Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

STRUKTUR SEKRESI, SEKRESI DALAM, SEKRESI LUAR

Dosen Pengampu: Ummi Kalsum, S.Pd., M.Pd

Kelompok IV:
Ewa Ishari
Febri Melda
Radhiatun Nafsi
Sri Rezeki

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2015/2016
Kata pengantar
Assalamualaikum W.r .W.b
Puji syukur tidak lupa kita sampaikan kehadirat Allah Swt. Karena
berkatnya makalah anotomi tumbuhan yang temanya struktur sekresi telah selesai
walaupun jauh dari kesempurnaan.
Didalam makalah ini mungkin terdapat kesalahan bacaan meski demikian
hal tersebut bukanlah unsur kesengajaan dari kami tapi hanya bersifat kekhilafan
dari kami. Dengan demikian dengan kerendahan hati kami sebagai penulis dari
kelompok 4 mengucapkan permohonan ma’af yang tidak terhingga kepada
pembaca. Dan tidak lupa kami mengharapkan saran ataupun kritikan dari
pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb

Pekanbaru, 26 Oktober 2015

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................

1.3 Tujuan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

2.1 Struktur Sekresi...............................................................................................

2.1.1 Struktur Sekresi Dalam.....................................................................

2.1.2 Struktur Sekresi Luar........................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tumbuhan, ada suatu peristiwa dimana terjadimya pemisahan

beberapa zat yang berlebih atau zat yang tidak diperlukan oleh tumbuhan. Dalam

makalah ini akan dikupas peristiwa tersebut secara rinci. Untuk lebih jelasnya

maka simak dan lihatlah secara keseluruhan isi makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian struktur sekresi?


2. Bagaimana sturktur kelenjar sekresi luar?
3. Bagaimana struktur kelenjar sekresi dalam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian struktur sekresi.
2. Mengetahui Struktur kelenjar Sekresi dalam.
3. Mengetahui Struktur kelenjar sekresi luar.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur sekresi

Pada tumbuhan, peristiwa sekresi umum ditemukan. Yang dimaksud

dengan sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau
isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat berupa ion

berlebih yang dipisahkan dalam bentuk garam, kelebihan asimilasi yang

dikeluarkan sebagai gula, ataupun senyawa dalam dinding sel. Zat yang disimpan

dalam dinding sel atau dipermukaannya antara lain zat seperti lignin, suberin,

kutin dan malam.

Peristiwa sekresi dalam tunbuhan biasanya ditunjukan pada rambut

kelenjar, nektarium, saluran harsa dan latisifer (sel getah, sel lateks). Namun,

perlu disadari bahwa kegiatan sekresi terjadi dalam semua sel hidup dan menjadi

bagian metabolisme normalnya. Sekret yang dihasilkan oleh suatu kelenjar amat

beraga. Beberapa kelenjar antara lain hidatoda, kelenjar lender, nektarium dan

kelenjar garam. Kelenjar-kelenjar ini mensekresikan zat hidrofilik, sementara

kelenjar lain seperti kelenjar minyak, sel epithelium pada saluran harsa

melepaskan zat lipofilik.

Adapun cara sel membuat sekret belum banyak diketahui. Jika sekret

dibawa keluar oleh diktiosom, maka bagian diktiosom tersebut sampai kearah luar

protoplas karena adanya penyatuan veesikula dengan plasmalema. Setelah itu

dianggap bahwa bahan keluar melalui dinding. Jika yang disekresikan berupa

molekul kecil, dianggap bahwa molekul itu langsung bergerak melalui

plasmalema dan dinding.


Pembentukan dinding sel
dan kutikula,
lapisan suberin dan
perpindahan
senyawa tertentu antar
sitoplasma sel
yang berdekatan merupakan
proses
sekresi
Struktur kelenjar sekresi dapat dibagi menjadi struktur kelenjar sekresi

luar yang terdapat di permukaan tumbuhan dan struktur kelenjar sekresi dalam,

yang berada di dalam tumbuhan yaitu :

2.1.1 struktur kelenjar sekresi luar


Dalam kelompok ini terdapat struktur sederhana, misalnya sekelompok sel

epidemis yang bersekresi atau rambut kelenjar yang dibangun oleh sel epidemis

atau bersam sel dibawah epidemis. Rambut sering memiliki kepala bersel satu
atau banyak, dengan tangkai rambut yang tidak bersekresi. Pangkal rambut yang

membengkak tertanam dalam sel epidemis yang sedikit menonjol diatas

permukaan.
Pada tumbuhan insektivora seperti pinguicula, kelenjar bertangkai

menghasilkan bahan berlendir, dan kelenjar tak bertangkai menghasilkan enzim

proteolitik.
Kelenjar garam terdapat pada artiplex. Sebagian ion yang terbawa arus

transpirasi dialirkan melalui sitoplasma dan plasmodesmata ke sel hidup

berbentuk gelembung yang melekat pada epidemis. Pada sel gelembung, ion

disekresikan ke dalam vakuola sentral yang besar.

Materi, yang disekresikan secara ekstraseluler, tersimpan dalam suatu ruang antar
sel khusus, yang terbentuk dari/dengan berbagai cara.

KANTUNG SEKRESI
– Kantung sekresi terletak pada daerah yang terlokalisasi yang mengandung
hasil sekresi.
- Terutama terdapat pada batang, daun dan juga buah.

SALURAN SEKRESI

– Saluran sekresi bentuknya memanjang dan meluas dalam jarak yang cukup jauh
dalam organ
– Contoh saluran sekresi misalnya saluran resin pada Coniferae, saluran sekresi
pada tumbuhan Compositae.

PEMBENTUKAN STRUKTUR SEKRESI


Struktur sekresi ekstraseluler dapat terbentuk secara schizogenous atau lysigenous
– Kehadiran sel epitel dapat digunakan sebagai penanda asal mula pembentukan
struktur sekresi secara skizogen.
– Kantung sekresi yang terbentuk secara lisigen tidak akan memiliki sel epitel
sebagai pembatasnya, karena kantung/saluran terbentuk secara lisis.

KELENJAR LISIGEN

KELENJAR SKIZOGEN

KELENJAR HIDATODA

– Hidatoda adalah kelenjar yang berfungsi untuk mensekresikan air secara gutasi
– Epitem adalah jaringan aerenkim pada bagian ujung jaringan pembuluh
– Menyerap mineral/nutrisi dari jaringan xilem menuju sel-sel pada daun.
Kelebihan air disimpan di ruang antar sel, akumulasi air menyebabkan tekanan
dan mendorong air ke luar melalui stomata yang disebut dengan gutasi

SEKRESI EKSOGEN

Kelenjar nektar, yang merupakan struktur sekresi luar, dapat ditemukan pada
tangkai daun (petiolus), misalnya pada tumbuhan Passiflora, Ricinus dan
Impatiens.

Contoh dari Sekresi Ekstraseluler


A. Nektarium

Nektarium berbeda dengan kelenjar garam, nektarium mengsekresikan

cairan gula. Pada nektarium sumber bahan disekresikan adalah xylem dan floem.
Nektarium terdapat pada bunga dan disebut nektarium floral, namun juga terdapat

di luar bunga dan dinamakan nektarium ekstra floral. Nektarium floral

membentuk permukaan yang bersifat kelenjar dan ditemukan pada daun mahkota,
benang sari, bakal buah, ataupun pada dasar bunga . sedangkan nektarim

ekstrafloral erdapat pada batang, daun penumpu dan tangkai bunga.


Sel sekresi pada nektarium menunjukkan sitoplasma padat dan vakuola

kecil, dan sering memuat tannin. Adanya mitokondria dalam jumlah besar dengan

Krista yang berkembang baik menunjukkan bahwa sel berespirasi secara itensif.

Jumlah retikulum endoplasma banyak dan jumlah maksimum tercapai ketika

nectar disekresikan.

B. Osmofor

Bau harum yang dihasilkan bunga biasanya berasal dari zat yang mudah

menguap seperti minyak atsiri yang tersebar pada epidemis sebagian perhiasan

bunga. Namun, pada beberapa tumbuhan, bau harum itu berasal dari kelenjar

khusus yang dianamakan osmofor. Contoh osmofor terdapat pada cercopegia,

aristolochia dan spesies aracea dan orchidaceae.


Pada osmofor, jaringan sekresi mencakup beberapa lapis sel. Pengeluaran

secret menguao itu berlangsung singkat dan berkaitan dengan penggunaan bahan

cadangan dalam jumlah yang besar.

C. Hidatoda

Pada hidatoda air dikeluarkan oleh daun kepermukaannya. Proses ini

disebut gutasi. Hidatoda merupakan bagian daun yang termodifikasi, biasanya

terdapat pada tepi atau ujung daun, tempat air yang dibebaskan oleh xylem

mencapai permukaan daun.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa gutasi berfungsi dalam pengeluaran

zat hara mineral jika transpirasi tertekan. Hasil gutasi dapat melukai tumbuhan

bila terjadi akumulasi atau konsentrasi atau lewat interaksinya dengan pestisida.

Hidatoda,kelenjar
yang biasanya
mengeluarkan air
(gutasi).

2.1.2 Struktur Kelenjar Sekresi Dalam


a. Sel sekresi
Sel sekresi sering tampak sebagai sel terspesialisasi yang tersebar di

antara sel kurang terspesialisasi. Dalam hal seperti itu, sel sekresi disebut idioblas,

yaitu sel/ sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda
dengan jaringan sekitarnya menghasilkan zat. Sel-sel ini dapat digunakan sebagai

ciri taksonomi.

b. Ruang sekresi dan saluran sekresi


Ruang dan saluran sekresi berbentuk dengan melarutnya sel, disebut

ruang lisigen atau dengan pemisahan sel, disebut ruang sizogen. Pada ruang skresi

lisigen (citrus, gossypium), sekret berbemtuk dalam sel yang akhirnya rusak dan

membebaskan zat ke dalam rongga yang terjadi karena kerusakan itu.


Rongga sekresi sizogen biasanya dilapisi oleh sel utuh, seperti pada

embrio eucalyptus. Contoh saluran sizogen yang terkenal adalah saluran harsa

pada coniferae.
Ruang dan saluran sekresi dapat juga berbentuk akibat luka, namun sulit

dibedakan dari yang berbentuk secara normal.

c. Osmofor
sel sekresi pada bunga (korola) penghasil esensial oil sehingga bunga

mengeluarkan bau yang harum.


fam : orchidaceae, araceae dll

d. Latisifer
Latisifer adalah sel atau sejumlah sel dalam deretan memanjang yang

saling berhubungan, berisi lateks, yakni cairan yang rumit susunannya.

Sebagaimana struktur kelenjar sekresi lain, latisifer pun merupakan tempat

pengumpulan zat seperti terpen dan harsa dan sebab latisifer itu dianggap kelenjar
ekskresi. Namun, dapat ditemukan pula enzim, sehingga latisifer termasuk

kelenjar sekresi.
Asal pembentukan latisifer bisa sederhana, bisa juga majemuk. Latisifer

sedrhana merupakan sel tunggal, sedangkan latisifer majemuk berasal dari

sejumlah sel dalam dalam deretan memanjang.


Latisifer dapat ditemukan di berbagai tempat dalam tumbuhan. Namun,

dapat pula terbatas pada floem. Latisifer beruas ditemukan juga dalam jaringan

baru akibat diferensiasi sel pada jaringan baru itu menjadi latisifer, di tempat

pertemuannya dengan latisifer lama.


Latisifer tak beruas berkembang menjadi sel tunggal dalam embrio

seperti pada nerium oleander dan turut tumbuh memasuki jaringan yang baru

dibentuk oleh meristem apeks. Pertumbuhannya merupakan kombinasi antara

pertumbuhan koordinasi dan pertumbuhan intrusive pada ujung selnya.


Latisifer beruas pada caricaceae tidak hanya terdapat dalam floem,

namun juga pada xylem. System latisifer pada hevea brasiliensis yang terdapat

dalam floem sekunder mengahasilkan karet.


Karet dan politerpen ditemukan sebagai partikel kecil dalam sitoplasma

atau dalam vesikula kecil yang dianggap vakuola. Vakuola yang beragam

ukurannya merupakan bagian dari suatu kerangka. Tampak bahwa vakuola

terbentuk sebagai pelebaran sisterna dari reticulum endoplasma atau sebagai

vesikula dari diktiosom. Latisifer terdapat pada sejumlah familia, antara lain

euphorbiaceae, asteraceae, dan moraceae.


Tipe Latisifer

1. Tidak beruas, karateristiknya:

• Berasal dari sel tunggal yang memanjang seiring dengan pertumbuhan

tanaman,
• Kadang-kadang bercabang,

• Tidak bercabang contohnya Vinca alba,Cannabis sativa

• Bercabang : Euphorbia sp., Ficus elastica, Asclepias sp., Nerium

oleander.

2. Beruas, karakteristiknya:

• Tersusun atas satu seri sel, baik bercabang maupun tidak bercabang,

• Ujung dari masing-masing sel tetap utuh, berpori.

• Anastomosis atau tidak beranastomosis

• Tidak beranastomosis contohnya Musa sp,

• Beranastomosis : Sonchus sp. , Carica papaya, Hevea


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau

isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat berupa ion

berlebih yang dipisahkan dalam bentuk garam. Peristiwa sekresi dalam tunbuhan

biasanya ditunjukan pada rambut kelenjar, nektarium, saluran harsa dan latisifer

(sel getah, sel lateks). Namun, perlu disadari bahwa kegiatan sekresi terjadi dalam

semua sel hidup dan menjadi bagian metabolisme normalnya. Struktur kelenjar
sekresi dapat dibagi menjadi struktur kelenjar sekresi luar yang terdapat di

permukaan tumbuhan dan struktur kelenjar sekresi dalam, yang berada di dalam

tumbuhan.

3.2 Saran

Demi kesempurnaan dari makalah ini , kami sebagai penulis

mengharapkan kritik dan sarannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://kimeni-kim.blogspot.co.id/2012/11/jaringan-sekresi.html

http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id/2014/04/struktur-sekresi-oleh-kelompok-viii-
1.html

Hidayat Estiti, Anatomi Tumbuhan Berbiji, (Bandung, 1995, Penerbit ITB)

Anda mungkin juga menyukai