Anda di halaman 1dari 100

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU


PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI WILAYAH PUSKESMAS CAMPUREJO
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

OLEH :
TITANIA NOVIA NUR’AINI
NIM. 17.023

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI
/2020

i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI WILAYAH PUSKESMAS CAMPUREJO
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Tinggi Diploma III Kebidanan

OLEH
TITANIA NOVIA NUR’AINI
NIM. 17.023

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI
TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri.

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

LATIFATUN NASIHAH, SST., M.Kes IS FADILAH, SP., M.Si


NIK. 19670120199403 2 077 NIK. 1810206 2 200712 07

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kedidanan Medika Wiyata Kediri.

………………………. (...............................) (...........................)

Penguji I Tanda Tangan Tanggal

LATIFATUN NASIHAH, SST., M.Kes (...............................) (...........................)


Penguji II Tanda Tangan Tanggal

IS FADILAH, SP., M.Si (...............................) (..........................)


Penguji III Tanda Tangan Tanggal

Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri

IS FADILAH, SP., M.Si


NIK.1810206 2 200712 07

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Titania Novia Nur’aini


NIM : NIM. 17.023

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasilkarya saya sendiri, bukan pengambilan alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil karya tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Titania Novia Nur’aini


NIM. 17.023

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

LATIFATUN NASIHAH, SST., M.Kes IS FADILAH, SP., M.Si


NIK. 19670120199403 2 077 NIK.1810206 2 200712 07

iv
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI WILAYAH PUSKESMAS CAMPUREJO
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

Oleh :

Titania Novia Nur’aini

INTISARI

Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi


wanita adalah kanker serviks dan merupakan kanker yang paling sering
menyerang wanita, kurangnya pengetahuan tentang deteksi dini menjadi faktor
yang menyebabkan perilaku ibu dalam pemeriksaan IVA. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan
IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri.
Desain pada penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan
cross-sectional, dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh
sampel sebanyak 28 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 28 responden didapat tingkat
pengetahuan wanita usia subur memiliki kriteria pengetahuan baik yaitu sebanyak
22 responden (78,6%) dan sebagian besar responden perilaku pemeriksaan IVA
pada wanita usia subur kriteria baik yaitu sebanyak 21 responden (75%).
Analisis dengan uji Chi-Square didapatkan hasil nilai p 0,000 < 0,05, ada
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita
usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri,
dengan besar nilai (r) Correlation Coefficient 0,899 masuk dalam kategori
hubungan sangat kuat dan arah positif
Metode IVA juga dapat digukana karena tekniknya mudah/sederhana,
biaya rendah/murah dan tingkat sensitifitasnya tinggi, cepat dan cukup akurat
dalam deteksi kanker serviks, salah satu yang dapat menunjang perilaku
pemeriksan IVA yaitu pengetahuan ibu yang memadahai. Sebaiknya ibu
mengupayakan peningkatan pengetahuan yang dapat berdampak pada niat
berperilaku dalam pemeriksaan IVA dengan baik

Key word : Tingkat pengetahuan, Perilaku pemeriksaan IVA

v
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE LEVELS WITH IVA EXAMINATION
BEHAVIOR IN SUBUR AGED WOMEN IN THE CAMPUREJO PUBLIC
HEALTH CENTER KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

By:

Titania Novia Nur’aini

ABSTRACT

One of the diseases that can disrupt the health of female reproductive
organs is cervical cancer and is the cancer that most often attacks women, lack of
knowledge about early detection is a factor that causes maternal behavior in IVA
examination. This study aims to determine the relationship of the level of
knowledge with IVA examination behavior in women of childbearing age in the
Campurejo District Health Center, Mojoroto District, Kediri City.
The design in this study is a correlational analytic cross-sectional
approach, using a purposive sampling technique obtained by a sample of 28
respondents. The instrument used was a questionnaire
The results of research conducted on 28 respondents obtained the level
of knowledge of women of childbearing age have good knowledge criteria as
many as 22 respondents (78.6%) and the majority of respondents IVA
examination behavior in women of childbearing age are good criteria as many as
21 respondents (75%).
Analysis with the Chi-Square test results obtained p value 0,000 <0.05,
there is a relationship between the level of knowledge and IVA examination
behavior in women of childbearing age in the Campurejo District Health Center
Mojoroto District of Kediri, with a large (r) Correlation Coefficient value of
0.899 included in the category of very strong relationships and positive direction
The IVA method can also be used because the technique is easy / simple,
low / low cost and high sensitivity level, fast and quite accurate in the detection of
cervical cancer, one that can support the IVA examination behavior that is the
knowledge of the adequate mother. Mothers should strive to increase knowledge
that can have an impact on intention to behave in an IVA examination properly

Key word: Level of knowledge, Behavioral examination IVA

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur

di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri” dengan

baik.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas akhir untuk

menyelesaikan program pendidikan Diploma III Kebidanan.. Dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta arahan dari

berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada yang terhotmat :

1. Is Fadilah, SP., M.Si selaku Direktur Akademi Kebidanan Medika Wiyata

Kediri dan selaku pembimbing II dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

2. Latifatun Nasihah, SST., M.Kes selaku Pembimbing I.

3. Seluruh dosen dan staf karyawan Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri.

4. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan

semangat dalam penyelesaian Propolsal Karya Tulis Ilmiah ini dan tak lupa

pula selalu memberikan do’a demi kelancaran penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

5. Teman seperjuangan mahasiswa Kebidanan Akademi Kebidanan Medika

Wiyata Kediri yang telah memberi dukungan dan semangat dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan

selanjutnya, karena penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari sempurna. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan semua pihak yang membaca serta untuk profesi kebidanan

pada umumnya. Amin.

Kediri, 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul Karya Tulis Ilmiah........................................................... i
Halaman Judul ............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................. iiii
Pernyataan Keaslian Penelitian ................................................................... iv
Intisari.......................................................................................................... v
Abtract.......................................................................................................... vi
Halaman Kata Pengantar ............................................................................. vii
Halaman Daftar Isi ...................................................................................... viii
Halaman Daftar Tabel ................................................................................. xi
Halaman Daftar Diagram............................................................................. xii
Halaman Daftar Gambar ............................................................................. xiii
Halaman Daftar Singkatan .......................................................................... xiv
Halaman Daftar Lampiran .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
A. Konsep Tingkat Pendidikan...................................................... 8
B. Konsep Pengetahuan................................................................. 11
C. Konsep Wanita Usia Subur....................................................... 22
D. Konsep IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).............................. 24
E. Konsep Papsmear...................................................................... 28
F. Kerangka Konsep Penelitian..................................................... 37

ix
G. Hipotesis Penelitian................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 39
A. Desain Penelitian....................................................................... 39
B. Kerangka Kerja......................................................................... 40
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling .................................. 41
D. Variabel Penelitian ................................................................... 42
E. Definisi Operasional Variabel................................................... 43
F. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 44
G. Prosedur Pengumpulan Data..................................................... 44
H. Instrumen Penelitian.................................................................. 45
I. Teknik Pengolahan/Analisa Data.............................................. 45
J. Etika Penelitian......................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................... 48
B. Pembahasan............................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................... 62
B. Saran.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
LAMPIRAN ................................................................................................ 66

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di
Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri...........................................................................................
43

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas
Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ...........................

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku


Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri..........

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku


Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri..........

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan


Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di
Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri...........................................................................................

xi
DAFTAR DIAGRAM

Halaman
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di
Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.........................................................................................

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di


Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.........................................................................................

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.........................................................................................

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mendapat


Informasi Tentang Pemeriksaan IV di Wilayah Puskesmas
Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri..........................

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber


Informasi di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri................................................................

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di
Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri ..........................................................................................
37

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di
Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri ..........................................................................................
40

xiii
DAFTAR SINGKATAN

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia


IRT : Ibu Rumah Tangga
PT : Perguruan Tinggi
PP : Peraturan Pemerintah
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SST : Sarjana Sains Terapan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
WHO : World Health Organization
IVA : Inspeksi Visual Asam Asetat
HPV : Human Papilloma Virus
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
WUS : Wanita Usia Subur

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pengajuan Proposal


Lampiran 2 Informasi Penelitian
Lampiran 3 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Balasan Tempat Penelitian
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kisi-Kisi Lembar kuesioner
Lampiran 8 Lembar Kuesioner
Lampiran 9 Rekapitulasi Data Umum Hasil Penelitian
Lampiran 10 Rekapitulasi Data Khusus Hasil Penelitian
Lampiran 11 Hasil Analisis Data SPSS
Lampiran 12 Lembar konsultasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi sebagai suatu keadaan sejahtera fisik, mental

dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta

fungsi dan prosesnya. Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan

organ reproduksi wanita adalah kanker serviks dan merupakan kanker

yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia (Kemenkes, 2012).

Kanker serviks merupakan penyakit yang paling sering ditemukan diantara

penyakit ginekologi yang lain. Kanker serviks merupakan penyakit yang

ditakuti oleh semua wanita karena penyebab utaman kematian pada wanita di

negara berkembang termasuk indonesia (Roswati 2012).

Prevalensi kasus kanker serviks, menurut WHO (2018) perkiraan

terdapat 570.000 temuan kasus kanker servik baru, angka tersebut mewakili

6,6% dari semua kanker yang diderita oleh wanita. Sekitar 90% kematian

akibat kanker serviks terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan

menengah (WHO, 2018). Deteksi dini kanker serviks di Indonesia tahun 2017

melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5%), padahal

cakupan deteksi dini yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan

dan angka kematian karena kanker servik adalah 85 % (Profil Kesehatan

Indonesia, 2017). Di Jawa Timur sebanyak 192.169 perempuan (3,07%)

telah melakukan pemeriksaan IVA dan 9.494 perempuan (4,94%) IVA

positif (Dinkes Jatim, 2017). Data cakupan deteksi dini IVA di Kota Kediri

menunjukkan dari 28.281 jumlah sasaran WUS, hanya 1.085 WUS atau

1
2

2,25% saja yang melakukan pemeriksaan IVA, tentu saja hal ini masih jauh

dari target nasional yaitu sebesar 30% (Dinkkes Kota Kediri, 2017).

Penyebab utama dari kanker serviks adalah virus HPV (human

papilloma virus) tetapi yang menyebabkan kanker serviks adalah virus HPV.

Penularan virus HPV ini dapat terjadi melalui hubungan seksual, terutama

bila wanita yang belum menikah dan berganti-ganti pasangan (seks

bebas). Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual (seks bebas) merupakan

wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker serviks. Akibat kanker leher

Rahim terjadi setiap tahun ribuan wanita meninggal akibat terserang kanker

serviks. Kanker serviks menyerang bagian organ reproduksi wanita. Tepatnya

di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim, yaitu bagian yang

sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim (Subagja, 2014).

Pada penyakit kanker Sel-sel penyebab kanker itu sebenarnya sudah ada

dalam tubuh manusia tetapi karena faktor gaya hidup manusia yang sangat

tidak sehat membuat sel-sel dalam tubuh menjadi aktif hal tersebut

diperburuk minimnya pengetahuan wanita usia subur dan rendahnya

pendidikan sehingga mereka kurang dalam antisipasi penanggulangan kanker

leher Rahim (Indahwati, 2015).

Pada umumnya kesadaran perempuan untuk memeriksa skrining IVA

masih rendah, kondsi tersebut disebabkan banyak wanita yang masih belum

mengetahui pemeriksaan IVA dan belum melakukan pemeriksaan, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetaahuan, sikap dan

tindakan, serta tingkat pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan yang

dimiliki juga rendah (Yatim, 2015). Pemanfaatan pemeriksaan IVA di


3

puskesmas masih kurang, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah

pengetahuan, pengetahuan yang baik tentang deteksi dini kanker dinding

rahim dapat mendorong PUS untuk melakukan skrining IVA (Notoatmodjo,

2015).

Salah satu upaya solusi untuk mengurangi kanker serviks yaitu dengan

melakukan deteksi dini kanker serviks (Wigati, 2017). Hal ini sejalan dengan

penelitian Peirson (2013), yang menjalani systematic review membuktikan

bahwa deteksi dini lesi prakanker dapat menurunkan insiden kanker serviks

dan menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks.

Beberapa metode skrining dan deteksi dini kanker serviks, yaitu tes pap

smear, IVA, pembesaran IVA dengan gineskopi, kolposkopi, servikografi,

thin Prep dan tes HPV (Wilgin, Christin et all, 2011). Saat ini Pap Smear

telah dikenal sebagai suatu pemeriksaan yang aman, murah dan telah

dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel serviks. Semakin

dini sel-sel abnormal terdeteksi semakin rendah risiko seseorang menderita

kanker serviks, namun yang sesuai dengan kondisi di negara berkembang

termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan metode IVA, karena

tekniknya mudah/sederhana, biaya rendah/murah dan tingkat sensitifitasnya

tinggi, cepat dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap

kelainan sel (displasia) atau sebelum prakanker (Nuranna, Laila et all, 2011).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas

Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.


4

B. Rumusan Masalah

Pengetahuan wanita pada usia subur terhadap pemeriksaan IVA erat

kaitannya dengan pendidikan yang dimiliki wanita, penetahuan yang baik

cenderung mau melakukan deteksi dengan melakukan pemeriksaan IVA

berdasarkan fenomena masalah tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian

“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan

IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri” ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas

Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan wanita usia subur di Wilayah

Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

b. Mengidentifikasi perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di

Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas

Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Dapat menambah pengetahuan wanita usia subuh tentang hubungan

tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia

subur sehingga dapat mendorong wanita usia subuh untuk melakukan

pemeriksaan IVA.

2. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman untuk mengetahui mengethaui hubungan

tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia

subur

3. Bagi Tempat Penelitian

Memberikan masukan dan sebagai data dasar tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur

4. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan dalam pemberian materi pembelajaran pada

mahasiswa masalah seputar hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA

pada wanita usia subur dalam mengembangkan penelitian lanjutan

seputar masalah yang sama dan mengembangkan penelitian dengan

memperluas variabel penelitian.

B. Penelitian Yang Relevan


6

1. Hubungan Pengetahuan Wanita Terhadap Pemeriksaan Papsmear

oleh Reni Heryani (2018)

Desain penelitian ini adalah Deskritif Analitik dengan rancangan “Cross

Sectional“. Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia 30-34

tahun berjumlah 66 orang dengan menggunakan Total Sampling. Dari

data dapat diperoleh bahwa responden mempunyai pengetahuan yang

kurang tentang pelaksanaan pemeriksaan pap smear yaitu sebesar 50,9

%. Hasil penelitian dengan uji statistic chi square menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang

pap smear dengan pelaksanaan pemeriksaan pap smear, dimana p< 0,05

(p = 0,000). Adapun yang dapat disimpulankan kepada petugas kesehatan

lebih meningkatkan lagi memberikan informasi serta penyuluhan

mengenai pap smear kepada ibu-ibu agar menambah pengetahuan ibu

terhadap pentingnya pemeriksaan pap smear bagi kesehatan reproduksi

wanita.

2. Persepsi dan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Melakukan Tes Inspeksi

Visual Asam Asetat oleh Liyasda (2018).

Metode penelitian ini merupakan Metode: Jenis penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus WUS yang bersedia

dan tidak bersedia melakukan tes. Sebanyak 14 WUS terlibat dalam

penelitian ini dan disertai dengan 14 suami WUS yang bersedia

dilakukan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Satu

orang bidan sebagai pelaksana program IVA tes juga di wawancara

mendalam sebagai informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan


7

bahwa sebagian besar WUS belum melakukan tes IVA. Persepsi

hambatan yang dirasakan oleh WUS merupakan persepsi yang paling

melatarbelakangi WUS tidak melakukan tes IVA. Alasan WUS enggan

melakukan tes IVA karena kurangnya informasi tentang tes IVA sehingga

WUS merasa tidak faham tentang IVA, selain kesibukan, perasaan takut,

dan malu. Persepsi yang paling berkaitan dengan WUS melakukan tes

IVA adalah cues to action. Alasan WUS melakukan tes IVA adalah

karena mendapat sosialisasi lengkap sehingga faham manfaatnya, selain

juga dukungan dari suami serta adanya contoh dari teman yang telah

melakukan tes IVA.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan atau

kognitif merupakan domain sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overs behaviour) (Notoatmodjo, 2015).

2. Tingkat Pengetahun

Menurut Benjamin Bloom (1956) dalam (Notoatmodjo, 2015).

Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru dalam taksonomi

seluruh aspek proses kognitif dipisahkan dari dimensi pengetahuan. Jumlah

dan jenis proses kognitif tetap sama seperti dalam taksonomi yang lama,

hanya kategori analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis

kini dinamai membuat (create).

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk

mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi

berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari.

a. Mengingat (Remember): menarik kembali informasi yang tersimpan

dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif

yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar

“mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat

hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas

8
9

dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup

dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat

(recalling).

b. Memahami (Understand): mengkonstruk makna atau pengertian

berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan

pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran

siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan

(interpreting), memberikan contoh (exemplifying).

c. Mengaplikasikan (Applying): mencakup penggunaan suatu prosedur guna

menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu

mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun

tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan

prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif:

menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

d. Menganalisis (Analyzing): menguraikan suatu permasalahan atau obyek

ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar

unsur-unsur tersebut.

e. Mengevaluasi (Evaluation): membuat suatu pertimbangan berdasarkan

kriteria dan standar yang tercakup dalam kategori memeriksa (checking)

dan mengritik (critiquing).

f. Membuat (Create): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu

bentuk kesatuan, yang berarti membuat inovasi baru.

Menurut Notoadmodjo (2015) pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).


10

Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai

tujuh (7) tingkatan (Notoadmodjo, 2015) yaitu sebagai berikut :

1. Aspek kognitif

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu

demikian ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur orang tahu dengan yang dipelajari adalah

dengan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mengidenti-fikasi, atau

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension ).

Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang dapat diketahui dan dapat mengitreprestasikan

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap suatu objek yang dapat dipelajari.

3) Aplikasi (Application ).

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi disini dapat
11

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek kedalam komponen tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru. Kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaita dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian itu

berdasarkan objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

7) Kreasi (Creation)

Suatu khayalan yang menghasilkan sesuatu karya cipta hasil dari

suatu pemikiran atau kecerdasan manusia.

2. Aspek Afektif

Menurut Notoatmodjo (2015) aspek afektif pengetahuan :

1) Menerima (Receiving)

Menerina diartikan bahwa orang (Subjek) mau dan

memperharikan stimulus yang diberikan (objek).


12

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaba apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan. (objek).

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (Responsible).

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2015).

3. Aspek Psikomotor

1) Persepsi ( perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

2) Respon terpimpin (Guided respon)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh.

3) Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4) Adaptasi (Adaptation)

Adapatasi adalah suatau praktek atau tindakan itu sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya

sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo,

2015).
13

3. Dampak Pengetahuan Terhadap Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2015), adanya sikap optimis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adanya pengetahuan yang baik dan ada

fasilitas yang menunjang Praktik mempunyai beberapa tingkat :

a. Persepsi (persection)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkatan

pertama. Misalnya, seseorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi

tinggi bagi anak balitanya.

b. Responsi terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

Misalnya, seseorang ibu dapat memasak dengan benar, mulai dari

mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup

pancinya dan sebagainya.

c. Mekanisme (mecanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktik tingkat tiga. Misalnya, seseorang ibu yang

sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa

menunggu perintah atau ajakan orang lain.


14

d. Adopsi (Adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi

berdasarkan berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana

(Bloom 1956 dalam Notoatmodjo, 2015)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah

yang disebut praktik (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan

perilaku kesehatan (overt behavior) (Notoatnodjo, 2015).

Perilaku baru itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan diatas,

yakni melalui proses perubahan : pengetahuan (knowladge), sikap

(attitude), praktik (practice) atau “KAP”. Beberapa penelitian telah

membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa

proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas (KAP), bahkan didalam

praktik sehari-hari terjadi sebaiknya. Artinya, seseorang telah berperilaku

positif, meskipun pengetahuan dan sikap masih negatif.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015) ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu faktor internal (umur,

intelegensi, pendidikan, pengalaman), faktor eksternal (adat istiadat,


15

penyuluhan, media massa, lingkungan). Faktor tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

a. Faktor internal

1) Umur

Memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya

dipengaruhi oleh umur seseorang, dapat berpengaruh pada

bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur

atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat

suatu pengetahuan berkurang.

2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan yang

menunjukkan tingkat kecerdasan, berfikir tajam dan berakal.

Semakin tinggi intelegensi seseorang maka orang tersebut akan

semakin cerdas. Dari sini dapat diketahui intelegensi seseorang itu

memerlukan besarnya pengetahuan yang diperolehnya, karena orang

yang intelegensi tinggi kemampuan untuk menyerap ilmu

pengetahuan juga bagus.

3) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran

untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu

sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri pada umumnya

semakin tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik pula

pengetahuan.
16

4) Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan.

b. Faktor eksternal

1) Adat istiadat

Tata kelakuan yang kekal, diperkuat integrasinya yang pelan-

pelan perilaku masyarakat mengikuti adat istiadat. Adat istiadat akan

menghambat tingkat pengetahuan seseorang.

2) Penyuluhan

Melalui metode penyuluhan pengetahuan seseorang juga

dapat meningkat sehingga dapat bertambahnya pengetahuan

seseorang sehingga akan merubah sikap dan perintahnya.

3) Media massa

Media massa mempunyai peranan penting terhadap

meningkatnya pengetahuan. Apa yang dibaca, dilihat dan akan

berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dan intelektual

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar kita. Keluarga

merupakan lingkungan terdekat dimana individu pertama kali

mendapatkan bekal pengetahuan. Dengan lingkungan baik akan

mendukung perkembangan pengetahuan seseorang.


17

5. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015) cara memperoleh pengetahuan ada dua

cara yaitu cara tradisional atau non ilmiah (cara coba salah, cara kekuasaan

atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran) dan

cara modern. Cara tersebut sebagai berikut :

a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara kuno yang dipakai orang tua memperoleh kebenaran,

pegetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis (Notoatmodjo, 2015). Cara

penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, di coba kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai masalah

tersebut bisa dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini

biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi

berikutnya, seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran

yang mutlak sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh


18

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran.

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara

berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya.

b. Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer

disebut metodologi penelitian. Cara ini dikembangkan oleh Francis

Bacou (1564-1625) dalam Notoadmojo (2015).

6. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan pemberian kuesioner, topik wawancara, dan observasi.

Tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang, dibagi dalam tiga tingkat

yaitu :

a. Tingkat pengetahuan baik, bila skor atau nilai 76-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup, bila skor atau nilai 56-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor atau nilai < 56%


19

B. Konsep Wanita Usia Subur

1. Definisi Wanita Usia Subur

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam

usia reproduktif (sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya

haid), yaitu antara usia 15 – 49 tahun, dengan status belum menikah,

menikah, atau janda, yang masih berpotensi untuk mempunyai

keturunan (Kawengian, 2013).

2. Fisiologis Masa Subur

a. Menstruasi

Menstruasi adalah proses ilmiah yang terjadi pada

perempuan.menstruasi merupakan perdarahan yang teratur daru uterus

sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang.umumnya

wanita yang mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan

16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa

aspek,misalnya psikologis dan lainnya. Pada wanita biasanya kali

pertama mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16

tahun.Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari,dengan

lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2012).

b. Siklus Mesntruasi

Menurut Kusmiran (2012), siklus menstruasi dibagi menjadi 3

siklus : 1) Stadium menstruasi merupakan stadium yang berlangsung

selama 3-7 hari.Pada saat itu, endrometrium (selaput rahim) dilepaskan

sehingga timbul perdarahan.Hormon-hormon ovarium bearada pada

kadar paling rendah; 2) Stadium proliferasi merupakan stadium yang


20

berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah mentruasi

sampai hari ke-14.

Setelah menstruasi berakhir,dimulailah fase proliferasi dimana

terjadi pertumbuhan dari desidu fungsionalis yang mempersiapkan

rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endrometrium tumbuh

kembali.Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur

dari indung telur (ovulasi); 3) Stadium premenstruasi merupakan

stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah

putih,bias sel bulat. Stroma mengalami disintregasi dengan hilangnya

cairan dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri.

Pada saat ini terjadi vasokontriksi,kemudian pembuluh darah itu

berelaksasi dan akhirnya pecah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita usia subur

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita usia

subur menurut Kumalasari dan Andhiyantoro (2012) terdapat 3 faktor

yang mempengaruhi perkembangan kesehatan wanita usia subur :

1) Faktor Genetik merupakan modal utama atau dasar factor bawaan

yang normal,contoh jenis kelamin,suku dan bangsa

2) Faktor perilaku adalah keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh

kembang seseorang.Perilaku yang tertanam pada masa seseorang itu

akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya;

3) Faktor Lingkungan adalah komponen biologis, kebersihan

lingkungan, pendidikan, social budaya, ekonomi dan motivasi.


21

C. Konsep IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

1. Definisi IVA

IVA merupakan metode baru deteksi dini kanker serviks dengan

mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat

lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan

pada leher Rahim yang diperiksa (Tilong, 2012).

IVA adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata

telanjang) setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam

asetat akan mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi

peningkatan osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat hipertonik ini

akan menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan kolaps

dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan

dari pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan serviks akan

tampak berwarna lebih putih (Dewi, 2013).

2. Tujuan Pemeriksaan IVA

Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan

pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui

kelainan yang terjadi pada leher Rahim (Dewi, 2011).

3. Manfaat Pemeriksaan IVA

Manfaat dari IVA antara lain Memenuhi kriteria tes penapisan

yang baik, Penilaian ganda untuk sensitivitas dan spesifitas menunjukkan

bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV atau kolposkopi

(Samadi, 2011).
22

4. Teknik pemeriksaan IVA

Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat

sebagai berikut:

a. Ruang tertutup karena pasien di periksa dengan posisi litotomi.

b. Tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien besar dalam

posisi litotomi.

c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks.

d. Spekulum vagina.

e. Asam asetat 3-5%

f. Swab-lidi kapas

g. Sarung tangan (Fitriani, 2013).

5. Orang-orang yang dirujuk untuk Tes IVA

Jika hasilnya adalah positif maka pemeriksaan sebaiknya

dilanjutkan dengan pap smear di laboratorium atau gynescopy oleh dokter

ahli kandungan. Orang-orang yang dirujuk untuk tes IVA adalah :

a. Setiap wanita yang sudah/pernah menikah

b. Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti

perokok menikah muda, sering berganti pasangan

c. Memiliki banyak anak (Sukaca, 2012).

6. Indikasi pemeriksaan IVA

Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining

kanker leher Rahim dilakukan pada semua wanita yang memiliki

faktor resiko, yaitu:


23

a. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20

tahun

b. Memiliki banyak pasangan seksual

c. Riwayat pernah mengalami IMS (infeksi menular seksual)

d. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks

e. Hasil pap smear yang sebelumnya tidak normal

f. Wanita yang terlalu sering melahirkan

g. Wanita perokok (Nofrida, 2012).

7. Kelebihan dan kekurangan metode IVA

Alat skrining yang baik harus mempunyai syarat-syarat seperti

efektif, aman, praktis, mampu dan tersedia. Infeksi visual dengan asam

asetat merupakan metode skrining dengan kelebihan-kelebihan sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan bersifat tidak invsasif, mudah pelaksanaannya serta

murah.

b. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi,

dapat dikerjakan oleh tenaga medis pada semua tingkat pelayanan

kesehatan seperti perawat dan bidan.

c. Alat-alat yang di butuhkan sangat sederhana.

d. Hasil didapat dengan segera, tidak perlu menunggu hasil dari

laboratorium sebagaimana pada pemeriksaan sitologi, sehingga

perawatan dapat diberikan segera bahkan bersamaan dengan

pemeriksaan ini risiko hilangnya kasus dalam tidak lanjut kecil.


24

e. Memiliki sensitivitas yang tinggi.

Beberapa hasil dari penelitian mengenai IVA mendapatkan bahwa

pemeriksaan IVA dan pemeriksaan sitologi pap mempunyai kemampuan

yang hampir sama dalam mendeteksi secara dini lesi prakanker dan

cocok digunakan untuk pusat pelayanan sederhana. Namun demikian di

samping kelebihan-kelebihan diatas pemeriksaan IVA memiliki

beberapa kelemahan/keterbatasan diantarnya nilai positif palsu yang

tinggi disamping itu pemeriksaan IVA tidak bisa mengamati kelainan

pada endoserviks yang pada 3 (tiga) dekade terakhir ini terjadi

peningkatan proporsi relatif dari lesi glandular serviks (Fitriani, 2013).

8. Kategori Pemeriksaan IVA

Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan dalam

pemeriksaan IVA. Salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a. IVA negative = serviks nomal.

b. IVA radang = serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak

lainya (polip serviks).

c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium)

kelompok ini yang menjadi sasaran temuan pemindaian kanker serviks

karena temuan ini mengarah pada diagnosis seviks pra-kanker (dispalsia

ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).

d. IVA-Kanker serviks. Pada tahap ini, untuk upaya penurunan temuan

stadium kanker serviks masih akan bermanfaat bagi penurunan

kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium

invasi dini (stadium IB-IIA) (Andira, 2014).


25

D. Konsep Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang

dapat di amati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia

pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari pada manusia itu sendiri, oleh

karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas.

Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Herediter merupakan konsep dasar untuk perkembangan perilaku makhluk

hidup. Sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk

perkembangan perilaku tersebut (Notoadmojo, 2013).

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan Notoadmojo (2013), antara lain:

a. Teori Lawrence Green

Green mencoba menganalisa perilaku manusia, berangkat dari

tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor diluar perilaku

(behavior causes) dan faktor di dalam perilaku (non behavior causes).

Faktor perilaku tersebut dipengaruhi oleh:

1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

2) Faktor pendukung (Enabling Factor) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas-


26

fasilitas atau sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan,

atau steril dan sebagainya.

3) Faktor pendukung (Reinforcing Factor) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

b. Teori Snehandu B. Kar.

Kar mencoba menganalisa perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa

perilaku itu merupakan fungsi dari :

1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatan (Behavior Intention).

2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (Social Support)

3) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (Accessibility of Information)

4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam mengambil

tindakan atau keputusan (Personal Autonomy)

5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak

(Action Situation) (Notoadmojo, 2013).

c. Teori WHO (World Health Organization)

WHO menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang

berperilaku tertentu adalah :

1) Pemikiran dan perasaan (throughts and feeling) yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian-penilaian

seseorang terhadap obyek (obyek kesehatan)


27

2) Pengetahuan dipengaruhi dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain

3) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, nenek.

Seorang menarik kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu

4) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

obyek

5) Orang penting sebagai referensi, apabila seseorang itu penting

maka apa yang dikatakan atau diperbuat cenderung dicontoh.

6) Sumber daya (resources), mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu

dan tenaga. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang

atau kelompok masyarakat.

7) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber

didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola kehidupan

(way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan

itu berbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik

lambat maupun cepat sesuai dengan peradaban umat manusia

(Notoatmodjo, 2013)

Kemudian Katz, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2013) juga

mengatakan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu

yang bersangkutan, maka ia berasumsi bahwa:

1) Perilaku mempunyai instrumental, artinya dapat berfungsi dan

memberi pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak

(berperilaku) positif terhadap obyek demi pemenuhan kebutuhan,


28

sebaliknya bila obyek tidak memenuhi kebutuhan maka ia akan

berperilaku negatif.

2) Perilaku berfungsi sebagai defense mechanism atau sebagai

pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan. Artinya dengan

berperilaku, manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang

dapat datang dari luar.

3) Perilaku berfungsi sebagai penerima obyek dan pemberi arti.

Dalam perannya dengan tindakan itu seorang senantiasa

menyesuaikan diri dengan lingkungan menurut kebutuhan.

4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam

menjawab suatu situasi. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia

perilaku itu tampak terus-menerus dan berubah secara relatif

(Notoatmodjo, 2013).

Sedangkan menurut WHO perubahan perilaku itu

dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Perubahan alamiah (natural change) bahwa perilaku manusia

selalu berubah dimana sebagian perubahan itu disebabkan karena

kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu

perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka

anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan

2) Perubahan terencana (planned change), bahwa perubahan ini

terjadi karena direncanakan sendiri oleh subyek


29

3) Kesediaan untuk berubah (Readiness to change), hal ini karena

pada setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (Readiness

of change) yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama.

Strategi yang digunakan untuk mengubah perilaku tersebut,

juga dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Menggunakan kekuatan atau kekuasaan atau dorongan dalam hal

ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat

sehingga mau melakukan atau berperilaku seperti yang diharapkan.

Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-

peraturan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini

akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan

tersebut belum tentu dapat berlangsung lama karena perubahan

perilaku yang terjadi tidak atau belum disadari oleh kesadaran

sendiri.

2) Dengan memberi informasi sehingga akan meningkatkan

pengetahuan seseorang atau masyarakat. Selanjutnya dengan

pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran, dan akhirnya akan

merubah orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki. Hasil dari perbuatan perilaku dengan cara ini memakan

waktu cukup lama, tetapi perubahan yang dicapai bersifat langsung

karena dasar pada kesadaran mereka sendiri (bukan paksaan).

3) Dengan diskusi dan partisipasi. Cara ini sebagai peningkatan cara

yang kedua dimana didalam memberikan informasi-informasi

tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini
30

berarti masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi tetapi

juga harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang

informasi yang diterimanya (Notoadmojo, 2013).

3. Jenis Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2013), jenis perilaku dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu :

a. Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup merupakan bentuk respon seseorang yang

sifatnya tertutup, respon yang diberikan masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap, sehingga belum dapat

diamati dengan jelas.

b. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Pada perilaku terbuka respon yang ditunjukkan dalam

menanggapi stimulus sudah dapat diamati secara nyata dengan suatu

tindakan.

4. Domain Perilaku

Ada dua hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang

dengan orang lain terhadap stimulus yang sama. Hal ini disebut dengan

determinan perilaku, di antaranya :

a. Determinan internal, merupakan karakteristik seseorang sifatnya

bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, emosi dan jenis kelamin.

b. Determinan eksternal yaitu merupakan lingkungan individu, baik

lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik. Benyamin Bloom

(1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke


31

dalam 3 domain (ranah/ kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut

tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini

dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan

suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut, yang terdiri dari : a). ranah kognitif (cognitive

domain), b). ranah afektif (affective domain), dan c). ranah psikomotor

(psychomotor domain).
32

E. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan

konsep atau teori dalam bentuk kerangka yang mengacu pada masalah-

masalah (bagian-bagian) yang akan diteliti atau berhubungan dengan

penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram. (Hidayat, 2013).

Wanita Usia
subur Faktor yang
mempengaruhi
perilaku
Perilaku 1. Niat bertindak.
Pengetahuan Pemeriksaan IVA 2. Dukungan
sosial
3. Informasi
kesehatan
4. Otonomi
pribadi dalam
tindakan atau
keputusan
5. Situasi untuk
Tingkat Pengetahuan :
a. Mengingat (Remember)
b. Memahami (Understand Kriteria Perilaku
c. Mengaplikasikan (Applying) 1) Baik : 76%-100%
2) Cukup :65-75%
3) Kurang baik : <56%
d. Menganalisis (Analyzing)
e. Mengevaluasi (Evaluation)
f. Membuat (Create)

Kriteria Tingkat
Pengetahuan
1) Baik : 76%-100%
2) Cukup :65-75%
3) Kurang baik : <56%
Keterangan :

: diteliti : berpengaruh
: tidak diteliti : berhubungan
33

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis didalam penelitian adalah suatu jawaban sementara dari

pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk

hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel

terikat (dependent) (Notoatmodjo, 2015).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 : ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di

Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

yang memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi akurasi suatu hasil (Sugiono, 2015).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik

korelasional (correlational study) Rancangan penelitian yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah “cross sectional” yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Notoatmodjo, 2014).

Penelitian ini dimana peneliti melakukan pemberian pertanyaan

kuesioner atau pengumpulan data sekaligus pada variabel tingkat

pengetahuan secara bersamaan dengan dilakukannya penggambilan data

perilaku wanita usia subuh melakukan pemeriksaan IV.

34
35

B. Kerangka Kerja
Kerangka operasional merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian. Penulisan

kerangka kerja disajikan dalam bentuk alur penelitian mulai dari desain

hingga analisa datanya (Hidayat, 2013)

Populasi
Semua wanita usia subur di Wilayah Puskesmas
Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Teknik Sampling
Purposive Sampling

Sampel

Sebagian wanita usia subur di Wilayah


Puskesmas Campurejo Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri

Pengetahuan (Kuesioner) Perilaku Pemeriksaan


IVA (kusioner)

Pengumpulan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisis
Uji korelasi Chi-Square

Hasil Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
36

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang berhubungan dengan penelitian dan

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,

2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur di

Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiono, 2015). Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri dengan mengacu pada kriteria inklusi

dan eksklusi

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2014).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri yang bersedia menjadi resmponden

2) Wanita usia subur yang bisa membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Nursalam, 2014). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini :

1) Wanita usia subur dalam perawatan atau mengalami sakit

2) Wanita usia subur yang tidak kooperatif


37

Setelah populasi diseleksi dengan kriteria inklusi kemudian

ditentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus pengambilan

sampel berdasarkan sampel minimal yaitu 30 responden, hal tersebut

didasarkan pada pendapat Baley dalam Mahmud (2011) yang

menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data

statistic ukuran sampel paling minim adalah 30, senada dengan pendapat

Roscoe dalam Sugiyono (2012) menyarankan tentang ukuran sampel

dalam kategori, maka jumlah sampel minimal 30 responden

3. Sampling

Teknik sampling yang akan digunakan adalah purposive sampling

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel antara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi (Nursalam, 2014).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2015). Pada

penelitian ini variabelnya adalah:

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengurahi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel independen atau

terikat (Sugiono, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

bebas adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan


38

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono,2011). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah perilaku

pemeriksaan IVA

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional adalah mengidentifikasi variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek objek atau fenomena (Hidayat, 2013).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi
No Variabel Indikator instrumen Skala Skor
Operasional
1 Variabel Pengetahuan Pengetahuan ibu
Independen: yang dimiliki ibu tentang pemeriksaan Kuesioner Ordinal Skor Jawaban
Pengetahuan terkait IVA dan Pap smear Benar : 1
ibu tentang pemeriksaan IVA 1. Mengingat Salah : 0
pemeriksaan dan Pap smear (Remember)
Kriteria :
IVA dan Pap 2. Memahami
- Baik : 76-100%
smear (Understand
- Cukup : 56-75%
3. Mengaplikasikan
- Kurang : <56%
(Applying)
(Arikunto, 2012)
2. Variabel Perilaku wanita Perilaku ibu dalam Kuesioner Nominal Skor Jawaban
Dependen: usia subur pada pemeriksaan IVA Ya : 1
Perilaku pemeriksaan IVA Tidak : 0
pemeriksaan untuk mendeteksi
IVA kanker servik Kriteria :
dengan metode - Pernah :
IVA bila jawaban Ya
- Tidak pernah :
bila jawaban
tidak
39

F. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksankan di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian telah dilakukan pada bulan Mei 2020.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekataan kepada subyek dan

proses pengumpulan karateristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitia (Nursalam,2014). Proses pengajuan data dimulai dari pengajuan izin

pada Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri, dilanjutkan kepada kepala

Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.selanjutnya

untuk mendapatkan rekomendasi perijinan di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.. Kemudian peneliti mencari data tentang

nama dan alamat ibu yang masih menyusui bayi. Peneliti dibantu oleh

petugas kader posyandu untuk mencari alamat ibu bayi tersebut. Kemudian

peneliti mendatangi rumah masing-masing (home visit) responden yang telah

ditentukan. Kemudian peneliti meminta ibu untuk menjadi responden dengan

memberikan informed consent dan memberikan kuesioner kepada responden

untuk kemudian diisi oleh responden.


40

H. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2015). Pengumpulan data dilakukan

dengan kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik

sudah matang dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2015)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “kuesioner

tertutup”. Bentuk kuesioner yang digunakan bersifat tertutup artinya dimana

kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal

memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2013).

I. Teknik Pengolahan/Analisa Data

1. Langkah-langkah analisa data

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2013). Editing dapat

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

Kegiatan editing meliputi :

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisian, mengecek

kelengkapan data, apabila ternyata ada kekurangan isi atau halaman

maka perlu dikembalikan atau diulang pada responden.

2) Mengecek macam-macam isian data, jika didalam sebuah isian data

atau beberapa item tidak diisi atau isian lain tidak dikehendaki

peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan

variabel pokok maka item tersebut perlu didrop. (Arikunto, 2013).


41

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2013)

Coding Data Umum

1) Umur

Kode 1 : < 20 tahun

Kode 2 : 20-35 tahun

Kode 3 : >35 tahun

2) Pekerjaan

Kode 1 : IRT

Kode 2 : PNS

Kode 3 : Petani

Kode 4 : Wiraswasta

Kode 5 : Swasta

3) Pernah mendapat informasi tentang pemeriksaan IVA dan Pap

smear

Kode 1 : Pernah

Kode 2 : Tidak pernah

4) Sumber informasi tentang pemeriksaan IVA dan Pap smear

Kode 1 : Petugas kesehatan

Kode 2 : Keluarga/teman

Kode 3 : Media cetak

Kode 4 : Media elektronik


42

Coding Data Khusus

1) Pengetahuan

Kode 1 : Baik

Kode 2 : Cukup

Kode 3 : Kurang

2) Perilaku pemeriksaan IVA

Kode 1 : Pernah

Kode 2 : Tidak pernah

b. Scoring

Scoring merupakan kegiatan pemberian skor (scoring) terhadap

item-item yang perlu diberi skor (Arikunto, 2013). Pertanyaan yang

diberikan yakni pertanyaan tentang data khusus variabel independen

dan variabel dependent sebagai berikut :

1) Pengetahuan

Skor Jawaban soal

Benar : skor 1

Salah : skor 0

Hasil scoring item soal diprosentasekan digunakan rumus:

SP
P x100%
SM

Keterangan :

P = Prosentase

SP = Skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum
43

Kriteria Pengetahuan :

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : <56%

(Arikunto, 2012)

2) Perilaku pemeriksaan IVA

Skor Jawaban soal

Ya : skor 1

Tidak : skor 0

Kriteria Perilaku :

Pernah : bila jawaban Ya

Tidak pernah : bila jawaban tidak

c. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk

atau data mentah kedalam tabel yang telah dipersiapkan (Notoadmojo,

2015). Kegiatan data yang dimasukkan meliputi data variabel

independen, variabel dependen, hasil yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner kepada responden. Selanjutnya secara kuantitatif skor

jawabaan kuesioner tabulating dengan melakukan rekapitulasi data skor

ke dalam sebuah tabel. Hasil pengolahan tabulating perhitungan

presentase diinterpretasikan dengan menggunakan skala data

kuantitatif:

0% : Tidak satupun dari responden

1% - 24% : Sebagian kecil dari responden

25% - 49% : Hampir setengah dari responden


44

50% : Setengah responden

51% - 75% : Sebagian besar responden

76% - 99% : Hampir seluruh dari responden

100% : Seluruh dari respoden

(Arikunto, 2014)

2. Analisa data

Analisa data adalah suatu proses atau analisa yang digunakan secara

sistemik terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya bisa

diteliti (Nursalam, 2015). Analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan uji Chi-Square. Sedangkan untuk keperluan analisis ini

digunakan teknik uji dengan bantuan komputer program SPSS.

Dengan taraf signifikasi, dengan kriteria :

a. Jika p-value< signifikasi 0,05 maka Ho ditolak H1 diterima artinya ada

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan iva pada

wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri

b. Jika p-value > signifikasi 0,05 maka Ho ditolak H1 diterima artinya

tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan

IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri


45

J. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu etika pedoman yang berlaku untuk

setiap kegiatan yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperolehdampak dari hasil

penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau

perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan

oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2014).

Dalam melakukan studi pendahuluan ini, peneliti mendapat rekomendasi

dari kampus Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri dan permintaan izin

ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Setelah mendapatkan persetujuan,

barulah melakukan studi pendahuluan dengan menekankan masalah etika

yang meliputi :

1. Respect for human dignity

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Peneliti sebaiknya mempersiapkan formulir persetujuan subjek

(inform consent) (Notoatmodjo, 2014).

2. Respect for privacy and confidentiality

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek. Peneliti sebaiknya cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden (Notoatmodjo, 2014).

3. Respect for justice and inclusion

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan penuh

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu lingkungan


46

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian (Notoatmodjo, 2014).

4. Balancing harms and benefits

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi sub jek (Notoatmodjo, 2014).


47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan akan dijabarkan pada bab 5 ini, yaitu hasil

dari penelitian dan pembahasan tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas

Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri dengan jumlah responden sebanyak

28 responden.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Campurejo teletek di Jl. l. Dr. Sahardjo No. 35, Campurejo,

Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64114. Puskesmas Campurejo sebagai

Salah satu puskesmas di Kota Kediri. Puskesmas ini melayani berbagai

program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat

keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi,

periksan tensi, tes hamil, bersalin / persalinan, periksa anak, tes golongan

darah, asam urat, kolesterol dan lainnya. Pelayanan Puskesmas Campurejo juga

baik dengan tenaga kesehatan yang baik, mulai dari perawat, dokter, alat

kesehatan dan obatnya. Puskesmas ini dapat menjadi salah satu pilihan warga

masyarakat Kota Kediri untuk memenuhi kebutuhan terkait kesehatan


48

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi Data umum responden meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan, mendapatkan informasi tentang pemeriksaan IVA,

sumber informasi. Sedangkan pada data khusus menyajikan tentang

identifikasi tingkat pengetahuan wanita usia subur, identifikasi perilaku

pemeriksaan IVA pada wanita usia subur serta analisis hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur.

1. Data Umum

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur yang dilakukan

di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di


Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri.

Berdasarkan diagram 4.1 diatas diketahui bahwa dari 30

responden didapatkan sebagian besar responden yang berumur 20-35

tahun yaitu sebanyak 28 responden (93,3%).


49

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang dilakukan

di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri.
Berdasarkan diagram 4.2 diatas diketahui bahwa dari 30

responden didapatkan sebagian besar responden berpendidikan PT yaitu

sebanyak 19 responden (63,3%).


50

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dilakukan

di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri.
Berdasarkan diagram 4.3 diatas diketahui bahwa dari 30

responden didapatkan setengah dari responden pekerjaan IRT yaitu

sebanyak 15 responden (50%).


51

d. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mendapat Informasi Tentang

Pemeriksaan IV

Karakteristik responden berdasarkan mendapat informasi tentang

pemeriksaan IV yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mendapat


Informasi Tentang Pemeriksaan IV di Wilayah Puskesmas
Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Berdasarkan diagram 4.4 diatas diketahui bahwa dari 30

responden didapatkan seluruh responden pernah mendapat informasi

tentang pemeriksaan IV yaitu sebanyak 30 responden (100%).


52

e. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi

Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang

dilakukan di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber


Informasi di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri.
Berdasarkan diagram 4.5 diatas diketahui bahwa dari 30

responden sumber informasi dari petugas kesehatan didapatkan sebagian

besar responden sebanyak 27 responden (90%).


53

2. Data Khusus

a. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan wanita

usia subur yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas
Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Kriteria
No Frekuensi Prosentase (%)
pengetahuan
1. Baik 22 73,3
2. Cukup 5 16,7
3. Kurang 3 10
Jumlah total 30 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 30 responden

didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia subur memiliki kriteria

pengetahuan baik yaitu sebanyak 22 responden (73,3%).

b. Kriteria Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur

Karakteristik responden berdasarkan perilaku pemeriksaan IVA

pada wanita usia subur yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku


Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Perilaku Pemeriksaan
No Frekuensi Prosentase (%)
IVA
1. Pernah 21 70
2. Tidak pernah 9 30
Jumlah total 30 100
54

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 30 responden

didapatkan sebagian besar responden perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur kriteria pernah periksa IVA sebanyak 21 responden

(70%).

c. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada

Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri

Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan

IVA pada wanita usia subur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku


Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Perilaku pemeriksaan IVA


Kriteria Total
pengetahuan Pernah Tidak Pernah
Frek % Frek % Frek %
Baik 21 70 1 3,3 22 73,3
Cukup 0 0 5 16,7 4 16,7
Kurang 0 0 3 10 2 10
Total 21 70 9 30 30 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 30 responden

sebagian besar responden pengetahuan kriteria baik sebanyak 22

responden (73,3%) memiliki kriteria perilaku pemeriksaan IVA kriteria

pernah 21 responden (70%), kriteria tidak pernah 1 responden (3,3%).


55

3. Analisis Hasil Uji Statistik Penelitian

Analisis hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan

dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah

Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediridapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 21.477 1 .000
Continuity Correctionb 16.310 1 .000
Likelihood Ratio 20.468 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.682 1 .000
N of Valid Casesb 27

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .666 .000
N of Valid Cases 27

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
For cohort kriteria perilaku pemeriksaan
.045 .007 .308
IVA pada wanita usia subur = tidak pernah
N of Valid Cases 27
56

Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p = 0,000 yang

berarti nilai p 0,000 < 0,05 maka H1 diterima H0 ditolak yang artinya ada

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto

Kota Kediri, dengan besar nilai (r) Correlation Coefficient 0,666 masuk

dalam kategori hubungan sangat sedang dan arah positif yang berarti

semakin baik pengetahuan maka semakin pernah melakukan pemeriksaan

IVA.

C. Pembahasan

1. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden

didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia subur memiliki kriteria

pengetahuan baik yaitu sebanyak 22 responden (73,3%).

Pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui

berkaitan dengan proses mendapatkan informasi dan belajar (Sahibul,

2012). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan suatu pengindraan satu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba, sehingga sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Adanya pengetahuan ibu memiliki kriteria baik dalam penelitian

ini, disebabkan ibu mendapatkan informasi yang memadahi sehingga

berdampak pada pengetahuannya, seperti ibu mendapatkan informasi


57

melalui petugas langsung tentang pemeriksaan IVA dapat menambah

pengetahuanya lebih maksimal sesuai dengan yang dibutuhkan

memberikan pengaruh pada pengetahuan yang dimilikinya.

Pengetahuan yang dimiliki ibu kriteria baik juga dipengaruhi

adanya tingkat pendidikan yang dimilikinya sebagaimana diketahui bahwa

dari 30 responden sebagian besar responden berpendidikan PT yaitu

sebanyak 19 responden (63,3%).

Pendidikan sebagai penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya dan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang

dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin mudah menerima informasi dan makin bagus

pengetahuan yang dimilikinya. Melalui pendidikan manusia dianggap

memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia

diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik.

Semakin tinggi pendidikan manusia akan semakin berkualitas. Jika wanita

berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam

memeperhatikan kesehatanya (Hidayat, 2014).

Pendidikan yang dimiliki responden dalam penelitian ini menurut

pendapat peneliti, hal ini dapat memberikan kontribusi tehadap

pengetahuan yang dimiliki ibu yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang sudah dapat dipastikan semakin luas pengetahuannya begitu

pula sebaliknya. Sebab dengan pendidikan akan membuat seseorang

mempunyai banyak cara dan jalan untuk mendapatkan informasi. Selain


58

itu dengan pendidikan seseorang mudah mengerti dan memahami tentang

sesuatu yang dipelajarinya.

2. Identifikasi Perilaku Pemeriksaan IVA

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden

didapatkan sebagian besar responden perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur kriteria pernah periksa IVA yaitu sebanyak 21 responden

(70%).

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang

dapat di amati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia

pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari pada manusia itu sendiri, oleh

karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas.

Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Herediter merupakan konsep dasar untuk perkembangan perilaku makhluk

hidup. Sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk

perkembangan perilaku tersebut (Notoadmojo, 2013).

Perilaku baru mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan diatas,

yakni melalui proses perubahan : pengetahuan (knowladge), sikap

(attitude), praktik (practice) atau “KAP. Setelah seseorang mengetahui

stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau

pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia

akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau

disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan,

atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior)

(Notoatnodjo, 2015).
59

Terdapatnya sebagian besar responden perilaku pemeriksaan IVA

pada wanita usia subur kriteria pernah periksa IVA, hal ini karena adanya

dampak dari pengetahuan yang dimiliki responden, dengan pengetahuan

yang baik maka ibu memiliki perilaku yang baik pula terhadap pemeriksaan

IVA seperti niat bertindak untuk melakukan pemeriksaan IVA agar

kelainan yang terjadi pada leher rahim dapat dideteksi dan juga sebab

adanya informasi tentang kesehatan ibu mau melakukan pemeriksaan IVA.

Berdasarkan diagram 4.4 diketahui bahwa dari 30 responden

didapatkan seluruh responden pernah mendapat informasi tentang

pemeriksaan IV yaitu sebanyak 30 responden (100%).

Menurut Notoatmodjo (2015) Strategi yang digunakan untuk

mengubah perilaku salah satunya dengan informasi, Dengan adanya

informasi yang baik sehingga akan meningkatkan pengetahuan seseorang

atau masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan itu akan menimbulkan

kesadaran, dan akhirnya akan merubah orang berperilaku sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki. Hasil dari perbuatan perilaku dengan cara ini

memakan waktu cukup lama, tetapi perubahan yang dicapai bersifat

langsung karena dasar pada kesadaran mereka sendiri (bukan paksaan).

Perilaku yang ditampilkan responden dalam penelitian ini yang

termasuk dalam perilaku baik juga dipengaruhi adanya informasi yang

diterimanya sebagaimana seluruh responden pernah mendapatkan informasi

tentang pemeriksaan IV sehingga dengan informasi yang diterinya dapat

menunjang berperilaku periksa IVA.


60

3. Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan

IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Campurejo

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Berdasarkan uji statistik Spearman didapatkan hasil p = 0,000 yang

berarti nilai p 0,000 < 0,05 maka H1 diterima H0 ditolak yang artinya ada

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto

Kota Kediri, dengan besar nilai (r) Correlation Coefficient 0,666 masuk

dalam kategori hubungan sangat kuat dan arah positif yang berarti

semakin baik pengetahuan maka semakin pernah melakukan pemeriksaan

IVA

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 30 responden sebagian

besar responden pengetahuan kriteria baik sebanyak 22 responden (73,3%)

memiliki kriteria perilaku pemeriksaan IVA kriteria pernah periksa 21

responden (70%), kriteria tidak pernah periksa 1 responden (3,3%).

Menurut Notoatmodjo (2015), tingkat pengetahuan yang termasuk

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. Salah satunya adalah

tingkatan Aplikasi (application), Aplikasi diartikan suatu kemampuan untu

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).

Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari


61

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai

dampak terhadap perilaku. Menurut Notoatmodjo (2015), adanya sikap

optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perilaku nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

Didapatkannya hasil penelitian ada hubungan tingkat pengetahuan

dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur, hal ini menurut

pendapat peneliti memang benar pengetahuan dapat berdampak pada

perilaku untuk mengaplikasikan pengetahuannya yang artinya semakin

luas pengetahuannya maka semakin paham bagaimana agar perilaku bisa

tepat dilakukan ibu. Hal tersebut terbukti adanya tingkat hubungan dalam

penelitian ini masuk dalam kategori hubungan sangat kuat dan arah positif

yang berarti semakin baik pengetahuan maka semakin pernah melakukan

pemeriksaan IVA.
62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dari 28 responden tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di

Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia subur memiliki kriteria

pengetahuan baik yaitu sebanyak 22 responden (73,3%).

2. Didapatkan sebagian besar responden perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur kriteria pernah yaitu sebanyak 21 responden (70%).

3. Didapatkan p 0,000 < 0,05 ada hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas

Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, dengan besar nilai (r)

Correlation Coefficient 0,666 masuk dalam kategori hubungan sedang dan

arah positif.

B. Saran

Hasil penelitian dan kesimpulan di atas disarankan sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Disarankan pada responden terus meningkatkan pengetahuan tentang

pemeriksaan IVA sehingga dapat mendorong wanita usia subuh untuk

melakukan pemeriksaan IVA.


63

2. Bagi Peneliti

Sebaiknya peneliti meningkatkan komptensi khusunya seputar masalah

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada

wanita usia subur sehingga dengan kompetensi yang dimiliki peneliti

memiliki kompetensi yang kompeten dan nantinya dapat diaplikasikan

dalam dunia kerja

3. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan bagi tempat penelitian memberikan masukan dan sebagai

data dasar yang menunjang pengetahuan maupun perilaku pemeriksaan

IVA pada wanita usia subur

4. Bagi Institusi

Sebaiknya institusi sebagai lembaga dapat pemberian materi

pembelajaran tren terbaru pada mahasiswa masalah seputar hubungan

tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia

subur.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan peneltian

lanjutan yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur dalam

mengembangkan penelitian lanjutan seputar masalah yang sama dan

mengembangkan penelitian dengan memperluas variabel penelitian.

.
64

DAFTAR PUSAKA

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Christin et all. 2011. Skrining Kanker Serviks dengan IVA dan Model
Aplikasi di Lapangan. Jakarta: FK UI.

Depkes RI. 2010. Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kanker. Direktorat


Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta

Hidayat. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Notoatmodjo. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2015. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nursalam. 2014. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta
: Salemba Medika.

Rasjidi, Imam. 2013. Manual Prakanker Serviks. Jakarta: CV Sagung Seto

Profil Dinkes Jatim, 2012. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Surabaya : Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur.

Profil Dinkes Kab Kediri 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Kediri. Kediri : Dinas
Kesehatan Kabupaten Kediri

Piyasda. 2018. Persepsi dan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Melakukan Tes
Inspeksi Visual Asam Asetat. Jurnal Penelitian Kebidanan

Reni Heryani. 2018. Hubungan Pengetahuan Wanita Terhadap Pemeriksaan


Papsmear, Jurnal Penelitian Kebidanan

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.


Bandung: Alfabeta.
65

Wawan, A dan Dewi. 2013. Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan


Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wigati, A., & Nisak, A. Z. (2017). Peran Dukungan Keluarga Terhadap


Pengambilan Keputusan Deteksi Dini Kanker Serviks. Indonesia Jurnal
Kebidanan, 1(1), 12-17.
66

LEMBAR PERMOHONAN SEBAGAI RESPONDEN

Kepada
Yth, Calon Responden.
di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri.
Nama : Titania Novia Nur’aini
NIM : 17.023
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul : “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur
di Wilayah Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri”. Adapun
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan
pengetahuan wanita pada usia subur terhadap Pemeriksaan Iva
Penelitian ini tidak berbahaya dan merugikan anda sebagai responden.
Kerahasian semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Apabila anda menyetujuinya, maka
saya mohon kesediaannya untuk mendatangani lembar persetujuan untuk
pelaksanaan penelitian saya, namun apabila ibu merasa tidak nyaman
dengan penelitian yang saya lakukan, ibu berhak untuk mengundurkan diri.
Atas perhatiaan dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terimakasih.

Peneliti

Titania Novia Nur’aini


67

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONCENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………………………..(Inisial)

Usia : ………………………..

Alamat : ………………………..

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang

manfaat dan resiko penelitian dengan judu “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur di Wilayah

Puskesmas Campurejo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri”, menyatakan bersedia

menjadi atau tidak bersedia*) untuk berpartisipasi sebagai responden tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun.

Segala informasi, pendapat atau identitas yang terkait dengan peneliti ini

dijamin kerahasiaannya.

Kediri, April 2020

Peneliti Responden

Titania Novia Nur’aini


NIM. 17.023

* Coret yang tidak perlu


68

KISI-KISI LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN

Jumlah Nomor
Variabel Indikator Keterangan
item Penyataan
Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang Skor Jawaban
ibu tentang pemeriksaan IVA dan Pap Benar : skor 1
pemeriksaan smear Salah : skor 0
IVA 1. Mengingat (Remember) 3 1, 2, 3 Kriteria :
2. Memahami (Understand 3 4, 5, 6 Baik : 76-100%
3. Mengaplikasikan (Applying) 3 7, 8, 9 Cukup : 56-75%
Kurang : ≤ 55%

KISI-KISI LEMBAR KUESIONER PERILAKU

Jumlah Nomor
Variabel Indikator Keterangan
item Penyataan
Perilaku Perilaku ibu dalam 1 1 Skor Jawaban
pemeriksaan pemeriksaan IVA Ya : skor 1
IVA Tidak : skor 0

Kriteria Perilaku :
Pernah : bila jawaban
Ya
Tidak pernah : bila
jawaban tidak
69

LEMBAR DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada


Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Campurejo
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

A. Petunjuk Pengisian
1. Pilih salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda checklist ( √)
pada kotak jawaban yang sesuai dengan keadaan anda
2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti
B. Data Umum Responden
1. Data Usia ibu
a s Kode 1 : <20 tahun
a s Kode 2 : 20-35 tahun
a s Kode 3 : >35 tahun
2. Pendidikan
a s SD/MI
a s SMP
a s SMA
a s Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan
a s Kode 1 : Swasta
a s Kode 2 : Wiraswasta
a s Kode 3 : Buruh/Tani
a s Kode 4 : IRT
a s Kode 5 : PNS
4. Pernah mendapatkan informasi tentang Pemeriksaan Iva
a s Kode 1 : Pernah
a s Kode 2 : Tidak pernah
5. Sumber informasi
a s Kode 1 : Media cetak
a s Kode 2 : Media Elektronik
a s Kode 3 : Petugas kesehatan
70

LEMBAR KUESIONER

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan IVA Pada


Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Campurejo
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Petunjuk Pengisian
1. Pilih salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
pilihan sesuai dengan kondisi anda
2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti

A. Kuesioner Pengetahuan

Jawaban
No. Pertanyaan Pernyataan
Benar Salah
1 Metode IVA merupakan metode baru deteksi dini
kanker serviks dengan mengoleskan asam asetat
(cuka) ke dalam leher rahim
2 Pemeriksaan Iva dilakukan hanya untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher Rahim
3 Pemeriksaan dari IVA dan papsmear merupakan
test deteksi kanker leher Rahim yang paling baik
4 Teknik Pemeriksaan Iva tidak memerlukan adanya
sebuah alat
5 Jika memiliki banyak anak, maka seorang wanita
wajib melakukan pemeriksaan IVA
6 Wanita yang sering melahirkan harus
mengupayakan untuk melakukan pemeriksaan IVA
7 Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks
wajib melakukan IVA sebagai pendeteksi adanya
kanker serviks
8 IVA hanya dilakukan pada wanita usia muda yang
pernah melakukan hubungan seksual usia < 20 tahun
9 Setiap wanita yang sudah/pernah menikah perlu
melakukan IVA

B. Kuesioner Perilaku Pemeriksaan IVA


71

Jawaban
No. Pertanyaan Pernyataan
Ya Tidak
1 Apakah ibu pernah melakukan test IVA sebagai
pendeteksi adanya kanker serviks

.
REKAPITULASI DATA UMUM HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI WILAYAH PUSKESMAS CAMPUREJO KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

mendapatkan
No. Usia riel
Usia Kode Pendidikan Kode Pekerjaan Kode informasi tentang Kode Sumber informasi Kode
Respd (tahun)
Pemeriksaan IVA
1 29 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
2 30 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
3 28 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 swasta 5 pernah 1 media cetak 3
4 31 20-35 tahun 2 SMA 3 swasta 5 pernah 1 petugas kesehatan 1
5 30 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
6 28 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 petugas kesehatan 1
7 27 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 2 pernah 1 petugas kesehatan 1
8 26 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 2 pernah 1 petugas kesehatan 1
9 31 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
10 29 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 petugas kesehatan 1
11 28 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
12 30 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 swasta 5 pernah 1 petugas kesehatan 1
13 28 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 2 pernah 1 petugas kesehatan 1
14 28 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
15 26 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
16 25 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
17 25 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1

72
73

mendapatkan
No. Usia riel
Usia Kode Pendidikan Kode Pekerjaan Kode informasi tentang Kode Sumber informasi Kode
Respd (tahun)
Pemeriksaan IVA
18 27 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
19 29 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 media cetak 3
20 30 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 media cetak 3
21 30 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
22 30 20-35 tahun 3 Perguruan Tinggi 4 PNS 2 pernah 1 petugas kesehatan 1
23 33 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 swasta 5 pernah 1 petugas kesehatan 1
24 35 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
25 33 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
26 32 20-35 tahun 2 SMP 2 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
27 30 20-35 tahun 3 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 petugas kesehatan 1
28 29 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 wiraswasta 4 pernah 1 petugas kesehatan 1
29 28 20-35 tahun 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 2 pernah 1 petugas kesehatan 1
30 34 20-35 tahun 2 SMA 3 IRT 1 pernah 1 petugas kesehatan 1
74

REKAPITULASI DATA KHUSUS HASIL PENELITIAN


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI WILAYAH PUSKESMAS CAMPUREJO KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA


No. Skor item jawaban pertanyaan Skor item
Jml Skor Persent Kriteria Jawaban
Responden Kode jawaban Kriteria Perilaku Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 skor Maks (%) Pengetahuan pertanyaan
pertanyaan
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 9 77.8 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 9 88.9 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
3 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 9 66.7 Cukup 2 Tidak 0 Tidak pernah 2
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 9 88.9 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 9 77.8 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 9 77.8 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
7 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 9 77.8 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 9 88.9 Baik 1 Tidak 0 Tidak pernah 2
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
11 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 9 66.7 Cukup 2 Tidak 0 Tidak pernah 2
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
75

PENGETAHUAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA


No.
Skor item jawaban pertanyaan Jml Skor Persent Kriteria Jawaban Skor item
Responden Kode Kriteria Perilaku Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 skor Maks (%) Pengetahuan pertanyaan jawaban
18 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 9 66.7 Cukup 2 Tidak pertanyaan
0 Tidak pernah 2
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
21 0 1 1 0 1 1 0 0 1 5 9 55.6 Kurang 3 Tidak 0 Tidak pernah 2
22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 9 88.9 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 9 88.9 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
24 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 9 66.7 Cukup 2 Tidak 0 Tidak pernah 2
25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 9 77.8 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
26 0 1 1 1 0 1 1 0 0 5 9 55.6 Kurang 3 Tidak 0 Tidak pernah 2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 100.0 Baik 1 Ya 1 Pernah 1
29 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 10 70.0 Cukup 2 Tidak 0 Tidak pernah 2
30 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 11 54.5 Kurang 3 Tidak 0 Tidak pernah 2
76

Lampiran : …..

Data Hasil Penelitian


Summarize
Case Summariesa

umur (tahun) umur pendidikan pekerjaan


1 29 20-35 th SMA IRT
2 30 20-35 th PT IRT
3 28 20-35 th PT swasta
4 31 20-35 th SMA swasta
5 30 20-35 th SMA IRT
6 28 20-35 th PT wiraswasta
7 27 20-35 th PT PNS
8 26 20-35 th PT PNS
9 31 20-35 th SMA IRT
10 29 20-35 th PT wiraswasta
11 28 20-35 th SMA IRT
12 30 20-35 th PT swasta
13 28 20-35 th PT PNS
14 28 20-35 th PT IRT
15 26 20-35 th PT IRT
16 25 20-35 th PT IRT
17 25 20-35 th PT IRT
18 27 20-35 th SMA IRT
19 29 20-35 th PT wiraswasta
20 30 20-35 th PT wiraswasta
21 30 20-35 th SMA IRT
22 30 >35 th PT PNS
23 33 20-35 th PT swasta
24 35 20-35 th SMA IRT
25 33 20-35 th SMA IRT
26 32 20-35 th SMP IRT
27 30 >35 th PT wiraswasta
28 29 20-35 th PT wiraswasta
29 28 20-35 th PT PNS
30 34 20-35 th SMA IRT
Total N 30 30 30 30
a. Limited to first 30 cases.
77

Summarize

Case Summariesa
kriteria perilaku
mendapatkan kriteria tingkat pemeriksaan IVA
informasi tentang pengetahuan pada wanita usia
pemeriksaan IVA sumber informasi wanita usia subur subur
1 pernah petugas kesehatan baik pernah
2 pernah petugas kesehatan baik pernah
3 pernah media cetak cukup tidak pernah
4 pernah petugas kesehatan baik pernah
5 pernah petugas kesehatan baik pernah
6 pernah petugas kesehatan baik pernah
7 pernah petugas kesehatan baik pernah
8 pernah petugas kesehatan baik pernah
9 pernah petugas kesehatan baik tidak pernah
10 pernah petugas kesehatan baik pernah
11 pernah petugas kesehatan cukup tidak pernah
12 pernah petugas kesehatan baik pernah
13 pernah petugas kesehatan baik pernah
14 pernah petugas kesehatan baik pernah
15 pernah petugas kesehatan baik pernah
16 pernah petugas kesehatan baik pernah
17 pernah petugas kesehatan baik pernah
18 pernah petugas kesehatan cukup tidak pernah
19 pernah media cetak baik pernah
20 pernah media cetak baik pernah
21 pernah petugas kesehatan kurang tidak pernah
22 pernah petugas kesehatan baik pernah
23 pernah petugas kesehatan baik pernah
24 pernah petugas kesehatan cukup tidak pernah
25 pernah petugas kesehatan baik pernah
26 pernah petugas kesehatan kurang tidak pernah
27 pernah petugas kesehatan baik pernah
28 pernah petugas kesehatan baik pernah
29 pernah petugas kesehatan cukup tidak pernah
30 pernah petugas kesehatan kurang tidak pernah
Total N 30 30 30 30
a. Limited to first 30 cases.
78

Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian

Frequency Table (Data Umum)


umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-35 th 28 93.3 93.3 93.3
>35 th 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 1 3.3 3.3 3.3
SMA 10 33.3 33.3 36.7
PT 19 63.3 63.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 15 50.0 50.0 50.0
PNS 5 16.7 16.7 66.7
wiraswasta 6 20.0 20.0 86.7
swasta 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

mendapatkan informasi tentang pemeriksaan IVA


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 30 100.0 100.0 100.0

sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid petugas kesehatan 27 90.0 90.0 90.0
media cetak 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
79

Frequency Table (Data Khusus)

kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 22 73.3 73.3 73.3
cukup 5 16.7 16.7 90.0
kurang 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 21 70.0 70.0 70.0
tidak pernah 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
80

Tabulasi Silang Data Hasil Penelitian

Crosstabs
Data Umum >< Kriteria Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

umur * kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur Crosstabulation


kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur
baik cukup kurang Total
umur 20-35 th Count 20 5 3 28
% of Total 66.7% 16.7% 10.0% 93.3%
>35 th Count 2 0 0 2
% of Total 6.7% .0% .0% 6.7%
Total Count 22 5 3 30
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%

pendidikan * kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur Crosstabulation


kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur
baik cukup kurang Total
pendidikan SMP Count 0 0 1 1
% of Total .0% .0% 3.3% 3.3%
SMA Count 5 3 2 10
% of Total 16.7% 10.0% 6.7% 33.3%
PT Count 17 2 0 19
% of Total 56.7% 6.7% .0% 63.3%
Total Count 22 5 3 30
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%

pekerjaan * kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur Crosstabulation


kriteria tingkat pengetahuan wanita usia
subur
baik cukup kurang Total
pekerjaan IRT Count 9 3 3 15
% of Total 30.0% 10.0% 10.0% 50.0%
PNS Count 4 1 0 5
% of Total 13.3% 3.3% .0% 16.7%
wiraswasta Count 6 0 0 6
% of Total 20.0% .0% .0% 20.0%
swasta Count 3 1 0 4
% of Total 10.0% 3.3% .0% 13.3%
Total Count 22 5 3 30
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%
81

mendapatkan informasi tentang pemeriksaan IVA * kriteria tingkat pengetahuan wanita usia
subur Crosstabulation
kriteria tingkat pengetahuan wanita usia
subur

baik cukup kurang Total


mendapatkan pernah Count 22 5 3 30
informasi tentang
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%
pemeriksaan IVA
Total Count 22 5 3 30
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%

sumber informasi * kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur Crosstabulation


kriteria tingkat pengetahuan
wanita usia subur

baik cukup kurang Total


sumber informasi petugas kesehatan Count 20 4 3 27
% of Total 66.7% 13.3% 10.0% 90.0%
media cetak Count 2 1 0 3
% of Total 6.7% 3.3% .0% 10.0%
Total Count 22 5 3 30
% of Total 73.3% 16.7% 10.0% 100.0%

Crosstabs
Data Umum >< Perilaku Pemeriksaan IVA Wanita Usia Subur

umur * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur

pernah tidak pernah Total


umur 20-35 th Count 19 9 28
% of Total 63.3% 30.0% 93.3%
>35 th Count 2 0 2
% of Total 6.7% .0% 6.7%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
82

pendidikan * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur
pernah tidak pernah Total
pendidikan SMP Count 0 1 1
% of Total .0% 3.3% 3.3%
SMA Count 4 6 10
% of Total 13.3% 20.0% 33.3%
PT Count 17 2 19
% of Total 56.7% 6.7% 63.3%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%

pekerjaan * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur
pernah tidak pernah Total
pekerjaan IRT Count 8 7 15
% of Total 26.7% 23.3% 50.0%
PNS Count 4 1 5
% of Total 13.3% 3.3% 16.7%
wiraswasta Count 6 0 6
% of Total 20.0% .0% 20.0%
swasta Count 3 1 4
% of Total 10.0% 3.3% 13.3%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%

mendapatkan informasi tentang pemeriksaan IVA * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA
pada wanita usia subur
pernah tidak pernah Total
mendapatkan informasi pernah Count 21 9 30
tentang pemeriksaan IVA
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
83

sumber informasi * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur
pernah tidak pernah Total
sumber petugas kesehatan Count 19 8 27
informasi
% of Total 63.3% 26.7% 90.0%
media cetak Count 2 1 3
% of Total 6.7% 3.3% 10.0%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%

Crosstabs Variabel
Tingkat Pengetahuan >< Perilaku Pemeriksaan IVA

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kriteria tingkat pengetahuan
wanita usia subur * kriteria
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur

kriteria tingkat pengetahuan wanita usia subur * kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur Crosstabulation
kriteria perilaku pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur

pernah tidak pernah Total


kriteria tingkat baik Count 21 1 22
pengetahuan
% of Total 70.0% 3.3% 73.3%
wanita usia
subur cukup Count 0 5 5
% of Total .0% 16.7% 16.7%
kurang Count 0 3 3
% of Total .0% 10.0% 10.0%
Total Count 21 9 30
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
84

Analisis Data Hasil Penelitian Dengan uji Chi-Square

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 21.477a 1 .000
b
Continuity Correction 16.310 1 .000
Likelihood Ratio 20.468 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.682 1 .000
b
N of Valid Cases 27
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.11.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient .666 .000
N of Valid Cases 27

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


For cohort kriteria perilaku
pemeriksaan IVA pada wanita .045 .007 .308
usia subur = tidak pernah
N of Valid Cases 27

Anda mungkin juga menyukai