net/publication/340262961
CITATION READS
1 21
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yazid Bindar on 22 April 2020.
Abstrak
Kebocoran gas CH4 dari stasiun kompresor tidak dapat dihindarkan dan ini merupakan salah
satu sumber penyebab pemanasan global. Dampak pemanasan global ini dapat dikurangi
dengan mengoksidasi gas CH4 menjadi gas CO2. Strategi penangkapan gas CH4 menggunakan
exhaust yang terpasang pada bagian atas gedung menyebabkan (1) kadar CH4 yang
terdeteksi dalam campuran gas cukup kecil (±1% volume), (2) temperatur gas umpan
mendekati temperatur ruangan (± 30 oC), (3) konsentrasi gas CH4 akan berperilaku dinamik.
Reverse flow reactor (RFR) mempunyai kemampuan untuk mengatasi akibat yang
ditimbulkan oleh proses penangkapan gas CH4 di stasiun kompresor dan mempunyai
kemampuan secara ototermal. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode operasi
yang tepat untuk mengatasi gas umpan yang berperilaku dinamik. Model yang
dikembangkan mengacu pada persamaan kontinuitas dan konsentrasi gas umpan yang
berperilaku dinamik dimodelkan sebagai fungsi step. Model diselesaikan menggunakan
software FlexPDE versi 6. Penggunaan switching time (ST) yang tepat dapat mengatasi
permasalahan konsentrasi gas umpan yang berperilaku dinamik. Pada ST 50 detik, RFR
mampu bekerja secara ototermal dengan nilai akumulasi panas di bagian inert yang
berfluktuasi antara 12,4–14,2 kJ. Pada ST 100 detik, panas yang terjebak di dalam reaktor
semakin lama semakin meningkat. Penggunaan ST 100 detik memerlukan prosedur operasi
tambahan untuk menjaga reaktor agar tidak meleleh dan menjaga reaktor tetap beroperasi
secara ototermal.
Kata Kunci: Pemanasan global, dinamika konsentrasi, operasi ototermal, pemodelan dan
simulasi, reaktor aliran bolak-balik
Abstract
The leak of CH4 from the compressor stations can not be avoided and it may cause the global
warming. The impact of the global warming can be reduced by oxidizing CH4 into CO2. The
CH4 capture strategy using the exhaust mounted on the top of the building causes (1) CH4
levels detected in the gas mixture is very small (±1% volume), (2) the feed gas temperature
is near the ambient temperature (±30 oC), (3) the CH4 concentration fluctuates over time. The
reverse flow reactor (RFR) is a fixed bed reactor, which has the ability to abate the leak of
CH4 and has the ability to act as an autothermal reactor. The purpose of this research is to
find a proper operation procedure of the fixed bed reactor for the oxidation of lean methane
emission via modeling and simulation. The reactor model is based on the continuity equation
and the heat balance, while the concentration of the feed gas behavior dynamic and modeled
as a step function. The model was solved numerically using the software package FlexPDE
version 6. At ST (switching time) 50 seconds, the RFR operates autothermally with heat
accumulation in the inert section fluctuating between 12.4 to 14.2 kJ. At ST 100 seconds, the
heat trap inside the reactor increases monotonically. The use of ST 100 seconds requires an
additional operation procedure to keep the reactor safe.
74
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)
75
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 8 No. 3 Desember 2009
(a) Mode steady state operation (b) Mode reaktor aliran bolak-balik
Gambar 1. Skema unit pengolahan campuran udara dan CH4, dengan proses oksidasi
katalitik (Baressi dkk., 2007)
reaktor dan ∆Tad adalah kenaikan temperatur reaktor secara ototermal akibat dinamika
umpan pada reaktor yang beroperasi secara konsentrasi gas umpan. Berbagai variasi ST
adiabatik, kondisi ototermal dapat tercapai digunakan dan model matematika digunakan
pada saat ∆Tp lebih rendah dari panas yang untuk mensimulasikan kinerja reaktor. Model
bisa dimanfaatkan kembali oleh unit matematika menggunakan persamaan massa
pengambil panas, atau dapat dinyatakan dan energi untuk menghasilkan persamaan
dalam persamaan matematis sebagai berikut: diferensial parsial. Penyelesaian persamaan
diferensial dilakukan menggunakan metode
1 −η numerik finite element dengan perangkat
∆Tad > ∆Tp (1) lunak FlekPDE versi 6.
η
Model matematik
di mana η adalah efisiensi dari proses Suku akumulasi perlu dilibatkan dalam
pengambilan panas yang terjadi di dalam persamaan matematika karena reaktor
proses oksidasi gas CH4, merupakan beroperasi secara tak tunak akibat
perbandingan antara panas yang bisa diambil pembalikan arah aliran yang dilakukan secara
di alat penukar panas Gambar 1(a) atau panas periodik. Kapasitas panas volumetrik dari
yang bisa digunakan untuk memanaskan padatan mempunyai nilai orde tiga kali lipat
umpan Gambar 1(b) dengan jumlah ∆Hreaksi dibandingkan fasa gas. Ini dilakukan agar
dan ∆Tp. akumulasi panas di dalam fasa gas dapat
Baressi dkk. (2007) menyatakan bahwa tercakup dari model yang sederhana. Secara
harga η dapat digunakan sebagai acuan awal prinsip, dalam reaktor unggun diam
untuk menentukan kemampuan sistem pergerakan fluida di dalam reaktor
beroperasi secarta ototermal. Pada saat didominasi oleh pergerakan gas di sepanjang
oksidasi gas CH4 menggunakan reaktor reaktor. Namun, dalam model matematika
unggun tetap yang beroperasi secara tunak pada perpindahan energi, suku dispersi panas
(Gambar 1a), alat penukar panas yang perlu dilibatkan karena pada kenyataannya
terdapat dalam sistem akan bertindak sebagai reaktor bersifat non-isotermal.
recuperative heat exchanger dan memiliki nilai Suku persamaan laju reaksi
η ≈ 70%. Harga η yang lebih besar dapat menggunakan dasar reaksi global karena
dicapai jika alat penukar panas bertindak oksidasi adalah reaksi yang sangat cepat.
sebagai regenerative heat exchanger. Kondisi Persamaan kontinuitas untuk neraca massa
ini dapat diperoleh pada saat oksidasi gas CH4 menggunakan model pseudohomogeneous
menggunakan RFR, yaitu menunjukkan nilai satu dimensi. Hal ini didasarkan pada asumsi
tidak ada perpindahan massa antara fasa gas
η ≈ 95%.
dan fasa padatan. Sedangkan neraca energi
2. Metodologi menggunakan model heterogeneous satu
Penelitian ini difokuskan pada dimensi. Persamaan 2 sampai 6 menunjukkan
pengaruh switching time tehadap kinerja model matematika untuk RFR.
76
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)
Kondisi batas:
dT
λeff g = ρ g C p , g u s , g Tg − Tg0
dz
( ) (3)
pada x = 0, untuk aliran ke kanan; pada x = L, Fraksi mol metana di gas umpan 0.01
Laju alir gas umpan, Us 0.7 m/s
untuk aliran ke kiri. Reactor
Diameter, d 0.027 m
Persamaan laju reaksi untuk reaksi oksidasi Panjang unggun katalis, Lc 2 x 0.03 m
Panjang unggun inert, Li 2 x 0.1 m
CH4 menjadi CO2 mengikuti persamaan laju Switching time,
reaksi orde satu: ts 20//50/100/150/
−E 200/240 s
( )
n
rCH4 = k0 exp a CCH4 (6) Fraksi kosong unggun, ε gas 0.3
RT
Fraksi volumetrik katalis 0.451
Model dinamik konsentrasi gas umpan Koefisien perpindahan panas reaktor 131 W/m2.K
menggunakan fungsi step. Model fungsi step Faktor pre-exponential, k0 (a) 1.61 x 107
ditunjukkan pada Gambar 2. Amplitudo mol0.19/m0.57.s
Energi aktifasi, Ea (a) 142,4 J/mol
dinamika konsentrasi gas umpan sebesar Orde reaksi, n (a) 0.81
0,5% dengan frekuensi 10 detik. a
Digunakan oleh Gosiewski dkk. (2007)
Sifat fisik katalis
Massa jenis, ρ solid ,c 1541 kg/m3
77
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 8 No. 3 Desember 2009
29600
3. Hasil dan Pembahasan 29500
Kemampuan reaktor bekerja secara 29400
Qakumulasi (J/detik)
29300
ototermal sangat dipengaruhi oleh 29200
kemampuan inert untuk menyimpan panas. 29100
29000
Kemampuan inert dalam menyimpan panas 28900
dipengaruhi oleh parameter desain seperti: 28800 ST = 100 detik
bahan material inert, panjang reaktor, 28700
14400
porositas unggun, dan juga parameter operasi 14200 ST = 50 detik
seperti konsentrasi umpan, laju alir gas, dan 14000
13800
frekuensi ubah (switching time) aliran 13600
(Salinger dan Eigenberger, 1996). Pengaruh 13400
13200
parameter desain tidak dikaji dalam 13000
penelitian kali ini. 12800
12600
Hasil simulasi yang diperoleh untuk 12400
78
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)
79