Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA). Dengan gejala
batuk dan disertai dengansesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.
(Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim yang terdapat konsolidasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, dan benda – benda asing. (Arif muttaqin, 2008).

2. Etiologi
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh
streptoccus pnemonia melalui slang infus oleh staphylococcus aureus sedangkan pada
oemakaian ventilatr oleh P. Aeruginosa dan enterobacter dan masa kini terjadi karena
perubahan keadan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis polusi
ligkungan penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk paru-paru organism
bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengahlahkan mekanisme pertahanan paru
terjadi pnemonia. Selain di atas penyebabterjadinya pnemonia sesuai
penggolongannya yaitu:
a. Bacteria: Diplococcus pneumonia, pneumoccus, streptokokus hemolyticus,
streptococcus aureus, hemophilus influenza, mycobacterium tuberkolosis,
bacillus friendlander.
b. Virus: Respiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalitik, V. Influenza
c. Mycoplasma Pneumonia
d. Jamur: Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans, Blastomyces
dermatitides, Coccidodies immitis, Aspergilus species, Candida albicans.
e. Aspirasi: makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), Cairan amnion, Benda
asing
f. Pneumonia Hispostatik
pertolongan kesehatan adalah sesak napas, batuk, dan peningkatan suhu
tubuh/demam.
a. Pengkajian Primer (primary survey)
A = Airway
Kaji :
- Bersihan jalan nafas
- Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
- Distress pernafasan
- Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
B = Breathing dan ventilasi
Kaji :
- Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
- Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
- Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
C = Circulation
Kaji :
- Denyut nadi karotis
- Tekanan darah
- Warna kulit, kelembaban kulit
- Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
D = Disability
Kaji :
- Tingkat kesadaran
- Gerakan ekstremitas
- GCS atau pada anak tentukan respon A = alert, V = verbal, P =
pain/respon nyeri, U = unresponsive.
- Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya.
E = Eksposure
- Kaji : Tanda-tanda trauma yang ada.
b. Pengkajian Sekunder (secondary survey)
F = Five intervensi
- Interpretasi EKG
- Saturasi O2
- Hasil laboratorium
- Terapi medis
G = Give comfort
- Pengkajian nyeri (PQRST)
- Mual
H = History
- Mekanisme cedera/trauma
- Sign/tanda gejala
- Alergi
- Medication/pengobatan
- Past medical history/ riwayat penyakit sebelumnya
- Last oral intake/ makanan terakhir
Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi :
1) Pengkajian kepala, leher dan wajah
- Periksa rambut, kulit kepala dan wajah
Adakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan jaringan lunak,
adakah perdarahan serta benda asing.
- Periksa mata, telinga, hidung, mulut dan bibir
Adakah perdarahan, benda asing, kelainan bentuk, perlukaan atau
keluaran lain seperti cairan otak.
- Periksa leher
Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakhea miring atau
tidak, distensi vena leher, perdarahan, edema dan kesulitan
menelan.
2) Pengkajian dada
Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks :
- Kelainan bentuk dada
- Pergerakan dinding dada
- Amati penggunaan otot bantu nafas
- Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera, petekiae, perdarahan,
sianosis, abrasi dan laserasi
3) Pengkajian Abdomen dan Pelvis
Hal-hal yang perlu dikaji :
- Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen
- Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, alserasi, abrasi,
distensi abdomen dan jejas
- Masa : besarnya, lokasi dan mobilitas
- Nadi femoralis
- Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRST)
- Distensi abdomen
4) Pengkajian Ekstremitas
Hal-hal yang perlu dikaji :
- Tanda-tanda injuri eksternal
- Nyeri
- Pergerakan
- Sensasi keempat anggota gerak
- Warna kulit
- Denyut nadi perifer
5) Pengkajian Tulang Belakang
Bila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan untuk mengkaji :
- Deformitas
- Tanda-tanda jejas perdarahan
- Jejas
- Laserasi
- Luka
6) Pengkajian Psikosossial
Meliputi :
- Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan
- Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus seperti
sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh ataupun
anggota keluarga
- Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang
dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah meningkat dan
hiperventilasi.
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kreteria hasil (NOC) Rasional
(NIC)
1 Bersihan Jalan Napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Napas 1. Frekuensi dan jalan napas
tidak efektif selama … x menit/jam diharapkan 1. Monitor jalan napas (frekuensi, yang tidak normal
bersihan jalan napas kembali efektif kedalaman, usaha napas) menunjukan adanya
dengan criteria hasil: dispnea
1. Frekuensi pernafasan normal (12- 2. Monitor bunyi napas tambahan 2. Bunyi napas tambahan
20x/mnt) menunjukan adanya
2. Irama pernafasan vesikuler sumbatan pada jalan
3. Dapat mengeluarkan sekret dengan napas
3. Monitor sputum (jumlah,
batuk efektif 3. Untuk mengetahui
warna)
produksi sputum
meningkat atau tidak dan
4. Posisikan semi-fowler/fowler warna sputum
4. Posisi semi fowler
Latihan Batuk Efektif membantu dalam
5. Ajarkan teknik batuk efektif melakukan pernafasan
dengan baik
Kolaborasi
5. Batuk efektif membantu
6. Delegatif pemberian terapi obat
pasien dalam pengeluaran
dengan nebulizer
secret
(bronkodilator) 6. Pemberian obat
membantu mempercepat
proses penyembuhan
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Respirasi 1. Mengetahui
selama … x menit/jam diharapkan pola 1. Monitor kecepatan, irama, permasalahan pada pola
nafas efektif dengan kedalaman dan usaha pernapasan
kriteria hasil : pernapasan 2. Relaksasi dapat
1. Frekuensi pernafasan normal (12- 2. Ajarkan teknik membuat pasien tenang
20x/mnt) bernapas/relaksasi dan tidak lelah
2. Suara auskultasi nafas normal 3. Posisi semi fowler
(vesikular) Manajemen Jalan Napas dapat memaksimalkan
3. Tidak ada otot bantu nafas 3. Berikan posisi semi fowler ekspansi paru dan
menurunkan upaya
pernpasan. Ventilasi
maksimal membuka
area atelektasis dan
meningkatan gerakan
sputum ke jalan napas
besar untuk dikeluarkan
4. O2 dapat memnuhi
4. Berikan terapi O2 kebutuhan oksigen
sehingga frekuensi
pernapasan kembali
normal
5. Edukasi diberikan agar
5. Edukasi keluarga dan klien klien dan keluarga
mengenai agen pemicu dan memahami apa yang
reaksi yang biasanya terjadi mengakibatkan
timbulnya penyakit
Kolaborasi 6. Pemberian obat untuk
6. Delegatif pemberian therapy membantu
obat mempercepat
penyembuhan
3 Hipertermi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Hipertermia
selama…x menit/jam diharapkan pasien 1. Observasi suhu dan tanda- 1. Untuk men getahui
mampu mempertahankan suhu dalam tanda vital pasien suhu tubuh dan
batas normal dengan kriteria hasil : tanda-tanda vital lain
1. Suhu tubuh pasien dalam batas 2. Berikan terapi kompres apa sudah
normal(36-37,5°C) hangat pada pasien normal/belum
2. Tingkat pernafasan pasien 3. Ajarkan pasien tentang 2. untuk mengurangi
kembali normal(12-20x/mnt) lokasi kompres yang benar demam pasien
3. Denyut nadi pasien kembali yaitu pada lipatan paha dan 3. Dengan kompres
normal(60-100x/mnt) ketiak akan terjadi
perpindahan panas
secara konduksi dan
dan kompres hangat
akan mendilatasi
Kolaborasi pembuluh darah
4. Delegatif pemberian terapi 4. Pemberian obat
obat untuk membantu
mempercepat
penyembuhan
4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen energi 1. Mengetahui
selama … x menit/jam diharapkan 1. Monitor sistem kardiorespirasi perkembangan kondisi
intoleransi aktivitas teratasi dengan pasien selama kegiatan pasien
kriteria hasil: (takikardi, frekuensi
1. Frekuensi pernapasan ketika pernapasan, dyspnea, pucat)
beraktivitas normal (12-20x/menit) 2. Berikan kegiatan pengalihan 2. Peningkatkan relaksasi
2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas yang menenangkan untuk pada pasien asma
normal (60-100x/menit) meningkatkan relaksasi sangat penting agar
3. Kemudahan bernapas ketika 3. Anjurkan periode istirahat dan pasien tidak keletihan
beraktivitas kegiatan secara bergantian 3. Dilakukan secara
4. Ajarkan pasien mengenai bergantian agar
pengelolaan kegiatan dan ketahanan pasien
teknik manajemen waktu untuk terjaga
mencegah kelelahan 4. Mengajarkan pasien
5. Delegatif pemberian therapy dapat memberikan
obat kemandirian untuk
melakukan tindakan
awal yang harus ia
lakukan
5. Pemberian obat untuk
membantu
mempercepat
penyembuhan
5 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi Kesehatan 1. Untuk mengetahui
selama … x menit/jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan apakah pasien siap
deficit pengetahuan teratasi dengan kemampuan menerima menerima informasi
criteria hasil: informasi mengenai penyakitnya
1. Mengetahui perjalanan penyakit 2. Agar pasien mengetahui
2. Mengetahui faktor – faktor penyebab 2. Jelaskan factor resiko yang faktor yang dapat
penyakit dapat mempengaruhi kesehatan mempengaruhi
3. Mengetahui strategi untuk mencegah kesehatan
3. Ajarkan perilaku hidup bersih
komplikasi 3. Membantu pasien
dan sehat
memahami perilaku
4. Ajarkan strategi yang dapat
hidup sehat
digunakan untuk meningkatkan
4. Strategi dapat membantu
perilaku hidup bersih dan sehat
pasien untuk untuk
terbiasa melakukan
hidup dehat khususnya
berkaitan dalam
melakukan penanganan
5. Berikan kesempatan untuk
dini masalah kesehtan
bertanya
yang dihadapi pasien
5. Membantu pasien dalam
memahami hal-hal
mengenai masalah
kesehatan yang
sebelumnya tidak
diketahui
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 3. Yogjakarta: Mediaction

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai