Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yangutama
atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimiabelanda,
Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa proteinadalah zat
yang paling penting dalam setiap organisme. Protein adalah senywa organik yang
molekulnya sangat besar dansusunannya sangat kompleks serta merupakan
polimer dari alfa asam-asamamino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat
tunggal, sertamolekulnya sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh
karenaprotein tersusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia
mengandungunsur-unsur seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya
yaitu C, H,O, N dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti
misalnya S, P,Fe, atau Mg.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim dan hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriksinterseluler dan sebagainya protein.
Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul esensial untuk
kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein
adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk
hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi kedalam dua
kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja
pada tingkat molekular.
2

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu

1. Apa defenisi protein ?

2. Apa ciri molekul protein ?

3. Jelaskan Komposisi kimia ?

4. Jelaskan penggolongan, struktur ?

5. Jelaskan fungsi protein ?

6. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein ?

7. Jelaskan sumber-sumber protein?

8. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?

C. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar mahasiswa:

1. Dapat mengetahui defenisi protein.

2. Dapat mengetahui ciri molekul protein.

3. Dapat mengetahui Komposisi kimia.

4. Dapat mengetahui Penggolongan, struktur.

5. Dapat mengetahui Fungsi protein.

6. Dapat mengetahui Pencernaan dan metabolisme protein.

7. Dapat mengetahui Sumber protein.

8. Dapat mengetahui Akibat kekurangan dan kelebihan protein.


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Protein

Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein


lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,


lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang palingbanyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh JÃ’ns Jakob Berzelius pada tahun 1838.

B. Ciri Makromolekul Protein

Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah


asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida, bobot molekul tinggi. Suatu
molekul protein disusun oleh sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan
bersifat turunan. Rantai polipeptida sebuah molekul protein mempunyai satu
konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut
konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan protein dapat diisolasi
dalam keadaan konformasi aslinya itu.
4

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein


lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam
amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas.
Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran
internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulumendoplasma,
nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-bedatergantung pada
tempatnya.

1. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu


makromolekul.

2. Susunan kimia yang khas, setiap protein individual merupakan senyawa murni

3. Umumnya terdiri atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan(secara


kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam,
membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara
gugus α-karboksil dari asam amino yang satu dengan gugus α-amino dari asam
amino yang lainnya.

4. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-


lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai
contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau
elektrostatik dan ikatan Van Der Waals.

5. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti ph, radiasi, temperatur,
medium pelarut organik, dan deterjen.
5

6. Umumya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping


yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.

C. Komposisi Kimia Protein

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara


lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam
amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua protein akan tetapi
tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16%
dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan
berat glukosa yang besarnya 180. Ada 20 jenis asam amino yang diketahui terdiri
atas 9 asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus
didatangkan dari makanan) dan 11 asam amino nonesensial.

D. Penggolongan, Struktur dan Denaturasi Protein

1. Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuk dan sifat fisik

Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :

- Protein globular,

Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh.


Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis, mudah berubah
dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein darah, insulin, albumin, globulin
plasma, kasein dan banyak ensim..

- Protein serabut (fibrous),


6

Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk
molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak larut dalam air. mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini
terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh.Contohnya meliputi kolagen, miosin,
fibrin, gluten, elastin dan keratin pada rambut, kuku, dan kulit.

2. Penggolongan protein berdasarkan kelarutannya

- Albumin: Larut dalam air dan larutan garam. Tidak mempunyai asam amino
khusus, misalnya albumin telur dan albumin serum.

- Globulin: Sedikit larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam. Tidak
mempunyai asam amino Khusus misalnya, Glutenin (gandum),
orizenin (padi).

- Prolamin: Larut dalam 70 – 80 % etanol tetapi tidak larut dlm air dan etanol
absolut. kaya akan arginin, misalnya Gliadin/gandum, zein/jagung.

- Histon : Larut dalam larutan garam, tidak larut air. Bersifat basa, cenderung
berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan
heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Misalnya globulin serum
dan globuli telur.

- Skleroprotein: Tidak larut dalam air atau larutan garam. Kaya akan glisine dan
alanine

- Protamin : Larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.

Contoh Salmin dalam ikan salmon.

3. Penggolongan protein berdasarkan kandungan senyawa

a. Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada

susu, vitelin pada kuning telur.


7

b. Kromoprotein: Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase

mengandung Cu.

c. Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada

susu, vitelin pada kuning telur.

d. Kromoprotein: Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase

mengandung Cu.

e. Protein Koenzim: Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.

f. Lipoprotein: Mengandung asam lemak, lesitin.

g. Metaloprotein: Mengandung unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg).

h. Glikoprotein: Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur),

oskomukoid (pada tulang).

i. Nukleoprotein Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi

sekunder) misalnya pada jasad renik.

4. Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologi

1. Enzim (ribonukease, tripsin)

2. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)

3. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/susu,


feritin/jaringan hewan)

4. Protein kontraktil (aktin dan tubulin)

5. Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion)


8

6. Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)

7. Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)

5. Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain:

a. Struktur Primer

Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di


tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang
membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan sebagai rumus
bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.

b.

Struktur Sekunder

Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus,


lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein
yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O
dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu
rantai peptida, memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut struktur
helix.
9

c. Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada


asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk
struktur kompak dan padat suatu protein.

d. Struktur kuartener

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai
polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer,
sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara
biologis.

E. Fungsi Protein

1. Sebagai biokatalisator (enzim). Protein yang paling bervariasi dan mempunyai


kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalis, yakni enzim.
Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik didalam sel dikatalis oleh enzim.
Lebih dari 2000 jenis enzim , masingmasing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang
berbeda, telah ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan.

2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam


eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam
plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan
feritin.

3. Protein transport didalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau
ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin pada sel darah merah
mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru, dan membawa oksigen ke
jaringan periferi. Plasma darah mengandung lipo protein. Yang membawa lipid
dari hati ke organ lain. Protein transport lain terdapat didalam membran sel dan
menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino
dan nutrien lain melalui membran menuju kedalam sel.
10

4. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging.


Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang
saling bergeseran.

5. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang
disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut
ada protein keratin.

6. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat
benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain.

7. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk


reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

8. Protein Nutrien dan Penyimpan. Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein

nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman, terutama

protein biji dari gandum, jagung dan beras.

9. Protein Pengatur. Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau


fisiologi. Terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme
gula dan kekurangannya, hormon pertumbuhan dari pituitary dan hormon
paratiroid, yang mengatur transport Ca++ dan fosfat juga.

F. Pencernaan dan Metabolisme Protein

1. Pencernaan Protein

Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi


tripeptida dan dipeptida.

- Lambung

Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida


lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim
11

pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim


pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk
aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di lambung, pencernaan
protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan
pepton.

- Usus halus

Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran


enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan
mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen,
prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan
peptida tertentu.

Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang


dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang
berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh
Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan
enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah
menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini
memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida,
dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga
mengeluarkan enzim-enzim proteose yangmenghidrolisis ikatan peptida. Sebagian
enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.

Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada


saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino
peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini
membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus
juga

mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan


membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.
12

2. Metabolisme Protein

a. Absorpsi dan Transportasi

Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera
diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi
dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi.
Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan
dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi
melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang
belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal
ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan
gejala alergi (immunological sensitive protein ).

Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai
di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses.
13

Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga
dicerna dan diabsorpsi.

b. Katabolisme protein

Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di


hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap
asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.

1. Deaminasi Asam Amino

Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan


satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia (NH3). Amonia
yang bersifat racun akan masuk ke peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan
mengubah amonia menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan
mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui
ginjal dan urine. Ureumdiproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang
tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.

2. Osidasi asam amino terdeaminasi

Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang
teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam keto
dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan
disimpan didalam tubuh. Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan
dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh
menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai mengkatabolis
protein.

c. Anabolisme protein

1. Sintesis protein

Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam
amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan gen. Sintesis protein meliputi pembentukan rantai
14

panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang
mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini
terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu
dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini
menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan
membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi
asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul
air, proses ini dinamakan hidrolisis.

Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan


diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam
amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan
9asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri
oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau
tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah
penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino
itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh
DNA. Ini disebut dengan DNA transkripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di
proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai
translasi. Protein digabungkan dari asam amino menggunakan informasi dalam
gen. Setiap protein memiliki urutan asam amino unik yang ditetapkan oleh
nukleotida. Dengan kode genetika maka kumpulan tiga set nukleotida yang
disebut kodon dan setiap kombinasi tiga nukleotida membentuk asam amino,
misalnya AUG (adenine – urasil – guanin) adalah kode untuk methionine.

Karena DNA berisi empat nukleotida, total jumlah kemungkinan kodon


adalah 64. Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dalam kode genetik, dan
beberapa asam amino dapat ditentukan oleh lebih dari satu codon. Kode gen DNA
yang pertama di transkripsi menjadi pra – messenger RNA (mRNA) oleh enzim
seperti RNA polymerase. Sebagian besar organisme maka proses pra-mRNA
(juga dikenal sebagai dasar transkrip) menggunakan berbagai bentuk pasca
transcriptional modifikasi untuk membentuk mRNA matang, yang kemudian
15

digunakan sebagai template untuk sintesis protein oleh ribosome. Dalam


prokariotik mRNA yang dibuat bisa digunakan segera, atau diikat oleh ribosome
setelah dipindahkan dari inti sel. Sebaliknya, eukariotik membuat mRNA di inti
sel dan kemudian memindahkan ke sitoplasma, dimana sintesis protein yang
kemudian terjadi. Laju sintesis protein yang lebih tinggi dapat terjadi di
prokaryotes maupun eukariotik yang dapat mencapai hingga 20 asam amino per
detik.

Proses yang sintesis protein dari mRNA template dikenal sebagai


translasi/terjemahan. mRNA yang diambil ke ribosome kemudian membaca tiga
nukleotida dan mencocokan kodon dengan pasangan antikodonnya yang terletak
pada RNA transfer yang membawa asam amino sesuai dengan kode kodon. Enzim
aminoacyl tRNA synthetase menyusun molekul tRNA dengan asam amino yang
benar. Polipeptida berkembang yang sering disebut rantai peptida. Protein selalu
dibiosintesiskan dari Nterminal ke C-terminal. Ukuran panjang sintesis protein
dapat diukur dengan melihat jumlah asam amino yang berisi dengan total massa
molekul, yang biasanya dilaporkan dalam unit daltons (identik dengan unit massa
atom), atau turunan unit kilodalton (kDa). Yeast protein rata-rata panjangnya
adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa. Protein terbesar adalah titins,
komponen dari otot sarkomer, dengan massa molekular hampir 3.000 kDa, dan
total panjang hampir 27.000 asam amino.

G. Sumber protein

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber
protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta
kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya
akan protein adalah kacang-kacangan. Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu:

1. Sumber protein hewani.


16

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam
seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan
jenis burung lain merupakan sumber protein yang berkualitas baik.

2. Sumber protein nabati.

Sedangkan protein nabati terdapan dalam biji-bijian, kacangkacangan dan


gandum. Satu gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori.

I. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

1. Akibat Kekurangan Protein

- Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

- Yang paling buruk ada yang disebut Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.
Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya
busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga
menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah
pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat
seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak
gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik,
pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami
depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan
berlemak dan sering disertai anemia.

- Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat


kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas
bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah
pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otototot berkurang
dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada
kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh
dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit
kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A.
17

2. Akibat Kelebihan protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi


protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan
protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam
amino akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,
dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam,

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi


proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet
protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang
beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain,terutama pada bayi.
Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme
dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan
asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan
demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan
konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang
dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi (AKG)
untuk protein.
18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:

- Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.

- Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2)


protein serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein
sekunder, protein tersier, dan protein kuartener.

- Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein


transport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, pertahanan
tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai
pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung,
dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein,
katabolisme protein, dan anabolisme protein.

- Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-


100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati
lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein menyebabkan ;
akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, obesitas,
dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.

B. Saran
19

Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein


saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC), 2003.

Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama,2009.

Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. Biokimia Harper Edisi


27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC), 2009.

Anda mungkin juga menyukai