PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana yang telah kita susun sedemikian rupa tidak akan ada artinya jika tidak
segera dilaksanakan. Pelaksanaan rencana tadi dilakukan oleh oleh satuan-satuan kerja
yang merupakan bagian dari organisasi. Mau tidak mau setelah dibuat suatu rencana,
langkah selanjutnya adalah pengorganisasian. Efektivitas dan efesiensi pelaksanaan
kegiatan yang akan dikerjakan dipengaruhi oleh bagaimana individu-individu yang ada di
dalam satuan kerja tadi bekerja secara maksimal sesuai tanggung jawab dan
wewenangnya. Untuk itu, pengorganisasian menjadi langkah penting setelah kegiatan
perencanaan.
System didefinisikan sebagai sebuah kelompok individu yang berinteraksi secara
berkesenambungan, memiliki hubungan yang saling tergantung (interdependensi) satu
sama lainnya di bawah kumpulan peraturan, ide, prinsip, dan dokrin yang umumnya
dimaksudkan untuk menjelaskan susunan dari keseluruhan organisasi (Webster, 1977).
System adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, yang masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula. System
juga diartikan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Sumijatun, dkk, 2005).
Dalam keperawatan system lebih terfokus pada pengorganisasian, interaksi,
interdependensi dan integrasi dari bagian-bagian dan elemen yang ada. Organisasi
pelayanan kesehatan biasa dipandang sebagai sebuah system dengan sub-sistem individu
dan grup atau kelompok profesi yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapoai
tujuan yang disepakati. Pemahaman dan komitmen tentang kekompakan kelompok
menjadi penting dan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan tersebut, oleh
karena itu pola interaksi yang efektif harus diciptakan diantara individu atau grup baik
internal maupun ekternal maupun eksternaldari system yang telah ada.
Keperawatan sebagai ilmu terus berkembang, beberapa upaya perbaikan pelayanan
disetiap tatanan kesehatan telah dilaksanakan termasuk pada tindakan di lapangan, serta
menggunakan model-model dalam system manajemen pelayanan dan pembuatan
keputusan yang terkait dengan pasien, walaupun demikian para manajer keperawatan
masih menganggap bahwa hasil kurang optimal, sehingga upaya-upaya lainnya terus
dilakukan untuk peningkatan kualitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengorganisasian ?
2. Jelaskan konsep pengoranisasian pada management keperawatan ?
3. Jelaskan langkah-langkah pengorganisasian ?
4. Sebutkan tipe-tipe pengorganisasian ?
5. Jelaskan Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan
6. Deskripsikan Saluran komunikasi dalam organisasi pelayanan
kesehatan/keperawatan ?
7. Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi dalam organisasi
Pelayanan Keperawatan ?
C. TUJUAN
1. Dapat menjelaskan pengertian pengorganisasian.
2. Dapat menyelaskan konsep pengoranisasian pada management keperawatan.
3. Dapat menjelaskan langkah-langkah pengorganisasian.
4. Dapat menyebutkan tipe-tipe pengorganisasian.
5. Dapat menjelaskan Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan.
6. Dapat mendeskripsikan Saluran komunikasi dalam organisasi pelayanan
kesehatan/keperawatan.
7. Dapat menyebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi dalam
organisasi Pelayanan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan setiap
kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit
lainnya, baik cara vertical maupun horizontal yang bertanggung jawab mencapai tujuan
organisasi (Swansburg, 1993).
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan terhadap tugas,
wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan, baik vertical maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan ditetapkan. Fungsi ini
mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan,
seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana dan
kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan
(Siagian,1983 dalam Juniati).
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat-alat, tugas-tugas,
kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional
sehingga suatu organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Subur, 1997).
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu :
1. Adanya tujuan bersama
2. Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3. Adanya pembagian tugas
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama
B. KONSEP
Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar
komunikasi antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:
1. Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari
seseorang oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang diartikan oleh
harapan-harapan orang lain, individu tersebut sangat bergantung pada harapan mereka
bagi aspek identitas pribadinya. Sepanjang hidupnya seseorang memegang
serangkaian peran, yang berubah dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai
pekerja sebuah departemen keperawatan, perawat dapat memegang beberapa peran
jabatan pada waktu yang sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi
atasannya, seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan kerja kepala perawat
lainnya dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di divisi lain
dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam
pelaksanaan masing-masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di atas harus
sering "merubah seragam" selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang
ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak
yang berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
bersikap sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh dari interaksi
manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus berubah. Perolehan
kekuasaan oleh perawat perorangan tampaknya memudahkan perolehan kekuasaan
yang lebih besar dalam situasi yang sama. Kemungkinan karena meningkatnya
jumlah komunikasi dengan yang lain atau perubahan dalam kualitas komunikasi
tersebut. Begitu juga sebaliknya, kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa
mengubah hubungan timbal baliknya dengan yang lain sehingga membuatnya terus
menerus kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan terdiri dari beberapa
jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan (Reward power) adalah
kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain, kekuasaan paksaan
(Coercive power) adalah kesanggupan untuk menerapkan hukuman kepada yang lain.
Menejer perawat dapat menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat,
skors, atau pemecatan. Kekuasaan referensi (Referent power) adalah kemampuan
mengilhami kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharap untuk
mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan obyek kekaguman mereka.
Kekuasaan ahli (Expert power) merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain
supaya seseorang memiliki derajat pengetahuan dan keahlian tinggi dalam area
spesialisasi.
3. Status
Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan. Status dapat
diartikan sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada seseorang yang
sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status
yang diberikan kepada pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki
organisasi tingkat atas, jumlah keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
kerja tersebut, derajat pelatihan khusus, atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi
tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam pelaksanaan
kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing - masing perawat
tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel organisasi unit
kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok.
Kebanyakan perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan
kesembuhannya sama pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga
dengantujuan pengobatan medis atau tujuan administrasi keuangannya.
4. Wewenang
Konsep wewenang secara berbelit-belit dihubungkan dengan konsep tanggung
jawab. Jabatan pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan dengan lapisan atas
dari tanggung jawab dan wewenang. Jadi status yang tinggi dihubungkan dengan
wewenang yang memberi status pekerjaan tinggi bagaimanapun dapat diserahkan
pada jabatan di lapisan rendah struktur organisasi.
5. Kepusatan ( Centrality )
Konsep sentralisasi / kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan bahwa
beberapa jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur organisasi sehingga
melibatkan si pemegang jabatan ke dalam seringnya komunikasi dengan sejumlah
besar pekerja lainnya. Sebaliknya, jabatan lainnya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terjadi sedikit komunikasi di antara pemegang jabatan dengan yang lainnya.
Dengan menggunakan skema organisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk
menghitung jumlah langkah atau pertukaran pembicaraan yang diperlukan guna
menyampaikan informasi kepada jabatan yang diberikan dari setiap posisi lain dalam
jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan tertentu disebut total
jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi semua pegawai dalam
organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai akan menghasilkan jarak rata-
rata organisasi (Average organizational distance) bagi semua jabatan dalam struktur
itu. Dengan membandingkan total jarak organisasi seseorang dengan jarak rata-rata
bagi seluruh struktur, seseorang dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi
(Relative organizational distance) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif
organisasi yang terkecil adalah yang paling pokok dalam struktur tersebut. Mereka
lebih banyak menerima informasi yang berhubungan dengan kerja di banding pekerja
pokok. Terhadap pekerja yang berpengetahuan, informasi adalah bahan mentah untuk
produksi. Karena pekerja yang lebih terpusat secara organisasi seharusnya lebih
produktif dibanding pekerja yang kurang terpusat.
6. Komunikasi ( Communication )
Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui dan
karena komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai pengiriman
informasi dan opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan pesan oleh si pengirim
dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli komunikasi
percaya bahwa penangkapan pesan tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari
proses dan usaha memperbaiki kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai
dengan mengajari manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh dan
kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin untuk melatih
pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum informasi sehingga
memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan dapat diajari
memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat
untuk menekankan konsep kunci serta untuk mendapatkan masukan dari si penerima
pesan sebagai tanda atas keefektifan komunikasi.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah di susun pada saat
fungsi perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis (elemen
kegiatan).
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperoleh untuk melaksanakan tugasnya.
5. Penugasan personal yang cakap yaitu memilih dan mendapatkan staf yang dipandang
mampu melaksanakan tugas.
6. Mendelegasikan wewenang dalam pembagian tugas harus diperhatikan adanya
keseimbangan antara wewenang dan tnggung jawab staf, untuk organisasi seperti
puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja
dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerjasama yang sifatnya integrative perlu
diterapkan karena prinsip kerja integrasi diharapkan semua kegiatan pokok puskesmas
dapat diselesaikan.
D. TIPE-TIPE ORGANISASI
Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode
penugasan yang diterapkan di ruangan perawatan. Berikut akan dijelaskan beberapa tipe
organisasi dilihat dari strukturnya.
1. Struktur Organisasi secara umum
Struktur Organisasi di ruangan menyesuaikan dengan metode penugasan yang
dijalankan di ruang perawatan. Akan tetapi, secara umum organisasi dibagi menjadi
tiga macam , antara lain sebagai berikut.
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia. Organisasi lini
mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang
nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran
pimpinan sangat dominan, segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam
melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah.
Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah
karyawan sedikit, sarana dan prasarana yang terbatas, serta tujuan dan kegiatan
yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan
keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih
terjamin serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Sedangkan,
kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin
yang benar-benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi
seiring terabaikan. Berdasarkan penjelasan di atas, organisasi lini sangat cocok
diterapkan di ruang perawatan.
b. Organisasi Staf.
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi
staf dicirikan bahwa dalam pengorganisasian dikembangkan satuan organisasi staf
yang berperan sebagai pemantu pimpinan. Orang yang duduk dalam suatu
organisasi staf adalah individu ahli yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi. Hal ini terjadi karena pimpinan organisasi menghadapi permasalahan
yang kompleks dan kesulitan untuk memecahkan permasalahan yang ada
sehingga dibutuhkan orang yang sanggup dan mampu membantu pimpinan dalam
memecahkan masalah organisasi.
Dalam organisasi staf, fungsi staf hanyalah sebagai pembantu.
Pengambilan keputusan tetap berada di tangan pimpinan. Keuntungan organisasi
staf adalah pengambilan dapat lebih baik. Kerugiannya adalah pengambilan
keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan organisasi lini.
2. Metode Tim
Menurut Douglas (1992), metode tim adalah metode pemberian asuhan
keperawatan yang mencirikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional yang
sering disebut dengan “Ketua tim”. Selain itu, Sitorus (2006) juga menyampaikan
bahwa dengan metode penugasan tim, setiap anggota kelompok/tim mempunyai
kesempatan untuk berkontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang
tinggi.
Guna menunjang tercapainya asuhan keperawatan yang efektif dan efisien,
tugas pokok dan fungsi masing-masing, posisi harus jelas dan dipahami oleh masing-
masing personel perawat. Keliat, dkk (2006) menguraikan secara rinci tugas pokok
dan fungsi masing-masing posisi yang tergambar dalam struktur organisasi metode
penugasan tim sebagai berikut.
1). Kepala Ruangan
a). Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
- Menyusun visi, misi, dan filosofi
- Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, dan tahunan).
Fungsi Pengorganisasian
- Menyusun struktur organisasi
- Menyusun jadwal dinas
- Membuat daftar alokasi pasien
Fungsi Pengarahan
- Memimpin operan
- Menciptakan iklim motivasi
- Mengatur pendelegasian
- Melakukan supervise
Fungsi Pengendalian
- Mengevaluasi indikator mutu
- Melakukan audit dokumentasi
- Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien dan perawat
- Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b). Compensatory Reward
- Melakukan penilaian kinerja kettua tim dan perawat pelaksana
- Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf keperawatan
c). Hubungan Profesional
- Memipin rapat keperwatan
- Memipin konferensi kasus
- Melakukan rapat tim kesehatan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter
d). Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien (disesuaikan
dengan spesifikasi ruangan)
2). Ketua Tim
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
- Menyusun rencana jangka pendek (harian dan bulanan )
Fungsi Pengorganisasian
- Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
- Membuat daftar alokasi pasien kepada perawat pelaksana
Fungsi Pengarahan
- Memimpin Pre-Conference dan post-conference
- Menciptakan iklim motivasi di dalam timnya
- Mengatur pendelegasian dalam timnya
- Melakukan supervise kepada anggota timnya
Fungsi Pengendalian
- Melakukan observasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan kepada
pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana
- Memberikan umpan balik kepada perawat pelaksana
b) Compensatory Reward
- Melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana
c) Hubungan Profesional
- Melaksanakan konferensi kasus
- Melakukan kolaborasi dengan dokter
d) Asuhan Keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien (disesuaikan
dengan spesifikasi ruangan).
3). Perawata Pelaksana
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
- Menyusun rencana jangka pendek (harian)
b) Asuhan keperawatan
- Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien (disesuaikan
dengan spesifikasi ruangan).
Dengan melihat dan menyimak penjelasan di atas, secara jelas terdapat
perbedaan uraian tugas dari kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana.
Berdasarkan uraian di atas, tergambar bahwa kepala ruang dan ketua tim
menjalankan tugas manajerial dan asuhan keperawatan, sedangkan perawat
pelaksana murni menjalankan asuhan keperawatan. Batasan ini harus dipahami
secara benar oleh masing-masing posisi sebagai acuan untuk melaksanakan tugas
limpah (pendelegasian).
Seperti halnya metode penugasan yang lain, metode penugasan tim
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan
metode penugasan tim.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE TIM
Kelebihan Kelemahan
1. Pelayanan keperawatan 1. Kegiatan-kegiatan konferen
yang komprehensif memerlukan waktu yang cukup lama sehingga
2. Proses Keperawatan dapat kegiatan konferen tidak akan dapat dilaksanakan
diterapkan. jika dalam kondisi sibuk.
3. Metode tim memungkinkan 2. Jika jumlah perawat sedikit,
untuk dapat bekerja lebih efektif dan menyebabkan pre-conference dan post-conference
efisien mungkin tidak dapat dilaksanakan. Untuk kegiatan
4. Metode tim memungkinkan pre-conference dan post-conference, setiap tim
untuk dapat bekerja sama antar-tim minimal terdiri dari dua orang.
5. Metode tim memungkinkan
tingginya kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
6. Metode tim meningkatkan
motivasi dan kepuasan perawat sebagai
pemberi pelayanan keperawatan
Tabel 5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tim