakan praktik nyata dari
ilmu keperawatan. Implementasi merupakan kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan perawat. Dengan demikian, pencapaian standar praktik keperawatan yang tinggi atau
kinerja perawat yang tinggi dalam pelayanan keperawatan akan tercapai.
9. Pola Klasifikasi
Pengkajian keperawatan merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan oleh
seorang perawat kepada pasien, karena dari pengkajian inilah perawat bisa menentukan
diagnosis keperawatan yang dialami oleh pasien ataupun klien. Berdasarkan jenisnya
diagnosis keperawatan di bagi menjadi dua jenis yaitu, diagnosa keperawatan negatif dan
diagnosa keperawatan positif. Diagnosa keperawatan negatif yaitu diagnosis keperawatan
yang klien atau pasien dalam kondisi yang sakit dan perlu dirawat di rumah sakit, diagnosis
ini terdiri dari Diagnosis Aktual dan Diaknosis Risiko.Sementara itu, diagnosa keperawatan
positif yaitu klien atau pasien yang telah diberi asuhan keperawatan sudah dalam keadaan
optimal atau dalam keadaan sehat, diagnosis ini disebut juga dengan istilah Diagnosis
Promosi Kesehatan.
Ketika seseorang mengalami kondisi sakit atau keadan yang abnormal terjadi secara
anantomis dan fisiologis maka keadaan sesorang tersebut butuh bantuan tenaga kesehatan
untuk mencari solusi dan merawat nya. berbagai jenis penyakit yang muncul pada era global
sekarang mulai dari penyakit ringan sampai penyakit ganas. dalam hal ini maka ujung tombak
sebuah rumah sakit dalam hal pelayanan kesehatan adalah Perawat.Keramahtamahan
merupakan hal yang sangat utama dalam pelayanan kesehatan, berhubungan dengan istilah
perawat sebagai ujung tombak rumah sakit , maka seorang perawat harus mampu
memberikan pelayanan yang tulus dalam hal sekecil apapun, termasuk disini adalah suatu
“senyuman". Senyuman para perawat di ibaratkan sebagai obat penenang bagi para pasien.
Oleh karena itu, senyum para perawat ikut ambil andil dalam kesembuhan pasien.