STRUKTUR BAJA I
Disusun oleh :
Kelompok
Dosen Pembimbing:
M.Nuklirullah, S.T., M.Eng.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengetahui perkembangan teknologi baja
2. Dapat mengetahui sifat-sifat mekanik baja
3. Dapat mengetahui Kegunaan baja
4. Dapat mengetahui Manfaat baja
5. Dapat mengetahui Standar baja yang digunakan sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan teknologi baja
Industri baja merupakan industri sangat strategis untuk pembangunan suatu
negara, karena baja masih merupakan bahan tak tergantikan untuk membangun sektor
infrastruktur, industri, transportasi dan bahkan sektor pertahanan dan keamanan. Di
era sekarang baja banyak di gunakan diantaranya untuk kuda-kuda, ikatan angina,
jembatan rangka, tiang transmisi (seperti jaringan listrik berdaya tinggi), dan menara
air. Sejak tahun 1990, baja WF digunakan dalam konstruksi bangunan karena baja
WF memiliki material yang bersifat struktural. Baja sendiri, memiliki daya tinggi dan
sangat kuat menahan beban tarik aksial maupun tekan aksial. Baja WF juga terkenal
dengan kelenturannya yang serupa dengan pembangunan strukturnya. Baja juga
tergolong komponen yang sangat ringan sehingga sangat cocok diaplikasikan pada
berbagai konstruksi bangunan. Untuk Indonesia yang memiliki wilayah terbentang
luas dan jumlah penduduk mendekati 250 juta jiwa, kebutuhan bajanya akan terus
meningkat menuju angka 20 juta ton per tahun pada 2020 nanti. Pengembangan
industri baja Indonesia masih terkendala oleh keterbatasan bahan baku dan energi.
Dalam hal bahan baku, Indonesia tidak memiliki bijih besi kadar tinggi dalam jumlah
yang memadai. Keterbatasan bijih besi ini tampak-nya akan bisa teratasi dengan pe-
manfaatan bijih besi (nikel) laterit.
Dalam hal energi, keberadaan endapan kokas di Kalimantan Tengah mungkin
akan menjadi solusi. Endapan bijih besi (nikel) laterit merupakan lapisan atas dari
bijih nikel laterit.Lapisan ini mengandung besi yang lebih tinggi dan nikelyang lebih
rendah. Cadangan bijih jenis ini jauh lebih banyak dari bijih nikel kadar tinggi dan
diperkirakan mencapai miliaran ton. Kalau bijih ini bisa dimanfaatkan maka
kemandirian industry baja Indonesia akan bisa diwujudkan. Bila dilebur menjadi baja,
bijih jenis ini akan menghasilkan baja dengan kandungan nikel antara 2-3%. Suatu
angka yang menjanjikan munculnya sifat-sifat unggul, khususnya untuk
Pengembangan industri baja nasional Indonesia menghadapi kendala dan tantangan
besar berupa keterbatasan bijih besi berkadar tinggi. Karena keterbatasan ini pula PT
Krakatau Steel terpaksa mengimpor bahan baku pellet dari Brazil. Keberadaan bijih
besi (nikel) laterit dengan cadangan miliaran ton diharapkan akan dapat mengatasi
kendala dan tantangan ini.