Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI

MATA KULIAH LEMBAGA KEUANGAN


“Bank”

Dosen Pengampu:
Rio Dhani Laksana, S.E, M.Sc

Nama Anggota:
Aldi Purnomo C1L018002
Nurul Aulia Rakhma C1L018008
Khoirunnisa Rosyanti C1L018014
Pribadi Arif C1L018020
Nico Achmad Arfandi C1L018026
Nur Aisah C1L018032
Muhammad Zidan Ali C1L018038
Grahita Salsabila C1L018044
Yngwie Satriani C1L018050

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Pendahuluan

Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
kredit. Cikal bakal bank ini sudah ada sejak masa lalu dalam bentuk penukaran uang, namun
semakin lama jasa bank semakin kompleks hingga menjadi seperti sekarang. Adanya bank ini
merupakan hal yang sangat membantu mengingat pada saat ini transaksi merupakan hal yang
tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.

Selain melayani simpanan dan pemberian kredit, bank juga melayani jasa-jasa lain yang
semakin lengkap guna menunjang kelancaran arus pembayaran. Bank bertindak sebagai
intermediasi, yaitu lembaga yang menjembatani perpindahan dana dari orang yang kelebihan
dana kepada orang yang kekurangan dana sehingga dana yang ada tidak menganggur dan
dapat dimanfaatkan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Lembaga perbankan ini terdiri dari berbagai jenis bank, lembaga bank saling bersinergi
dengan lembaga keuangan lain dalam menggerakan roda perekonomian bangsa demi
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Bank dalam kaitannya sebagai lembaga keuangan
memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah sebagai agent of trust yang artinya bank harus
menjadi lembaga keuangan yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Bank harus menjaga
kerahasiaan data nasabahnya, selain itu bank juga harus dapat dipercaya dalam mengelola
uang masyarakat.

Mengingat peranan bank yang mengelola uang dari masyarakat maka bank harus
senantiasa dijaga kesehatannya dan diawasi agar bank terhindar dari risiko-risiko yang
memungkinkan membuat bank terganggu likuiditasnya. Untuk mewujudkan kesehatan bank
ini maka diperlukan regulasi-regulasi yang harus dipenuhi oleh bank-bank, misalnya adanya
kebijakan Giro Wajib Minimun saat awal pendirian bank.

Bank juga memiliki kerangka dasar yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah serta
tatanan perbankan dalam rentang waktu tertentu yang dirumuskan dalam Arsitektur
Perbankan Indonesia untuk mencapai visi berupa terbentuknya system perbankan yang sehat,
kuat dan efisien untuk menciptakan kestabilan system keuangan.
Pembahasan

A. Pengertian dan Sejarah Bank


1. Pengertian Bank
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal
10 November 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah "badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak".
2. Sejarah Bank
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke
Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan
Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara
jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah
dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang sehingga dalam sejarah
perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan
sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang
satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan
nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat
penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya
kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Jasa-jasa bank
lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
yang semakin beragam.
B. Jenis dan Fungsi Bank
1. Jenis-Jenis Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, bank dibedakan menjadi 2
jenis yaitu:
a) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Jenis Bank Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan, jenis bank terdiri dari:
a) Bank milik pemerintah, yaitu bank yang akta maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Contohnya Bank Negara Indonesia 46 (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI),
Bank Tabungan Negara (BTN). Sedangkan bank milik pemerintah daerah
(Pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat Il masing- masing provinsi,
misalnya BPD DKI Jakarta dan BPD Jawa Tengah.
b) Bank milik swasta nasional,yaitu bank yang seluruh atau sebagian besarnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh
bank swasta nasional antara lain Bank Muamalat, Bank Central Asia dan Bank
Bumi Putra.
c) Bank milik koperasi, yaitu kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh: Bank Umum
Koperasi Indonesia.
d) Bank milik asing, yaitu bank yang merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing misalnya Deutsche Bank.
e) Bank milik campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia. Contoh bank campuran misalnya Bank Sakura Swadarma.
3. Jenis Bank Dilihat dari Segi Status
a) Bank devisa, yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang behubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer
keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan
pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya
b) Bank non devisa, yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi
seperti halnya Bank Devisa.
4. Jenis Bank Dilihat dari Cara Menentukan Harga
a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, yaitu bank yang menggunakan
dua metode untuk mencari keuntungan, yaitu menetapkan bunga sebagai harga
atau menerapkan berbagai biaya- biaya dalam nominal atau persentase tertentu
(fee based).
b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank yang menggunakan hukum
islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari
keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.
5. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
Financial intermediary (perantara di bidang keuangan).
a. Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki
beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu dana yang
bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian, dana
yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas serta dana yang bersumber
dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit
Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu- waktu dapat ditarik oleh bank
yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.
b. Penyalur dana
Dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta
tetap.
c. Pelayan Jasa Bank
Dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu- lintas pembayaran uang bank
melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek
wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Selain menghimpun dana dan
menyalurkannya, bank secara spesifik dapat berfungsi sebagai agent of truts
(Lembaga yang landasannya adalah kepercayaan), agent of development
(Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan), dan agent of services,
totok dan sigit (2006).
C. Aktivitas Bank
1. Penghimpunan Dana
Fungsi utama bank umum adalah mengumpulkan dana dari masyarakat. Upaya
untuk menjalankan fungsi tersebut dilakukan dengan cara mengeluarkan berbagai
produk keuangan untuk menyimpan dana, mulai dari tabungan, giro, sampai
deposito.
2. Pemberian Kredit
Meskipun pada fungsi awalnya bank umum hanya menghimpun dan menyediakan
layanan jasa perbankan, kini bank umum sudah dapat menyalurkan kredit kepada
masyarakat. Kredit ataupun pembiayaan tersebut diberikan dalam berbagai produk,
mulai dari kredit untuk pembelian rumah sampai kredit tanpa agunan.
3. Pemindahan Dana
Kegiatan operasional yang satu ini dilakukan untuk menyediakan layanan jasa guna
pemerataan pembangunan nasional. Pemindahan yang dilakukan oleh bank
dilakukan untuk kepentingan lembaga itu sendiri maupun guna kepentingan nasabah.
Contoh produk dari kegiatan operasional ini berupa transfer antar daerah ataupun
pengiriman uang ke luar negeri.
4. Penyimpanan Barang dan Surat Berharga
Kegiatan bank umum untuk menjalankan fungsi layanan jasa dihadirkan pula dengan
penyediaan tempat penyimpanan untuk barang dan surat berharga yang lebih aman
dibandingkan disimpan di rumah ataupun pihak yang sulit diminta
pertanggungjawabannya. Contohnya adalah bank menyediakan safety box yang
ditujukan bagi masyarakat yang hendak mengamankan harta bendanya di bank.
5. Penempatan Dana
Bank umum juga melakukan penempatan dana nasabah kepada nasabah lain dalam
bentuk surat berharga. Tidak seperti saham ataupun reksana, surat berharga yang
dikeluarkan bank tidak tercatat di bursa efek.
D. Faktor-faktor yang Memengaruhi Suku Bunga
Menurut Kasmir (2008), factor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara
permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut
cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga pinjaman. Apabila dana
yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit,
maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.
2. Target Laba yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga
pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin liquid jaminan
(mudah dicairkan) yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yanng dibebankan
dan sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh
melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan smeakin tinggi bunganya, hal ini
disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Jika pinjaman
berjangka pendek, bunganya relatif rendah.
6. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan
tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantiny, karena biasanya perusahaan yang
bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.
7. Produk yang Kompetetif
Untuk produk yang kompetetif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetetif. Hal ini disebabkan produk
yang kompetetif tingkat per[itaran produknya tinggi sehingga pembayarannya
diharapkan lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjama dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau
lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama
dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas
nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki hubungan baik
dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan
dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras
dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing
agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil.
10. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Apabila pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik,
maupun loyalitas terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda.

E. Perkembangan Perbankan di Indonesia


1. Situasi perbankan Indonesia praderegulasi
Pada periode tahun 1974-1982 perekonomian Indonesia berkembang cukup baik
karena ditopang oleh ekspor migas yang cukup tinggi. Tingginya harga minyak pada
saat itu mempengaruhi penerimaan dalam negeri sehingga dana pembangunan cukup
tersedia untuk menunjang kegiatan investasi. Di samping itu juga Bank Indonesia
(central bank) menyediakan kredit likuiditas dengan syarat yang mudah dan lunak
untuk membiayai pengembangan sektor yang potensial.
2. Situasi perbankan Indonesia pascaderegulasi
Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat
beberapa tahun terakhir yang disebabkan oleh adanya serangkaian langkah deregulasi
di bidang perbankan.
a) Kebijaksanaan pemerintah tanggal 1 Juni 1983
Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menggairahkan pengerahan dana masyarakat.
Kebijaksanaan tersebut antara lain berisi penghapusan sistem pagu kredit dan
mengurangi kredit likuiditas, Bank Indonesia tidak menetapkan tingkat suku
bunga deposito maupun suku bunga pinjaman, dan kebijaksanaan moneter dengan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan penyediaan fasilitas diskonto.
b) Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 (Pakto 88)
Latar belakang kebijaksanaan ini dilandasi oleh kebijaksanaan 1 Juni 1983 yang
ternyata mendapat penghimpunan dana untuk investasi swasta. Selanjutnya pihak
swasta berpartisipasi lebih besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan menciptakan iklim yang memungkinkan bank-bank beroperasi lebih
efisien dan perluasan jaringan kantor bank.
c) Kebijaksanaan pemerintah 25 Maret 1989
Kebijaksanaan ini merupakan penyempurnaan Pakto 88 yang berisikan tentang
penyempurnaan pendirian BPR.
d) Kebijaksanaan pemerintah 29 Januari 1990
Kebijaksanaan ini untuk mendukung pembangunan yang semakin efisien. Untuk
itu perlu disempurnakan aturan tentang Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
yang jumlahnya masih relatif tinggi dan menyempurnakan sistem perkreditan.
e) Paket Kebijakan Pemerintah Februari 1991
Inti kebijaksanaan ini meliputi beberapa aspek penting yang terdiri dari :
1) Penyempurnaan persyaratan perizinan, kepemilikan dan kepengurusan bank,
yang meliputi beberapa aspek antara lain pemilik dan pengelola bank harus
memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan fungsinya untuk melindungi
kepentingan masyarakat sehingga kesehatan sebuah bank harus diupayakan
secara kontinuitas sejak berdiri, pembukaan kantor cabang atau perwakilan
dan penyertaan bank di luar negeri, pendirian kantor bank, dan persyaratan
pembukaan kantor BPR dan merger.
2) Ketentuan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian (prudential
regulation) yang meliputi permodalan bank, jaminan pemberian kredit, kredit
untuk pembelian saham dan kepemilikan saham oleh bank, batas maksimum
pemberian kredit, kredit untuk pembelian saham dan kepemilikan saham oleh
bank, batas maksimum pemberian kredit (BMPK) atau legal lending limit,
dan garansi bank.
3. Perkembangan jumlah bank dan kantor bank
Dalam tahun 2004 terdapat 133 bank, turun menjadi 123 pada tahun 2009. Selain itu
selama 6 tahun terakhir jumlah kantor bank mengalami pertumbuhan yaitu dari 7.939
kantor bank pada tahun 2004 menjadi 12.500 kantor bank pada tahun 2009.
4. Perkembangan dana dan kredit bank
Dalam periode 2004-2009 tingkat pertumbuhan dana bank yang dihimpun dari
masyarakat jika dilihat menurut kelompok bank, dan jenis mata uang, maka tahun
2004 bank umum swasta nasional devisa berhasil menghimpun dana lebih besar.
Pada periode yang sama jumlah kredit bank yang berhasil dikeluarkan dari sektor
ekonomi paling besar didominasi oleh sektor industri, diikuti sektor jasa, dan yang
terakhir adalah sektor pertanian.
F. Kesehatan dan Rahasia Bank
1. Kesehatan bank
Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara – cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Kegiatan tersebut meliputi:
a) Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari
modal sendiri
b) Kemampuan mengelola dana
c) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
d) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal
dan pihak lain
e) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
2. Rahasia bank
Menurut Pasal 1 angka 16 UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan uang, dan hal lain – lain dari
nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.
Sedangkan menurut pasal 1 angka 28 UU No 10 Tahun 1998, pengertian rahasia
bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya. Unsur – unsur rahasia bank berdasarkan Pasal 1 angka
28 dan pasal-pasal lainnya:
a) Rahasia bank berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
b) Hal tersebut wajib dirahasiakan oleh bank, kecuali termasuk ke dalam kategori
perkecualian berdasarkan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c) Pihak yang dilarang membuka pihak rahasia bank adalah bank sendiri dan atau
pihak terafiliasi. Pihak terafiliasi tersebut adalah:
1) Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya, pejabat atau
karyawan bank yang bersangkutan.
2) Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan bank, khususnya bagi bank berbentuk badan hukum koperasi
sesuai dengan peraturan perundangan - undangan yang berlaku.
3) Pihak pemberi jasa kepada bank yang bersangkutan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada akuntan publik, penilai konsultasi hukum, dan konsultan
lainnya.
4) Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan bank, tetapi tidak terbatas pada pemegang saham dan
keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, dan
keluarga pengurus.

Teori kerahasiaan bank, meliputi:


a) Teori mutlak
Rahasia keuangan dari nasabah bank tidak dapat dibuka kepada siapa pun dan
dalam bentuk apapun. Dewasa ini hampir tidak ada lagi negara yang menganut
teori mutlak ini.
b) Teori relatif
Rahasia bank tetap diikuti, tetapi dalam hal-hal khusus, yakni dalam hal yang
termasuk luar biasa, prinsip kerahasiaan bank tersebut dapat diterobos, misalnya
untuk kepentingan perpajakan atau kepentingan perkara pidana.
G. Bank sebagai Lembaga Intermediasi dan Pengawasan Arsitektur Perbankan
Indonesia
1. Bank sebagai Lembaga Intermediasi
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara (intermediasi)
antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana,
memperlancar arus pembayaran dimana aktivitasnya bertujuan untuk meningkatkan
taraf kehidupan rakyat.
2. Arsitektur perbankan indonesia (API)
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem
perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan
tatanan industrI perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke
depan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang
dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang
sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilam sistem keuangan dalam rangka
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berpijak dari adanya
kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program
restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak 1998, maka Bank Indonesia
pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka
menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan.
Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya pemerintah dan Bank
Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia.
Daftar Pustaka

Putra, Ardiansyah dan Dwi Saraswati. 2020. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Wikipedia. Bank (online).


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bank#:~:text=Bank%20pertama%20kali%20didirikan%20dal
am,itu%20tidak%20mempunyai%20kemampuan%20pendanaan, diakses pada 28
September 2020.

UNY. Pdf Kesehatan dan Rahasia Bank (online).


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/kesehatan-dan-rahasia-
bank.pdf

Novi, Amanita. Pdf Lembaga Keuangan Indonesia (online).


https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/lembaga-keuangan-
indonesia.pdf, diakses pada 29 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai