Anda di halaman 1dari 2

IKATAN KIMIA

Kimia tak bisa terlepas dari bidang kehidupan, di teknik sipil kimia
merupakan hal yang sangat penting, di teknik sipil kimia digunakan untuk
mencari bahan-bahan atau kandungan zat yang dapat membuat pekerjaan di
bagian teknik sipil lebih mudah seperti contoh kimia digunakan untuk
mempelajari kandungan PH air, untuk membuat beton cepat keras agar dapat
mengejar waktu pengerjaan konstruksi tepat waktu. Karena seperti kita tahu,
struktur beton tidak akan mencapai kekuatan tekannya jika tidak ditambahkan zat
kimia, maka dari itu ilmu kimia tidak akan bisa lepas dari bidang teknik sipil.

1.1 Aplikasi Ilmu Kimia Dalam Teknik Sipil


Salah satu aplikasi ilmu kima dalam teknik sipil adalah beton , Secara
umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas semen, air, pasir
(agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang dicampur dengan perbandingan
tertentu dan untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan yang diukur
pun biasanya hanya kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur 28 hari.
Beton yang dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan antara
18 - 32 MPa. (N/mm2) dan berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton
norma/konvensional, sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35
MPa biasanya disebut dengan beton mutu tinggi.
Zat kimia yang ditambahkan pada beton untuk mempercepat atau untuk
memperkuat struktur beton ditambahkan bahan zat kimia (chemical addictive) dan
material tambahan, Beton mutu tinggi umumnya ditambahkan bahan tambahan
atau additive dan admixture, yaitu bahan selain semen, agregat, dan air yang
ditambahkan pada adukan beton, sebelum atau selama pengadukan beton untuk
mengubah sifat beton sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Ikatan Apa Yang Terjadi


Penambahan zat-zat kimia atau mineral tambahan ini diharapkan dapat
merubah performa dan sifat-sifat campuran beton sesuai dengan kondisi dan
tujuan yang diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan pengganti sebagian dari
material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini pun
sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan pada
Beton.
1. Zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton (retarder).
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.
Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak
beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka
perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini diantarannya berupa
gula, sucrose, sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
2. zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton
(accelerators). Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi
beton, pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat dengan
penuangannya.
3. Zat tambahan yang digunakan adalah CaCl2,  Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun
demikian, lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan
khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.

1.3 Perkembangan, Permasalahan Penelitian Dalam Campuran Beton


Penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2018), yaitu Kapur Sebagai Bahan
Tambah Untuk Beton Normal. Dimana penelitian tersebut mengenai penggunaan
kapur terhadap tambahan campuran beton. Biaya semen dalam sebuah campuran
beton merupakan faktor yang menentukan karena mahalnya proses produksi yang
pada gilirannya menentukan harga jual. Berdasarkan hal ini dan pertimbangan
biaya maka dicoba untuk mencari alternatif campuran semen yang murah dan
secara struktural dapat memenuhi kinerja kekuatan tekan. Kapur menjadi alternatif
pilihan karena unsur kimia dalam kapur hampir sama dengan yang terdapat dalam
semen.
Mahal nya biaya semen dalam sebuah campuran beton, maka dari itu
penting nya inovasi atau melakukan penelitian dalam penentuan bahan – bahan
terhadap campuran beton, Agar biaya kontruksi lebih efisien dan murah yang
tidak mengurangi kuat tekan pada beton.

Anda mungkin juga menyukai