NPM : 186910181 KELAS : 4B MK : PENDIDIKAN PKN DI SD RINGKASAN
A. Pengembangan Materi Pembelajaran PKN SD
Pendidikan kewarganegaraan adalah bidang kajian yang bersifat multifaset dengan
konteks lintas bidang keilmuan yang bersifatinterdisipliner/multidisipliner/multidimensional. Namun secara filsafat keilmuan bidang studi ini memiliki objek kajian pokok ilmu politik, khususnya konsep demokrasi politik (political democracy) untuk aspek hak dan kewajiban (duties and rights of citizen).
Secara metodologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan pengembangan
salah satu dari lima tradisi social studies yakni transmisi kewarganegaraan (citizenship transmission). Numan Somantri (2001) menyatakan bahwa obyek studi civics dan civic education adalah warga negara dalam hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, dan negara. Kata kunci dari pengertian ini adalah warga negara dalam hubungannya dengan pihak lain yang dimaksud adalah negara. Hal ini sejalan dengan kajian yang telah dilakukan terdahulu bahwa pada hakikatnya objek kajian PKn adalah perilaku warga negara (Sapriya, 2007).
B. Desain, Model dan Metode Pembelajaran PKN SD
a. Desain Pembelajaran PKn
Menurut Eraut (1991:315) istilah disain pembelajaran atau „instructional design‟ biasanya merujuk pada disain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang, sejumlah ahli mengatakan bahwa disain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran namun bukanlah suatu keharusan disain pembelajaran dibuat hanya oleh guru yang bersangkutan. Artinya, bahwa pengembangan disain pembelajaran dapat menjadi tugas para pakar pembelajaran yang diharapkan akan membantu/mempermudah para guru dalam mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran. b. Model Pembelajaran PKn Pembelajaran PKn di SD hendaknya mampu memberikan perubahan pada diri siswa baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Untuk mengubah kemampuan itu, banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru, seperti melalui pembiasaan, transformasi pengalaman, keteladanan, percontohan. Model-model pembelajaran ini sangat cocok untuk siswa di SD karena mengandung unsur-unsur proses pembelajaran yang baik. Menurut Suparman (1997), proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa model proses pembelajaran ini disebut
pembelajaran interaktif yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok, dan perorangan. b. keterlibatan mental baik pikiran maupun perasaan. c. guru lebih berperan sebagai fasilitator, narasumber, manajer kelas yang demokratis. d. menerapkan pola komunikasi banyak arah suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan. e. potensial dapat menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring lebih efektif dapat digunakan di dalam dan/atau di luar kelas/ruangan.
Secara rinci masing- masing Model Pembelajaran tersebut dapat di uraikan
secara berikut: 1) Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) 2) Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ) 3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem-Based Intruction)
c. Metode Pembelajaran PKn SD
Ada empat istilah yang sering digunakan dalam proses pembelajaran ini seringkali digunakan saling bertukar makna dan fungsi. Tidak hanya dalam tataran praktis melainkan dalam tataran teoritik, empat istilah ini diartikan saling bertukar makna (overlaping),bahkan ada pula yang menyamakan artinya. Untuk kepentingan analisis, dipandang perlu kita bedakan agar dapat mempermudah penggunaannya, meskipun pada akhirnya tergantung pada kesepakatan. Istilah pendekatan diartikan sebagai cara memandang sesuatu (a way of viewing), cara mendekati suatu persoalan/fenomena/proses. Dalam konteks pembelajaran, pendekatan berarti cara mendekati suatu persoalan, objek, dan unsur-unsur pembelajaran, antara lain siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, agar siswa mau dan mampu berkomunikasi atau berbicara dalam suatu diskusi, maka seorang guru dapat berupaya mendekati siswa dengan mengggali informasi tentang apa yang menjadi kesenangan, hobi, harapan, dan cita-cita siswa tersebut. Selanjutnya, guru berupaya mencari cara yang dapat merangsang/mendorong siswa berbicara, menumbuhkan minat/perhatian dengan media stimulus, seperti gambar, cerita, film, pemodelan, percontohan, kasus, dan sebagainya. Dalam konteks ini, strategi dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai suatutarget (a way of achieving target).
C. Media dan Sumber Pembelajaran PKn SD
a. Media Pembelajaran PKn Proses pembelajaran merupakan suatu sistem karena di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berkaitan, mempengaruhi, dan bahkan saling ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen-komponen dimaksud adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru sebagai fasilitator dengan siswa sebagai pembelajar. Dalam komunikasi ada proses penyampaian pesan (message) dari komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan diperlukan saluran (media), agar message tersebut tersalurkan secara efektif dan efisien. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang berarti perantara atau pengantar, atau dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Menurut istilah, media adalah segala bentuk atau saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Schram (1977) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; NEA (1969) menyatakan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi perangkat kerasnya; Aect (1977) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan, dan Miarso (1989) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yg dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
b. Sumber Pembelajaran PKn SD
Salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan sumber belajar. Dalam PKn, mencari dan menentukan sumber belajar sangat penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis sesuai dinamika dan perkembangan kehidupan sosial politik yang terjadi saat ini. Dalam pembelajaran PKn, Anda dapat menggunakan sumber belajar yang diperoleh dari media cetak seperti buku, majalah, surat kabar, jurnal; dari media elektronik seperti siaran TV, radio, film; dan manusia (nara sumber) baik tokoh masyarakat dan pakar di bidang tertentu maupun pejabat di suatu instansi/organisasi. Pemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut akan lebih memperkaya bahan ajar yang diuraikan dalam buku teks atau buku paket, di samping akan meningkatkan gairah belajar siwa. Kosasih Djahiri (1990) menegaskan bahwa diantara sumber belajar penting dalam PKn adalah: sumber formal perundangan; buku paket/acuan resmi; bahan/publikasi/informasi instansi resmi; media massa yaitu TV, surat kabar, majalah; buku/literatur keilmuan; kitab suci; kehidupan riil, adat, ipoleksosbudhankam, lingkungan sekitar, daerah, nasional, dan internasional. Kekeliruan yang sering dilakukan guru di lapangan adalah hanya menggunakan buku teks atau paket yang dijadikan satu-satunya sumber bahan ajar. Padahal realita kehidupan di masyarakat dan berita media cetak dan elektronik merupakan sumber belajar yang lebih aktual dibandingkan dengan isi buku teks atau paket.