Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

RANGKUMAN DAN ANALISIS KALIMAT

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sintaksis

Dosen Pengampu :
Drs. Azhar Umar, M.Pd.

OLEH :
KELOMPOK 2
Desi Monika Sagala (2192411014)
Elisabeth Manullang (2192411017)
Mia Nur’aini Siregar (2192111003)
Naomi Marchini Lumban Gaol (2192411009)
Yohana br. Manalu (2192111006)

REGULER E 2019

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan Mata Kuliah Sintaksis tentang menganalisis suatu teks dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Dengan selesainya laporan ini tak lupa penyusun menyampaikan
terimakasih kepada Bapak Drs. Azhar Umar, M. Pd. selaku dosen pengajar mata kuliah
Sintaksis yang telah mengajarkan mata kuliah tersebut, penyusun juga berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, menyumbangkan pikirannya, memberi kritik
dan saran yang membangun sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Penyusun berharap agar hasil dari laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembelajaran selanjutnya.

Medan, September 2020

Tim Penyusun
HASIL RANGKUMAN

Kalimat dan Bagian-bagiannya


9.1 Pengertian Kalimat
9.1.1 Batasan
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan
pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan
titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan huruf Latin,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau
tanda seru. Tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong, koma, titik koma, titik dua,
dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu. Tanda titik (.), tanda tanya
(?), tanda seru (!) sepadan dengan intonasi selesai, sedangkan tanda lainnya sepadan
dengan jeda. Alunan titinada, pada kebanyakan hal, tidak ada padanannya dalam bentuk
tertulis.

9.1.2 Strategi Pengenalan Kalimat


Bagian awal setiap wacana adalah sebuah satuan kebahasaan yang disebut kalimat.
Hal lain yang juga dapat dipastikan mengenai bagian awal itu adalah adanya keseluruhan
ciri yang disebutkan pada bagian 9.1.1 diatas. Berikut dikutipkan sebuah penggalan
wacana yang terdiri atas dua alinea.
Wilis sendiri masih tercekam rasa berdosa atas tewasnya Satiari.Apakah sekarang
ia harus mengulangi melamar Tantrini? Apa akal? Ia tidak dapat menipu diri sendiri. Ia
membutuhkan teman hidup.Teman bertimbang. Teman di tempat tidur. Ternyata tidak
banyakmanusia yang mampu tinggal dalam kesendirian.
Hari-hari semakin merupakan aniaya. Dan ia tidak mau terus begitu. Tiap malam
dibayangi wajah Tantrini. Karena itu ia segera berterus terang pada Yistyani dan Andita.
Jawaban yang ia terima dari keduanya sama. "Sebaliknya Pangeran mendekatinya sendiri".
Dalam hal penggalan itu, dapat ditentukan bahwa (1) dan (2) adalah kalimat karena
sebagai vagian awal alinea, masing-masing diakhiri dengan tanda titik dan diikuti oleh
kesenyapan ( yabg "ditulis" dengan ruang kosong).
(1) Wilis sendiri masih tercekam rasa berdosa atas tewasnya Satiari.
(2) Hari-hari semakin merupakan aniaya.
Pengamatan terhadap berbagai wacana dan alinea yang ada dalam bahasa Indonesia
akan mendapatkan berbagai macam kalimat. Berikut diberikan lima buah contohnya.
(3) Sidang umum majelis Permusyawaratan rakyat (SU MPR) 1983 sejak jauh-jauh hari
sudah diramalkan akan berjalan mulus.
(4) Dua hal tercatat sangat penting dalam sejarah umat Budha di Indonesia dalam tahun
1983 ini.
(5) Gepeng ternyata bukan nama aslinya, melainkan panggilan diatas pentas.
(6) Suasana Jakarta mencekam.
(7) Konfrensi Hukum Laut PBB ketiga oleh ahli hukum laut Amerika Serikat, Prof. Louis
Suhn, dijuluki forum "petualangan perdebatan terbesar abad XX".
Kalimat (1) sampai dengan (7) diatas panjangnya berlain-lainan. Kalimat (2) dan
(6) agak pendek sedangkan yang lain panjang. Panjang pendeknya wujud kalimat itu sesuai
dengan banyak sedikitnya jumlah dan jenis jeda, liukan alunan titinada yang ada, dan
jumlah katanya.

A. Bagian-bagian kalimat
Bagian Inti dan Bagian Bukan Inti
Kalimat di bedakan berdasarkan bagiannya sebagai unsur pembentuk yang inti dan
bukan inti. Bagian kalimat yang tidak boleh di hilangkan adalah inti yang dapaat
dihilangkan adalah todak inti Contoh : kami kemarin sore mendatangi pertemuan itu.
Dengan demikian Kemarin sore adalah bagian inti sedangkan yang lainya bukan inti.
HASIL ANALISIS

1. Kalimat: “Tidak suka dengan gaya otoriternya memimpin kantor ini.”


a. Menganalisis batasan Kalimat
Didalam kalimat tersebut, diawali dengan huruf capital pada kata Tapi dan diakhiri
dengan tanda titik (.) sebagai akhir dari kalimat, maka kalimat tersebut dibatasi oleh
tanda titik (.) sebagai intonasi terakhir.

b. Bagian inti dan buka inti


Didalam kalimat bagian ini ialah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari subjek
predikat objek dan pelengkap. Adapun ciri-ciri dari kalimat inti ialah;
1) Terdapat elemen dasar pada kalimat.
2) Memiliki alur seperti S⟷P⟷Pel, S-P⟷O dan S⟷P.
3) Elemen keterangan (K) tidak ada.
4) Memiliki sifat kalimat aktif.
5) Merupakan kalimat berita dan tidak merupakan kalimat perintah dan tanya.
6) Struktur elemen kalimatnya bukan frasa tetapi kata.
7) Kalimatnya berupa positif bukan kalimat negatif.
8) Bukan merupakan kalimat inversi, seperti (P-S).
Maka kalimat tersebut tidak memiliki bagian inti, karena berupa kalimat yang
negative.

2. Kalimat: "Sudah dilarang masih dilakukan juga."


a. Batasan Kalimat
Kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan
sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
Kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?) atau tanda seru (!).

Analisis :
Maka pada kalimat "Sudah dilarang masih dilakukan juga", kalimat tersebut
diawali dengan huruf kapital "S", dimana huruf "S" terletak pada kata "Sudah",
serta kalimat tersebut dibatasi dengan tanda titik (.) diakhir kalimat yang juga
menunjukkan sebagai intonasi terakhir.

b. Bagian Inti dan Bukan Inti


Bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan merupakan bagian inti, sedangkan
bagian kalimat yang dapat dihilangkan merupakan bagian bukan inti.
Kalimat inti memiliki beberapa pola yaitu :
1) S – P
2) S - P – O
3) S - P – Pel

Analisis :
Pada kalimat "Sudah dilarang masih dilakukan juga" ini merupakan bagian inti, hal
ini dikarenakan kata pada kalimat tersebut tidak ada yang dapat dihilangkan.

3. Kalimat : Saya sangat menyukai caranya menegur bawahannya.”


a. Batasan Kalimat
Kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan
sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
Kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?) atau tanda seru (!).

Analisis :
Maka pada kalimat "Saya sangat menyukai caranya menegur bawahannya.",
kalimat tersebut diawali dengan huruf kapital "S", dimana huruf "S" terletak pada
kata "Saya", serta kalimat tersebut dibatasi dengan tanda titik (.) diakhir kalimat
yang juga menunjukkan sebagai intonasi terakhir.

b. Bagian Inti dan Bukan Inti


Bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan merupakan bagian inti, sedangkan
bagian kalimat yang dapat dihilangkan merupakan bagian bukan inti. Kalimat inti
memiliki beberapa pola yaitu :
1) S – P
2) S - P – O
3) S - P – Pel

Analisis :
Pada kalimat "Saya sangat menyukai caranya menegur bawahannya.", terdiri atas
enam bagian, yaitu (i) saya, (ii) sangat, (iii) menyukai, (iv) caranya, (v) menegur,
dan (vi) bawahannya. Dari keenam bagian ini, kata bagian (ii) sangat yang dapat
dihilangkan, sedangkan kelima bagian yang lain tidak dapat dihilangkan. Jadi, kita
dapat mempunyai kalimat “Saya menyukai caranya menegur bawahannya.” Dengan
demikian, sangat merupakan bagian bukan inti, sedangkan kelima bagian lainnya
merupakan bagian inti.

Anda mungkin juga menyukai