Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340262961

Metode operasi reverse flow reactor dengan umpan fluktuatif dalam


pengolahan emisi gas metana di stasiun kompresor

Article  in  Jurnal Teknik Kimia Indonesia · October 2018


DOI: 10.5614/jtki.2009.8.3.1

CITATION READS

1 21

4 authors:

Mohammad Effendy Y. Budhi


Universitas Negeri Surabaya Bandung Institute of Technology
11 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    47 PUBLICATIONS   113 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Yazid Bindar Subagjo Subagjo


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
118 PUBLICATIONS   200 CITATIONS    45 PUBLICATIONS   133 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Institut Teknologi Bandung View project

Catalytic cracking of RBDPO/CPKO View project

All content following this page was uploaded by Yazid Bindar on 22 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 8 No. 3 Desember 2009, 74-79

METODE OPERASI REVERSE FLOW REACTOR DENGAN


UMPAN FLUKTUATIF DALAM PENGOLAHAN EMISI GAS
METANA DI STASIUN KOMPRESOR
M. Effendy, Yogi Wibisono Budhi*, Yazid Bindar, dan Subagjo
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha No. 10 Bandung 40132
Email: Y.Wibisono@che.itb.ac.id

Abstrak

Kebocoran gas CH4 dari stasiun kompresor tidak dapat dihindarkan dan ini merupakan salah
satu sumber penyebab pemanasan global. Dampak pemanasan global ini dapat dikurangi
dengan mengoksidasi gas CH4 menjadi gas CO2. Strategi penangkapan gas CH4 menggunakan
exhaust yang terpasang pada bagian atas gedung menyebabkan (1) kadar CH4 yang
terdeteksi dalam campuran gas cukup kecil (±1% volume), (2) temperatur gas umpan
mendekati temperatur ruangan (± 30 oC), (3) konsentrasi gas CH4 akan berperilaku dinamik.
Reverse flow reactor (RFR) mempunyai kemampuan untuk mengatasi akibat yang
ditimbulkan oleh proses penangkapan gas CH4 di stasiun kompresor dan mempunyai
kemampuan secara ototermal. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode operasi
yang tepat untuk mengatasi gas umpan yang berperilaku dinamik. Model yang
dikembangkan mengacu pada persamaan kontinuitas dan konsentrasi gas umpan yang
berperilaku dinamik dimodelkan sebagai fungsi step. Model diselesaikan menggunakan
software FlexPDE versi 6. Penggunaan switching time (ST) yang tepat dapat mengatasi
permasalahan konsentrasi gas umpan yang berperilaku dinamik. Pada ST 50 detik, RFR
mampu bekerja secara ototermal dengan nilai akumulasi panas di bagian inert yang
berfluktuasi antara 12,4–14,2 kJ. Pada ST 100 detik, panas yang terjebak di dalam reaktor
semakin lama semakin meningkat. Penggunaan ST 100 detik memerlukan prosedur operasi
tambahan untuk menjaga reaktor agar tidak meleleh dan menjaga reaktor tetap beroperasi
secara ototermal.

Kata Kunci: Pemanasan global, dinamika konsentrasi, operasi ototermal, pemodelan dan
simulasi, reaktor aliran bolak-balik

Abstract

The leak of CH4 from the compressor stations can not be avoided and it may cause the global
warming. The impact of the global warming can be reduced by oxidizing CH4 into CO2. The
CH4 capture strategy using the exhaust mounted on the top of the building causes (1) CH4
levels detected in the gas mixture is very small (±1% volume), (2) the feed gas temperature
is near the ambient temperature (±30 oC), (3) the CH4 concentration fluctuates over time. The
reverse flow reactor (RFR) is a fixed bed reactor, which has the ability to abate the leak of
CH4 and has the ability to act as an autothermal reactor. The purpose of this research is to
find a proper operation procedure of the fixed bed reactor for the oxidation of lean methane
emission via modeling and simulation. The reactor model is based on the continuity equation
and the heat balance, while the concentration of the feed gas behavior dynamic and modeled
as a step function. The model was solved numerically using the software package FlexPDE
version 6. At ST (switching time) 50 seconds, the RFR operates autothermally with heat
accumulation in the inert section fluctuating between 12.4 to 14.2 kJ. At ST 100 seconds, the
heat trap inside the reactor increases monotonically. The use of ST 100 seconds requires an
additional operation procedure to keep the reactor safe.

Keywords: Global warming, concentration dynamic, autothermal operation, modeling and


simulation, reverse flow reactor
*korespondensi

74
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)

1. Pendahuluan mempunyai harga efisiensi termal penukar


Kebocoran gas bumi di stasiun panas yang lebih besar, sehingga panas hasil
kompresor hampir pasti terjadi. Hal ini reaksi pembakaran gas CH4 dapat
dikarenakan komponen utama penyusun gas dimanfaatkan dengan efisiensi yang tinggi
bumi adalah metana. Metana tergolong (Barresi dkk., 2007).
molekul yang sangat kecil, sehingga sering Proses pengolahan emisi gas CH4 untuk
terjadi kebocoran pada seal yang digunakan menjadi komponen gas yang tidak berbahaya
untuk menghubungkan instrumen-instrumen terhadap lingkungan menggunakan RFR
dalam stasiun kompresor. Sumber kebocoran menyebabkan proses berlangsung secara
dalam stasiun kompresor berasal dari tiga dinamik. Kondisi dinamik ini diakibatkan oleh
tempat, yaitu reaksi pembakaran yang tidak dua variabel. Pertama, akibat proses
sempurna pada mesin kompresor, kebocoran pembalikan arah aliran yang merupakan
yang terjadi pada peralatan seperti valve dan variabel yang dapat dikendalikan. Kedua,
flange, dan pada instrumen venting akibat tidak dapatnya mendeteksi titik
kompresor (Hayes, 2004). kebocoran dan pada saat proses penangkapan
Kebocoran gas CH4 dalam satu stasiun gas CH4 di stasiun kompresor. Kondisi
kompresor relatif kecil jika dibandingkan dinamik ini merupakan variabel yang tidak
dengan gas bumi yang mengalir di dalam dapat dikendalikan (Litto dkk., 2007).
jaringan perpipaan transmisi. Rata-rata Pengaruh dinamik akibat variabel yang
kebocoran yang terjadi di bawah 0,01% kedua akan sangat berpengaruh terhadap
(Picard, 2002). Kebocoran gas CH4 yang relatif proses RFR, khususnya kinerja RFR untuk
sedikit membutuhkan strategi untuk tetap dapat beroperasi secara ototermal.
menangkap kebocoran tersebut. Strategi Kondisi ototermal ini diperoleh karena
menangkap gas CH4 yang bocor di stasiun adanya panas yang terakumulasi pada bagian
kompresor adalah dengan membangun inert yang digunakan untuk memanaskan gas
sebuah gedung yang membentengi stasiun umpan sampai mencapai kondisi operasi.
kompresor dan di bagian atas kompresor Kondisi ototermal dalam pengoperasian RFR
dipasang exhaust yang berfungsi sebagai alat harus tetap dijaga. Hal ini dimaksudkan agar
untuk menghisap kebocoran gas CH4 di dalam tidak adanya penambahan emisi yang
gedung stasiun kompresor yang telah bersumber dari bahan bakar apabila proses
bercampur dengan udara (Litto dkk., 2007). membutuhkan panas.
Proses seperti ini mengakibatkan, (1) kadar Strategi untuk menghindari reaktor
CH4 yang terdeteksi dalam campuran gas bersifat non-ototermal adalah dengan
cukup kecil (±1% volume), (2) temperatur gas membuat suatu prosedur operasi terkait
umpan mendekati temperatur ruangan (±30 dengan waktu pembalikan arah aliran secara
oC), (3) konsentrasi gas CH4 akan berperilaku periodik (switching time) terhadap laju
dinamik. akumulasi panas di dalam reaktor khususnya
Dampak akibat kebocoran gas CH4 pada pada bagian inert. Laju akumulasi panas ini
stasiun kompresor ke lingkungan dapat dapat memperlihatkan reaktor akan padam
dikurangi dengan cara mengoksidasi gas CH4 (bersifat non-ototermal) atau reaktor akan
menjadi gas CO2. Oksidasi gas CH4 menjadi CO2 meleleh.
akan mengurangi dampak pemanasan global Tujuan penelitian ini adalah untuk
sebesar 87%. Reaksi oksidasi katalitik gas CH4 mengembangkan prosedur operasi yang tepat
menjadi gas CO2 adalah reaksi yang bersifat (switching time) sehingga mampu mengatasi
eksotermis. dinamika konsentrasi gas umpan.
Metode operasi aliran bolak-balik yang
diterapkan pada reaktor unggun diam Tinjauan Pustaka
katalitik atau reverse flow reactor (RFR) Oksidasi gas CH4 menggunakan reaktor
adalah metode yang tepat untuk mengoksidasi unggun tetap dapat dioperasikan secara
gas CH4 menjadi CO2. RFR mempunyai ototermal. Gambar 1 (a) menunjukkan skema
keunggulan dibandingkan reaktor unggun oksidasi gas CH4 secara konvensional. Gambar
diam katalitik konvensional di dalam hal: (a) 1 (b) menunjukkan skema oksidasi gas CH4
kemampuan untuk beroperasi secara menggunakan RFR (Baressi dkk., 2007).
ototermal, walaupun ∆T adiabatik komponen Jika ∆Tp adalah kenaikan temperatur
yang dihilangkan cukup kecil (20-30 oC) yang dibutuhkan untuk membawa umpan
(Matros dan Bunimovich, 1996), (b) menuju ke kondisi temperature optimum

75
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 8 No. 3 Desember 2009

(a) Mode steady state operation (b) Mode reaktor aliran bolak-balik

Gambar 1. Skema unit pengolahan campuran udara dan CH4, dengan proses oksidasi
katalitik (Baressi dkk., 2007)

reaktor dan ∆Tad adalah kenaikan temperatur reaktor secara ototermal akibat dinamika
umpan pada reaktor yang beroperasi secara konsentrasi gas umpan. Berbagai variasi ST
adiabatik, kondisi ototermal dapat tercapai digunakan dan model matematika digunakan
pada saat ∆Tp lebih rendah dari panas yang untuk mensimulasikan kinerja reaktor. Model
bisa dimanfaatkan kembali oleh unit matematika menggunakan persamaan massa
pengambil panas, atau dapat dinyatakan dan energi untuk menghasilkan persamaan
dalam persamaan matematis sebagai berikut: diferensial parsial. Penyelesaian persamaan
diferensial dilakukan menggunakan metode
1 −η numerik finite element dengan perangkat
∆Tad > ∆Tp (1) lunak FlekPDE versi 6.
η
Model matematik
di mana η adalah efisiensi dari proses Suku akumulasi perlu dilibatkan dalam
pengambilan panas yang terjadi di dalam persamaan matematika karena reaktor
proses oksidasi gas CH4, merupakan beroperasi secara tak tunak akibat
perbandingan antara panas yang bisa diambil pembalikan arah aliran yang dilakukan secara
di alat penukar panas Gambar 1(a) atau panas periodik. Kapasitas panas volumetrik dari
yang bisa digunakan untuk memanaskan padatan mempunyai nilai orde tiga kali lipat
umpan Gambar 1(b) dengan jumlah ∆Hreaksi dibandingkan fasa gas. Ini dilakukan agar
dan ∆Tp. akumulasi panas di dalam fasa gas dapat
Baressi dkk. (2007) menyatakan bahwa tercakup dari model yang sederhana. Secara
harga η dapat digunakan sebagai acuan awal prinsip, dalam reaktor unggun diam
untuk menentukan kemampuan sistem pergerakan fluida di dalam reaktor
beroperasi secarta ototermal. Pada saat didominasi oleh pergerakan gas di sepanjang
oksidasi gas CH4 menggunakan reaktor reaktor. Namun, dalam model matematika
unggun tetap yang beroperasi secara tunak pada perpindahan energi, suku dispersi panas
(Gambar 1a), alat penukar panas yang perlu dilibatkan karena pada kenyataannya
terdapat dalam sistem akan bertindak sebagai reaktor bersifat non-isotermal.
recuperative heat exchanger dan memiliki nilai Suku persamaan laju reaksi
η ≈ 70%. Harga η yang lebih besar dapat menggunakan dasar reaksi global karena
dicapai jika alat penukar panas bertindak oksidasi adalah reaksi yang sangat cepat.
sebagai regenerative heat exchanger. Kondisi Persamaan kontinuitas untuk neraca massa
ini dapat diperoleh pada saat oksidasi gas CH4 menggunakan model pseudohomogeneous
menggunakan RFR, yaitu menunjukkan nilai satu dimensi. Hal ini didasarkan pada asumsi
tidak ada perpindahan massa antara fasa gas
η ≈ 95%.
dan fasa padatan. Sedangkan neraca energi
2. Metodologi menggunakan model heterogeneous satu
Penelitian ini difokuskan pada dimensi. Persamaan 2 sampai 6 menunjukkan
pengaruh switching time tehadap kinerja model matematika untuk RFR.

76
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)

Neraca energi untuk fasa gas:


∂ Tg ∂ Tg
(ε unggun C p,g ρ g ) ∂t
(
= − u s (t ) C p , g ρ g ) ∂z
− hs av (Tg − Ts ) −
4U w
dtube −in
(Tg − Tudara ) (2)

Kondisi batas:
dT
λeff g = ρ g C p , g u s , g Tg − Tg0
dz
( ) (3)

pada x = 0, untuk aliran ke kanan; pada x = xL, untuk aliran ke kiri.

Neraca energi untuk fasa padatan:


∂ Ts ∂ 2Ts
(ε katalis ε unggun C p , g ρ g + (1 − ε unggun ) C p , s ρ s )
∂t
= keff
∂z 2
+ hs av (Tg − Ts ) + ∆H r rCH 4 (4)

Kondisi batas: Tabel 2 menunjukkan parameter


dTs operasi dan sifat fisik yang digunakan untuk
=0 menyelesaikan model matematik yang telah
dz pada x = 0 dan x = L
disusun berdasarkan persamaan kontinuitas.
Neraca massa:
∂CCH4 ∂CCH4 Tabel 2. Parameter operasi dan sifat fisik
=− uz (t ) − rCH4 (5) Kuantitas Nilai
∂t ∂z Kondisi operasi
Kondisi batas: Laju volumetrik gas umpan, Qg 1,4 m3/s
0
CCH4 = CCH
0
4
Temperatur gas umpan, T g 303.15 K (30oC)

pada x = 0, untuk aliran ke kanan; pada x = L, Fraksi mol metana di gas umpan 0.01
Laju alir gas umpan, Us 0.7 m/s
untuk aliran ke kiri. Reactor
Diameter, d 0.027 m
Persamaan laju reaksi untuk reaksi oksidasi Panjang unggun katalis, Lc 2 x 0.03 m
Panjang unggun inert, Li 2 x 0.1 m
CH4 menjadi CO2 mengikuti persamaan laju Switching time,
reaksi orde satu: ts 20//50/100/150/
 −E  200/240 s
( )
n
rCH4 = k0 exp  a  CCH4 (6) Fraksi kosong unggun, ε gas 0.3
 RT 
Fraksi volumetrik katalis 0.451
Model dinamik konsentrasi gas umpan Koefisien perpindahan panas reaktor 131 W/m2.K
menggunakan fungsi step. Model fungsi step Faktor pre-exponential, k0 (a) 1.61 x 107
ditunjukkan pada Gambar 2. Amplitudo mol0.19/m0.57.s
Energi aktifasi, Ea (a) 142,4 J/mol
dinamika konsentrasi gas umpan sebesar Orde reaksi, n (a) 0.81
0,5% dengan frekuensi 10 detik. a
Digunakan oleh Gosiewski dkk. (2007)
Sifat fisik katalis
Massa jenis, ρ solid ,c 1541 kg/m3

Kapasitas panas, C p , c 836 J/kg.K

Konduktifitas panas, λc 5.51 W/m.K

Sifat fisik inert


Massa jenis, ρ solid ,i 2800 kg/m3

Kapasitas panas, C p , i 920 J/kg.K

Konduktifitas panas, λ i 5.51 W/m.K

Gambar 2. Dinamika konsentrasi gas Prosedur operasi


umpan fungsi step. Reaksi dapat berlangsung pada
temperatur operasi. Untuk mencapai kondisi

77
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 8 No. 3 Desember 2009

yang diinginkan langkah-langkah yang terhadap kemampuan reaktor bekerja secara


dilakukan adalah sebagai berikut: ototermal. Akumulasi panas di bagian inert
1. Reaktor dipanaskan hingga temperatur hanya berperilaku dinamik, namun tidak akan
773 K di sepanjang reaktor. pernah mengalami kenaikan ataupun
2. Campuran gas CH4 (konsentrasi gas CH4 penurunan. Nilai akumulasi panas yang
1% pada temperatur 773 K) dalam udara berfluktuasi antara 12,4-14,2 kJ sudah cukup
dialirkan ke dalam reaktor. Aliran dibolak- mampu untuk memanaskan gas umpan
balik pada switching time tertentu selama sampai mencapai temperatur operasi. Hal ini
1200 detik. ditandai dengan konversi metana yang
3. Temperatur gas umpan diturunkan maksimum, yaitu 100%.
menjadi 303 K dan dialirkan ke dalam
reaktor dan aliran dibolak-balik pada 43840
switching time tertentu selama 1200 detik. 43820
4. Dinamika konsentrasi gas umpan 43800
43780
dilakukan pada berbagai variasi switching 43760
time selama 1200 detik. 43740

5. Langkah 1-4 diulang dengan variasi 43720


43700 ST = 150 detik
switching time. 43680

29600
3. Hasil dan Pembahasan 29500
Kemampuan reaktor bekerja secara 29400
Qakumulasi (J/detik)

29300
ototermal sangat dipengaruhi oleh 29200
kemampuan inert untuk menyimpan panas. 29100
29000
Kemampuan inert dalam menyimpan panas 28900
dipengaruhi oleh parameter desain seperti: 28800 ST = 100 detik
bahan material inert, panjang reaktor, 28700
14400
porositas unggun, dan juga parameter operasi 14200 ST = 50 detik
seperti konsentrasi umpan, laju alir gas, dan 14000
13800
frekuensi ubah (switching time) aliran 13600
(Salinger dan Eigenberger, 1996). Pengaruh 13400
13200
parameter desain tidak dikaji dalam 13000
penelitian kali ini. 12800
12600
Hasil simulasi yang diperoleh untuk 12400

mengkaji keterkaitan parameter operasi 12200


0 1 2 3 4 5 6 7 8
konsentrasi umpan yang berperilaku dinamik Siklus (2 x switching time)
dengan switching time terhadap kinerja Gambar 3. Akumulasi panas di bagian inert
reaktor disajikan pada Gambar 3. Pada tiap siklus pada berbagai variasi switching
berbagai variasi switching time yang time
dilakukan (50, 100, dan 150 detik), metana
yang terkonversi sebesar 100%. Ini Pada ST 100 detik, akumulasi panas di
disebabkan panas yang tersimpan di bagian bagian inert terus meningkat seiring
inert masih mampu memanaskan gas umpan bertambahnya waktu. Peningkatan nilai
sampai mencapai temperatur operasi (873 K) akumulasi panas yang terus menerus akan
selama selang waktu 1200 detik. Kemampuan menyebabkan reaktor tidak mampu lagi
reaktor bekerja secara ototermal dalam waktu menahan panas. Maka, untuk prosedur
yang lama dapat dilihat dari profil akumulasi operasi ST 100 detik dengan dinamika
panas tiap siklus pada bagian inert reaktor. konsentrasi gas umpan fungsi step (Amplitudo
Gambar 3 menunjukkan hubungan 0,5% dan frekuensi 10 detik) reaktor akan
akumulasi panas di bagian inert tiap siklus mengalami melting. Melting dapat dihindari
untuk berbagai variasi switching time. Pada dengan cara membuat suatu prosedur
siklus 1, akumulasi panas untuk ketiga variasi tambahan untuk mengambil sebagian panas
ST mempunyai perbedaan nilai. Nilai dari reaktor. Prosedur tambahan ini meliputi
akumulasi panas yang berbeda disebabkan bagaimana, di mana, dan kapan panas di
oleh perbedaan ST yang diterapkan pada reaktor harus diambil.
setiap langkah-langkah prosedur operasi. Pada ST 150 detik, akumulasi panas di
Pada ST 50 detik, pengaruh dinamika bagian inert akan mengalami penurunan
konsentrasi gas umpan tidak berpengaruh seiring bertambahnya waktu. Penurunan nilai

78
Metode Operasi Reverse Flow Reactor (M. Effendy dkk.)

akumulasi panas yang terus menerus akan L = panjang reaktor (m)


menyebabkan reaktor padam (reaktor K = konduktivitas panas isolator (W/m.K)
bersifat non-ototermal). Hal ini disebabkan h0 = koefisien perpindahan panas
waktu pembalikan arah aliran terlalu lama. (W/m2.K)
Waktu pembalikan arah aliran yang terlalu r2 – r1 = tebal isolator (m)
lama mengakibatkan panas yang diinginkan
tersimpan pada bagian inert akan terbawa Daftar Pustaka
keluar bersama-sama dengan aliran massa.
Akibatnya, seiring bertambahnya waktu Barresi, A. A.; Baldi, G.; Fissore, D., Forced
akumulasi panas pada bagian inert tidak Unsteady-State Reactors as Efficient Devices for
cukup besar untuk memanaskan gas umpan Integrated Processes: Case Histories and New
sampai mencapai temperatur operasi. Perspectives, Industrial and Engineering
Chemistry Research, 2007, Vol. 46(25), 8693-
4. Kesimpulan 8700.
Reverse flow reactor mempunyai
kemampuan yang andal untuk mengatasi Gosiewski, K.; Matros, Y. Sh.; Warmuzinski, K.;
konsentrasi gas umpan yang berperilaku Jaschik, M.; Tanczyk, M., Homogeneous vs.
dinamik. Penggunaan switching time yang catalytic combustion of lean methane-air
tepat dapat mengatasi permasalahan mixtures in reverse-flow reactor, Chemical
konsentrasi gas umpan yang berperilaku Engineering Science, 2007, Vol. 63(20), 5010-
dinamik (terlihat pada penggunaan ST 50 5019.
detik). Selain itu, ∆T adiabatis pada reaksi
oksidasi CH4 yang cukup besar (200 oC pada Hayes, R. E., Catalytic solutions for fugitive
konsentrasi gas CH4 1%) mempunyai peluang methane emissions in the oil and gas sector,
memanfaatkan panasnya sebagai sumber Chemical Engineering Science, 2004, Vol.
energi termal. Hal tersebut dapat terlihat pada 59(19), 4073–4080.
saat penggunaan ST 100 detik. Akumulasi
panas yang terus meningkat di reaktor akan Litto, R.; Hayes, R. E.; Liu, B., Capturing fugitive
menyebabkan kerugian, panas tersebut harus methane emissions from natural gas
diambil dan dapat digunakan sebagai sumber compressor buildings, Journal of
energi termal. Environmental Management, Vol. 84(3), 2007.

Ucapan Terima Kasih Matros, Y. S.; Bunimovich, G. A., Reverse flow


Penulis menyampaikan terima kasih operation in fixed bed catalytic reactor,
kepada Ikatan Alumni Institut Teknologi Catalysis Reviews, 1996, Vol. 38(1), 1-68.
Bandung (IA-ITB) yang telah memberikan
bantuan dana penelitian dalam proyek Riset Picard, D., Fugitive Emission from oil and
Internasional yang berjudul New Alternative natural gas activities, Clearstone Engineering
Thermal Energy Production While Reducing Ltd., 2002, http://www.ipcc-nggip.iges.or.jp
Greenhouse Gas Emission from Coal Mine Flue (akses Oktober 2007).
Gas Using a Novel Technology of Reverse Flow
Reactor untuk tahun 2008/2009. Salinger, A. G.; Eigenberger, G., The direct
calculation of periodic states of the reverse flow
Daftar Notasi reactor—I. Methodology and propane
r = laju reaksi, mol/(m3.s) combustion results, Chemical Engineering
R = konstanta gas, cal/(gmol K) Science, 1996, Vol. 51(21), 4903–4913.
T = suhu operasi, K

79

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai