Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad Ke-16 obat - obat diuretik telah diperkenalkan Paracelus
sebagai terapi edema. kemudian pada tahun 1930, Swartz menemukan
bahwa sulfanilamide (antimikroba) dapat mengobati pasien gagal jantung.
yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+. sejak diketahui bahwa obat –
obat antimikroba seperti sulfanilamide memiliki efek samping terhadap
perubahan komposisi dan sekresi urin, dilakukan berbagai penelitian
terhadap obat - obat diuretik kembali. (5)
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Proses diuresis dimulai
dengan mengalirnya darah kedalam gromeluri (gumpalan kapiler), yang
terletak dibagian luar ginjal (korteks), dinding glomeruli inilah yang
bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam
-garam, dan glukosa, utrafiltrat, yang diperoleh dari filtrasi dan berisi
banyak air serta elektrolit, akan ditampung diwadah yang mengelilingi
setiap glomerulus seperti corong (kapsul bowman) dan kemudian
disalurkan kepipa kecil. tubuli ini terdiri dari bagian proksimal dan distal,
yang letaknya masing-masing dekat dan jauh dari glomerulus, kedua
bagian ini dihubungi oleh sebuah lengkungan (henle’s loop) disisni terjadi
penarikan kembali secara aktif air dan komponen yang sangat penting bagi
tubuh, seperti glukosa dan garam - garam, antara ion – Na+. zat-zat ini
dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. sisanya
yang tak berguna seperti ampas” perombakkan metabolime protein (ureum)
untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya, fitrat dari semua
tubuli ditampung disuatu saluran pengumpul (ductus kolligens), dimana
terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrate disalurkan ke
kandung kemih dan ditimbun sebagai urin.(3)hal.488
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Timbangan analtik
2. Lumpang dan alu
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Batang penganduk
6. Labu ukur
7. Hot plate
8. Alat jarum oral dan suntik
9. Stopwatch
10. Sudip
11. Corong kaca
12. Timbangan hewan uji
13. Kandang hewan uji
14. Sendok tanduk

B. BAHAN
1. Tablet Sprinolakton
2. Tablet Furosemid
3. Tablet Hidroklortiazid
4. Na.cmc
5. Aquadest
C. HEWAN PERCOBAAN
Hewan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah kelinci
Konsumsi pakan perhari : 100-200 g
Konsumsi airminum perhari : 200-500 ml
Diet protein : 14 %
Ekskresi urin per hari : 30-35 ml
Lama hidup : 5-7 tahun

Bobot badan dewasa

Jantan : 4-5,5 kg

Betina : 4,5-6,5 Kg (NZ)

Bobot lahir : 30-100 g

Siklus estrus ( menstruasi) : 5-6 bulan (4,5 kg)

: 6-7 bulan 4 kg

: polyestrus (diinduce)

Umur sapih : 8 minggu, 1,8 kg

Mulai makan pakan kering : 16-18 hari

Rasio kawin : 35-42 hari

Jumlah kromosom : 1 jantan-6-10 betina

Suhu reaksi : 44

Laju respirasi : 39,50c

Denyut jantung : 51 x /mn


Volume darah : 200-300 x/mn

Pengambilan darah maksimum : 55-65 ml/kg

Jumlah sel darah merah : 7,7 ml/kg

Kadar haemoglobin (hb) : 4,7 x 106/ul

Pack cell volume (pcv) : 10-15g/dl

Jumlah sel darah putih : 33-48%

Luecocyte : 5-12 x 103ul


III. CARA KERJA
A. PENYIAPAN BAHAN
1. Pembuatan Suspensi Na cmc (0,5%)
a) siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Timbang Na cmc sebanyak 0,5 gram dan larutkan dalam aquadest
sebanyak 100 ml
c) aduk hingga homogen
2. Pembuatan Suspensi furosemid
a) siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) timbang furosemide sebanyak 0.046 gram dan larutkan dengan
suspensi Na cmc secukupnya
c) masukan dalam labu ukur dan tambahkan suspensi Na cmc hingga
100 ml
3. suspensi hidroklortiazid
a) siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) timbang hidroklortiazid sebanyak 0,029 gram dan larutkan dengan
suspensi Na cmc secukupnya
c) masukan dalam labu ukur dan tambahkan suspensi Na cmc hingga
100 ml
4. Pembuatan suspensi sprinolakton
a) siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) timbang sprinolakton sebanyak 0.116 gram dan larutkan dengan
suspensi Na cmc secukupnya.
c) masukan dalam labu ukur dan tambahkan suspensi Na cmc hingga
100 ml

Anda mungkin juga menyukai