Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STRUKTUR BAJA I

Disusun oleh :
Kelompok

Soni Ade Sudirjo M1C116004


Arjuna Karyenri M1C116015
Arif Purnomo Azi M1C116021
Muhammad Padri M1C116033
Ondi matanari M1C116038
Rian Wahyudi M1C116044

Dosen Pembimbing:
M.Nuklirullah, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan
manusia.ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pembangunan dalam setiap bidang
yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan,
jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam
perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai macam
mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu
dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin
mengetahui lebih detail baja itu sendiri.baja adalah logam paduan logam besi sebagai
unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.Seiring dengan
berkembangnya zaman, teknologi dalam pengolahan bajapun semakin maju,
sehingga berbagai jenis baja dapat dihasilkan untuk dapat diaplikasikan di berbagai
bidang sesuai dengan kegunaannya. Misalnya untuk membuat rangka atap rumah,
rangka jembatan, gedung bertingkat dan lain nya. Baja dapat menopang beban dengan
kuat serta mempunyai long endurance (Daya tahan lama). Kandungan unsur karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat keseluruhan baja tersebut
sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja yaitu karbon, mangan,
fosfor, sulfur, silikon,dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengetahui perkembangan teknologi baja
2. Dapat mengetahui sifat-sifat mekanik baja
3. Dapat mengetahui Kegunaan baja
4. Dapat mengetahui Manfaat baja
5. Dapat mengetahui Standar baja yang digunakan sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan teknologi baja
Industri baja merupakan industri sangat strategis untuk pembangunan suatu
negara, karena baja masih merupakan bahan tak tergantikan untuk membangun sektor
infrastruktur, industri, transportasi dan bahkan sektor pertahanan dan keamanan. Di
era sekarang baja banyak di gunakan diantaranya untuk kuda-kuda, ikatan angina,
jembatan rangka, tiang transmisi (seperti jaringan listrik berdaya tinggi), dan menara
air. Sejak tahun 1990, baja WF digunakan dalam konstruksi bangunan karena baja
WF memiliki material yang bersifat struktural. Baja sendiri, memiliki daya tinggi dan
sangat kuat menahan beban tarik aksial maupun tekan aksial. Baja WF juga terkenal
dengan kelenturannya yang serupa dengan pembangunan strukturnya. Baja juga
tergolong komponen yang sangat ringan sehingga sangat cocok diaplikasikan pada
berbagai konstruksi bangunan. Untuk Indonesia yang memiliki wilayah terbentang
luas dan jumlah penduduk mendekati 250 juta jiwa, kebutuhan bajanya akan terus
meningkat menuju angka 20 juta ton per tahun pada 2020 nanti. Pengembangan
industri baja Indonesia masih terkendala oleh keterbatasan bahan baku dan energi.
Dalam hal bahan baku, Indonesia tidak memiliki bijih besi kadar tinggi dalam jumlah
yang memadai. Keterbatasan bijih besi ini tampak-nya akan bisa teratasi dengan pe-
manfaatan bijih besi (nikel) laterit.
Dalam hal energi, keberadaan endapan kokas di Kalimantan Tengah mungkin
akan menjadi solusi. Endapan bijih besi (nikel) laterit merupakan lapisan atas dari
bijih nikel laterit.Lapisan ini mengandung besi yang lebih tinggi dan nikelyang lebih
rendah. Cadangan bijih jenis ini jauh lebih banyak dari bijih nikel kadar tinggi dan
diperkirakan mencapai miliaran ton. Kalau bijih ini bisa dimanfaatkan maka
kemandirian industry baja Indonesia akan bisa diwujudkan. Bila dilebur menjadi baja,
bijih jenis ini akan menghasilkan baja dengan kandungan nikel antara 2-3%. Suatu
angka yang menjanjikan munculnya sifat-sifat unggul, khususnya untuk
Pengembangan industri baja nasional Indonesia menghadapi kendala dan tantangan
besar berupa keterbatasan bijih besi berkadar tinggi. Karena keterbatasan ini pula PT
Krakatau Steel terpaksa mengimpor bahan baku pellet dari Brazil. Keberadaan bijih
besi (nikel) laterit dengan cadangan miliaran ton diharapkan akan dapat mengatasi
kendala dan tantangan ini.

2.2 Sifat-sifat mekanik baja


Sifat – sifat dari bahan baja harus dikenali dengan baik agar dapat
menggunakan dan memilih bahan untuk digunakan secara keteknikan dengan tepat.
Sifat – sifat ini tentunya sangat banyak macamnya, karena sifat ini dapat ditinjau dari
berbagai bidang keilmuan, misalnya ditinjau dari ilmu kimia, akan diperoleh sifat –
sifat kimia, demikian juga bila ditinjau dari segi fisika,.Adapun sifat-sifat mekanik
baja sebagai berikut :
1. Stiffness (kekakuan)
Sifat bahan yg dapat renggang terhadap tegangan tinggi tanpa diikuti regangan
yg besar.Ini adalah ketahanan pada deformasi. Kekakuan bahan yakni fungsi dari
Modulus elastisitas E. Sebuah material yg memiliki nilai E tinggi seperti baja, E
= 207.000 Mpa, dapat berdeformasi lebih kecil pada beban (maka kekuatannya
lebih tinggi) daripada material dgn nilai E lebih rendah, contohnya kayu dgn E =
7000 Mpa atau kurang.
2. Strength (kapabilitas)
Sifat bahan yg ditentukan oleh tegangan paling besar material bisa renggang
sebelum rusak (failure). Ini akan didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur
atau tegangan maksimum. tak ada satu nilai yg lumayan dapat buat
mendefinisikan kemampuan, dikarenakan perilaku bahan tidak sama pada sifat
pembebanan.
3. Elasticity (elastisitas)
Sifat material yg bisa kembali ke dimensi awal sesudah beban dihilangkan.Amat
sulit memastikan nilai pas elastisitas.Yg dapat dilakukan yaitu menentukan
rentang elastisitas atau batas elastisitas.
4. Ductility (keuletan)
Sifat bahan yg dapat deformasi pada beban tarik sebelum benar-benar patah
(rupture). Material ulet yaitu material yg dapat ditarik jadi kawat tipis panjang
dgn gaya tarik tanpa rusak. Keliatan ditandai dgn % perpanjangan panjang ukur
spesimen selagi uji tarik & % pengurangan luas penampang. Besar keuletan bisa
dinyatakan dgn pendapat yang merupakan berikut :
Persen Pertambahan = (pertambahan panjang ukur : panjang ukur awal) x 100 %
pengurangan luas = ((luas awal - luas akhir) : Luas awal) x 100%
5. Brittleness (kegetasan)
Menunjukkan tak adanya deformasi plastis sebelum rusak.Material yg getas
dapat tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dulu. Material getas tak
memiliki titik mulur atau proses pengecilan penampang (necking down process)
& kekuatan patah kebolehan maksimum. Material getas, contohnya Besi cor,
batu dan semen co yang rata-rata lemah dalam uji tarik maka penentuan
kebolehan dgn memakai uji tekan.
6. Malleability (kelunakan)
Sifat bahan yg mengalami deformasi plastis kepada beban tekan yg bekerja
sebelum benar-benar patah.Rata Rata material yg amat sangat liat merupakan
pula cukup lunak.
7. Toughness(ketangguhan)
Sifat material yg dapat menahan beban impack tinggi atau beban kejut.Apabila
sebuah benda mendapat beban impack, sehingga sebahagian energi diserap &
sebahagian energi dipindahkan. Pengukuran ketangguhan = luasan di bawah
kurva tegangan-regangan dari titik asal ke titik patah.
8. Resilience (kelenturan)
Sifat material yg bisa menerima beban impack tinggi tanpa memunculkan
tegangan lebih terhadap batas elastis.Ini menunjukkan bahwa energi yg diserap
selagi pembebanan disimpan & dikeluarkan kalau material tak dibebani.
Pengukuran kelenturan sama dgn pengukuran ketangguhan.
2.3 Kegunaan baja
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, besi baja memiliki tingkat
durabilitas yang tinggi sehingga sangat besar pemanfaatannya dalam dunia
konstruksi.Dalam dunia konstruksi, makin tinggi ketahanan yang dimiliki oleh
sebuah bahan maka makin baik bahan tersebut.Mengapa? Karena dalam dunia
konstruksi sebagian besar perlengkapan yang di bangun akan berhadapan dengan air
dan juga hal-hal lainnya yang dapat menyebabkan korosi atau kerusakan yang lain
jika sebuah bahan memiliki ketahanan yang tinggi maka bahan tersebut akan banyak
digunakan.Besi baja merupakan bahan yang sangat kuat sehingga pemanfaatannya
dalam dunia konstruksi sangat besar dan bisa digunakan disegala bidang. Berikut ini
adalah kegunaan besi baja Manfaat baja dalam teknik sipil,sebagai berikut.
1. Pembangunan gedung
Salah satu kegunaan yang dimiliki oleh besi baja merupakan pembangunan
gedung. Dalam pembangunan gedung ada banyak jenis gaya yang digunakan akan
tetapi besi baja tidak bisa ditinggalkan.
Hal ini lagi-lagi disebabkan karena durabilitasnya yang tinggi.Bukan hanya itu
jenis besi baja juga banyak sehingga pemanfaatannya juga besar.Salah satu jenis besi
baja yang banyak digunakan dalam bidang pembangunan gedung adalah besi baja
ringan.
Baja ringan adalah baja yang memiliki ketahanan yang tinggi tapi memiliki bobot
yang ringan.Hal ini menyebabkannya banyak dimanfaatkan untuk pembangunan atap
dari sebuah bangunan.
2. Pembangunan sarana transportasi
Salah satu kegunaan besi baja yang bisa ditemukan dengan mudah adalah dalam
pembangunan sarana transportasi. Salah satu fasilitas umum dalam dunia tansportasi
yang dibangun dengan menggunakan besi baja adalah rel kereta api.Seperti yang kita
tahu rel kereta api adalah rel yang akan terpapar panas dan juga hujan. Oleh karena
itu pembangunannya membutuhkan bahan-bahan yang anti panas dan juga anti karat
seperti besi baja.
Selain untuk pembuatan fasilitas transportasi sepeti rel kereta api, besi baja juga
bisa digunakan untuk membangun fasilitas transportasi yang lain seperti untuk
jalan.saat ini membangun jalan raya atau jalan pada umumnya sering kali digunakan
beton sehingga diperlukan rangka dalam pembuatannya. Besi baja merupakan bahan
rangka yang banyak dipilih karena kegunaan besi baja yang sangat besar dan juga
kemampuan ketahanannya yang tinggi.

2.4 Jenis-Jenis penyambung baja


Terdapat jenis – jenis penyambung baja adalah sebagai berikut :
1. Baut
Pemakaian baut diperuntukan dalam kondisi seperti kontruksi yang dapat di
bongkar pasang, jika jumlahpelat yang akan disambung lebih besar 5d dan lain
sebagainya.
2. Paku Keling
Penggunaan paku keling diperuntukan bagi kontruksi bangunan yang tetap serta
jumlah tebal plat tidak lebih dari 6d paku keling.
3. Las
Untuk menyambung las juga dapat digunakan hal ini di peruntukan bagi kontruksi
bangunan permanen

2.5 Manfaat baja


Besi baja ini sangat penting digunakan pada bidang konstruksi dan
pembangunan. Karena memiliki tingkat durabilitas yang tinggi maka pemanfaatannya
dalam bidang konstruksi dapat lebih luas lagi, dalam dunia konstruksi bila suatu
material memiliki tingkat kekerasan yang lebih baik maka penggunaannya dapat lebih
luas.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja
1. Kelebihan Baja
 Kuat tarik tinggi.
 Tidak dimakan rayap
 Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
 Bisa di daur ulang
 Dibanding Stainless Steel lebih murah
 Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
 Dibanding alumunium lebih kuat
2. Kekurangan Baja :
 Bisa berkarat.
 Lemah terhadap gaya tekan.
 Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai
profile
 Tidak kokoh
 Tidak tahan api
2.7 Standar baja yang digunakan sekarang
Pada perencanaan rekayasa teknik sipil, selain aspek teknologi, aspek
pengalaman sangat berperan pelaksanaannya perlu didukung code atau standard atau
spesifikasi teknis tertulis yang berkekuatan hukum.Isinya petunjuk bagaimana
menghasilkan standar mutu keamanan minimum bangunan yang dibuat. Untuk itu
akan dibahas code atau standar terkini konstruksi baja Indonesia, yaitu SNI
1729:2015, yang adalah adopsi identik AISC (2010). Akan dibahas juga hal-hal baru
dan yang berbeda dari code tersebut.Harapannya agar para insinyur dapat secara
mudah memahami dan menguasai agar dapat diaplikasikan secara benar, khususnya
pada perencanaan konstruksi baja. AISC (2010), SNI 1729:2015
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sifat mekanik suatu material dalah kemampuan material tersebut
dalam memberikan perlawanan apabila diberikan beban. Adapun macam-macam sifat
mekanik suatu material antara lain kerapuhan (brittleness), kemudahan berubah
(ductility), kekerasan (hardness), ketangguhan (toughness) dan kelelahan (fatique).
Material baja memiliki tingkat kekerasaan dan kekuatan (daya tarik) yang sangat
tinggi sehingga banyak digunakan sebagai bahan kontruksi.

Anda mungkin juga menyukai